PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
udara dan lingkungan khususnya motor diesel. Proses pembakaran bahan bakar
pada motor bakar menghasilkan gas buang yang mengandung unsur Nitrogen
Oksida (NOx), Sulfur Oksida (SOx), Particulate Matter (PM), Karbon Monoksida
terhadap udara tentunya akan berakibat terhadap kesehatan manusia, selain juga
pengontrol udara seperti cyclone separator. Prinsip alat ini adalah memisahkan
partikel padat dan gas dengan memanfaatkan gaya sentrifugal dan gaya gravitasi
didalam cyclone. Partikulat dan gas akan terpisah, dimana partikulat yang
bermassa jenis besar akan jatuh kebawah dan udara yang bermassa jenis
kecil akan naik keatas. Efisiensi pemisahan partikel bergantung pada diameter
partikel, berat jenis partikel, serta dimensi cyclone separator. Kecepatan masuk
CFD, persamaan yang digunakan dalam CFD adalah persamaan k-epsilon RNG.
m/s, lebar inlet 5 cm. Pada penelitian ini akan mensimulasikan kecepatan inlet,
lebar inlet dan diameter outlet yang sama menggunakan perbandingan Spalart
1
Allmaras dengan Reynolds Stress Model, panjang pipa vortex, 7 dan 11 dengan
variasi dimensi cyclone separator serta melakukan meshing yang lebih baik agar
partikel dalam cyclone, dimana dapat dilihat berapa banyak partikel yang
terperangkap ataupun yang keluar dari cyclone. Dengan simulasi tersebut dapat
B. Rumusan Masalah
separator?
C. Batasan Masalah
2
terhadap kinerja cyclone dan pengaruh panjang pipa vortex terhadap kinerja
cyclone separator.
D. Tujuan Penelitian
ansys CFD.
separator
Stress Model
E. Manfaat Penelitian
Stress Model
F. Penulisan
3
adalah:
BAB I PENDAHULUAN
separator.
BAB V PENUTUP
Daftar Pustaka
Lampiran
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Separator Cyclone.
padat dari aliran udara dengan memanfaatkan gaya setrifugal dan gaya gravitasi.
Cyclone terdiri dari beberapa bagian seperti. Alat ini banyak digunakan dalam
dilakukan oleh beberapa peneliti. Model teoritis dikembangkan oleh Shepherd dan
Lapple, Alexander, First, Stairmand, Barth, Avci dan Karagoz, Zhao, serta Chen
dan Shi. Model tersebut dikembangkan untuk mengetahui pola aliran dan
separator yaitu dengan metode empiris. Namun beberapa dekade terakhir ini,
aliran cyclone intens dilakukan. Secara umum terdapat tiga model simulasi
cyclone yaitu model k-ɛ, Algebric Stress Model (ASM), dan Reynolds Stress
5
dihasilkan oleh aliran gas berputar untuk partikel yang terpisah dari gas pembawa
dan, karena kekuatan sentrifugal, fase padat campuran keuntungan gerakan relatif
ke arah radial dan dipisahkan dari aliran utama (Avci dan Karagoz, 2003).
pengendalian polusi dan penggunaan proses (Silva et al., 2003). parameter ini
Cyclone Separator terdiri dari sebuah silinder vertikal yang ujung bagian
terletak diujung kerucut sebelah bawah. Lubang masuk itu biasanya berbentuk
siku 4. Pipa keluar menjulur kedalam silinder untuk menjaga agar tidak ada aliran
pintas udara yang masuk langsung keluar. Udara masuk yang mengandung debu
mengalir dalam lintasan spiral mengelingi silinder kebawah bagian siklon yang
berbentuk silinder.
partikel secara radial kearah dinding, dan partikel yang sampai kedinding itu
dasarnya adalah peranti pengenap dimana gaya sentrifugal yang kuat, yang
bekerja secara radial, digunakan sebagai pengganti gaya grvitasi yang relatif
6
lemah dan bekerja secara vertikal.
adalah untuk mencegah hubungan singkat dari inlet secara langsung ke outlet.
Cyclone akan tetap bekerja tanpa vortex finder, walaupun efisiensi yang
pada Gambar 4.3. Efisiensi menurun dengan cepat ketika panjang pipa vortex
terlalu pendek, efisiensi maksimum akan tercapai ketika S mendekati nilai d, atau
7
S mendekati B ketika B lebih besar dari d. Peningkatan tinggi keseluruhan
cyclone meningkatkan efisiensi. Hasil tes menunjukkan tinggi cyclone besar dari
yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi (lihat Gambar 4.6). Untuk
membuat cyclone yang praktis, diameter vortex harus 1,4 kali diameter badan
cyclone dan panjang 1/6 atau 1/7 kali tinggi cyclone keseluruhan.
8
Gambar 2.4 Pengaruh Diameter d Terhadap Efisiensi
Secara umum, tinggi lebih besar dari lebar dimana A > B akan meningkatkan
efisiensi, tetapi bentuk yang lebih praktis adalah inlet persegi, dimana A = B.
Untuk menurunkan kehilangan tekanan pada cyclone, ini yang diinginkan untuk
membuat cross section area dari saluran inlet A x B, tidak lebih kecil dari saluran
keluarnya.
Cyclone dapat didesain atau dibuat dengan berbagai cara. Desain yang
umum adalah cyclone dengan inlet tangensial. Jenis cyclone ini mempunyai
empat bagian, yaitu inlet, body, sistem pembuangan debu, dan outlet.
1. Inlet merupakan bagian dimana gas dan partikulat masuk. Jalannya gas
dan partikulat ini dalam arah lurus dan kemudian berubah menjadi
gerakan berputar pada dinding. Inlet berada pada bagian pinggir dari
cyclone. Hal ini bertujuan agar agar terjadi vortex dalam cyclone.
9
atau dimensi cyclone. Pembuatan cyclone ditentukan oleh debit gas yang
separator
secara periodik ataupun secara kontinu. Manual slide gate pada bagian
kontinu.
4. Outlet merupakan bagian dimana udara bersih keluar. Udara bersih ini
10
Source : columns (1) and (5) from Stairmand 1951, columns (2) and (6) from Swift,
sebagai berikut :
1. Gravity Settling
persamaannya
Ket :
V = settling velocity
g = percepatan gravitasi
Dρ = diameter partikel
c = drag coefficient
Ket :
11
V = settling velocity
g = percepatan gravitasi
Dρ = diameter partikel
μ = viskositas gas
puncak kolektor silindris pada suatu sudut dan diputar dengan cepat
Ket :
a = percepatan sentrifugal
V = settling velocity
g = gravitasi
Dρ = diameter partikel
μ = viskositas gas
12
yang berputar, vektor kecepatan berubah terus sesuai dengan arah putarnya.
Walaupun tidak begitu besar hal ini menciptakan percepatan hasil dari perubahan
arah kecepatan. Artinya percepatan adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
berubah arah. Gaya dirumuskan oleh hukum kedua Newton (F = m.a), gaya
mv 2
F
r
m = massa partikel
pemasangan pipa akan mengurangi efisiensi, jadi sebaiknya digunakan cara yang
dan juga efisiensi. Tetapi ini juga akan meningkatkan kehilangan tekanan.
dan kehilangan tekanan. Meningkatkan laju aliran gas terhadap cyclone yang
13
berikut:
0,5
Pt 2 Q1
Pt1 Q2
cyclone adalah:
Lc
Lb
Persamaannya : Ne 2
H
x 9 gasW
d px
100 N e vin solid gas
Persamaannya :
14
ηgas = viskositas gas
W = lebar inlet
vi = kecepatan inlet
3. Persamaan Lapple’s
1
Persamaannya : j 2
d p 50
1
d
pj
memisahkan partikulat dari udara kotor. Gaya sentrifugal timbul saat partikulat di
dalam udara masuk ke puncak kolektor silindris pada suatu sudut dan diputar
dengan cepat mengarah ke bawah seperti pusaran air. Aliran udara mengalir
secara melingkar dan partikulat yang lebih berat mengarah ke bawah setelah
98% bahkan lebih untuk partikel yang lebih besar dari 5 microns (Cooper, et al.,
1986). Efisiensi lebih dari 98% juga tercatat pada cyclone untuk partikel yang
15
diameternya lebih dari 346 microns (Funk, P.A., et al., 2000).
1. Prinsip kerja dari siklon adalah terdapatnya kumpulan partikel dan gas
yang masuk dalam arah tangensial kedalam siklon pada bagian puncaknya
2. Kumpulan gas dan partikel ditekan ke bawah secara spiral karena bentuk
ke dasar siklon.
3. Dekat dengan bagian dasar siklon, gas bergerak membalik dan bergerak ke
5. Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih kecil keluar melalui
6. Gas yang bersih keluar dari bagian puncak cyclone sedangkan partikel
digunakan baik dalam penelitian, simulasi, problem solving dan design. Salah
satunya adalah ANSYS Workbench yang bisa menganalisis beberapa sistem salah-
16
satunya adalah CFD ( CFX dan Fluent ). Pada penelitian ini di gunakan software
CFD adalah desain dan analisis teknik berbasis komputasi canggih. CFD
software memberikan Anda kekuatan untuk mensimulasikan aliran gas dan cairan,
perpindahan panas dan massa, tubuh bergerak, fisika multifase, reaksi kimia,
lunak ini juga dapat membangun sebuah prototipe virtual dari sistem atau
perangkat sebelum dapat berlaku untuk dunia nyata fisika dan kimia untuk model,
dan perangkat lunak akan memberikan dengan gambar dan data, yang
dalam berbagai aplikasi dan digunakan dalam industri. CFD adalah salah satu
cabang dari mekanika fluida yang menggunakan numeric metode dan algoritma
aliran fluida dan juga mensimulasikan aliran atas pipa, kendaraan atau mesin.
untuk mensimulasikan interaksi cairan dan gas dengan permukaan yang kompleks
yang digunakan dalam rekayasa. Kode yang lebih akurat yang dapat secara akurat
dan cepat mensimulasikan skenario bahkan kompleks seperti arus supersonik dan
1. Aplikasi CFD
industri dan non industrial.adapun area aplikasi dari CFD sebagai berikut:
17
a. Penerbangan : Desain sayap, mesin turbin pesawat
peningkatan turbin.
Terdapat satu set persamaan yang dipecahkan oleh ANSYS CFD yaitu
Persamaan Kontunitas
𝜕𝜌
+ ∇. (𝜌𝑈) = 0
𝜕𝑡
Persamaan momentum
𝜕𝜌𝑈
+ ∇. (𝜌𝑈 . 𝑈) = ∇ . ( −𝜌𝛿 + 𝜇 (∇ 𝑈 + (∇ 𝑈 𝑇 )) + 𝑆𝑚
𝜕𝑡
Persamaan Energi
𝜕𝜌ℎ𝑡𝑜𝑡 𝜕𝜌
− + ∇. (𝜌𝑈ℎ𝑡𝑜𝑡 ) = ∇. (𝜆∇𝑇) + 𝑆𝐸
𝜕𝑡 𝛿𝑡
18
1
ℎ𝑡𝑜𝑡 = ℎ + 2 𝑈 2
Dimana :
htot = h (𝜌, 𝑇)
temperatur.
Equation:
𝜕𝜌ℎ
+ ∇. (𝜌𝑈 . ℎ) = ∇. (𝜆∇𝑇) + 𝑆𝐸
𝜕𝑡
3. Equation Of State
Pemilihan kedua hubugan ini tidak dapat harus independen dan merupakan
pilihan memodelkan.
dan tekanan.
𝜌 = 𝜌 (𝑝, 𝑇)
𝐶𝑝 = 𝐶𝑝 (𝑝, 𝑇)
19
4. Model Spalart Allmaras
RSM.
Kelebihan :
jauh lebih cepat dibandingkan dengan model k-Îμ untuk tingkat yang
diterapkan pada arus jet. Untuk aplikasi ini, perubahan yang cepat di skala
panjang yang berkaitan dengan transisi dari dinding dibatasi untuk geser
20
5. Reynolds Stress Model
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Hasanuddin, Gowa.
2. Waktu Penelitian
21
B. Urutan pelaksanaan / langkah-langka Pengambilan Data penelitian
a. Desain model
2) Vortex finder;
3) Body;
berikut:
22
Gambar 3.1 Desain Cyclone
Gambar 3.2 Dimensi Cyclone: (a) End Elevation; (b) Side Elevation
(lihat Gambar 3.2). (1) sudut masuknya gas; (2) diameter cyclone, D;
(3) diameter exhaust gas; (4) panjang pipa vortex, S; (5) tinggi badan
cyclone, h; (6) tinggi cyclone keseluruhan, H; dan (7) area inlet gas, A x
efisiensi cyclone.
23
b. Simulasi
c. Meshing
titik yang lain. Pada tahap meshing ini digunakan mesh volume dengan
tipe Tet/Hybrid. Mesh model yang telah dibuka pada Fluent harus
kemudian Check. Contoh hasil proses meshing pada salah satu desain
24
Setelah meshing apa
lagi
Mulai
Studi Literatur
Proses Meshing
Untuk APA?
BAB IV
26
GUNAKAN INDEKS SUB BAB
chart)
part permesinan atau susunan part pemesinan yang berupa assembling dengan
atau tampilan 2 dimensi untuk gambar proses pemesinan atau Cyclone Separator
.Karena model yang akan dibuat 3 dimensi maka sebelumnya harus membuat
dimensi di software solid work. Pada tahapan ini proses pembuatan yang pertama
dilakukan yaitu pembuatan part tiap komponen yang terdapat pada cyclone
separator. Part yang akan dibuat yaitu, body, inlet dan outlate ,Vortex finder .
part ini harus dibuat sketsa 2 dimensi kemudian diubah 3 dimensi dengan
27
Gambar 4.1 Cyclone yang digunakan pada penelitian
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan part body ini adalah
ukuran dan satuan yang digunakan, karena hal ini sebagai dasar dalam pembuatan
sketsa .
menggunakan tool extruded. Tool ini juga berfungsi untuk mengatur ketebalan
part, panjang part, dan cut material part yang akan didesain.
28
Gambar 4.3. Desain pada Part body 3 Dimensi
Setelah membuat body dari cyclone separator dalam bentuk 3 dimensi, maka
Selanjutnya pada pembuatan desain inlet dan outlet yang harus dilakukan
yaitu memilih toolbox sketch pada solidwork, setelah jendela terbuka maka sudah
bisa memulai membuat sketsa gambar berdasarkan data utama yang sudah
ditentukan sebelumnya.
29
Setelah mendesain inlet dari cyclone separator maka langkah selanjutnya
mendesain outlet, dengan memilih toolbox sketch kemudian masukkan data yang
telah ditentukan dan klik toolbar revolve untuk membentuk desain inlet.
Setelah mendesain body, inlet dan outlet cyclone separator , maka langkah
cara buka file workbench ansys kemudian klik import external geometri di
30
jendela Ansys workbench.
muncul gambar seperti dibawah ini. Lalu klik fluid flow (fluent) kemudian klik
31
geometri dibawah komponen sistem ke daerah project scehmatic, ini akan
bawah ini. Lalu file yang didesain di solid work dipindahkan ke ansys dengan cara
klik import external geometri file, lalu pilih file yang yang sudah ter-save di disk
32
komputer / laptop. kemudian untuk memunculkan desain di ansys klik toolbar
33
Setelah itu muncul data di geometri Ansys CFD dan untuk melihat hasil
desain maka di klik tool box generate. setelah itu maka muncul hasil desain yang
34
C. Proses Meshing
kecil ,semakin kecil meshing yang dibuat maka hasil perhitungan akan semakin
teliti namun membutuhkan daya komputasi yang besar. Setelah desain menjadi
sebuah Cyclone Separator pada jendela geometri maka selanjutnya buka jendela
dengan bagian Cyclone Separator berupa inlet, outlet , body dan , vortex finder.
Pilih tool box generate mesh untuk memulai proses meshing pada sebuah model
Cyclone Separator dan beberapa saat proses meshing akan selesai tergantung dari
35
terlaksana maka muncullah hasil seperti gambar di bawah ini.
36
Gambar 4.14 Tampilan hasil Meshing Cyclone separator
yaitu desain antar bagian Cyclone Separator ada yang bersinggungan atau
bagian Cyclone Separator, dengan langkah klik kanan pada bagian cyclone yang
akan diberi nama lalu pilih tool box created name selection dan klik OK apabila
telah selesai memasukkan nama. berikut tampilan yang akan diberi nama pada
37
Gambar 4.15 Tampilan name selection inlet Cyclone separator
38
Gambar 4.17 Tampilan name selection body Cyclone separator
39
Gambar 4.18 Panjang pipa vortex 7 cm
Mesh model yang telah dibuka pada fluent apakah terdapat kesalahan
(error) atau tidak proses kesalahan mesh ini dapat dilakukan melalui perintah grid
kemudian check. Setelah dilakukan pengecekan apabila terjadi pesan error maka
mesh model tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu atau kembali ke langkah
desain Dari hasil proses meshing ini menunjukkan tidak adanya error atau desain
40
D. Proses Setup
Langkah awal yang harus dilakukan untuk melakukan simulasi yaitu dengan
menentukan kecepatan masuk fluida di inlet. Pada jendela setup langkah pertama
Kemudian pilih toolbox model untuk menentukan viscous model dalam hal ini
yang dipilih adalah Reynolds strees model dan Spalart-allmaras, Selanjutnya Pilih
material untuk menentukan jenis material yang digunakan pada konstruksi model
Pilih tool box cell zone conditions untuk menentukan jenis material pada
bagian-bagian model Cyclone Separator dan menentukan jenis fluida yang
digunakan adapun langkah-langkah penginputan data pada menu setup dijelaskan
sebagai berikut.
1. Memilih menu setup pada ANSYS Workbench 15,
41
Langkah selanjutnya Pilih toolbox general lalu klik Gravity maka muncul
Setelah langkah diatas dilakukan, maka klik toolbar model lalu klik
viscous maka muncul jendela seperti dibawah dalam penilitian ini digunakan
42
Langkah selanjutnya Klik Discrated phase dan masukkan data yang
diperlukan
kecepatan aliran fluida masuk maupun yang keluar dari model Cyclone
Separator.
43
Gambar 4.24 Tampilan setup Boundary solution
sesuai data yang akan diteliti dalam hal ini kecepatan inlet yang dimasukkan 10
44
m/s, 20 m/s, 30 m/s. Kemudian Klik toolbox DPM untuk menetukan masing-
masing posisi laju aliran fluida didalam cyclone , seperti gambar dibawah
Pilih tool box solution initialization untuk mengetahui bahwa suhu dan
kecepatan aliran fluida sudah diinput pada bagian inlet maupun outlet. Setelah
langkah – langkah diatas terlaksana. Pilih tool box calculation activities / create /
solution data export, kemudaian pilih file type CFD-Post compatible dan pilih
quantities untuk menentukan karateristik yang akan dirunnig sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai. Pilih tool box run calculation / calculate untuk memulai
45
Ketika running error maka periksa tool box boundary conditions dan tool
box reference value, kemudian masukkan data dengan benar sesuai karakteristik
pengujian.
E. RUNNING Simulasi
selanjutnya yaitu proses running. Bila data yang dimasukkan pada tahap
sebelumnya dan posisi peletakkan inlet dan outlet sudah betul maka proses
running akan berjalan normal namun bila salah memasukkan data maka proses
running akan error. Oleh karena itu saat menginput data-data pada proses diatas
harus dilakukan secara teliti dan sesuai dengan karakteristik yang akan dicari.
cyclone dengan variasi panjang pipa vortex untuk memperoleh tingkat efisiensi
yang tinggi, khusus pemisahan partikel yanag lebih efisien.Berikut Gambar kontur
46
F. Kontur Tekanan , Kecepatan, dan Turbulen APANYA?
Dari hasil simulasi CFD diperoleh kontur tekanan yang berbeda untuk tiap
panjang pipa vortex cyclone separator. Pada simulasi ini, bentuk kontur tekanan
tersebut relatif sama untuk masing-masing panjang pipa vortex pada cyclone ,
yang membedakan hanya nilai maksimum dan minimum dari kontur tersebut,
dimana range tekanan, turbulen dan kecepatannya berbeda. Nilai kecepatan pada
penilitian ini yaitu 10 m/s , 20 m/s , dan 30 m/s, dengan panjang pipa vortex 7cm
dan 11cm.
1. Gambar Kontur Tekanan pada Cyclone dengan Panjang Pipa Vortex 7 cm:
47
Gambar 4.27 Kontur pressure pada vortex 7cm dengan kecepatan 10, 20, 30 m/s
Vortex 7cm dengan kecepatan inlet 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. Tekanan
tertinggi ada pada kecepatan inlet 30 m/s adalah 4.59989 pa dan dan tekanan
48
Kecepatan Max Min
10 m/s 335.031 -151.794
20 m/s 1442.79 -687.674
30 m/s 4.59989 -1.89389
2. Gambar Kontur Kecepatan pada Cyclone dengan Panjang Pipa Vortex 7cm
49
Gambar 4.31 Kontur kecepatan 30 m/s
pipa vortex 7cm dengan kecepatan 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. gambar kontur
yaitu 69.4422 m/s, kecepatan maksimum pada kecepatan 20 m/s adalah 45.0924
50
3. Gambar Kontur Turbulen pada Cyclone dengan Panjang Pipa Vortex 7 cm
51
Gambar 4.34 Kontur turbulen 30 m/s
Gambar 4.32, 4.33, 4.34. menunjukkan kontur turbulen pada panjang pipa
vortex 7 cm dengan kecepatan 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. turbulen tertinggi ada
pada kecepatan 30 m/s yaitu 180.241 j kg^-1 dan turbulen terendah ada pada
52
4. Gambar Kontur Tekanan pada Cyclone dengan Panjang Pipa Vortex 11
cm:
53
Gambar 4.37 Kontur tekanan 30 m/s
Gambar 4.40, 4.41, dan 4.42. menunjukkan kontur pressure pada panjang
pipa vortex 11 cm dengan kecepatan inlet 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. Dari hasil
adalah 3497.82 pa dan pada tekanan terendah ada pada kecepatan 10 m/s yaitu -
92042 pa.
54
20 m/s 1.34713 -600224
cm
55
Gambar 4.39 Kontur Kecepatan 20 m/s
56
gambar kontur diatas menunjukkan kenaikan kecepatan maksimum ada
cm
57
Gambar 4.42 Kontur Turbulen 20 m/s
58
Gambar 4.43 Kontur Turbulen 30 m/s
Gambar 4.41, 4.42, 4.43. menunjukkan kontur turbulen pada panjang pipa
vortex 11 cm dengan kecepatan 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. turbulen tertinggi ada
pada kecepatan 30 m/s yaitu 116.75 j kg^-1 dan turbulen terendah ada pada
59
H. Model Spalart-allmaras
60
Gambar 4.46 Kontur tekanan30 m/s
Gambar 4.43, 4.45, dan 4.46. menunjukkan kontur pressure pada panjang
pipa vortex 7 cm dengan kecepatan inlet 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. Tekanan
tertinggi ada pada kecepatan inlet 30 m/s adalah 4.606 pa dan teakanan terendah
61
2. Gambar Kontur Kecepatan pada Cyclone dengan Panjang Pipa Vortex 7
cm :
62
Gambar 4.49 Kontur kecepatan 30 m/s
Gambar 4.47, 4.48, dan 4.49. menunjukkan kontur kecepatan pada panjang
pipa vortex 7 cm dengan kecepatan 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. gambar diatas
m/s, kecepatan maksimum pada kecepatan 20 m/s adalah 20.3958 m/s sehingga
48.7356 m/s.
63
3. Gambar Kontur Turbulen pada Cyclone dengan Panjang Pipa Vortex 7 cm
10 m/s - -
30 m/s - -
64
4. Gambar Kontur Tekanan pada Cyclone dengan Panjang Pipa Vortex 11cm
65
Gambar 4.58 Kontur tekanan 30 m/s
Gambar 5.56, 5.57, dan 5.58. menunjukkan kontur pressure pada panjang
pipa vortex 11 cm dengan kecepatan inlet 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. Dari hasil
penelitian ini didapatkan bahwa semakin tinggi kecepatan inlet akan semakin
tinggi pula tekanan yang dihasilkan. Tekanan tertinggi ada pada kecepatan inlet
30 m/s adalah 4326.49 pa dan pada tekanan terendah ada pada kecepatan 10 m/s
66
5. Gambar Kontur Kecepatan pada Cyclone dengan Panjang Pipa Vortex 11
cm :
67
Gambar 4.61 Kontur kecepatan 30 m/s
pipa vortex 11 cm dengan kecepatan 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. gambar kontur
yaitu 53.6881 m/s, kecepatan maksimum, pada kecepatan 20 m/s adalah 39.8447
68
I. Pemisahan partikel
Partikel yang akan dipisahkan dari udara bersih haruslah tetap mempunyai
kecepatan yang cukup agar tetap berada didinding cyclone. Pada daerah dinding
cyclone terjadi vortex paksa. Gaya sentrifugal dan gravitasi akan menyebabkan
partikel tersebut akan berputar di dinding silinder cyclone hingga kedaerah cone
kemudian masuk ke chopper. Daerah cone dibuat agar terjadi kecepatan rotasi
berada didinding cyclone semakin besar dan persentase pemisahan partikel pun
semakin tinggi. Dimana pada penelitian didapat jumlah partikel yang Escaped
ataupun Trapped. Escaped adalah jumlah partikel yang ikut keluar bersama udara
bersih, sedangkan Trapped adalah partikel yang telah disisihkan dari udara bersih
dan masuk kedalam chopper. Adapun Tabel pemisahan partikel dari hasil simulasi
PEMISAHAN PARTIKEL
Panjang Pipa
KECEPATAN Aliran Partikel Vortex
7 CM 11 CM
Escaped 26 46
10 M/S
Trapped 106 174
Escaped 14 22
20 M/S
Traped 102 198
Escaped 8 11
30 M/S
Traped 206 107
69
PEMISAHAN PARTIKEL
Panjang Pipa
KECEPATAN Aliran Partikel Vortex
7 CM 11 CM
Escaped 49 62
10 M/S
Traped 63 153
Escaped 29 110
20 M/S
Traped 74 106
Escaped 29 16
30 M/S Traped????
203 115
JELASKAN
Stress model 7 cm
300,000 Model
250,000
200,000 146,492 Spalart Allmaras
144,279
150,000
100,000
50,000
0 4,606
10 m/s
20 m/s
30 m/s
Kecepatan m/s
70
Reynold Stress model 7 cm
1,000,000 946,697
Kecepatan maksimal
800,000
694,422 Reynold
600,000 Stress
450,924 Model
400,000 487,356
Column 4.2 Perbandingan kecepatan persamaan Spalart Allmaras dan Reynold Stress
model 7 cm
350,000 323,989
Turbulen Maksimal
300,000
250,000
Reynold Stress
200,000 180,241 Model
150,000
105,374
100,000 Spalart allmaras
50,000
0.077
0
10 m/s
20 m/s
30 m/s
Kecepatan m/s
71
Stress model 7 cm
450,000
432.649
400,000
350,000 349,782
Tekanan Maksimal
317248
300,000
204,098
200,000
Spalart Allmaras
150,000
134,713
100,000
50,000
0
10 m/s
20 m/s
30 m/s
Kecepatan m/s
Column 4.4 Perbandigan tekanan persamaan Spalart Allmaras dan Reynold Stress
72
model 11 cm
600,000 536,881
Kecepatan Maksimal
500,000 417,832
398,447 Reynold
400,000 Stress Model
279,602
300,000 Spalart
131,226 Allmaras
200,000
74,275
100,000
0
10 m/s 20 m/s 30 m/s
Kecepatan m/s
938,277
1,000,000
800,000
Turbulen
0
10 m/s 20 m/s 30 m/s
Kecepatan m/s
Column 4.6 Perbandingan turbulen persamaan Spalart Allmaras dan Reynold
73
Stress model 11 cm
153
150 Model 7 cm
106 110 102 106 107 115
Reynold
100 74
62 63 Stress
4649 Model 11
50 26 29 29
1422 8 11 16
cm
0
Escaped Trapped Escaped Traped Escaped Traped
10 M/S 20 M/S 30 M/S
Kecepatan m/s
74
Chart Pemisahan Partikel Reynold Stress Model dan Spalart Allmaras
dalam (%)
100 Reynold
Aliran Partikel ( persen %)
75
INI MI
PEMBAHASANNYA
L. Pengaruh panjang pipa vortex
akan menurun dengan cepat apabila panjang pipa vortex terlalu pendek maka
mengakibatkan hubungan singkat dari inlet secara langsung ke outlet. Dari hasil
simulasi berbagai panjang pipa vortex terlihat bahwa efisiensi tertinggi ada pada
panjang pipa vortex dengan kecepatan sedangkan efisiensi terendah ada pada
panjang pipa vortex dengan kecepatan, hal ini menunjukkan bahwa kenaikan
partikel, dimana tekanan dan turbulen akan semakin meningkat seiring dengan
LAGI..TUNJUKKAN HASILNYA
vortex berputar disebabkan oleh adanya perbedaan kecepatan antar lapisan fluida
yang berdekatan. Dapat diartikan juga sebagai gerak alamiah fluida yang
diakibatkan oleh parameter kecepatan dan tekanan. Vortex sebagai pusaran yang
76
merupakan efek dari putaran rotasional dimana viskositas berpengaruh
didalamnya. Sebuah vortex mewakili sebuah aliran yang garis garis arusnya
sebagai kerugian dalam suatu aliran fluida. Belakangan ini prinsip aliran vortex
partikel ataupun material padatan dengan cairan, industri kimia dan lain
sebagainya.
rotasional terjadi apabila elemen fluida mempunyai kecepatan sudut netto. Gerak
sebagai aliran yang bergerak dan berputar terhadap sumbu vertikal sehingga
demikian harus diingat kembali bahwa rotasi mengacu pada orientasi pada elemen
fluida bukan lintasan yang diikuti oleh elemen tersebut. Jadi, untuk sebuah vortex
irrotasional, jika sebuah tongkat pendek ditempatkan di dalam medan aliran pada
lokasi A, tongkat-tongkat itu kan berotasi selagi bergerak ke lokasi B. Salah satu
77
tongkat yang sesuai garis-garis akan mengikuti sebuah lintasan yang melingkar
dan berputar dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam. Tongkat yang lain
akan berotasi searah putaran jarum jam karena sifat alamiah dari medan aliran, di
mana bagian tongkat yang terdekat dengan titik asal bergerak cepat dari pada
ujung lainya.
hal ini bisa dilihat dari jumlah partikel yang trapped dan yang escaped. Semakin
sedikit partikel yang escaped, berarti semakin banyak partikel yang trapped
efisiensi partikel tersebut semakin baik. Perbedaan efisiensi yang didapat dari
kecepatan inlet 30 m/s yaitu 82 %, dan nilai efisiensi terendah ada pada kecepatan
10 m/s yaitu 42 %.dan untuk perbandingan panjang pipa vortex diperoleh nilai
efisiensi tertinggi dengan panjang 11 cm, sedangkan untuk efisiensi terendah ada
pada panjang pipa vortex 7 cm. Hal ini membuktikan dengan semakin tinggi
kecepatan inlet maka partikel akan terlempar kearah dinding cyclone yang
disebabkan oleh gaya sentrifugal dan gaya inersia sehingga partikel bergerak
78
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil analisa perhitungan dan simulasi, dan berdasarkan tujuan dari
TJUAN DIATAS
tekanan mesin siklon dengan menggunakan model turbulen RSM juga lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan model turbulen SA. Mesin siklon ini mampu
masuk dari 10,20 dan 30 m/s pada sudut gas masuk 0o pada saat model turbulen
yang digunakan adalah RSM. Semakin tinggi kecepatan gas masuk menyebabkan
rugi tekanan yang terjadi akan meningkat secara linear. Untuk memperoleh biaya
79
operasi yang rendah, penggunaan kecepatan gas yang rendah 10 m/s lebih disukai.
B. Saran
tekanan yang rendah lagi. Validasi untuk berbagai distribusi diameter partikel
model turbulen yang lain juga dapat terus dilanjutkan misalnya model turbulen
YANG DIPEROLEH
80