Anda di halaman 1dari 4

IDENTIFIKASI PENYAKIT INFEKSIUS

“TUBERCULOSIS”

Dosen Pengampu :

Dr. Aris Santjaka, SKM., M.Kes.

Kelompok 6 :

1. Diyas Fauzan ( P1337433115074 )


2. Riztiana Adiviyanti ( P1337433115075 )
3. Beni Erlangga Khaerulloh ( P1337433115076 )
4. Rilma Samanta ( P1337433115077 )
5. Elen Arunika Risyudanti ( P1337433115078 )

Kelas/Smt : II B / 4

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO

TAHUN AKADEMIK 2016/2017


I. EPIDEMIOLOGI UMUM TUBERCULOSIS

Faktor resiko penyakit TBC :

1. Faktor Host

Host dari penyakit ini tentu saja manusia. Manusia yang rentan, yang memiliki
daya tahan tubuh yang lemah akan dapat dengan mudah terinfeksi penyakit ini.
Host dari penyakit ini biasanya adalah masyarakat usia produktif (5-50 tahun).
Penyakit ini ditularkan dari manusia ke manusia, dan tidak berasal dari hewan.

2. Faktor Agent

Faktor utama penyebab penyakit ini yaitu bakteri Mycobacterium tuberculosis.


Bakteri ini dapat berpindah melalui udara, dan tentunya menginfeksi manusia
dengan cepat. Sumber penularan penyakit TBC adalah penderita TBC dengan
BTA (+). Apabila penderita TBC batuk, berbicara, atau bersin dapat menularkan
kepada orang lain.

3. Faktor Lingkungan

Disini sangat erat dengan keadaan rumah, kepadatan hunian, lingkungan


perumahan, lingkungan dan sanitasi tempat bekerja yang buruk dapat
memudahkan penularan TBC.

II. EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN TUBERCULOSIS


Selain faktor diatas, ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran
dari penyakit ini, faktor-faktor tersebut yaitu:
1. Faktor Sosial Ekonomi.
Pendapatan keluarga sangat erat juga dengan penularan TBC, karena pendapatan
yang kecil membuat orang tidak dapat hidup layak dengan memenuhi syarat-
syarat kesehatan.
2. Faktor Fisik Lingkungan Rumah
Orang yang tinggal di rumah yang tidak memenuhi syarat mempunyai risiko
lebih besar untuk tertular TBC daripada mereka yang tinggal di rumah dengan
kondisi yang baik. Hal tersebut merupakan kondisi ideal bagi berbagai jenis
bakteri dan virus untuk bertahan hidup lebih lama.
3. Faktor Biologi. Adanya bakteri Mycobacterium tuberculosis yang tumbuh subur
di lingkungan yang mendukung.
4. Status Gizi.
Keadaan malnutrisi atau kekurangan kalori, protein, vitamin, zat besi dan lain-
lain, akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang sehingga rentan terhadap
penyakit termasuk TB-Paru.
5. Umur.
Pada usia lanjut lebih dari 55 tahun sistem imunologis seseorang menurun,
sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit TB -Paru.
6. Jenis Kelamin.
Penyakit TB -Paru cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki
dibandingkan perempuan. Pada jenis kelamin laki-laki penyakit ini lebih tinggi
karena merokok tembakau dan minum alkohol sehingga dapat menurunkan
sistem pertahanan tubuh.

III. REKOMENDASI PENYELESAIAN

Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah TBC yaitu sebagai berikut:

 Penderita menutup mulut sewaktu batuk dan membuang dahak tidak


disembarangan tempat.
 Bayi harus diberikan vaksinasi BCG.
 Petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang penyakit TB yang antara lain
meliputi gejala bahaya dan akibat yang ditimbulkannya.
 Isolasi, pemeriksaan kepada orang-orang yang terinfeksi, pengobatan khusus
TBC. Pengobatan mondok dirumah sakit hanya bagi penderita yang kategori
berat yang memerlukan pengembangan program pengobatannya yang karena
alasan-alasan sosial ekonomi dan medis untuk tidak dikehendaki pengobatan
jalan.
 Des-Infeksi, Cuci tangan dan tata rumah tangga kebersihan yang ketat, perlu
perhatian khusus terhadap muntahan dan ludah (piring, hundry, tempat tidur,
pakaian), ventilasi rumah dan sinar matahari yang cukup.
 Imunisasi orang-orang kontak (keluarga, perawat , dokter, petugas kesehatan lain)
dan lainnya yang terindikasi dengan vaksin BCG dan tindak lanjut bagi yang
positif tertular.
 Penyelidikan orang-orang kontak. Tuberculin-test bagi seluruh anggota keluarga
dengan foto rontgen yang bereaksi positif, apabilacara-cara ini negatif, perlu
diulangpemeriksaan tiap bulan selama 3 bulan, perlu penyelidikan intensif.
 Obat -obat kombinasi yang telah ditetapkan oleh dokter diminum dengan tekun
dan teratur, waktu yang lama ( 6 atau 12 bulan).
 Status sosial ekonomi rendah yang merupakan faktor menjadi sakit, seperti
kepadatan hunian, dengan meningkatkan pendidikan kesehatan.
 Pemeriksaan bakteriologis dahak pada orang dengan gejala tbc paru.
 Pemeriksaan foto rontgen pada orang-orang yang positif dari hasil pemeriksaan
tuberculin test.
DAFTAR PUSTAKA

Adnani, Hariza. 2010. Prinsip Dasar Epidemiologi. Jogjakarta: Nuha Medika.

Mahpudin, A. H. & Mahkota, Renti. 2007. Faktor Lingkungan Fisik Rumah, Respon
Biologis dan Kejadian TBC Paru di Indonesia, at
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=269794&val=7113&title=Fakto
r%20Lingkungan%20Fisik%20Rumah,%20Respon%20Biologis%20dan%20Kejadia
n%20TBC%20Paru%20di%20Indonesia

Manullang, Febrian. 2014. Masalah Kesehatan Tuberkulosis (TBC), at


http://febrianmanullang1996.blogspot.co.id/2014/03/masalah-kesehatan-
tuberkulosis-tbc_17.html

Noor, Nur Nasry. 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: PT Rineka
Cipta.

Anda mungkin juga menyukai