Anda di halaman 1dari 12

Latar belakang

Hydrocyclone Alat ini memanfaatkan gaya sentrifugal untuk memisahkan padatan berdasarkan
perbedaan densitas dan ukuran partikel. Target dari pemisahan ini adalah dimana 80%
padatan yang ada pada overflow berukuran kurang dari 200 mesh yang selanjutnya akan
dipakai menjadi feed untuk proses leaching, sedangkan pada underflow hydrocyclone
diharapkan padatan dengan ukuran kurang dari 200 mesh kuantitasnya lebih sedikit atau
hampir tidak terbawa pada aliran underflow.
Faktor yang berpengaruh :
-Tekanan
-Persen solid
-Debit
-Fraksi
Semakin besar nilai persen solid suatu slurry, maka densitas slurry pun akan semakin
besar. Oleh karena itu dalam praktik dilakukan pemantauan persen solid feed
hydrocyclone sebagai pengganti dari pemantauan densitas slurry. Semakin besar persen
solid feed hydrocyclone, maka beban dari hydrocyclone pun akan semakin besar sehingga
efisiensi pemisahan hydrocyclone pun akan semakin berkurang. Hal inilah yang
mendasari dilakukannya tugas khusus ini yaitu untuk mengetahui pada persen solid
berapa efisiensi hydrocyclone bernilai tinggi.
Tujuan
Hydrocyclone - Mempelajari kinerja hydrocyclone
- Mengamati efisiensi pemisahan fraksi dengan hydrocyclone
Dasar Teori
Hydrocyclone Operasi dari hydrocyclone bergantung pada :
2. Karakteristik dari Umpan yaitu :
a. Ukuran dan distribusi ukuran dari padatan
pada aliran umpan
b. Densitas slurry (persen solid dalam slurry) dan
viskositas slurry
c. Tekanan inlet (Perbedaan tekanan pada inlet Gambar 1

dan vortex finder outlet) Hydrocyclone (Mantia 2002)

2. Geometri dari siklon yang melibatkan :


a. Bentuk inlet dan luas inlet
b. Dimensi dari siklon (panjang cylindrical
section, panjang total, dan sudut kerucut)
c. Inlet, vortex finder dan diameter dari apex
Dasar Teori
Hydrocyclone Efisiensi siklon pada umumnya ditentukan
dengan menggunakan kurva performance yang
menghubungkan fraksi berat atau persentase
partikel pada ukurannya masing masing dari
feed yang melewati apex atau underflow. Cut
point atau separation size didefinisikan sebagai
ukuran dimana 50% partikel feed yang ada pada
underflow. Partikel pada ukuran ini memiliki Gambar 1
kemungkinan yang sama untuk mengikuti Hydrocyclone (Mantia 2002)
overflow atau underflow (Svarovsky, 1984).
Dasar Teori
Hydrocyclone Efisiensi siklon pada umumnya
ditentukan dengan menggunakan kurva
performance yang menghubungkan
fraksi berat atau persentase partikel
pada ukurannya masing masing dari feed
yang melewati apex atau underflow. Cut
point atau separation size didefinisikan
sebagai ukuran dimana 50% partikel
feed yang ada pada underflow. Partikel
pada ukuran ini memiliki kemungkinan
yang sama untuk mengikuti overflow
atau underflow (Svarovsky, 1984).

Gambar 2
Kurva Partition Untuk Hydrocyclone
(Will & Napier-Munn, 2006)
Dasar Teori Ketajaman dari cut point
  bergantung pada
slope di bagian sentral kurva partition.
Hydrocyclone Slope dari kurva dapat diwakilkan dengan
mengambil point pada 75 persen dan 25
persen partikel dari feed yang ada pada
underflow. Yang disebut dengan d75 dan
d25. Efisiensi pemisahan siklon dapat
ditentukan dengan rumus :

Keterangan
i = Efisiensi Hydrocyclone
d75 = Diameter padatan pada 75%
padatan yang masuk ke dalam underflow
d25 = Diameter padatan pada 25%
Gambar 2 padatan yang masuk ke dalam underflow
Kurva Partition Untuk Hydrocyclone
d50I= Diameter padatan pada 50%
(Will & Napier-Munn, 2006)
padatan yang masuk ke dalam underflow
Dasar Teori
Hydrocyclone Ketajaman dari cut point bergantung pada  slope di bagian sentral kurva partition.
Slope dari kurva dapat diwakilkan dengan mengambil point pada 75 persen dan
25 persen partikel dari feed yang ada pada underflow. Yang disebut dengan d75
dan d25. Efisiensi pemisahan siklon dapat ditentukan dengan rumus :

Keterangan
i = Efisiensi Hydrocyclone
d75 = Diameter padatan pada 75% padatan yang masuk ke dalam underflow
d25 = Diameter padatan pada 25% padatan yang masuk ke dalam underflow
d50I= Diameter padatan pada 50% padatan yang masuk ke dalam underflow
Ruang Lingkup
Hydrocyclone 1. Tugas ini dilakukan di unit sianidasi pada alat klasifikasi dan laboratorium
metalurgi PT.ANTAM Tbk UBPE Pongkor
2. Sample yang digunakan adalah slurry dari discharge ball mill dan underflow
cyclone pada plant 2
3. Sample yang digunakan merupakan sample komposit, yang merupakan
percampuran dari 8 sample pada hari yang sama.
4. Sample yang digunakan sebanyak dua liter.
5. Sizing dilakukan dengan metode basah dengan menggunakan ukuran ayakan
berukuran 20, 50, 100, 150, 200, 325 mesh.
Ruang Lingkup
Hydrocyclone 1. Tugas ini dilakukan di unit sianidasi pada alat klasifikasi dan laboratorium
metalurgi PT.ANTAM Tbk UBPE Pongkor
2. Sample yang digunakan adalah slurry dari discharge ball mill dan underflow
cyclone pada plant 2
3. Sample yang digunakan merupakan sample komposit, yang merupakan
percampuran dari 8 sample pada hari yang sama.
4. Sample yang digunakan sebanyak dua liter.
5. Sizing dilakukan dengan metode basah dengan menggunakan ukuran ayakan
berukuran 20, 50, 100, 150, 200, 325 mesh.
Alat dan Bahan
Hydrocyclone Alat
1. Densitymeter
2. Canting Volume 1 liter
3. Ayakan berukuran 20 mesh, 50 mesh, 100 mesh, 150 mesh, 200 mesh, dan 325 mesh
4. Nozzle
5. Drying Oven
6. Neraca Analitik
7. Ember
8. Gelas ukur 1 liter
9. Pengaduk dari bahan kayu
Bahan
1. Slurry dari discharge ballmill dan underflow cyclone
2. Fresh water
Prosedur kerja
Hydrocyclone 1. Sampling discharge ballmill dan underflow cyclone
2. Ukur persen solid slurry masing-masing
3. Kumpulkan sampel sebanyak 8 liter masing-masing pada DB dan U/F Cyclone
4. Aduk hingga homogeny menggunakan pengaduk kayu
5. Ambil 2 liter dari 8 liter masing-masing pada DB & U/F Cyclone
6. Ayak
7. Keringkan padatan yang sudah terpisah sesuai fraksi menggunakan drying
oven
8. Timbang berat kering padatan setiap fraksi
9. Pengolahan data
Daftar Pustaka
Hydrocyclone Wills, Barry. A., Munn, Napier., 2006. Mineral Processing Technology. Elsevier
Science & Technology Books

Anda mungkin juga menyukai