201
Universitas Jember Jember
9
oleh
Denny Dwi Kurnia Putra, S.Kep NIM 192311101044
Nisa Tsabita, S.Kep NIM 192311101026
Tria Mega, S.Kep NIM 152310101141
dalam keadaan ekstensi penuh maka lansia akan pincang saat berjalan dan bila
kekuatan otot kuadrisep tidak adekuat untuk menahan lutut dalam keadaan
ekstensi penuh maka lutut tidak dapat bertahan stabil saat menopang berat badan
(Potter dan Perry, 2010).
Uji statistik membuktikan bahwa kelemahan otot dorsal fleksor sendi
pergelangan kaki (ankle) dan ekstensor sendi lutut pada lansia berhubungan erat
dengan risiko jatuh dan penurunan kekuatan otot (Pudjiastuti dan Utomo, 2003).
Tanpa adanya ROM yang penuh pada pergelangan kaki (ankle), gaya jalan akan
mengalami deviasi dan jika kaki terfiksasi dalam keadaan plantar fleksi, maka
akan mengganggu kemampuan gerak (Potter dan Perry, 2010).
Berdasarkan hasil pengkajian oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan
Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Jember pada tanggal 16
September 2019 terhadap lansia di Wisma Mawar UPT PSTW Jember diketahui
data sebagai berikut: lansia nyeri saat bergerak, lansia menyampaikan jarang
berolahrag, lansia mengalami kekakuan otot. Berdasarkan pengkajian tersebut,
mahasiswa Profesi Ners akan memberikan intervensi latihan Range Of Motion
(ROM) atau latihan rentan gerak untuk mengatasi kekakuan sendi akibat
kurangnya gerak dan masalah kesehatan yang dirasakan lansia
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh latihan Range Of Motion (ROM) aktif terhadap
peningkatan rentang gerak sendi dan kekuatan otot kaki pada lansia.
2.2 Manfaat
a. Bagi Penulis
Memperoleh pengalaman dalam memberikan penatalaksanaan Latihan Rentang
Gerak Lansia.
b. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi atau pengetahuan pada masyarakat tentang
penatalaksanaan Latihan Rentang Gerak Lansia.
c. Bagi Instansi
Sebagai bahan kepustakaan dan sumber bacaan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan keperawatan khususnya tentang penatalaksanaan Latihan Rentang
Gerak Lansia.
= Pemateri
6.1 Kesimpulan
Seiring penuaan, serat otot akan mengecil, dan massa otot berkurang. Seiring
berkurangnya massa otot, kekuatan otot juga berkurang. Osteoporosis merupakan
ancaman kesehatan utama bagi 44 juta warga Amerika Serikat atau 55% individu
usia 50 tahun keatas. Diperkirakan bahwa 10 juta individu telah menderita
penyakit ini dan 34 juta lainnya memiliki massa otot yang rendah hingga beresiko
menderita osteoporosis. Latihan rentang gerak yang aktif dan pasif memberikan
keuntungankeuntungan yang berbeda. Latihan aktif membantu mempertahankan
fleksibilitas sendi dan kekuatan otot. Sebaliknya, gerakan pasif hanya membantu
mempertahankan fleksibilitas. Proses menua yang dialami oleh lansia
menimbulkan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan. Salah
satu akibat kemunduran fungsi fisiologis pada lansia mengakibatkan terjadinya
hambatan mobilitas fisik pada lansia tersebut. Perubahan tingkat mobilitas fisik
dapat mengakibatkan pembatasan gerak dalam bentuk tirah baring, pembatasan
gerak fisik selama penggunaan alat bantu eksternal, pembatasan gerak volunter
atau kehilangan fungsi motorik. Beberapa cara dalam mengatasi masalah
kesehatan pada klien dengan Nyeri Sendi yaitu dengan melakukan kegiatan
latihan rentang gerak lansia di PSTW Puger Kabupaten Jember
6.2 SARAN
6.1.1 Bagi Lansia
Informasi yang telah disampaikan perlu diingat kembali dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari
6.1.2 Bagi Instansi
Peningkatan keilmuan dalam perawatan harus tetap dikembangkan
dengan sharing dan diskusi pada seminar hasil dari kegiatan mahasiswa yang
telah melakukan pengabdian ataupun pengembangan ilmu pengetahuan di
Panti Trensa Jember.
6.1.3 Bagi Ilmu Pengetahuan
Kegiatan pendidikan kesehatan dengan pendekatan pengalaman empiris sangat
diperlukan untuk keterbaruan ilmu dan penerapan langsung pada keilmuan
yang telah ada
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan
201
Universitas Jember Jember
9
DAFTAR PUSTAKA
Ellis, J.R., & Bentz, P.M. 2005. Modules For Basic Nursing Skills.Edisi VII.
United States of Amerika: Lippincott Williams.
Guyton A.C. and J.E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC.
Maryam, R.Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta;
Salemba Medika.
Maryam, R.Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta;
Salemba Medika.
Lampiran:
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standar Operasional Prosedur (SOP)
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media
Lampiran 7 : Dokumentasi
\
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan
201
Universitas Jember Jember
9
BERITA ACARA
Pada hari ini, Jumat 20 September 2019 pukul 09.30-10.00 WIB bertempat di
Wisma Mawar di Pelayanan Sosial Tresna Werdha Kabupaten Jember, Provinsi
Jawa Timur telah dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang diet
hipertensi oleh Mahasiswa Keperawatan Universitas Jember, lansia wanita di
wisma mawar (daftar terlampir)
DAFTAR HADIR
Kegiatan Latihan Rentang gerak pada Jumat 20 September 2019 pukul 08.30-
09.00 WIB bertempat di Wisma Mawar Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur
1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan demonstrasi mengenai latihan rentan gerak lansia,
sasaran akan dapat mengerti, memahami, dan mampu mendemonstrasikan
latihan rentan gerak lansia.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan demonstrasi latihan mobilitas sendi lansiaasam urat selama
20 menit sasaran akan mampu:
a. Mengerti dan mampu mempraktekkan latihan rentan gerak lansia
b. Mampu menerapkan latihan rentan gerak lansia sehari-hari
3. Pokok Bahasan
Latihan rentan gerak lansia
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian latihan rentang gerak lansia
b. Tujuan latihan rentang gerak lansia
5. Waktu
1 x 30 menit
7. Model Pembelajaran
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan
201
Universitas Jember Jember
9
8. Setting Tempat
Keterangan:
1. Pemateri
2. Peserta
9. Persiapan
Penyuluh menyiapkan materi dan SOP tentang latihan rentang gerak lansia
untuk Lansia
Lansia untuk
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan
4. Mendemonstrasika
n latihan mobilitas
sendi lansia
5. Memberikan
kesempatan
kepada Lansia
untuk ikut
mempraktikkan /
mendemonstrasika
n latihan rentang
gerak lansia
Penutup a. Menyimpulkan Memperhatikan dan 5 menit
materi yang telah menanggapi
diberikan
b. Mengevaluasi hasil
pendidikan
kesehatan dan
demonstrasi
c. Salam penutup
11. Evaluasi
Setelah mendapatkan asuhan keperawatan lansia dan keluarga
mampu:
a. Menjelaskan pengertian, tujuan, indikasi serta manfaat latihan rentang
gerak lansia
b. Mengetahui dan mampu mempraktikkan langkah-langkah rentang
gerak lansia
c. Melakukan konseling untuk membantu lansia dalam mengemukakan
masalah yang dihadapi
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan
201
Universitas Jember Jember
9
UNIVERSITAS JEMBER
6 PERSIAPAN ALAT Tidaak ada alat yang dipeerlukan pada latihan ini. Alat yang
digunakan dalam indikator kebersihan adalah geniomeeter dan
penggaris atau midline.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan
201
Universitas Jember Jember
9
8. HASIL a. Lansia merasa badan terasa fit dan sendi-sendi tidak kaku
b. Lansia tidaak mengalami nyeri saat melakukan gerakan
latihaan
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan
201
Universitas Jember Jember
9
C. Manfaat ROM
1. Memperbaiki tonus otot
2. Meningkatkan mobilisasi sendi
3. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
4. Meningkatkan massa otot
5. Mengurangi kehilangan tulang
D. Prinsip Dasar Latihan ROM
1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dilatih minimal 2 kali sehari.
2. ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan klien.
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur klien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan ROM adalah leher, jari
lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-
bagian yang mengalami proses penyakit atau kelemahan.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau
perawatan rutin telah dilakukan
E. Pembagian Range of Motion (ROM)
1. ROM Pasif
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakukan klien dengan
bantuan perawat atau keluarga pada setiap gerakan ROM. Indikasi latihan
pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan
mobilisasi, tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang
gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan
paralisis ekstermitas total (Suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini
berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat
dan menggerakkan kaki pasien.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan
201
Universitas Jember Jember
9
2. ROM Aktif
Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan
membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri
sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih
kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-
ototnya secara aktif .
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan
201
Universitas Jember Jember
9
Lampiran 5: Media
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
T.A 2017/2018
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan
201
Universitas Jember Jember
9