Kelompok 4
1. Andoko Suryo Cahyono
2. Gopri
3. Quirina Pinatik
4. Rina Azizah Noor
Ruang : Psikogeriatri
Mengetahui,
Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
Penyusun,
Kelompok IV
i
DAFTAR ISI
ii
F. Lampiran
1. Jadwal Kegiatan Harian................................................. 25
2. Lembar Skor Evaluasi Keperawatan ............................. 26
BAB III PENUTUP ...............................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................
B. Saran ..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
iii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan kesehatan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
yang optimal baik fisik, mental dan sehat sosial. Proses keperawatan pada klien dengan
masalah kesehatan jiwa marupakan tantangan seperti pada klien yang kesehatan fisiknya
memperlihatkan gejala yang berbeda dan muncul oleh berbagai penyebab kejadian masa
lalu yang sama dengan kejadian saat ini tetapi mungkin muncul gejala yang berbeda
(Depkes RI, 1996).
Sejalan dengan berkembangnya ilmu dan teknologi dapat dikatakan makin banyak
masalah yang harus dihadapi dan diatasi sekarang dan makin sulit tercapainya
kesejahteraan hidup. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa
seseorang yang berarti meningkatkan jumlah klien dengan gangguan jiwa, menurut studi
El-Bahar 1996 terdapat 185 gangguan kesehatan jiwa dari 1000 penduduk. Hal ini
menimbulkan suatu peningkatan kebutuhan masyarakat dalam pelayanan perawat
kesehatan jiwa.
Manusia adalah makhluk Sosial dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan
interpersonal yang positif. Hubungan interpersonal yang sehat terjadi jika individu yang
terlibat saling merasakan kedekatan. Sementara identitas pribadi masih tetap
dipertahankan juga perlu untuk membina perasaan saling ketergantungan yang merupakan
keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam suatu hubungan (Stuart and
Sundeen, 2001).
Penyebab menarik diri adalah individu yang merasakan tidak berharga lagi sehingga
merasa tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain, tidak dapat mendapatkan
kontak fisik, antara individu dengan orang lain, individu berasal dari lingkungan yang
penuh masalah individu, merasa tidak terima dan ditolak sebelum mencoba, individu tidak
mempelajari cara berhubungan dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman.
Salah satu penyebab yang ditimbulkan dari menarik diri adalah klien dapat mengalami
halusinasi, perilaku yang dapat diamati pada klien dengan menarik diri adalah tidak mau
bergaul atau berdiam diri dan kegiatannya yang merepleksikan menarik diri seperti harga
diri rendah.
1
B. PENGERTIAN
Isolasi sosial merupakan kondisi ketika individu atau kelompok mengalami, atau
merasakan kebutuhan, atau keinginan untuk lebih terlibat dalam aktivitas bersama orang
lain, tetapi tidak mampu mewujudkannya (Carpenito, 2009).
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Individu
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan
yang berarti dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 2006).
C. RENTANG RESPON
Adapun rentang sosial dari adaptif sampai terjadi respon yang maladaptif (Stuart &
Sundeen, 2006), yaitu :
2
Suatu hubungan saling ketergantungan saling tergantung antar individu
dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
Sedangkan gangguan hubungan sosial yang sering terjadi pada rentang respon maladaptif
(Stuart & Sundeen, 2006), yaitu :
a. Menarik diri ; individu menemukan kesulitan dalam membina hubungan dengan orang
lain.
b. Tergantung (dependen) ; individu sangat tergantung dengan orang lain, individu gagal
mengembangkan rasa percaya diri.
c. Manipulasi ; Individu tidak dapat dekat dengan orang lain, orang lain hanya sebagai
objek.
d. Curiga ; tertanam rasa tidak percaya terhadap orang lain dan lingkungan.
3
D. TANDA DAN GEJALA ISOLASI SOSIAL
Observasi yang ditemukan pada klien dengan perilaku menarik diri akan ditemukan
(data objektif), yaitu apatis, ekspresi sedih, afeks tumpul, menghindari dari orang lain
(menyendiri), klien tampak memisahkan diri dari orang lain, misalnya pada saat makan,
komunikasi kurang/tidak ada, klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien atau
perawat, tidak ada kontak mata, klien lebih suka menunduk, berdiam diri di kamar/tempat
terpisah, klien kurang mobilitas, menolak berhubungan dengan orang lain, klien
memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap, tidak melakukan kegiatan
sehari-hari, artinya perawatan diri dan kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan,
posisi janin pada saat tidur. Data subjektif sukar didapat jika klien menolak berkomunikasi.
Beberapa data subjektif adalah menjawab dengan kata-kata singkat dengan kata-kata
“tidak”, “ya”, atau “tidak tahu”.
Menurut buku panduan diagnosa keperawatan NANDA (2005) isolasi sosial memiliki
batasan karakteristik meliputi:
Data Obyektif :
1) Tidak ada dukungan dari orang yang penting (keluarga, teman, kelompok)
2) Perilaku permusuhan
3) Menarik diri
4) Tidak komunikatif
5) Menunjukan perilaku tidak diterima oleh kelompok kultural dominant
6) Mencari kesendirian atau merasa diakui di dalam sub kultur
7) Senang dengan pikirannya sendiri
8) Aktivitas berulang atau aktivitas yang kurang berarti
9) Kontak mata tidak ada
10) Aktivitas tidak sesuai dengan umur perkembangan
11) Keterbatasan mental/fisik/perubahan keadaan sejahtera
12) Sedih, afek tumpul
Data Subyektif:
1) Mengekpresikan perasaan kesendirian
2) Mengekpresikan perasaan penolakan
3) Minat tidak sesuai dengan umur perkembangan
4) Tujuan hidup tidak ada atau tidak adekuat
4
5) Tidak mampu memenuhi harapan orang lain
6) Ekspresi nilai sesuai dengan sub kultur tetapi tidak sesuai dengan kelompok kultur
dominant
7) Ekspresi peminatan tidak sesuai dengan umur perkembangan
8) Mengekpresikan perasaan berbeda dari orang lain
9) Tidak merasa aman di masyarakat
5
Pohon masalah
Effect RPK
Causa
Regiment Teraupetik tidak Efektif
Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi Sosial
6
BAB II
PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Identitas Klien
a. Data klien
- Nama ( inisial ) : Tn. H
- Usia / tanggal lahir : 60 Tahun / 17 Agustus 1959
- Jenis kelamin : Laki - laki
- Alamat : DS. Berangas RT.009/003, Berangas
Alalak, Barito Kuala, Kalimantan Selatan
- Suku / bangsa : Banjar/Indonesia
- Pendidikan : Sd
- Status pernikahan : Cerai mati
- Agama / keyakinan : Islam
- Pekerjaan /sumber penghasilan : Tidak ada pekerjaan
- Diagnosa medik : F 20.3 (Skizofrenia tidak terinci)
- No. medical record : 00.9x.xx
- Tanggal masuk : 17 Agustus 2019
- Informan : Klien dan Buku Status Rekam Medik
b. Penanggung jawab
- Nama : Ny. B
- Usia : 64 Tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Pekerjaan / sumber penghasilan : Swasta
- Hubungan dengan klien : Kaka Kandung
- Alamat : DS. Berangas RT.009/003, Berangas
Alalak, Barito Kuala, Kalimantan Selatan
2. Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien masuk Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum pada tanggal 01 oktober 2019,
diantar oleh keponakan nya. Sepupunya mengatakan sebelum masuk rumah sakit jiwa
sambang lihum klien keluyuran, mengamuk, mengganggu orang disekitar lingkungan
nya, bicara kacau, menghancurkan barang dan putus obat ± 1 tahun.
Masalah Keperawatan : 1. Resiko Perilaku Kekerasan
7
2. Regiment Terapi Inefektif
3. Koping induvidu tidak efektif
3. Keluhan Utama
Pada pengkajian hari selasa , tanggal 26 september 2019 jam 09.00 WITA di Ruang
Psikogeriatri. Klien mengatakan bingung dalam memulai pembicaraan karena
menurut klien tidak ada bahan pembicaraan untuk berinteraksi. klien banyak diam dan
tidak mau bicara, tidak mengikuti kegiatan, kontak mata kurang, apatis, rendah diri,
klien tampak sedih, berdiam diri dikamar.
Masalah Keperawatan : 1. Isosial Sosial
4. Faktor Presipitasi dan Predisposisi
a. Faktor Presipitasi
Klien mengatakan tidak diperhatikan oleh keluarganya.
MASALAH KEPERAWATAN :
b. Faktor Predisposisi
1) Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Klien mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu pada tahun
2016
2) Pengobatan sebelumnya.
Klien mengatakan sebelumnya pernah menjalani pengobatan namun tidak
berhasil karena putus obat.
MASALAH KEPERAWATAN : 1. Regiment Terapi Inefektif
2.Koping individu tidak efektif
c. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
1) Aniaya fisik
2) Aniaya seksual to
3) Penolakan
4) Kekerasan dalam keluarga
5) Tindakan kriminal
Klien mengatakan tidak pernah mengalami kekerasan
Sebelumnya klien pernah masuk RSJ Sambang Lihum dan setelah itu klien
keluar dari RSJ pulang kerumah dan Cuma rawat jalan.
MASALAH KEPERAWATAN : Regiment terapeutik tidak efektif
8
d. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Klien mengatakan tidak diperhatikan keluarga karena keadaannya sehingga
klien merasa tidak dihargai dan tidak di sayangi oleh keluarganya.
MASALAH KEPERAWATAN : Koping Individu Tidak Efektif
9
4) Ideal diri
Klien berharap agar dirinya cepat sembuh dan tidak mengalami gangguan
jiwa lagi, klien ingin dapat diterima di masyarakat seperti orang pada
umumnya, sehingga klien juga dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan
masyarakat. Klien ingin dianggap normal di keluarga dan masyarakat.
5) Harga diri
Klien merasa malu dengan keadaanya yang sekarang
MASALAH KEPERAWATAN : Harga Diri Rendah
c. Hubungan Sosial
1) Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang dekat dengan dirinya adalah kakanya.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Keluarga klien mengatakan sebelum dirawat di RSJ Sambang Lihum klien
tidak pernah mengikuti kegiatan di masyarakat. Dan selama dirawat di RSJ
Sambang Lihum klien juga tidak mau mengikuti kegiatan kelompok yang
dilakukan di ruangan.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien tidak banyak bicara, suka menyendiri dan tidak berinteraksi dengan
orang lain.
MASALAH KEPERAWATAN : Isolasi Sosial
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam dan meyakini agamanya.
2) Kegiatan ibadah
Klien mengatakan saat berada di RSJ Sambang Lihum klien tidak pernah
melaksanakan shalat 5 waktu.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan
10
6. Pengkajian Psikososial
a. Genogram
b. Genogram
Keterangan :
Perempuan
Laki-laki
Meninggal
Klien
Cerai Mati
Hubungan kelurga
Jelaskan :
Klien mengatakan sudah bercerai dengan istrinya. Dan klien saat ini tinggal dengan kakanya.
Anak klien saat ini tinggal dengan keluarga suaminya.
11
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu
Memulai pembicaraan
Jelaskan: Klien saat pertama dikaji diajak bicara tidak kooperatif, tidak mampu
memulai pembicaraan tetapi ketika ditanya klien cepat menjawab setelah itu diam
membisu.
MASALAH KEPERAWATAN : Isolasi sosial
b. Aktivitas Motorik
Saat wawancara kontak mata dilakukan, klien memandang lawan bicara saat
berbicara tetapi kontak mata kurang. Klien cukup tenang.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan
c. Alam perasaan
Klien merasa sedih, ketakutan, putus asa, khawatir
MASALAH KEPERAWATAN : Koping Individu Tidak Efektif
d. Afek
Afek klien datar, karena selama interaksi klien banyak diam, menjawab pertanyan
seperlunya, terkadang langsung pergi ke kamar.
MASALAH KEPERAWATAN : Isolasi Sosial
e. Interaksi selama wawancara
Saat perawat berbicara kien tidak memandang ke arah perawat, klien tidak
kooperatif, dan kontak mata kurang.
MASALAH KEPERAWATAN : Isolasi Sosial
f. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan Derealisasi
12
g. Proses pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of idea Blocking Pengulangan
pembicaraan/persevarasi
Jelaskan : Klien saat ditanya perawat klien menjawab terkadang terhenti, tapi
dilanjutkan kembali.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan
h. Isi Pikir
Obsesi Fobia Pesimisme
Rendah diri Ide yang terkait Pikiran magis
Agama Somatik Kebesaran
Nihilistic Sisip pikir Siar pikir
Jelaskan : Pada saat pengkajian klien tidak mengalami gangguan isi pikir seperti
obsesi, fobia, dan waham.
MASALAH KEPERAWATAN: Tidak ada masalah keperawatan
i. Tingkat kesadaran
Jelaskan :Tingkat kesadaran klien compos mentis GCS ( E 4, V 5, M 6). Orientasi
klien terhadap orang lain baik, klien dapat mengingat nama perawat ketika
perkenalan. Klien dapat berorientasi waktu dengan baik, klien dapat mengingat
hari dan jam. Klien dapat berorientasi tempat dengan baik, klien mengetahui
sekarang berada di RSJ Sambang Lihum.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan
j. Memori
1) Gangguan daya ingat jangka panjang: Klien mampu mengingat jangka
panjang yaitu klien bercerai dengan istrinya 3 tahun yang lalu
2) Gangguan daya ingat jangka saat ini: Klien mampu mengingat kejadian yang
baru saja terjadi Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum yaitu klien dapat
mengingat dia makan dan minum di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum.
13
3) Gangguan daya ingat jangka pendek: Klien mampu menceritakan alasan
klien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum dan dapat mengingat
siapa yang mengantar klien.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan
k. Tingkat konsentrasi
Mudah beralih Tidak mampu Tidak mampukonsentrasi
berhitung sederhana
Jelaskan : Tingkat konsentrasi klien baik, saat dikaji klien mampu menceritakan
kembali apa yang sudah diajarkan oleh perawat. Klien mampu berhitung 1 – 20
secara berurutan.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan
l. Kemampuan penilaian
Ketika klien disuruh memilih mandi dengan menggunakan sabun atau dengan
menggunakan shampo dan klien menjawab mandi menggunakan sabun.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan
14
c. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total
Klien mandi 2 kali sehari tanpa bantuan orang lain, mandi menggunakan sabun.
Keramas 2 hari sekali, dan sikat gigi setiap hari.
d. Berpakaian/berhias
V Bantuan minimal Bantuan
Klien saat berpakaian bisa mengenakan pakaiannya sendiri. klien ganti pakaian 1
x sehari.
e. Istirahat dan tidur
V Tidur siang lama: Klien tidur setiap hari selama ± 2 jam mulai pukul
12.00 s.d 14.00 WITA
V Tidur malam lama : Klien tidur mulai pukul 21.00 s.d 05.00 WITA
g. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan V Ya tidak
Ketika dirumah klien juga harus rutin meminum obat sesuai aturan yang
diresepkan dokter dan kontrol berobat ke Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum.
15
Klien ketika dirumah mampu membersihkan rumah agar klien ada kegiatan dan
sekaligus melatih kebisaan klien.
Transportasi V Ya tidak
Lain-lain Ya tidak
Dalam melakukan perjalanan, klien bisa menggunakan kendaraan sendiri, klien
bisa secara mandiri belanja di warung dekat rumah.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada ada
9. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Teknis relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas kontraktif v Menghindar
v Olahraga Mencederai diri
Klien jarang berinteraksi dengan teman dan perawat dan ketika ditanya klien hanya
menjawab seadanya.
MASALAH KEPERAWATAN : Isolasi sosial
16
10. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Klien tidak berinteraksi dan mengikuti kegiatan dalam kelompok .
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Klien mendapatkan dukungan dari teman-teman dan juga perawat sehingga
klien kemungkinan besar dapat sembuh dari penyakit tersebut
17
Skizofrenia tak terinci di karakteristik dengan perilaku yang disorganisasi dan
gejala-gejala psikosis yang mungkin memenuhi lebih dari 1 tipe atau kelompok
kriteria
b. Terapi Medis
Nama
Dosis Indikasi Kontra indikasi Efek samping
obat
Clozapine 1,5 mg Untuk mencegah dan Hipersensitivitas, Ngantuk, pusing,
2x1 mengontrol kejang- glaucoma akut sudut tekanan darah rendah,
kejang. Obat ini juga sempit, depresi nafas terasa lelah dan lemah,
berguna untuk berat, sleep apnea, mual
mengobati serangan
panik
Haloperid 2 mg Meredakan gejala Memiliki Disfungsi ereksi.
ol 2x1 skizofrenia. hipersensitif atau Gangguan siklus
Mengobati alergi terhadap menstruasi.
skizoafektif. kandungan obat ini. Keinginan untuk terus
Mengatasi perilaku Penderita penyakit bergerak (akathisia).
tidak terkontrol pada parkinson. Klien Gangguan pada
anak-nak hiperaktif. depresi berat ssp. gerakan otot
Meredakan gangguan Penderita supresi (distonia).
mania (perasaan sumsum tulang. Gerakan tidak
senang yang luar biasa Memiliki penyakit terkendali pada lidah,
dan begitu aktif). jantung. Penderita wajah, dan bibir.
Membantu mengobati gangguan fungsi hati Berat badan
tindakan agresi. kronis. Klien koma. bertambah.
Menurunkan pikiran Klien lansia yang Otot kaku.
negatif dan halusinasi. memiliki penyakit Gejala seperti
demensia. penyakit parkinson.
Sumber: haloperidol : Sakit kepala.
kegunaan, dosis, efek Sulit tidur.
samping - mediskus. Lemas.
18
B. Diagnosa Keperawatan
1. Daftar Masalah Keperawatan
2 Isolasi Sosial
3 Resiko Perilaku Kekerasan.
4 Koping Individu Tidak Efektif.
5 Regiment Terapi Inefektif.
3. Analisa Data
NO DATA FOKUS MASALAH
KEPERAWATAN
1 DS :
- Klien mengatakan bingung memulai pembicaraan
- Klien mengatakan tidak mengetahui manfaat
keuntungan dan kerugian bersosialisasi
DO : Isolasi Sosial
- Klien kurang kooperatif
- Kontak mata kurang
- Klien tampak sering menyendiri
- Klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain
2 DS :
- Klien mengatakan di bawa ke RSJ Sambang
Lihum karena mengamuk, suka mengganggu
warga sekitar, menghancurkan barang dan klien
mengatakan tidak diperhatikan oleh keluarga dan
merasa kecewa dengan keluarga
Resiko Perilaku Kekerasan
DO :
- Emosi klien tidak stabil
- Klien terkadang terlihat cemberut
19
3 DS :
- Klien mengatakan tidak diperhatikan keluarga
karena keadaanya sehingga klien merasa tidak di
hargai dan tidak disayangi oleh keluarganya
Koping Individu tidak efektif
DO :
- Klien lebih banyak diam.
- Klien tidak mampu memulai pembicaraan.
- Klien tampak sedih
4. Pohon Masalah
effect RPK
20
C. Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
1 Isolasi TUM: klien mampu setelah 3x interaksi 1.Bina hubungan saling percaya
Sosial berinteraksi dengan klien menunjukan 2. Beri salam setiap berinteraksi
orang lain tanda-tanda percaya 3. kaji pengetahuan klien tentang
kepada perawat: manfaat dan keuntungan
TUK 1: klien dapat
- Wajah cerah, berinteraksi dengan orang lain
membina hubungan
tersenyum 4. mengajarkan klien cara
saling percaya
- Mau berkenalan berkenalan dengan satu orang
- Ada kontak mata 5. Masukan latihan ke dalam jadwal
- Bersedia kegiatan harian
menceritakan
perasaan
- Bersedia
mengungkapkan
masalahnya
21
TUK 2: Setelah 2 kali interaksi 1.Bina hubungan saling percaya
- Klien mampu klien dapat menyebutkan 2.Tanyakan pada klien tentang:
22
D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama : Tn. H
Usia : 60 Tahun
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal: 24/09/2019 S : Klien mengatakan masih bingung memulai
DS : pembicaraan
- Klien mengatakan bingung memulai O:
pembicaraan karena menurut klien tidak - Klien kurang kooperatif
ada bahan pembicaraan untuk beinteraksi - Kontak mata (-)
DO : - Klien tampak menyendiri
- Klien kurang kooperatif - Klien tampak tidak mau berinteraksi
- Kontak mata kurang dengan orang lain
- Klien tampak menyendiri A : Isolasi Sosial
- Klien tidak mau berinteraksi dengan P : Pertahankan BHSP dan ulangi SP 1
orang lain 1. Identifikasi penyebab isolasi sosial : Siapa
yang serumah siapa yang dekat, yang
DIAGNOSA KEPERAWATAN : tidak dekat dan apa sebabnya
Isolasi Sosial 2. Keutungan punya teman dan bercakap-
cakap
Tindakan : 3. Kerugian tidak punya teman dan tidak
1. Bina hubungan saling percaya bercakap-cakap
2. Identifikasi penyebab isolasi sosial : siapa 4. Latihan cara berkenalan dengan klien dan
yang serumah siapa yang dekat, yang perawat
tidak dekat dan apa sebabnya 5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
3. Keutungan punya teman dan bercakap- latihan berkenalan
cakap
4. Kerugian tidak punya teman dan tidak Tanda Tangan
bercakap-cakap
5. Latihan cara berkenalan dengan klien dan
perawat (………………….)
6. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan berkenalan
23
Nama : Tn. H
Usia : 60 Tahun
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal: 25/09/2019 S : - Klien mengatakan masih belum mengetahui
DS : keutungan dan kerugian bersosialisasi
- Klien mengatakan masih belum bisa O:
memulai pembicaraan dan memulai - Klien tampak kooperatif
interaksi dengan orang lain - Kontak mata (-)
- Klien mengatakan tidak mengetahui - Klien mampu mungkapkan perasaannya
manfaat keuntungan dan kerugian - Klien tampak tidak mau berinteraksi dengan
bersosialisasi orang lain
DO : A : Isolasi Sosial
- Klien kurang kooperatif P : Pertahakan BHSP dan ulangi SP 1
- Kontak mata kurang 1. Identifikasi penyebab isolasi sosial : siapa
- Klien tampak berdiam diri yang serumah siapa yang dekat, yang tidak
- Klien tampak tidak mau berinteraksi dekat dan apa sebabnya
dengan orang lain 2. Keutungan punya teman dan bercakap-cakap
3. Kerugian tidak punya teman dan tidak
DIAGNOSA KEPERAWATAN : bercakap-cakap
Isolasi Sosial 4. Latihan cara berkenalan dengan pasien lain
Tindakan : dan perawat
1. Bina hubungan saling percaya 5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
2. Identifikasi penyebab isolasi sosial : siapa yang berkenalan
serumah siapa yang dekat, yang tidak dekat
dan apa sebabnya
3. Keutungan punya teman dan bercakap-cakap
4. Kerugian tidak punya teman dan tidak Tanda Tangan
bercakap-cakap
5. Latihan cara berkenalan dengan klien dan
perawat (………………….)
6. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
berkenalan
24
Rencana Tindak Lanjut
SP 1
1. Menjelaskan keutungan punya teman dan
bercakap-cakap
2. Menjelaskan kerugian tidak punya teman dan
tidak bercakap-cakap
3. Latihan cara berkenalan dengan klien dan
perawat
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
berkenalan
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal: 26/09/2019 S : Klien mengatakan sudah mengetahui
DS : keuntungan dan kerugian bercakap-cakap
- Klien mengatakan bingung memulai pembicaraan dengan orang lain
karena menurut klien tidak ada bahan pembicaraan O:
untuk beinteraksi - Klien tampak kooperatif
- Klien mengatakan tidak mengetahui manfaat - Kontak mata (+)
keuntungan dan kerugian bersosialisasi - Klien sudah mampu berinteraksi
DO : - Klien tampak megetahui
- Klien tampak kooperatif keuntungan dan kerugian
- Kontak mata (-) bercakap-cakap dengan orang lain
- Klien mampu mengungkapkan perasaannya A : Isolasi Sosial
- Klien tampak tidak mau berinteraksi dengan orang P : Pertahankan SP 1 dan lanjutkan SP 2
lain
(………………….)
25
Tindakan :
1. Identifikasi penyebab isolasi sosial : siapa yang
serumah siapa yang dekat, yang tidak dekat dan apa
sebabnya
2. Keutungan punya teman dan bercakap-cakap
3. Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap
4. Latihan cara berkenalan dengan pasien lain dan
perawat
5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
berkenalan
Nama : Tn. H
Usia : 60 Tahun
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal: 27/09/2019 S : Klien mengatakan belum berani berbicara
DS : dengan orang lain
- Klien mengatakan mau berinteraksi O:
dengan orang lain - Klien mulai kooperatif
- Klien mengatakan sudah mengetahui - Kontak mata (+)
keuntungan dan kerugian berinteraksi - Klien tampak tersenyum
dengan orang lain - Klien menjawab dengan lancer
DO : A : Isolasi Sosial
- Klien kooperatif P : Ulangi SP 2
- Kontak mata (+)
- Klien mau berinteraksi dengan orang lain
26
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi Sosial
Tindakan : Tanda Tangan
1. Evaluasi kegiatan berkenalan (berapa
orang). Beri pujian.
2. Latih cara berbicara saat melakukan (………………….)
kegiatan harian.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan berkenalan 2-3 orang pasien,
perawat dan tamu, berbicara saat
melakukan kegiatan harian
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal: 28/09/2019 S : Klien mengatakan belum berani berbicara
DS : dengan orang lain
- Klien mengatakan mau berinteraksi O:
dengan orang lain - Klien tampak kooperatif
- Klien mengatakan sudah mengetahui - Kontak mata (+)
keuntungan dan kerugian berinteraksi - Klien tampak tersenyum
dengan orang lain - Klien menjawab dengan lancar
A : Isolasi Sosial
P : Ulangi SP 2
27
DO :
- Klien kurang kooperatif Tanda Tangan
- Kontak mata kurang
- Klien sering menyendiri
- Klien tidak mau berinteraksi dengan (………………….)
orang lain
-
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi Sosial
Tindakan :
1. Evaluasi kegiatan berkenalan (berapa
orang). Beri pujian.
2. Latih cara berbicara saat melakukan
kegiatan harian.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan berkenalan 2-3 orang pasien,
perawat dan tamu, berbicara saat
melakukan kegiatan harian
28
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal: 30/09/2019 S:
DS : - Klien mengatakan senang dapat berbicara
- Klien mengatakan sudah bisa dan berani dengan orang lain
berbicara dengan orang lain
O:
DO : - Klien kooperatif
- Klien tampak kooperatif - Kontak mata (+)
- Kontak mata (+) - Klien tampak tersenyum
- Klien tampak mulai berbicara dengan - Klien menjawab dengan lancer
orang lain - Klien tampak berbincang-bincang dengan 2-3
orang
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Isolasi Sosial A : Isolasi Sosial
29
perawat dan tamu, berbicara saat
melakukan kegiatan harian
30
Lembar Skor Evaluasi Keperawatan
Nama : Ny. M No. Rekam Medis : 01.6X.XX Tanggal Masuk : 24 Oktober
2018
HARI / NILAI
NO. MASALAH KEPERAWATAN 26-09- 27-09- 28-09- 29-09- 30-09- 1-10-
2019 2019 2019 2019 2019 2019
I Aspek Kebersihan Diri
1. Tidak mau mandi, kuku panjang
2. Mandi bila diarahkan, kumis dan janggut tidak terawat
3. Mulai ada minat untuk membersihkan diri
4. Mandi dan ganti pakaian dengan inisiatif sendiri 4 4 4 4 4 4
5. Mengurus kebersihan diri dengan baik dan teratur
II Aspek Tingkah Laku
1. Tidak mau bergaul dan menghindari orang lain
2. Masih merasa terasing dari banyak diam di tempat 2 2 2
3. Mulai ada minat untuk bergaul dan beraktivitas 3 3 3
4. Bergaul dengan orang lain
5. Perhatian terhadap lingkungan
III Aspek Dalam Pembicaraan
1. Tidak mau berbicara atau berbicara berlebihan
2. Mulai bicara jika diajak namun belum teratur 2 2 2
3. Mulai mau bicara dan agak teratur 3
4. Mau bicara dengan orang tertentu saja 4 4 4
5. Bicara dengan baik dan teratur
IV Aspek Emosi / Afek / Gaduh Gelisah
1. Emosi tidak dapat dikendalikan
2. Emosi mulai menurun dan dapat dikendalikan
3. Emosi mulai stabil (marah-marah atau sedih berkurang) 3 3 3
4. Emosi dapat diatasi dan menerima saran/pendapat 4 4 4
5. Emosi stabil, ekspresi, wajah cerah, dan bisa dikendalikan
V Aspek Pikiran
1. Pikiran kacau dan bermusuhan
2. Pikiran mulai terarah dan masih curiga
3. Pikiran mulai baik namun komunikasi terbatas 3 3 3
4. Pikiran baik disertai daya ingat dan konsentrasi mulai membaik 4 4 4
5. Pikiran stabil, konsentrasi dan daya ingat baik
VI Aspek halusinasi
1. Masih tertawa, senyum, bicara sendiri/marah tanpa sebab
2. Tertawa, senyum dan bcara sendiri mulai berkurang
3. Tertawa, senyum dan bicara sendiri sudah tidak ada
4. Tertawa, senyum dan ekspresi dengan wajah ceria dan dapat
bekerjasama
5. Halusinasi hilang disertai dengan ekspresi wajah ceria dan interaksi
yang aktif.
VII Aspek Istirahat / Tidur
1
1. Tidak dapat tidur, mondar-mandir dan gaduh gelisah
2. Tidak dapat istirahat, aktivitas motorik meningkat tidak dapat
duduk
3. Dapat tidur dan istirahat, namun sering terbangun pada malam hari
4. Tidur cukup, mulai ceria dan tak lesu 4 4 4 4 4 4
5. Tidur baik, istirahat dan tampak segar
VIII Aspek Makan
1. Tidak mau makan atau terlalu banyak makan
2. Mulai ada nafsu makan namun belum dapat makan dengan baik
3. Mau makan (setengah) porsi 3 3 3
4. Makan dengan baik dan kondisi fisik tampak baik 4 4 4
5. Makan teratur dan berat badan sesuai dengan tinggi badan
Jumlah Nilai 23 23 23
Keterangan
Total care : 8 – 16 Indikasi rawat inap / ruang akut
Parsial care : 17 – 29 Indikasi rawat inap / ruang intermediet
Minimal care : 30 – 40 Indikasi rawat jalan / ruang transit
2
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Klien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain. Isolasi sosial merupakan upaya klien untuk
menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain
maupun komunikasi dengan orang lain.
B. Saran
1. Adapun saran bagi mahasiswa/i untuk mampu melakukan suatu pengkajian
terhadap suatu tindakan dan mampu mengangkat suatu diagnose dari tindakan
pengkajian tersebut.
2. Bagi para team medis agar tetap menjalin kerja sama yang baik dalam melakukan
asuhan keperawatan terhadap pasien sesuai prosuder baik didalam bidang teori
maupun praktek lapangan.
3. Saran bagi para masyarakat untuk membina hubungan yang baik dalam
menciptakan suasana lingkungan yang aman dan nyaman dalam mengurangi angka
kejadian terhadap isolasi social nantinya.
1
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita. 2009. Aplikasi Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika