Anda di halaman 1dari 18

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan didefinisikan secara umum yaitu binatang vertebrata yang berdarah

dingin (poikilotherm), hidup dalam lingkungan air, umumnya bernapas dengan

insang, pergerakan dan keseimbangan badannya terutama menggunakan sirip.

(Burhanuddin, 2014).

Morfometrik pada ikan adalah pengukuran bagian bagian tertentu dari

struktur tubuh ikan. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur

antara lain adalah panjang total, panjang baku, tinggi badan ikan, lebar badan

ikan, tinggi sirip ikan, lebar sirip ikan, dan lain lain. Ukuran ikan adalah jarak

antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain.

Morfometrik dapat didefenisikan sebagai teknik untuk mendeskripsikan

bentuk tubuh. Metode tersebut banyak digunakan dalam studi taksonomi dengan

melihat pada komponen yang dapat diukur (yaitu mengukur panjang atau jarak

antara ciri-ciri fisik atau landmark) anatomi ikan seperti ukuran bagian tubuh dan

sirip dan rasio panjang tubuh. Selama sekitar 50 tahun terakhir, metode

morfometrik telah berhasil membedakan antar spesies pada ikan di seluruh dunia

(Muchlisin dalam Asiah , 2018).

Meristik merupakan pengamatan morfologi dengan cara menghitung

semua struktur morfologi yang dapat dihitung misalnya jumlah sisik, jumlah

tulang sirip dan lain-lain. Oleh karena itu, sangat diperlukan mengenal ciri-ciri

ikan dengan begitu banyak spesies ini.


2

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum

Tujuan dari dilakukan praktikum ini ialah agar mahasiswa mempelajari

bagaimana cara mengukuran morfometrik dan perhitungan meristik tubuh ikan

dan menghitung bagian tubuh ikan. Praktikum ini sangat bermanfaat bagi

mahasiswa yang mempelajari ilmu iktiologi. Mengetahui klasifikasi ikan yang

diamati yaitu dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang susunan, bentuk

dan jumlah linea lateralis, mengetahui bagaimana cara untuk menghitung sisik

serta ukuran morfometrik dan meristrik pada ikan.


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta)

Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) merupakan salah satu ikan

pelagis kecil yang ditemukan di seluruh perairan Indonesia. Ikan pelagis ini hidup

bergerombol, baik di perairan pantai maupun perairan lepas pantai (Sari dalam

Yulizha, 2018).

Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) yaitu jenis ikan pemakan

plankton yang bergerombol di permukaan laut pada musim-musim tertentu,

sehingga mudah sekali tertangkap (Utami et al. dalam Permatasari, 2016).

Menurut Amin et al dalam Permatasari (2016) ikan kembung lelaki merupakan

komoditas perikanan penting yang diminati banyak orang untuk di konsumsi

dalam pemenuhan gizi sehari-hari karena harganya yang ekonomis dan gizinya

yang cukup tinggi.

Ikan kembung lelaki mempunyai ciri-ciri morfologi tinggi badan sedang,

kelopak mata berkembang baik, sirip punggung kedua dan sirip dubur masing-

masing diikuti oleh 5 buah sirip-sirip kecil atau disebut juga finlet. Tubuhnya

berwarna biru kehitaman/kehijauan, badan keperakan dan sedikit keemasan.

Terdapat dua lajur noktah-noktah hitam disisi dasar sirip punggung. Warna sirip

punggung kekuningan dengan tepi gelap, sirip ekor dan dada kekuningan serta

sirip lain keabuan (Dirjen Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan

Perikanan, dalam Susanti, 2018).


4

2.2 Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Ikan bandeng merupakan salah satu produk unggulan dari perikanan

Indonesia. Ikan bandeng memiliki nilai protein hewani yang lebih tinggi

dibandingkan dengan protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Murtidjo

dalam Sholehah, 2017). Hal inilah, yang menyebabkan ikan bandeng menjadi

komoditas yang memiliki tingkat pilihan konsumsi yang tinggi.

Ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu komoditas unggulan

perikanan budidaya. Selain untuk mendukung ketahanan pangan dan gizi, usaha

budidaya ikan bandeng juga dapat meningkatkan pendapatan para pembudidaya

skala kecil dan menengah. Produksi bandeng secara nasional juga meningkat

cukup signifikan yaitu dari 421 757 ton pada tahun 2010 menjadi 621 393 ton

pada tahun 2014, atau rata-rata 10,4% per tahun (Direktorat Jenderal Perikanan

Budidaya dalam Haryati, 2017).

Ikan Bandeng sebagai ikan laut memilki daerah penyebaran yang sangat luas,

yakni dari pantai Afrika Timur sampai ke Kepulauan Tuamutu, sebelah Timur

Tahiti, dan dari Jepang Selatan sampai Australia. Ikan bandeng merupakan salah

satu sumber protein hewani yang sangat penting. Ikan bandeng memiliki nilai

protein hewani yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein yang berasal dari

tumbuhan dan tidak mempunyai risiko kolestrol, ikan bandeng juga sebagai

sumber lemak, mineral serta vitamin yang dibutuhkan pertumbuhan dan kesehatan

(Murtidjo dalam Sholehah, 2017).

Ikan bandeng memiliki bentuk tubuh memanjang, padat, pipih dan oval.

Perbandingan tinggi dengan panjang total sekitar 1 : (4,0-5,2). Sementara

perbandingan panjang kepala dengan panjang total adalah 1 : (5,2-5,5). Kepala


5

ikan bandeng tidak bersisik, mulutnya terletak di ujung dan berukuran kecil,

rahangnya tanpa gigi, mata tertutup oleh kulit bening (subcytuneus) (Tim Karya

Tani Mandiri dalam Aliyah, 2017).


6

III. BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan hari Kamis, 21 Maret 2019 dimana setiap harinya

dimulai pukul 13.30-15.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Biologi Perairan

Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah ikan kembung (Rastrelliger kanagurta), ikan

bandeng (Chanos chanos). Alat yang digunakan berupa nampan sebagai tempat

meletakkan ikan yang akan digambar, serbet untuk membersihkan tangan, dan

alat-alat tulis seperti pena, pensil, penggaris dan penghapus berfungsi untuk

menggambar ikan dan mengukur ikan. Buku penuntun praktikum untuk petunjuk

prosedur yang dilakukan dalam praktikum. Buku saanin dan buku gambar yang

berfungsi untuk menunjukkan jenis klasifikasi ikan dan untuk menggambarkan

ikan yang diamati. Meja kaca dengan alas karpet serta lampu yang berfungsi

sebagai wadah agar ikan nampak lebih jelas saat difoto.

3.3 Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan secara

langsung pada ikan yang kemudian digambar pada buku gambar.

3.4 Prosedur Praktikum

Adapun prosedur kerja dalam praktikum “Morfometrik dan Perhitungan

Meristik Ikan Tubuh Ikan” adalah ikan diletakkan di atas. Ukurlah bagian tubuh

ikan tersebut dari panjang total, panjang baku, panjang kepala bagian dorsal dan

lateral, panjang pre dorsal, panjang pangkal ekor dorsal-anal, panjang anal pelvic,
7

tinggi kepala di mata, tinggi kepala di tengkuk, tinggi badan di pelvic, tinggi

badan di awal dorsal, tinggi badan di akhir anal, tinggi batang ekor, tinggi dasar

ekor, diameter bola mata, panjang dasar sirip pectoral-dorsal, panjang sirip pelvic,

panjang dasar sirip anal, panjang sungut, panjang jari sirip dorsal terpanjang,

panjang sirip pectoral terpanjang, panjang cuping ekor bagian atas, dan panjang

cuping ekor bagian bawah. Lalu buatlah deskripsi tentang ikan yang telah di dapat

mulai dari kepala sampai dengan ujung ekor. Hitunglah jari-jari sirip pada ikan

yang telah didapat, dan hitung jumlah sisik pada ikan.

Gambarlah ikan yang telah di ukur sebelumnya pada buku gambar praktikum

ikhtiologi. Buatlah presentase dari panjang bagian-bagian tubuh yang telah di

ukur tersebut. Setelah praktikum selesai dilaksanakan cuci nampan praktikum dan

bereskan semua peralatan yang telah digunakan.


8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Ikan Kembung

Klasifikasi ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) menurut FAO

(dalam Yuliza, 2018) adalah sebagai berikut.

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Scombridae

Genus : Rastrelliger

Spesies : Rastrelliger kanagurta

Habitat : Air laut

Gambar 1. Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)


9

Didapatkan ukuran TL : 21 cm, SL: 18 cm, HDL : 4,5 cm, BDH : 5,5 cm.

Serta pengukuran mersitik yang didapatkan yaitu D. IX. 10 ; V. II. 12; P. II.12;

A. I. 9; C. VII. 19.11.

4.1.2 Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Menurut Saanin (1968), ikan bandeng memiliki klasifikasi sebagai berikut:

Nama Lokal : Ikan bandeng

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Teleostei

Famili : Malacopterygii

Genus : Chanos

Spesies : Chanos chanos

Gambar 2. Ikan bandeng (Chanos chanos)


Didapatkan ukuran TL : 24 cm, SL: 19 cm, HDL : 5 cm, BDH : 4,5 cm.

Serta pengukuran mersitik yang didapatkan yaitu D. III.5 ; V. II. 9; P. II. 8; A. I.

6; C. VIII. 7.
10

Tabel 1. Pengukuran Morfometrik ikan kembung

No Nama Ikan Panjang (cm) Persentase(%)


1. Panjang total (PT) 21 cm 116,7%
2. Panjang baku (PB) 18 cm 100%
3. Panjang kepala dorsal 3,5 cm 19,4%
4. Panjang kepala bagian lateral 4,5 cm 25%
5. Panjang pre-dorsal 3 cm 16,7%
6. Panjang pangkal ekor dorsal 1 cm 5,6%
7. Panjang pangkal ekor anal 1 cm 5,6%
8. Panjang anal pelvik 5,4 cm 30%
9. Tinggi kepala di mata 2 cm 11,1%
10. Tinggi kepala di tengkuk 4 cm 22,2%
11. Tinggi badan di pelvik 5,5 cm 30,6%
12. Tinggi badan diawal dorsal 5,5 cm 30,6%
13. Tinggi badan di akhir anal 1.5 cm 8,3%
14. Tinggi batang ekor 0,8 cm 4,4%
15. Tinggi dasar ekor 1,5 cm 8,3%
16. Diameter bola mata 1,2 . 0,6 cm 6,7%. 3,3%
17. Panjang dasar sirip pectoral 6,8 cm 37,8%
18. Panjang dasar sirip dorsal 2,7 cm 15%
19. Panjang sirip pelvik 0,7 cm 3,9%
20. Panjang dasar sirip anal 6 cm 33,3%
21. Panjang sungut - -
22. Panjang jari sirip dorsal terpanjang 2,4 cm 13,3%
23. Panjang jari sirip pectoral terpanjang 2,1 cm 11,7%
24 Panjang cuping sirip ekor bagian atas 4,5 cm 25%
25 Panjang cuping sirip ekor bagian bawah 4,2 cm 23,3%
11

Tabel 2. Pengukuran Morfometrik Ikan bandeng

No Nama Ikan Panjang (cm) Persentase(%)


1. Panjang total (PT) 24 cm 126,3%
2. Panjang baku (PB) 19 cm 100%
3. Panjang kepala dorsal 3 cm 15,8%
4. Panjang kepala bagian lateral 5 cm 26,3%
5. Panjang pre-dorsal 3 cm 15,8%
6. Panjang pangkal ekor dorsal 4,5 cm 23,7%
7. Panjang pangkal ekor anal 4,5 cm 23,7%
8. Panjang anal pelvik 4 cm 21,1%
9. Tinggi kepala di mata 1 cm 5,3%
10. Tinggi kepala di tengkuk 3,5 cm 16,8%
11. Tinggi badan di pelvik 4,3 cm 22,6%
12. Tinggi badan diawal dorsal 4,5 cm 23,7%
13. Tinggi badan di akhir anal 2,4 cm 12,6%
14. Tinggi batang ekor 2,3 cm 12,1%
15. Tinggi dasar ekor 3,8 cm 20%
16. Diameter bola mata 1,3. 0,4 cm 6,8%. 2,1%
17. Panjang dasar sirip pectoral 5 cm 26,3%
18. Panjang dasar sirip dorsal 1,8 cm 9,5%
19. Panjang sirip pelvik 0,2 cm 1,1%
20. Panjang dasar sirip anal 4,5 cm 23,7%
21. Panjang sungut 4,5 cm 23,7%
22. Panjang jari sirip dorsal terpanjang 3,3 cm 17,4%
23. Panjang jari sirip pectoral terpanjang 3,1 cm 16,3%
24 Panjang cuping sirip ekor bagian atas 6,5 cm 34,2%
25 Panjang cuping sirip ekor bagian bawah 2,6 cm 14,7%
12

4.2 Pembahasan

4.2.1 Morfometrik

Morfometrik pada ikan adalah pengukuran bagian bagian tertentu dari

struktur tubuh ikan. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur

antara lain adalah panjang total, panjang baku, tinggi badan ikan, lebar badan

ikan, tinggi sirip ikan, lebar sirip ikan, dan lain lain.

4.2.1.1 Morfometrik Ikan Kembung

Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan panjang total 21 cm yang

diukur dari ujung hidung sampai ke ujung sirip ekor yang disatukan, panjang baku

18 cm yang diukur dari ujung hidung sampai ke dasar sirip ekor, panjang kepala

bagian dorsal 3,5 cm yang diukur dari awal ujung mulut sampai ke akhir dari

tengkorak kepala, panjang kepala bagian lateral 4,5 cm yang diukur dari ujung

mulut sampai ke akhir operculum, panjang pre dorsal 3 cm yang diukur dari akhir

tengkorak kepala sampai ke awal belakang sirip punggung, panjang pangkal ekor-

dorsal 1 cm yang diukur dari pangkal sirip ekor sampai ke belakang pangkal sirip

dorsal, panjang pangkal ekor-anal 1 cm yang diukur dari pangkal sirip ekor

sampai ke dasar bagian pangkal sirip anal, panjang anal-pelvik 5,4 cm yang

diukur dari pangkal sirip pelvik sampai ke dasar bagian awal sirip anal.

Tinggi kepala di mata 2 cm yang diukur dari sisi atas kepala sampai sisi

bawah kepala yang melewati mata, tinggi kepala di tengkuk 4 cm yang diukur dari

tengkuk sampai ke sisi bawah kepala, tinggi badan di pelvik 5,5 cm yang diukur

dari bagian perut sampai ke bagian punggung melalui dasar sirip pelvic, tinggi

badan di awal dorsal 5,5 cm yang diukur dari awal dorsal sampai ke bagian bawah

badan, tinggi badan di akhir anal 1,5 cm yang diukur dari akhir anal sampai
13

kebagian atas kepala, tinggi batang ekor 0,8 cm yang diukur pada bagian

tersempit dari batang ekor, tinggi dasar ekor 1,5 cm yang diukur pada garis lurus

pada kedua sisi batang ekor, diameter bola mata 1,2 cm yang diukur dari pinggir

rongga mata dan 0,6 cm untuk kornea mata.

Panjang dasar sirip pectoral 6,8 cm yang diukur dari dasar yang paling

kemuka sampai ke puncak sirip, panjang dasar sirip dorsal 2,7 cm yang diukur

dari awal sampai ke bagian akhir dasar sirip dorsal, panjang sirip pelvik 0,7 cm

yang diukur dari dasar sirip pelvik sampai ke ujung sirip pelvik, panjang dasar

sirip anal 6 cm yang diukur dari awal sampai kebagian akhir sirip anal, ikan

kembung tidak memiliki sungut, panjang jari sirip dorsal terpanjang 2,4 cm yang

diukur dari dasar sirip dorsal sampai keujung jari sirip yang terpanjang, panjang

jari sirip pektoral terpanjang 2,1 cm yang diukur dari dasar sirip pektoral sampai

ke ujung jari sirip yang terpanjang, tidak memiliki panjang cuping sirip ekor

bagian atas 4,5 cm yang diukur dari pangkal batang ekor bagian atas sampai ke

ujung sirip ekor, dan panjang cuping sirip ekor bagian bawah 4,2 cm yang diukur

dari pangkal batang ekor sampai ke ujung sirip ekor bagian bawah.

4.2.1.2 Morfometrik Ikan Bandeng

Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan panjang total 24 cm yang

diukur dari ujung hidung sampai ke ujung sirip ekor yang disatukan, panjang baku

19 cm yang diukur dari ujung hidung sampai ke dasar sirip ekor, panjang kepala

bagian dorsal 3 cm yang diukur dari awal ujung mulut sampai ke akhir dari

tengkorak kepala, panjang kepala bagian lateral 5 cm yang diukur dari ujung

mulut sampai ke akhir operculum, panjang pre dorsal 3 cm yang diukur dari akhir

tengkorak kepala sampai ke awal belakang sirip punggung, panjang pangkal ekor-
14

dorsal 4,5 cm yang diukur dari pangkal sirip ekor sampai ke belakang pangkal

sirip dorsal, panjang pangkal ekor-anal 4,5 cm yang diukur dari pangkal sirip ekor

sampai ke dasar bagian pangkal sirip anal, panjang anal-pelvik 4 cm yang diukur

dari pangkal sirip pelvik sampai ke dasar bagian awal sirip anal.

Tinggi kepala di mata 1 cm yang diukur dari sisi atas kepala sampai sisi

bawah kepala yang melewati mata, tinggi kepala di tengkuk 3,5 cm yang diukur

dari tengkuk sampai ke sisi bawah kepala, tinggi badan di pelvik 4,3 cm yang

diukur dari bagian perut sampai ke bagian punggung melalui dasar sirip pelvic,

tinggi badan di awal dorsal 4,5 cm yang diukur dari awal dorsal sampai ke bagian

bawah badan, tinggi badan di akhir anal 2,4 cm yang diukur dari akhir anal

sampai kebagian atas kepala, tinggi batang ekor 2,3 cm yang diukur pada bagian

tersempit dari batang ekor, tinggi dasar ekor 3,8 cm yang diukur pada garis lurus

pada kedua sisi batang ekor, diameter bola mata 1,3 cm yang diukur dari pinggir

rongga mata dan 0,4 cm untuk kornea mata.

Panjang dasar sirip pectoral 5 cm yang diukur dari dasar yang paling

kemuka sampai ke puncak sirip, panjang dasar sirip dorsal 1,8 cm yang diukur

dari awal sampai ke bagian akhir dasar sirip dorsal, panjang sirip pelvik 0,2 cm

yang diukur dari dasar sirip pelvik sampai ke ujung sirip pelvik, panjang dasar

sirip anal 4,5 cm yang diukur dari awal sampai kebagian akhir sirip anal, panjang

sungut 4,5 cm yang diukur dari dasar sungut sampai ke ujung sungut, panjang jari

sirip dorsal terpanjang 3,3 cm yang diukur dari dasar sirip dorsal sampai keujung

jari sirip yang terpanjang, panjang jari sirip pektoral terpanjang 3,1 cm yang

diukur dari dasar sirip pektoral sampai ke ujung jari sirip yang terpanjang, tidak

memiliki panjang cuping sirip ekor bagian atas 6,5 cm yang diukur dari pangkal
15

batang ekor bagian atas sampai ke ujung sirip ekor, dan panjang cuping sirip ekor

bagian bawah 2,6 cm yang diukur dari pangkal batang ekor sampai ke ujung sirip

ekor bagian bawah.

4.2.2 Meristrik

Meristik merupakan pengamatan morfologi dengan cara menghitung

semua struktur morfologi yang dapat dihitung misalnya jumlah sisik, jumlah

tulang sirip dan lain-lain.

4.2.2.1 Meristrik Ikan Kembung

Ikan kembung memiliki sisik berbentuk stenoid dan garis lateral (garis

gurat sisi) tunggal, lengkap dan tidak terputus, bentuk sirip ekor bercagak. Warna

badan umumnya biru kehitam-hitaman, bagian perut berwarna putih, bagian

punggung berwarna kecoklatan. Warna tersebut akan berubah menjelang dewasa,

yakni pada bagian punggung berwarna kecoklatan dan pada bagian perut

berwarna keperakan atau kekuningan.

Ikan kembung tersebut memiliki jumlah sisik di depan sirip punggung

sebanyak 30, memiliki jumlah sisik di pipi sebanyak 52, memiliki 60 sisik di

sekeliling badan, mempunyai 45 sisik pada batang ekor, mempunyai 175 sisik

pada garis rusuk, memiliki 30 sisik di atas garis rusuk, dan 45 sisik di bawah garis

rusuk, yang dihitung berdasarkan buku penuntun praktikum iktiologi

Didapatkan ukuran ikan kembung dengan TL : 21 cm, SL: 18 cm, HDL

: 4,5 cm, BDH : 5,5 cm. Serta pengukuran mersitik yang didapatkan yaitu D. IX.

10 ; V. II. 12; P. II.12; A. I. 9; C. VII. 19.11.


16

4.2.2.2 Meristrik Ikan Bandeng

Ikan bandeng memiliki sisik berbentuk stenoid dan garis lateral (garis

gurat sisi) tunggal, lengkap dan tidak terputus, bentuk sirip ekor bercagak. Warna

badan umumnya biru kehitam-hitaman, bagian perut berwarna putih, bagian

punggung berwarna kecoklatan. Warna tersebut akan berubah menjelang dewasa,

yakni pada bagian punggung berwarna kecoklatan dan pada bagian perut

berwarna keperakan atau kekuningan.

Ikan bandeng tersebut memiliki jumlah sisik di depan sirip punggung

sebanyak 16, memiliki jumlah sisik di pipi sebanyak 9, memiliki 22 sisik di

sekeliling badan, mempunyai 12 sisik pada batang ekor, mempunyai 6 sisik pada

garis rusuk, memiliki 13 sisik di atas garis rusuk dan di bawah garis rusuk, yang

dihitung berdasarkan buku penuntun praktikum iktiologi.

Didapatkan ukuran ikan bandeng dengan TL : 24 cm, SL: 19 cm, HDL :

5 cm, BDH : 4,5 cm. Serta pengukuran mersitik yang didapatkan yaitu D. III.5 ;

V. II. 9; P. II. 8; A. I. 6; C. VIII. 7.


17

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Morfometrik pada ikan adalah pengukuran bagian bagian tertentu dari

struktur tubuh ikan. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur

antara lain adalah panjang total, panjang baku, tinggi badan ikan, lebar badan

ikan, tinggi sirip ikan, lebar sirip ikan, dan lain lain.

Meristik merupakan pengamatan morfologi dengan cara menghitung

semua struktur morfologi yang dapat dihitung misalnya jumlah sisik, jumlah

tulang sirip dan lain-lain.

Ukuran ikan kembung dengan TL : 21 cm, SL: 18 cm, HDL : 4,5 cm,

BDH : 5,5 cm. Serta pengukuran mersitik yang didapatkan yaitu D. IX. 10 ; V. II.

12; P. II.12; A. I. 9; C. VII. 19.11.

Ukuran ikan bandeng dengan TL : 24 cm, SL: 19 cm, HDL : 5 cm, BDH :

4,5 cm. Serta pengukuran mersitik yang didapatkan yaitu D. III.5 ; V. II. 9; P. II.

8; A. I. 6; C. VIII. 7.

5.2 Saran

Diharapkan kepada semua praktikan dapat memahami tentang morfometrik

dan perhitungan meristrik tubuh ikan, sehingga pada saat menjalani praktikum

tidak mengalami kesulitan. Dan diharapkan agar asisten dapat membantu dan

membimbing praktikan. Mudah-mudahan sarana dan prasarana laboratorium lebih

memadai sehingga tujuan dari praktikum lebih tepat dan efisien.


18

DAFTAR PUSTAKA

Aliyah, Himatul. 2017. Analisis Optimasi Ekonomi Pengelolaan Tambak Ikan


Bandeng Wanamina Di Desa Kartikajaya, Kecamatan Patebon,
Kabupaten Kendal, Jawa Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Asiah, Nur., Junianto, dan Sukendi. 2018. “Morfometrik dan Meristik Ikan
Kelabau (Osteochilus melanopleurus) dari Sungai Kampar, Provinsi
Riau”. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 23(2), hlm. 47-56.

Burhanuddin, Andi Iqbal. 2014. Iktiologi, Ikan Dan Segala Aspek Kehidupannya.
Yogyakarta: Depublish.

Haryati, Mirna dan Edison Saade. 2017. Pengaruh Suplementasi Lactobacillus sp.
Pada Pakan Buatan Tterhadap Aktivitas Enzim Pencernaan Larva Ikan
Bandeng (Chanos chanos). Jurnal Perikanan dan Kelautan, hlm. 611-
620.

Permatasari, Zanet. 2016. Biologi Reproduksi Ikan Kembung Lelaki


(Rastrelliger kanagurta Cuvier, 1817) di Perairan Selat Sunda [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sholehah, Anisa Rumawar. 2017. Optimalisasi Penggunaan Input Pada Budidaya
Tambak Ikan Bandeng Di Desa Melakasari, Kecamatan Gebang,
Kabupaten Cirebon [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Susanti, Evi. 2018. Pendugaan Tingkat Kematangan Gonad Secara Morfologi Dan
Histologi Pada Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger Kanagurta, Cuvier
1817) Yang Didaratkan Di Tempat Pelelangan Ikan (Tpi) Mayangan,
Probolinggo, Jawa Timur [skripsi]. Malang (ID): Universitas Brawijaya.
Yulizha, Titha. 2018. Biologi Reproduksi Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger
kanagurta Cuvier, 1817) di Teluk Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai