Operasi Geometri
Operasi Geometri
1
Operasi Geometri
z Pencerminan (flipping)
z Rotasi/pemutaran (rotating)
z Penskalaan (scaling/zooming)
z Pembengkokan (warping)
Operasi pencerminan
2
Operasi Geometri
Operasi rotasi
citra asli
3
Operasi Geometri
Transformasi Spasial
z Transformasi Maju
memetakan koordinat titik-titik citra asal ke koordinat
titik-titik citra hasil
x' = f x (x , y )
(x,y) → koordinat asal
(x’,y’) → koordinat hasil
y' = f y ( x , y ) fx , fy → fungsi transformasi spasial
K o (x ', y' ) = K i (x , y )
Transformasi maju
z bila koordinat hasil pemetaan jatuh di antara 4 buah titik hasil
z koordinat hasil berupa bilangan pecahan
z nilai keabuan titik asal didistribusikan ke keempat titik pada citra hasil
z dengan aturan interpolasi tertentu
x x'
fx, fy
y'
y
(x, y) (x', y')
4
Operasi Geometri
5
Operasi Geometri
Transformasi mundur/balik
z nilai x dan y hasil transformasi balik tidak bulat
z jika hasil pemetaan balik jatuh di antara 4 titik
z maka keabuan titik hasil dihitung berdasarkan nilai keabuan
keempat titik tadi
z berdasarkan aturan interpolasi tertentu
x x'
fx', fy'
y
y'
(x, y) (x', y')
6
Operasi Geometri
Interpolasi
Jenis Interpolasi
1. Interpolasi tetangga terdekat
nilai keabuan titik hasil diambil dari nilai keabuan pada titik
asal yang paling dekat dengan koordinat hasil
perhitungan transformasi spasial
2. Interpolasi bilinier
nilai keabuan dari keempat titik yang bertetangga tadi
memberi sumbangan terhadap nilai keabuan hasil,
dengan bobot masing-masing yang linier dengan jaraknya
terhadap koordinat yang dimaksud
3. Interpolasi bikubik
analog dengan interpolasi bilinier, tetapi
memperhitungkan sampai 16 titik bertetangga dengan
bobot yang bersesuaian dengan polinomial orde 3
7
Operasi Geometri