Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PEMBAHASAN
A. Pengertian dan tujuan Manajemen Informasi Kesehatan
1. Pengertian Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) dan Sistem
Informasi Kesehatan (SIK)

Manajemen Informasi Kesehatan adalah pengelolaan yang


memfokuskan kegiatannya pada pelayanan kesehatan dan sumber
informasi pelayanan kesehatan dengan menjabarkan sifat alami data,
struktur dan menerjemahkannya ke berbagai bentuk informasi demi
kemajuan kesehatan dan pelayanan kesehatan perorangan, pasien dan
masyarakat. Penanggung jawab manajemen informasi kesehatan
berkewajiban untuk mengumpulkan, mengintegrasikan dan menganalisis
data pelayanan kesehatan primer dan sekunder, mendesiminasi informasi,
menata sumber informasi bagi kepentingan penelitian, pendidikan,
perencanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan secara komprehensif dan
terintegrasi (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006, Manual Rekam Medis).
Dikutip dari ( http://brsndontatto.blogspot.co.id/). Manajemen Informasi
Kesehatan (MIK) adalah kemampuan dan keterampilan sebagai tenaga
profesional dalam mengumpulkan, menganalisis, dan mendiseminasikan
data informasi kesehatan, yang cakupan penggunanya meliputi
administrator, manajer, pemberi pelayanan kesehatan(provider) dengan
keunggulan utama mengelola informasi kesehatan, dengan memperhatikan
aspek administrative, legal, financial, research and education
value.(Hatta, 2008) dikutip dari ( http://retnowati10.blogspot.com)

Manajemen informasi kesehatan berkaitan erat dengan rekam


medis. Hal ini dikarenakan data-data di rekam medis dapat dipergunakan
sebagai :
1. alat komunikasi (informasi) dan dasar pengobatan bagi dokter, dokter
gigi dalam memberikan pelayanan medis.

1
2. Masukan untuk menyusun laporan epidemiologi penyakit dan
demografi (data sosial pasien) serta sistem informasi manajemen
rumah sakit
3. Masukan untuk menghitung biaya pelayanan
4. Bahan untuk statistik kesehatan
5. Sebagai bahan/pendidikan dan penelitian data.

semua data yang ada pada rekam medis dijadikan sebagai sumber
informasi bagi manajemen informasi kesehatan untuk membuat dan
mengatur kebjiakan mengenai pelayanan kesehatan, meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan, analisis data, statistik data kesehatan dan
segala kepengurusan mengenai semua hal yang berkaitan dengan sistem
pelayanan kesehatan.
Bidang ini memberikan kontribusi yang besar terhadap sistem
pelayanan kesehatan dan kepada pasien dengan memelihara sistem
informasi pelayanan kesehatan yang terorganisir yang sangat diperlukan
dalam pengambilan keputusan medis dan pelayanan perawatan pasien.
Rekam kesehatan dapat diambil secara manual maupun dengan melalui
komputer. Selain itu, data pasien harus disimpan dan dikelola secara
efisien oleh seorang manajer informasi kesehatan atau praktisinya.
Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) merupakan salah satu subsistem
dari Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ). Yang merupakan sub sistem dari
Sistem Kesehatan Nasional yaitu sebagai berikut.
1. subsistem upaya kesehatan;
2. subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan
3. subsistem pembiayaan kesehatan
4. subsistem sumber daya manusia kesehatan
5. subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan;
6. subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7. subsistem pemberdayaan masyarakat.

2
Subsistem Manajemen Informasi Kesehatan ini meliputi kebijakan
kesehatan, administrasi kesehatan, hukum kesehatan, dan informasi
kesehatan. Untuk menggerakkan pembangunan kesehatan secara berhasil
guna dan berdaya guna, diperlukan manajemen kesehatan. Peranan
manajemen kesehatan adalah koordinasi, integrasi, regulasi, sinkronisasi,
dan harmonisasi berbagai subsistem SKN agar efektif, efisien, dan
transparansi dalam penyelenggaraan SKN tersebut.

Dalam kaitan ini peranan informasi kesehatan sangat penting. Dari


segi pengadaan data, informasi, dan teknologi komunikasi untuk
penyelenggaraan upaya kesehatan, pengembangan sumber daya manusia,
dan kegiatan lainnya, yang kegiatannya dapat dikelompokkan, antara lain:
a. pengelolaan sistem informasi; b. pelaksanaan sistem informasi; c.
dukungan sumber daya; dan d. pengembangan dan peningkatan sistem
informasi kesehatan. (perpres no 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional).

Profesional Manajemen Informasi Informasi Kesehatan adalah admisitrasi


kesehatan yang berkewajiban untuk mengumpulkan, mengintegrasi , dan
menganalisis data pelayanan kesehatan primer dan sekunder,
mendiseminasi informasi menata sumber informasi bagi kepentingan riset,
perencanaan, memberikan jasa dan evaluasi pelayanan kesehatan lintas
multilayanan sistem pelayan kesehatan yang terintegrasi. Dijabarkan
bahwa peran profesional Manajemen Informasi Kesehatan antara lain:
a. Manajer MIK (Health Information Manager), sebagai manajer
(kepala unit) MIK dari sistem informasi kesehatan yang terintegrasi,
bertanggungjawab untuk memberikan arahan tentang fungsi MIK
bagi seluruh cakupan organisasi.
b. Spesialis Data Klinis (SDK), bertanggungjawab terhadap fungsi
manajemen data dalam berbagai aplikasi, termasuk kode klinis,
keluaran manajemen, penanganan registrasi khusus, dan database
untuk keperluan riset.

3
c. Koordinantor informasi pasien (KIP), bertugas membantu konsumen
menangani informasi kesehatan pribadinya, termasuk riwayat
kesehatan pribadi dan tentang pelepasan informasi, juga membantu
konsumen dalam memahami berbagai pelayanan yang ada di instansi
pelayanan kesehatan
d. Manajer kualitas data (Data quality manager), bertanggungjawab
untuk melaksanakan fungsi manajemen data serta aktivitas perbaikan
mutu secara berkesinambungan demi keutuhan integritas data
organisasi, membuat kamus data, mengembangkan kebijakan, juga
memonitor kualitas data dan audit
e. Manajer keamanan informasi (Security manager), bertanggungjawab
dalam mengatur sekuritas informasi secara elektronis dan non
elektronis.
f. Administrator sumber data (data resource administrator), menangani
sumber data organisasi termasuk bertanggungjawab terhadap tempat
penyimpanan data dan melakukan manajemen data
g. Riset dan spesialis penunjang keputusan (research analyst)
membantu pimpinan memperoleh informasi dalam pengambilan
keputusan dengan menggunakan berbagai perangkat dan basis data

Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) adalah suatu sistem


pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan
secara sistematika dan terintegasi untuk mendukung manajemen
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Maksudnya adalah sebuah sistem mendukung sebuah
manajemen, begitupun dengan sistem informasi kesehatan mendukung
dengan jalannya manajemen informasi kesehatan.

Sistem Informasi Kesehatan merupakan gabungan perangkat dan


prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi ( mulai dari
pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi ) untuk
mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan

4
dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Informasi kesehatan selalu
diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis
situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan
program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi.

Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional ( SKN


), Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) merupakan bagian dari sub sistem
ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan.

2. Tujuan Manajemen Informasi Kesehatan

Tujuan subsistem MIK adalah terwujudnya kebijakan kesehatan


yang sesuai dengan kebutuhan, berbasis bukti dan operasional,
terselenggaranya fungsi – fungsi adminsitrasi kesehatan yang berhasil
guna,berdaya guna, dan akuntabel, serta didukung oleh hukum kesehatan
dan sistem informasi kesehatan untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi – tingginya.

B. Sejarah Manajemen Informasi Kesehatan


Kilas balik evolusi MIK sebenaranya telah dimulai bersamaan
berkembangnya sejarah kedokteran sejak ribuan tahun sebelum masehi.
Sejarah panjang yang telah melewati berbagai kurun waktu itu kini di
hadapkan pada revolusi teknologi informasi dengan percepatan laju
komunikasi (TIK). Akibatnya, muncul gerakan reformasi profesi rekam
medis global secara stimultan yang diprakarsai oleh Amerika Serikat
(AHIMA) ditahun 1990an. Seiring dengan berkembanganya modernisasi
telah mengubah paradigma profesi manajemen yang semula berfokus pada
manajemen unit kerja rekam medis kini menjadi paradigma masa depan
yang berkiblat pada manajemen pengelola informasi. Hal ini mendorong
praktisi di seluruh dunia untuk mengubah perannya dari praktisi manajer

5
yang fokus pada unit kerja rekam medis menjadi terfokus pada manajemen
informasi.
Bagi Indonesia sendiri, meski perkembangan MIK telah terefleksi
melalui rekam medis kuno yang berbentuk daun lontar atau pun pada kisah
kesehatan mitos pada relief candi Borobudur, namun baru di abad 20
organisasi yang menangani tentang rekam medis mulai terwujud. Di
Indonesia telah dibentuk organisai PORMIKI (Perhimpunan Profesional
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia) yang akan terus
menghadapi tantangan dalam menghadapi kemajuan teknologi. ( Gemala
R. Hatta. 2010. “ pedoman manajemen informasi kesehatan disarana
pelayaanan kesehatan”).
C. Landasan hukum MIK
Manajemen informasi kesehatan berkaitan erat dengan rekam
medis, berikut merupakan landasan hukum manajemen informasi
kesehatan maupun rekam medis:
Undang – Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, Undang –Undang
No.29 tahun 2014 tentang praktik kedokteran dan permenkes RI
No.749a/sk/Menkes/XII/89(diganti dengan NO.269/Menkes/Per/III/2008).
Selain itu terdapat ketentuan perundang-undangan di bidang wajib simpan
rahasia kedokteran yang berhubungan dengan penyelenggaraan MIK.
Seperti pasal KUHP tentang rahasia jabatan atau pekerjaan, PP No.10
tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran dan kedua
Undang– Undang di atas. (Gemala R. Hatta. 2010. “ pedoman manajemen
informasi kesehatan disarana pelayaanan kesehatan”). Karena
mendukung sebuah manajemen informasi kesehatan, berikut merupakan
landasan hukum sistem informasi kesehatan.
UUD 1945, Pasal 28 ; Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Peraturan perundang -

6
undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah
Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi
desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan
sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Perkembangan Sistem
Informasi Rumah Sakit yang berbasis computer (Computer Based Hospital
Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir dekade 80’an.
Dalam permenkes Nomor 1144/MENKES/PER/VII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan mengamanatkan pusat
data dan informasi ( PUSDATIN ) sebagai pelaksana tugas kementrian
kesehatan di bidang data dan informasi kesehatan.
D. Manajemen Informasi Kesehatan dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan
Seperti yang dijelaskan bahwa baiknya sebuah pelayanan
kesehatan dilihat dengan manajemennya, manajemen yang baik didasarkan
pada banyaknya informasi kesehatan yang diperoleh, informasi tersebut
dikumpulkan dan dianalisis oleh pihak menajemen untuk mendapatkan
sebuah kebijakan dan pengaturan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Pengumpulan informasi yang baik, dan berguna dapat sangat penting
dalam menolong seseorang dalam kondisi tertentu, informasi yang
komprehensif sebelum melakukan intervensi klinis dapat memperbaiki
outcome pelayanan kesehatan. Manajamen dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan klinis
yang komprehensif dan berkesinambungan dibutuhkan informasi yang
baik dari berbagai sumber yang meliputi ;
1. Data audit klinisi lokal
2. Data perbandingan nasional
3. data dari pelaksanaan pedoman klinis dan protokol
4. pedoman nasional dari departemen kesehatan atau badan akreditasi
5. evidence penelitian nasional.

7
( Gemala R. Hatta. 2010. “ pedoman manajemen informasi kesehatan
disarana pelayaanan kesehatan”).
Dengan informasi yang didapat dari berbagai sumber diatas manajemen
informasi dapat mengelolah data demi menyediakan informasi yang
akurat. Sehingga dapat dilakukan penelitian, pengukuran mutu, dan
analisis pelayanan. Di beberapa negara maju sudah menggunakan sistem
informasi menajemen dan teknologi, dengan mengembangkan pencatatan
berbasis elektronik. Dalam hal ini catatan pasien ( electronic patient
record ) dapat terintegrasi dengan catatan kesehatan pasien ( electronic
health record). Electronic patient record menjelaskan suatu episode dari
pelayanan yang diberikan oleh suatu institusi kesehatan, sedangkan
electronic health record menjelaskan pelayanan kesehatan pada seseorang
sejak lahir sampai meninggal dakam berbagai peristiwa termasuk outcome
dari setiap episode pelayanan yang dilakukan dan tercatat dalam electronic
patient record. Dengan berbasis pendataan yang berbasis elektronik ini
pengolaan data, input data akan lebih akurat, sehingga menghasilkan
output data yang akurat dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk perbaikan
pengelolaan pelayanan kesehatan.

8
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) adalah kemampuan dan
keterampilan sebagai tenaga profesional dalam mengumpulkan,
menganalisis, dan mendiseminasikan data informasi kesehatan, yang
cakupan penggunanya meliputi administrator, manajer, pemberi pelayanan
kesehatan(provider) dengan keunggulan utama mengelola informasi
kesehatan, dengan memperhatikan aspek administrative, legal, financial,
research and education value. Manajemen informasi kesehatan merupakan
sebuah kegiatan mengumpulkan, menginput dan memproses data demi
mendapatkan sebuah informasi kesehatan, dalam proses pembentukan
manajemen dibutuhkan sebuah sistem untuk mendapatkan sebuah output
informasi yang dibutuhkan untuk sebuah manajemen, kemudian informasi
tersebut dibutuhkan untuk sebuah analisis dan dikaji untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan dalam institusi kesehatan. Untuk mengolah
manajemen informasi kesehatan yang baik diperlukan perekam medis
untuk menginput data. Dibutuhkan profesional MIK untuk mengolah data
dan mengolah manajemen pelayanan kesehatan. Sebuah manajemn
menghasilkan kebijakan guna untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
Sejarah MIK berkembang seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran
sejak ribuan tahun yang lalu. Ditandai dengan adanya bukti – bukti
temuan yang ditemukan di beberapa negara mengenai pencatatan medis
yang dilakukan dibeberapa waktu silam. Seiring berjalannya waktu
perkembangan pencatatan informasi kesehatan sangat pesat sehingga
terbentuk sebuah organisasi AHIMA (American Health Information
Management Association) di Amerika tahun 1994.
Di indonesia perkembangan MIK ditandai dengan relief yang rerdapat
sepenggal cerita mengenai “ riwayat medis” di borobudur pada abad ke -8

9
sebagai peninggalan dinasti syailendra. Perkembangan MIK di Indonesia
diprakarsai oleh PORMIKI.
Manajemen Informasi Kesehatan merupakan salah satu subsistem dari
Sistem Kesehatan Nasional ( SKN) merupakan salah satu program untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan. Manajemen yang baik akan
menghasilkan pelayanan yang baik juga.

10
Daftar Pustaka

Manual Rekam Medis, Konsil Kedokteran Indonesia . 2006

11
Tatto, Brandon. 12 Januari 2013. “Gambaran Umum Manajemen Informasi
Kesehatan”. http://brsndontatto.blogspot.co.id/ diakses pada 1 Oktober 2016
pukul 19.49

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem


Kesehatan Nasional.

Gemala R. Hatta. 2010. “ pedoman manajemen informasi kesehatan disarana


pelayaanan kesehatan”). Jakarta; UIP

Retnowati, NN. 28 Oktober 2015. “ Manajemen Informasi Kesehatan Universitas


Indonesia”. http://retnowati10.blogspot.com diakses pada 4 Oktober 2016
pukul 12:07

Dhiohatta, Abi.8 Maret 2015. “Sistem Informasi Kesehatan”


http://www.kompasiana.com/. Diakses pada 6 Oktober 2016 pukul 11:56

http://hapsafkmui.tumblr.com/ diakses pada 6 Oktober 2016 pukul 12:38

12
13

Anda mungkin juga menyukai