Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KEPEMIMPINAN

Dosen Pengampu: Dra. Yusna Melianti, MH

Disusun Oleh :
KELAS: B
KELOMPOK 2
ILHAM EFFENDI YAHYA (3192111002)
MEUTIA ANGGRAINI (3192411008)
WILDA PUTRIYANSYAH (3192411009)
HENNY SARI (3193311015)
ANGGITA SYAHRANI (3193311032)
MYCHELL YESHKIEL (3193311026)
WAHYU SABTIYA DARMA (3191111001)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
Pertemuan : LEMBARAN KERJA II SKS:2
8 MATA KULIAH KEPEMIMPINAN Kode : -
Hari/ Tanggal : Waktu :
Kamis/12-10- 09.40’
2019
Materi : Masalah Kepemimpinan
Indikator Capaian : Dapat mengetahui masalah pendidikan,
pandangan filosofis dunia pendidikan, kepemimpinan di bidang
pendidikan, faktor yang mempengaruhi efektivitas pemimpin
pendidikan, serta solusi masalah kepemimpinan pendidikan.
Soal :
1. (Berdasarkan pengalaman atau pengamatan selama ini), deskripsikan minimal 2
masalah kepemimpinan pendidikan !

2. Berikan rumusan solusi untuk masalah nomor 1!

3. Deskripsikan minimal 2 masalah kepemimpinan non pendidikan!

4. Berikan rumusan solusi untuk masalah nomor 3 ?

5. Bagaimana pendapat Anda, jika managerial grid dari Blake Mounton diterapkan
untuk menyelesaikan masalah pendidikan? Berikan pendapat dan alasannya!

1. Berdasarkan pengalaman ataupun pengamatan kami selama ini, masalah


kepemimpinan
 Pendidikan pendidikanmenghasilkan
di Indonesia adalah sebagaimanusia
berikut. robot, karena pendidikan yang
diberikan ternyata berat sebelah, dengan kata lain tidak seimbang.
Ketidakseimbang antara belajar yang berfikir (kognitif) dan perilaku belajar yang
merasa (efektif). Jadi unsur integrasi cenderung makin hilang, yang terjadi adalah
disintegrasi.

 Sistem pendidikan yang top-down (dari atas kebawah). Sistem pendidikan ini
sangat tidak membebaskan karena peserta didik dianggap manusia yang tidak tau
apa-apa. Guru sebagai pemberi mengarahkan murid-murud untuk menghafal
secara mekanis apa isi pelajaran yang di ceritakan. Guru sebagai pengisi dan murid
sebagai yang diisi. Jadi hubungannya adalah guru sebagai subyek dan murid
sebagai obyek. Maka, model ini dianggap menindas murid.

 Model pendidikan, manusia yang dihasilkan pendidikan saat ini hanya siap untuk
memenuhi kebutuhan zaman dan bukan bersikap kritis terhadap zamannya, yang
menyebabkan manusia tercabut dari akar-akar budayanya dan malah cenderung
gandrung ke hal-hal yang berbau Barat.

2. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut:

 Solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan
dengan sistem pendidikan.

 Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkaitan langung
dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru
dan prestasi siswa, meningkatkan kesejahteraan guru, penyediaan media/alat
peraga pendidikan, dan sebagainya.

 Solusi faktor penentu keberhasilan, yakni kebijakan untuk mendukung kelayakan


individu pemimpin pada dunia pendidikan, khususnya di tingkat sekolah. Faktor
yang mempengaruhi kualitas keberhasilan suatu organisasi atau lembaga di
sekolah, yaitu:

a) Kepribadian (personality )

b) Harapan dan perilaku atasan

c) Karakteristik

d) Kebutuhan tugas

e) Iklim dan kebijakan organisasi

f) Harapan dan perilaku rekan

3. Masalah kepemimpinan non pendidikan, yaitu:

 Adanya progaram yang tidak konsepsional, asal di buat dan asal dilaksanakan
karena ada dananya, sudah tentu ini menjadi suatu pemborosan.

 Adanya beberapa program yang kegiatannya sama, tapi dilaksanakan oleh


beberapa pihak. Program ini tentu saja tifak efektif dan efisien karena banyak
menghabiskan waktu, uang, tenaga dan justru untuk kegiatan yang membosankan.
4. Solusi untuk soal nomor 3, yaitu:

 Melakukan program yang lebih konsepsional, dan tidak asala di buat. Dilaksanakan
karena memang dibutuhkan,dan bukan karena hanya adanya dana yang dimiliki.
Melakukan kegiatan yang lebih irit, tidak dalam beberapa program yang berbeda
tetapi kegiatannya sama.
5. Untuk Menjawab pertanyaan ini, kita harus mengindentifikasi permasalahan
pendidikan mencakup apa. Permasalah pendidikan mencakup 4 hal, yaitu :
- Tidak memiliki Guru dan Guru tidak terlatih
- Tidak Tersedianya Kelas yang Memadai
- Dana Pendidikan yang Kurang
- Kekurangan Bahan Belajar.

Seperti yang kita tahu bahwa Managerial grid itu adalah gaya kepemimpinan yang
mencakup dua hal, yaitu : Manajer berhubungan dengan dua hal yaitu produksi
dan bawahan. Sebagaimana dikehendaki Blake dan Mouton (Thoha, 2012:53)
managerial grid menekankan bagaimana manajer memikirkan produksi dan
hubungan manajer serta memikirkan produksi dan hubungan kerja dengan
manusianya.

Sudah Jelas didalam Pengertian tersebut, bahwasannya managerial Grid dapat


menyelesaiakan ke empat permasalahan pendidikan yang kami sebutkan diatas.
Hal itu dikarenakan managerial grid mengharuskan seorang guru( seorang
manager, jika dalam pendidikan dan staf lainnya), maka sebagai seorang pengajar
haruslah memiliki produksi yang dia buat sendiri dan ia sangat kuasai walaupun
tidak dibuat sendiri, tapi dia ikut andil dalam pembuatannya. Dan buukan hanya
ilmu, namun managerial grid ini meimiliki satu aspek yang sangat penting, yaitu
meimikirkan manusia (murid), bagaiman proses pembelajaran dengan baik,
bagaiman dengan ilmu nya, sudah tersampaikan dengan baik atau tidak, bagaiman
dengan tingkat kepuasan murid, pemikiran pemikiran seprti itulah yang terdapat
pada managerial grid. Maka dari itu managerial grid sangat sangat bias untuk
meyelesaikan masalah pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai