Disusun oleh :
Diah Lutfiana Dewi
220112160118
2. Riwayat Kesehatan
A. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami penurunan kesadaran lalu
pasien dibawa ke puskesmas Limbangan kemudian dirujuk ke RSHS masuk lewat IGD
lalu dirawat di IHC tanggal 11 Oktober 2016 dan dipindahkan ke ruang Fresia 2 pada
tanggal 14 Oktober 2016. Keluhan disertai sesak nafas. Awalnya pasien dilaporkan tidak
nyambung jika diajak bicara dan lama kelamaan pasien tidak menjawab jika diajak
bicara. Tidak ada keluhan lemah anggota badan sebelah. Tidak ada kejang atau nyeri
kepala. Terdapat keluhan benjolan di bawah payudara kanan sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Benjolan terasa nyeri seperti nyut-nyutan dengan skala 4. Nyeri
terlokalisasi di daerah benjolan dan tidak menyebar ke area lain. Nyeri dirasakan setiap
saat tetapi berkurang nyerinya jika pasien istirahat.
Keterangan :
Pasien diabetes
Laki-laki
Perempuan
E. Riwayat Alergi
Tidak ada
F. Riwayat Psikososial Spiritual
1. Pengkajian Psikologi
Cara berbicara
Pasien dapat berbicara dengan baik dan normal
Afektif
Saat pengkajian pasien tampak lemah
Gambaran diri
Pasien menerima penyakitnya dengan ikhlas dan ingin menjalani hidupnya
dengan santai
Mekanisme koping
Pasien sudah menerima kondisi penyakitnya dan mengatakan bahwa sakit yang
dialaminya ini merupakan cobaan dari Tuhan. Pasien juga menyatakan bahwa
selama sakit pasien mendapatkan dukungan dari keluarga.
2. Pengkajian Sosial
Sistem Keluarga
Pasien tinggal bersama suami dan anaknya.
Status Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik. Secara finansial status
ekonomi pasien merupakan menengah kebawah. Pasien bersosialisasi baik
dengan tetangga.
Nilai Etnik/Budaya
Pasien merupakan asli orang Sunda. Pasien lancar berbahasa sunda dan bahasa
Indonesia.
Kebiasaan Sosial
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan tetangga
3. Pengkajian Spiritual
Perilaku
Pasien beragama islam, dalam kondisinya sekarang ibadah solat sedikit
terganggu karena pasien harus melakukan ibadah di atas kasur dan dalam
melaksanakan ibadah harus dibantu oleh keluarganya baik oleh suami maupun
kakak iparnya.
Komunikasi verbal
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik.
Sumber dukungan dan harapan
Suami, anak, dan kakak ipar mendukung secara penuh terhadap pengobatan
pasien.
G. Riwayat ADL
Pola Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit
Nutrisi Sebelum masuk rumah sakit Setelah masuk rumah sakit
pasien makan 3x/hari @1 porsi pasien makan 3x/hari @1 porsi
dengan mengurangi porsi nasi sesuai diet yang diberikan dari
rumah sakit
Cairan Sebelum masuk rumah sakit Setelah masuk rumah sakit
pasien sering minum minuman pasien tidak berani
kemasan dengan bahan mengkonsumsi minuman
pengawet dan pemanis buatan. kemasan, hanya meminum air
Pasien minum ± 1500ml/hari putih ± 1500ml/hari.
Eliminasi Sebelum masuk rumah sakit Setelah masuk rumah sakit
pasien BAB sehari 1x, BAB pasien tidak mengalami
konsistensi lembek dan berwarna perubahan, yaitu sehari 1x
kuning. dengan konsistensi lembek dan
Sebelum masuk rumah sakit berwarna kuning namun pasien
pasien mengatakan sering BAK menggunakan popok.
(8-9x perhari). Air kencing Setelah masuk rumah sakit
berwarna kuning keruh pasien BAK menggunakann
folley kateter 1500ml/24 jam.
Air kencing berwarna kuning
keruh
Aktivitas Sebelum sakit pasien bekerja Setelah masuk rumah sakit,
sebagai karyawan pabrik. Pasien pasien hanya bisa berbaring
dapat beraktivitas secara mandiri dikasur dan sesekali terduduk.
Istirahat Sebelum sakit pasien tidur Setelah masuk rumah sakit,
malam ±7-8 jam pasien mengatakan hanya dapat
tidur ±6 jam dan sering
terbangun jika ada suara berisik
Personal Hygiene Sebelum sakit pasien mampu Setelah masuk rumah sakit
melakukan aktivitas personal personal hygiene pasien dibantu
hygiene secara mandiri. oleh keluarga.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M6 V5
Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 94x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 37,3oC
BB : 38
TB : 150
𝐵𝐵 38
IMT : (𝑇𝐵)2 = (1,5)2 = 16,89 (gizi kurang, sangat kurus)
b. Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, bentuk dada simetris,
kedua thorax terangkat bersamaan saat inspirasi, bunyi nafas normal, ekspansi paru
adekuat, taktil fremitus bergetar sama, saat diperkusi suara diseluruh lapang paru
bagian kanan yaitu redup namun suara di seluruh lapang paru kiri sonor/resonan,
pada bagian jantung (ICS 3, 4, 5 bagian kiri) terdengar dullness.
c. Sistem Kardivasuker
Konjungtiva anemis, tidak tampak sianosis, akral teraba hangat, tidak terdapat
peningkatan JPV, CRT < 2 detik, tidak terdapat suara jantung tambahan. Bunyi
jantung S1 dan S2 terdengar murni regular. Irama nadi regular dengan frekuensi nadi
94x/ menit, tekanan darah 120/80 mmHg
d. Sistem Gastrointestinal
Sklera ikterik, mukosa mulut kering tidak terpadat lesi, gigi lengkap, lidah merah
muda, kemampuan menelan baik, abdomen tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat
pembesaran karena edema pada area perut, tidak terdapat luka ataupun lesi pada area
perut, mual-muntah tidak ada.
e. Sistem Integumen
Kulit kepala tampak kotor, rambut sedikit berminyak (lengket), distribusi rambut
merata, tidak mudah dicabut tidak terdapat nyeri tekan diarea kepala. Kulit tubuh
pasien kering dan kasar, teraba hangat dengan suhu 37.3’C, terdapat benjolan (abses)
di bawah payudara kanan, terdapat bekas luka pada pantat dan betis kiri. Terdapat
edema di telapak tangan dan kaki.
f. Sistem Perkemihan
Pasien berkemih melalui kateter, warna urin kuning keruh, tidak terasa nyeri saat
berkemih.
g. Sistem Muskuloskeletal
Ektremitas atas dan bawah tampak simetris. Kekuatan otot masing-masing ekstremitas
5 5
5 5
Pasien mengatakan sering merasa baal dan kesemutan pada kedua ekstremitas bawah.
h. Sistem Saraf
Saraf Kranial
a) N I (Olfaktorius)
Pasien dapat membedakan bau kayu putih.
b) N II (Optikus)
Pasien dapat membaca papan nama perawat dalam jarak kurang lebih 30 cm tanpa
alat bantu.
c) N III,IV,VI (Okulomotoris, Troklearis, Abdusen)
Respon cahaya terhadap kedua pupil (+), bola mata dapat digerakan kesegala arah,
tidak terdapat nistagmus atau diplopia.
d) N V (Trigeminus)
Mata pasien berkedip pada saat pilinan kapas diusapkan pada kelopak mata, pasien
merasakan sentuhan saat kapas diusapkan ke maksila dengan mata tertutup.
e) N VII ( Fasialis )
Pasien dapat membedakan rasa manis dan asin, pasien dapat mengerutkan dan
mengernyitkan dahi, wajah pasien tampak simetris saat pasien tersenyum.
f) N VIII (Vestibulokoklearis)
Pasien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik tanpa harus diulang dan
mampu mendengar pergerakan detik dalam jam pada jarak 10 cm.
g) N IX, X, XII ( Glosofaringeal, Vagus, Hipoglosus)
Reflek menelan (+), lidah pasien dapat digerakan secara bebas kesegala arah
h) N XI (Aksesorius )
Pasien dapat menoleh kekanan dan kekiri dan dapat melawan tahanan pada saat
perawat memberikan tahanan di atas kedua bahu pasien.
i. Sistem Endokrin
Tidak ditemukan pembesaran kelenjar tiroid.
4. TERAPI (14 Oktober s.d 16 Oktober 2016)
Jalur
Nama obat Dosis Indikasi pemberian
pemberian
IVFD NaCl 0,9% 2500 cc/hari IV Hidrasi cairan
Meropenem 3 x 1 mg IV Untuk menangani penyebaran
dalam bolus 08.00 berbagai variasi infeksi bakteri
100 cc 16.00 dengan menghambat sintesisdinding
24.00 sel bakteri sehingga terjadi kebocoran
sel bakteri dan bakteri lisis
Paracetamol 3 x 1000 PO Untuk mengurangi rasa nyeri ringan
mg 08.00 sampai sedang, seperti sakit kepala,
13.00 sakit gigi, nyeri otot, dan nyeri setelah
18.00 pencabutan gigi serta menurunkan
demam. Selain itu, parasetamol juga
mempunyai efek anti-radang yang
lemah
Novorapid 3 x 16 unit SC Pengobatan DM, insulin tipe rapid
acting, diberikan sebelum makan 3x
sehari
Lantus 1 x 16 unit SC Pengobatan DM, insulin tipe long
acting, diberikan 1x sehari pada
malam atau pagi hari untuk
mengontrol kadar gula basal.
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG massa (13/10/2016)
- Scan area abdomen kanan
Tampak lesi isoechoik inhomogen dengan hipoechoik di dalamnya batas relatif
tegas pada cutis subcutis dengan kedalaman lk 2,1 cm di daerah abdomen kanan
atas yang tampaknya tidak berhubungan dengan rongga abdomen. Pada
pemeriksaan color Doppler tidak memberikan vaskularisasi di dalamnya.
- Kesan
Lesi isoechoik inhomogen dengan hipoechoik di dalamnya batas relatif tegas
pada cutis subcutis di daerah abdomen kanan atas yang tampaknya tidak
berhubungan dengan rongga abdomen
b. Pemeriksaan Radiologi
Foto thorak AP (10/10/2016)
- Foto kurang inspirasi
- Cor tidak membesar
- Sinuses dan diafragma normal
- Pulmo :
o Hili normal
o Corakan bronkovaskuler normal
o Tidak tampak bercak lunak di kedua lapang paru
o Tampak selang ETT dengan ujung tidak tervisualisasi
- Kesan:
o Tidak tampak TB paru aktif
o Tidak tampak kardiomegali
c. Pemeriksaan Lab Darah (10 Oktober 2016)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Interpretasi
HEMATOLOGI
Hematologi 14 parameter
Hemoglobin 11,4 12,0-16,0 g/dL Tidak normal
Hematokrit 36 35-47 % Normal
Eritrosit 4,78 3,6-5,8 juta/uL Normal
Lekosit 6.300 4400-11300 /mm3 Normal
Trombosit 344.000 150000-450000 /mm3 Normal
Index eritrosit
MCV 75,9 80-100 fL Tidak normal
MCH 23,8 26-34 pg Tidak normal
MCHC 31,4 32-36 % Tidak normal
Hitung jenis lekosit
Basofil 0 0,1-1 % Normal
Eosinofil 4 1-6 % Normal
Batang 0 3-5 % Normal
Segmen 67 40-70 % Normal
Limfosit 21 30-45 % Normal
Monosit 8 2-10 % Normal
KIMIA KLINIK
Kreatinin 0,90 0,5-0,9 mg/dL Normal
Ureum 66 15-50 mg/dL Tidak normal
Glukosa darah 683 <140 mg/dL Tidak normal
sewaktu
Natrium 129 135-145 mEq/L Tidak normal
Kalium 5,9 3,6-5,5 mEq/L Tidak normal
Klorida 100 98-108 mEq/L Normal
URINE RUTIN
Makroskopis Urin
Warna urin Kuning Kuning Normal
Kejernihan urin Keruh Jernih Tidak normal
Kimia Urin
Blood urin +-/0,03 Negatif mg/dL Tidak normal
Lekosit esterase Negatif Negatif /uL Normal
Berat jenis urine 1.010 1.015-1.025 Tidak normal
pH urine 7.5 5-8 Normal
Nitrit urine Negatif Negatif Normal
Protein urine 2+/200 Negatif mg/dL Tidak normal
Glukosa urine 4+/1000 Negatif mg/dL Tidak normal
Keton urine 3+/100 Negatif mg/dL Tidak normal
Urobilinogen urine Normal <1 mg/dL Normal
Bilirubin urine Negatif Negatif mg/dL Normal
Mikroskopis Urin
Eritrosit 3 0-3 /lpb Normal
Lekosit 4 0-8 /lpb Normal
Sel epitel 3 /lpk Normal
Bakteri Negatif Negatif /lpk Normal
Kristal Negatif Negatif /lpk Normal
Silinder Granular Negatif /lpk Tidak normal
cast (+)
Analisa Gas Darah
pH 6,860 7.35-7.45 Tidak normal
PCO2 15,8 32-42 mmHg Tidak normal
PO2 140,0 80-108 mmHg Tidak normal
HCO3 2,7 22-26 mEq/L Tidak normal
TCO2 6,3 22-29 mmol/L Tidak normal
Base Excess -52,13 (-2)-(+3) mEq/L Tidak normal
Saturasi O2 97.3 95-98 % Normal
6. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS: Defisiensi relatif insulin dan Resiko
Pasien mengatakan resistensi insulin ketidakstabilan gula
mempunyai riwayat DM 2 ↓ darah
sejak 1 tahun yang lalu Glukoneogenesis meningkat
DO: ↓
- Glukosa darah sewaktu: Hiperglikemi
683 mg/dL ↓
Resiko ketidakseimbangan gula
darah
DS: Defisiensi relatif insulin dan Gangguan
Pasien mengeluh lemas resistensi insulin keseimbangan cairan
DO: ↓ dan elektrolit
- Kulit kering dan kasar, Hiperglikemi
teraba hangat ↓
- Edema pada telapak Ketogenesis, glukosuria
tangan dan kaki ↓
- Suhu : 37.3oC Ketonemia
- TD : 120/80 mmHg ↓
- Nadi : 94x/menit Dehidrasi, asidosis metabolic
- RR : 22x/menit ↓
- Hb : 8,3 mg/dL Gangguan keseimbangan cairan
- Ht : 24% dan elektrolit
- Kalium : 2,4 mEq/L
Data Etiologi Masalah
DS : Defisiensi relatif insulin dan Ketidakseimbangan
- resistensi insulin nutrisi kurang dari
DO : ↓ kebutuhan
- BB : 38 kg Hiperglikemi
- IMT : 16,89 ↓
- Albumin : 1,7 mEq/L Glukosa dalam sel berkurang
- Protein total : 4,6 ↓
mEq/L Pemecahan cadangan lemak dan
protein
↓
Nutrisi terganggu
DS : Diabetes melitus (hiperglikemia) Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri ↓
pada benjolan di bawah Imunokompromised
payudara kanan ↓
DO : Mudah terinfeksi oleh kuman,
- Terdapat benjolan bakteri, jamur
(abses) di hemothorax ↓
dextra Peradangan jaringan / infeksi
- Nyeri skala 4 ↓
Abses pada hemothorax dextra
↓
Nyeri akut
DS : Riwayat diabetes melitus tipe 2 Ketidakpatuhan
Pasien mengatakan sejak 1 tahun yang lalu
mempunyai riwayat DM 2 ↓
sejak 1 tahun yang lalu dan Pasien rutin ke puskesmas untuk
sudah mengurangi porsi memeriksakan penyakitnya
nasi (karbohidrat) ketika ↓
makan namun masih sering Anjuran diet DM
minum minuman manis ↓
yang berpengawet Pasien mengurangi porsi nasi tapi
Data Etiologi Masalah
DO : tetap meminum minuman yang
Pasien pernah mengalami manis dan berpengawet
penurunan kesadaran akibat ↓
gula darah yang tinggi Ketidakpatuhan pada program
setahun yang lalu dan diet
sekarang pasien mengalami
penurunan kesadaran karena
kasus yang sama
DS : - Diabetes melitus (hiperglikemia) Resiko infeksi
DO : ↓
- Abses pada hemothorax Imunokompromised
dextra ↓
- Abses berwarna Mudah terinfeksi oleh kuman,
kemerahan dan bakteri, jamur
mengeluarkan pus ↓
- Leukosit : 16.100/mm3 Peradangan jaringan / infeksi
↓
Abses pada hemothorax dextra
↓
Kerusakan jaringan dan luka
terbuka
↓
Port the entry masuknya bakteri
↓
Resiko infeksi
DS: Hiperglikemi Resiko injury
Pasien mengatakan sering ↓
merasa baal dan kesemutan Kerusakan pembuluh darah
pada kaki kapiler mikro dan makrovaskuler
DO: ↓
- Glukosa darah sewaktu : Kerusakan pembuluh darah
638 perifer
Data Etiologi Masalah
↓
Perasaan kebas dan baal pada
ekstremitas bawah
7. Diagnosa keperawatan.
1) Resiko ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan hiperglikemi ditandai
dengan glukosa darah sewaktu 638 mg/dL
2) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan gangguan
mekanisme regulasi ditandai dengan edema pada ekstremitas, kulit kering, kalium
2,4 mEq/L
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani ditandai dengan
glukosa darah sewaktu 638 mg/dL, berat badan dibawah normal dan status gizi
kurang, albumin : 1,7 mEq/L, protein total : 4,6 mEq/L
4) Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik ditandai dengan adanya abses pada
hemothorax dextra
5) Ketidakpatuhan terhadap program diet makanan diabetes melitus
6) Resiko infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
7) Resiko injury berhubungan dengan kerusakan pembuluh darah perifer
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta:
EGC
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Judith M. Wilkonson. (2016). Diagnosis keperawatan: diagnosis NANDA-I, intervensi NIC,
hasil NOC Ed.10. Jakarta: EGC.
Slamet S. 2008. Diet pada diabetes Dalam Noer dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi
III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Smeltzer, Bare, Hinkel and Cheevar. (2010). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical-
Surgical Nursing 12th. USA: Lippincott Williams & Wilkins.