Anda di halaman 1dari 8

Operasi Geometri

Operasi Geometri

Informatics Eng. – UMSIDA

Karakteristik setiap piksel dalam citra


z koordinat
z nilai keabuan/warna

Operasi Geometri

ª berhubungan dengan perubahan bentuk geometri


citra ( ukuran ataupun orientasinya)
ª terutama untuk memodifikasi koordinat titik
ª ada kemungkinan mengubah nilai

1
Operasi Geometri

Aplikasi operasi geometri :

z Pencerminan (flipping)
z Rotasi/pemutaran (rotating)
z Penskalaan (scaling/zooming)
z Pembengkokan (warping)

¾ Menggunakan Transformasi Spasial

Operasi pencerminan

(b) citra setelah


dicerminkan
(a) citra asli secara
horisontal

(c) vertikal (d) kombinasi

2
Operasi Geometri

Operasi rotasi

(b) citra setelah dirotasi


(a) citra asli ¼ putaran berlawanan
arah jarum jam (90º)

(d) ½ putaran (180º)

(c) ¼ putaran searah jarum jam (–90º)

Operasi Penskalaan (Scaling)

citra asli

(a) Scaling 0.7 kali menggunakan


interpolasi tetangga terdekat

(c) Scaling dengan Sh = 2 dan Sv = 0.8

(b) Scaling 1.6 kali

3
Operasi Geometri

Transformasi Spasial

z Transformasi Maju
memetakan koordinat titik-titik citra asal ke koordinat
titik-titik citra hasil

x' = f x (x , y )
(x,y) → koordinat asal
(x’,y’) → koordinat hasil
y' = f y ( x , y ) fx , fy → fungsi transformasi spasial

K o (x ', y' ) = K i (x , y )

Transformasi maju
z bila koordinat hasil pemetaan jatuh di antara 4 buah titik hasil
z koordinat hasil berupa bilangan pecahan
z nilai keabuan titik asal didistribusikan ke keempat titik pada citra hasil
z dengan aturan interpolasi tertentu

x x'

fx, fy
y'
y
(x, y) (x', y')

z cara ini sering disebut pixel carry-over

4
Operasi Geometri

Kekurangan Transformasi Maju

z titik hasil pemetaan mungkin berada di luar


ukuran citra
z adanya koordinat titik pada citra hasil yang
mungkin tidak memiliki nilai keabuan karena
tidak ada titik asal yang dipetakan ke titik
tersebut
z titik hasil mungkin merupakan tujuan dari
banyak titik asal

Transformasi Spasial (2)


z Transformasi Mundur/Balik
memetakan koordinat titik-titik citra hasil ke
koordinat titik-titik citra asal

x = f x '( x ' , y' ) y = f y '( x ' , y' )

(x,y) → koordinat asal


(x’,y’) → koordinat hasil
f’x , f’y → invers fungsi transformasi spasial

5
Operasi Geometri

Transformasi mundur/balik
z nilai x dan y hasil transformasi balik tidak bulat
z jika hasil pemetaan balik jatuh di antara 4 titik
z maka keabuan titik hasil dihitung berdasarkan nilai keabuan
keempat titik tadi
z berdasarkan aturan interpolasi tertentu

x x'
fx', fy'
y
y'
(x, y) (x', y')

z Cara ini sering disebut pixel filling

Kelebihan Transformasi Mundur :

z nilai keabuan titik hasil dapat ditentukan


dengan hanya melibatkan sedikit titik asal,
sehingga nilainya dapat dihitung tanpa harus
memetakan semua titik asal

Kekurangan Transformasi Mundur :

z fungsi invers pada kasus tertentu tidak


mudah untuk ditentukan

6
Operasi Geometri

Interpolasi

¾ menentukan nilai pada koordinat titik hasil


berdasarkan nilai pada koordinat titik asal,
jika hasil transformasi spasial bernilai tidak
bulat

Jenis Interpolasi
1. Interpolasi tetangga terdekat
nilai keabuan titik hasil diambil dari nilai keabuan pada titik
asal yang paling dekat dengan koordinat hasil
perhitungan transformasi spasial
2. Interpolasi bilinier
nilai keabuan dari keempat titik yang bertetangga tadi
memberi sumbangan terhadap nilai keabuan hasil,
dengan bobot masing-masing yang linier dengan jaraknya
terhadap koordinat yang dimaksud
3. Interpolasi bikubik
analog dengan interpolasi bilinier, tetapi
memperhitungkan sampai 16 titik bertetangga dengan
bobot yang bersesuaian dengan polinomial orde 3

7
Operasi Geometri

(a) interpolasi tetangga terdekat dan (b) interpolasi linier

Potongan citra hasil operasi pembesaran 10 kali

Anda mungkin juga menyukai