Merokok merupakan faktor resiko utama terjadi berbagai penyakit kardiovaskuler, dan dianggap
sebagai penyebab utama kematian di dunia. Berdasarkan WHO memperkirakan, tembakau terus
membunuh hampir 6 juta orang termasuk lebih dari 600.000 perokok pasif, melalui penyakit
jantung, kanker paru- paru, dan penyakit lainnya, pada tahun 1990 diperkirakan penderita
meningkat sampai lebih dari satu setengah juta (Papathanaiou G.et al, 2013). Dampak negatif
dari perilaku merokok selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang
Merokok secara akut terbukti menyebabkan peningkatan denyut jantung karena adanya
peningkatan dalam aktivitas adrenergik yang disebabkan oleh rokok dan menyebabkan
perubahan hemodinamis pada system kardiovaskular (Karakaya, 2007). Efek lain rokok adalah
menyebabkan beban miokard bertambah karena rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya
Patogenesis Atheroklorosis
1. Pembentukan Aterosklerosis
Ada beberapa hopotesis yang menerangkan tentang proses terbentuknya
aterosklerosis, seperti monoclonal hypothesis, lipogenic hypothesis dan response to
injure hypothesis. Namun yang banyak diperbincangkan adalah mengenai empat stage
respon to injure hypothesis sebagai berikut:
a. Stage A: Endothelial injure
Endotelial yang intake dan licin berfungsi sebagai barrier yang menjamin aliran
darah koroner lancar. Faktor resiko yang dimiliki pasien akan memudahkan
masuknya lipoprotein densitas rendah yang teroksidasi maupun makrofag ke dalam
dinding arteri. Interaksi antara endotelial injure dengan platelet, monosit dan jaringan
ikat (collagen), menyebabkan terjadinya penempelan platelet (platelet adherence)
dan agregasi trombosit (trombosit agregation).
Patogenesis
Mekanisme umum terjadinya SKA adalah ruptur atau erosi lapisan fibrotik dari plak arteri
koronaria. Hal ini mengawali terjadinya agregasi dan adhesi platelet, trombosis
terlokalisir, vasokonstriksi, dan embolisasi trombus distal. Keberadaan kandungan lipid yang
banyak dan tipisnya lapisan fibrotik, menyebabkan tingginya resiko ruptur plak arteri
koronaria. Pembentukan trombus dan terjadinya vasokonstriksi yang disebabkan
pelepasanserotonin dan tromboxan A2 oleh platelet mengakibatkan iskemik miokardium
yang disebabkan oleh penurunan aliran darah koroner.Aterosklerosis adalah bentuk
arteriosklerosis dimana terjadi penebalan dan pengerasan dari dinding pembuluh darah
yang disebabkan oleh akumulasi makrofag yang berisi lemak sehingga menyebabkan
terbentuknya lesi yang disebut plak. Aterosklerosis bukan merupakan kelainan tunggal
namun merupakan proses patologi yang dapat mempengaruhi system vaskuler seluruh
tubuh sehingga dapat menyebabkan sindroma iskemik yang bervariasi dalam
manifestasi klinis dari tingkat keparahan. Hal tersebut merupakan penyebab utama
penyakit arteri koroner.2
Plak fibrosa akan menonjol ke lumen pembuluh darah dan menyumbataliran darah ysng lebih
distal, terutama pada saat olahraga, sehingga timbul gejala klinis (angina atau claudication
intermitten).Banyak plak yang unstable (cenderung menjadi ruptur) tidak menimbulkan
gejala klinis sampai plak tersebut mengalami ruptur. Ruptur plak terjadi akibat aktivasi
reaksi inflamasi dari proteinase seperti metalloproteinase matriks dan cathepsin
sehingga menyebabkan perdarahan pada lesi. Plak atherosklerosis dapat diklasifikasikan
berdasarkan strukturnya yang memperlihatkan stabilitas dan kerentanan terhadap ruptur.
Plak yang menjadi ruptur merupakan plak kompleks. Plak yang unstable dan cenderung
menjadi ruptureadalah plak yang intinya banyak mengandung deposit LDL teroksidasi dan
yang diliputi oleh fibrous caps yang tipis. Plak yang robek (ulserasi atau rupture) terjadi
karena shear forces, inflamasi dengan pelepasan mediator inflamasi yang multiple,
sekresi macrophage-derived degradative enzyme dan apotosis sel pada tepi lesi. Ketika
rupture, terjadi adhesi platelet terhadap jaringan yang terpajan, inisiasi kaskade
pembekuan darah, dan pembentukan thrombus yang sangat cepat. Thrombus tersebut dapat
langsung menyumbat pembuluh darah sehingga terjadi iskemia dan infark.2,3
Gambar 2. Proses Pembentukan Plaque dan Trombus pada Pembuluh Darah Koroner 2
4.2 Patofisiologi
Proses progresifitas dari plak atherosklerotik dapat terjadi perlahan-lahan. Namun,
apabila terjadi obstruksi koroner tiba-tiba karena pembentukan thrombus akibat
plakaterosklerotik yang rupture atau mengalami ulserasi, maka terjadi sindrom koroner akut.
1. Unstable angina : adalah akibat dari iskemi miokard reversibel dan dapat
mencetuskan terjadinya infark.
2. Infark miokard : terjadi apabila iskemia yang berkepanjangan menyebabkan
kerusakanireversibel dari otot jantung.1