Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HIV/AIDS

Disusun oleh:

H PUAD HARIMAN, S.Kep., Ners

NIP. 19760329 200604 1005

PEMBINA, IV/a

PERAWAT AHLI MADYA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR SLAMET

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIV AIDS

Pokok Bahasan : Seputar HIV ADIS


Sasaran : Pasien dan kelaurga pasien HIV

Hari/Tanggal/ Jam :

Waktu : ± 25 menit

Tempat : Poli Tegar

Penyaji : H Puad Hariman, S.Kep., Ners

A. Tujuan Instruksi umum (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui
seputar HIV dan AIDS

B. Tujuan Instruksional khusus (TIK)    


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui
tentang 12 cara menikmati hidup meski memiliki HIV, Penularan HIV, Stop StigmaMasyarakat,
Cegah Sebelum terlambat HIV, Stop HIV AIDS, peduli HIV/AIDS dengan SAFE, HIV/AIDS di
Indonesia, Mari bergerak cepat stop HIV/AIDS dan IMS, Bersama masyarakat meraih sukses,
AIDS dan IMS, Lawan Stigma Masyarakat

C. Materi
Terlampir

D. Metode
1. Ceramah
2. Role play
3. Tanya jawab
E. Media dan Alat Peraga
1. Lembar BAlik

F. Proses Kegiatan

No Kegiatan Respon Peserta Waktu


1. Pendahuluan :
a. Menyampaikan salam a. Membalas salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan dengan 3 menit
c. Apersepsi aktif
c. Mendengarkan dan
memberikan respon
2. Memberikan penjelasan tentang:
12 cara menikmati hidup meski a. Mendengarkan
memiliki HIV, Penularan HIV, b. Memperhatikan 15 menit
Stop StigmaMasyarakat, Cegah
Sebelum terlambat HIV, Stop
HIV AIDS, peduli HIV/AIDS
dengan SAFE, HIV/AIDS di
Indonesia, Mari bergerak cepat
stop HIV/AIDS dan IMS,
Bersama masyarakat meraih
sukses, AIDS dan IMS, Lawan
Stigma Masyarakat (Sesuai
Kebutuhan Pasien)
3. Evaluasi Menjawab pertanyaan 3 menit
4. Penutup
a. Tanya Jawab a. Menanyakan hal yang
belum jelas. 4 menit
b. Menyimpulkan hasil b. Aktif bersama dalam
penyuluhan menyimpulkan.
c. Memberikan salam c. Membalas salam
MATERI

Dulu, didiagnosa HIV sepertinya merupakan akhir dunia bagi mereka yang mengalaminya. Kini,
faktanya rata-rata orang dengan HIV positif diperkirakan bisa menikmati hidup hingga usia 80
tahun, sama dengan mereka yang tidak terdiagnosa HIV. Jadi, bagaimana kita bisa tetap
menikmati hidup dan tetap “berteman” dengan HIV?

RATA-RATA ORANG DENGAN HIV POSITIF DIPERKIRAKAN BISA MENIKMATI


HIDUP HINGGA USIA 80 TAHUN, SAMA DENGAN MEREKA YANG TIDAK
TERDIAGNOSA HIV.

1. Pertahankan Berpikir Positif


Depresi, stres, dan kecemasan memang sulit untuk diatasi. Tetapi kita harus tetap melawannya
karena kondisi ini juga dapat membahayakan sistem kekebalan kita. Begitu suasana hati mulai
memburuk, maka sistem kekebalan mulai terganggu. Begitu pula dengan motivasi untuk tetap
hidup sehat termasuk disiplin mengkonsumsi obat. Jika kamu mengalami hal ini, tak ada
salahnya meminta bantuan para ahli untuk menangani kecemasan, depresi, atau perasaan negatif
lainnya. Kamu juga harus belajar mengenali depresi dan gejala kecemasan lainnya, dan proaktif
untuk mencegah siklus depresi menjadi lebih dalam.
Juga, menurut penelitian, orang-orang dengan pandangan hidup yang lebih positif cenderung
memiliki resiko lebih sedikit terkena stroke, masalah koroner, cedera, dan influenza. Dan wanita
yang senantiasa berpikir positif, dikabarkan memiliki kehamilan yang lebih sehat.

2. Sayangi Pencernaan Anda Dengan Makanan yang Tepat


Tahukah kamu, Jaringan limfoid di perut seseorang dipenuhi oleh sel T. Karena HIV
mempengaruhi sel T, banyak orang dengan HIV mengalami masalah pencernaan, padahal
saluran pencernaan yang sehat sangat penting untuk penyerapan obat antiretroviral yang tepat.
Beberapa obat ARV harus diminum dengan makanan untuk memastikan penyerapan dan
menghindari efek samping potensial seperti diare. ODHA juga dapat memperoleh manfaat dari
probiotik dan diet serat tinggi.
3. Tetap Berolahraga
Selain bisa membantu mengendalikan berat badan, olahraga juga ampuh melawan penyakit
kardiovaskular, memungkinkan tampilan Anda terlihat fantastis, dan membantu meningkatkan
sel T Anda. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa aktivitas dengan intensitas sedang
dan dilakukan dalam waktu singkat, dapat memicu peningkatan jumlah sel T. Lakukanlah
aktivitas fisik setidaknya selama 30 menit sehari. Jika Anda malas keluar rumah, Anda bisa
menari atau bahkan bergoyang di sekitar rumah Anda.
4. Mendengar Musik
Berkurangnya fungsi otak seringkali merupakan efek samping dari obat-obatan ARV. Tetapi hal
itu bisa dihindari dengan terapi musik untuk otak, yang bisa membuat Anda lebih mudah
berkonsentrasi, beristirahat, dan menghadapi stres atau depresi. Lagu apapun itu, selama bisa
membuat Anda tenang, dapat membantu mengembalikan fungsi otak.
5. Orgasme
Ya, meraih dan menikmati orgasme ternyata memberikan Anda banyak manfaat, seperti
membantu Anda mendapatkan tidur yang nyenyak, meningkatkan kadar imunoglobulin (yang
melawan infeksi), dan mengurangi stres dan depresi. Jadi, usahakan mendapat orgasme
setidaknya selama dua kali seminggu.
6. Spritualitas
Tidak masalah agama apaupun yang Anda percaya, atau di mana saja Anda beribadah, para
dokter percaya bahwa kegiatan spiritualitas dapat membantu mengatasi masalah kesehatan
mereka dengan lebih baik. Agama juga dapat membantu Anda membangun lingkaran sosial dan
membuat Anda merasa lebih positif.
7. Miliki Teman Sejati
Memiliki hubungan yang kuat dengan orang lain ternyata dapat membantu Anda menjadi lebih
kuat, atau sebaliknya lebih lemah jika Anda bergaul dengan orang yang salah. Sebagai ODHA,
kita dapat mencari komunitas khusus untuk ODHA atau mendapatkan dukungan dari anggota
keluarga untuk membantu Anda melampiaskan emosi Anda.
8. Pertahankan Kebiasaan Baik
Sudah menjadi rahasia umum bahwa rokok tidak baik untuk semua orang. Tetapi diperkirakan
60% dari pasien HIV masih merokok. Penting untuk diingat bahwa beberapa orang dengan HIV
memiliki kerentanan yang tinggi terhadap penyakit kardiovaskular, dan jenis penyakit lainnya
yang disebabkan oleh merokok.
9. Tambahkan Suplemen
Banyak dokter menyarankan pasien mereka untuk mengkonsumsi multivitamin untuk
melengkapi kebutuhan gizi mereka. ODHA dapat memperoleh manfaat dari suplemen seperti
selenium, yang telah terbukti meningkatkan kekebalan pada pasien HIV. Suplemen bermanfaat
lainnya termasuk vitamin D dan kalsium untuk kesehatan tulang, dan zat besi untuk melawan
anemia, terutama untuk wanita yang sedang menstruasi. Namun, ODHA juga harus berhati-hati
terhadap beberapa suplemen yang mungkin dapat berinteraksi terhadap pengobatan
antiretroviral. Jadi, lebih baik bicarakan dengan dokter anda jika ingin menambahkan suplemen.
10. Hindari Makanan Mentah
Ketika jumlah sel CD4 Anda di bawah 200, Anda menjadi lebih rentan terhadap infeksi bakteri.
Oleh karena itu hindari makanan mentah seperti sushi atau tiram, yang mungkin mengandung
jamur atau bakteri. Anda juga harus menghindari keju lunak yang terbuat dari susu yang tidak
dipasteurisasi. Semua daging harus dimasak dengan baik, dan sisa makanan harus segera
disimpan atau dibuang.
11. Cuci Bersih Sayur Anda
Gunakan semprotan khusus untuk buah dan sayuran Anda, bahkan Anda bisa membuat cairan
sendiri yang terdiri dari satu bagian cuka dan tiga bagian air. Cuci, bilas, baru makan — mudah
bukan?
12. Dapatkan Akses Kesehatan Profesional
Tidak semua orang mampu membayar tim dokter, koki pribadi, dan terapis mahal, tetapi sebagai
ODHA Anda dapat memiliki akses ke kesehatan profesional melalui klinik dan organisasi khusus
HIV/AIDS. Dapatkan dari para ahli gizi untuk mencari tahu makanan apa yang tepat bagi
kebutuhan Anda.

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan
menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 yang merupakan salah satu jenis sel darah yang menjadi
bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, maka
kekebalan tubuh akan semakin lemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit. Virus HIV
termasuk golongan virus yang khusus. Sekali saja virus itu masuk ke dalam tubuh manusia, dia
akan hidup di sel darah putih, memakannya sebagai amkanan dan tempat reproduksinya. Dalam
proses reproduksinya ini, seluruh sel darah putih kita terbunuh khususnya tipe sel darah putih yang
berguna untuk melindungi tubuh dari penyakit. Virus HIV umumnya lamban dalam memberi dampak
pada kesehatan pengidap virus ini. Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang
menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah
stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah
hilang sepenuhnya. Biasanya kondisi ini ditandai dengan munculnya penyakit lain, seperti kanker,
radang paru-paru, TBC dan berbagai infeksi yang muncul seiring dengan melemahnya sistem
kekebalan tubuh. Infeksi berbagai penyakit lain itu disebut “infeksi oportunistik”.
HIV tidak akan langsung merusak organ tubuh kita, penyakit ini akan menyerang sistem kekebalan
tubuh sehingga bisa mengakibatkan berbagai penyakit lainnya, terutama infeksi. Gejala pertama
dari HIV mirip dengan infeksi virus lainnya, seperti demam, sakit kepala, merasa kelelahan, nyeri
otot, kehilangan berat badan dan pembengkakan kelenjar getah bening di tenggorokan, ketiak, atau
pangkal paha. Jika HIV dibiarkan, kondisi ini bisa mengarah pada AIDS dengan gejala yang lebih
parah seperti luka pada lidah atau mulut yang disebabkan oleh infeksi jamur, infeksi jamur vagina
yang parah atau berulang, penyakit radang panggul kronis, sering demam dan berkeringat di malam
hari, batuk kering terus-menerus, perdarahan pada kulit, mulut, hidung, anus, atau vagina tanpa
penyebab yang pasti, maupun mati rasa parah atau nyeri pada tangan dan kaki.

HIV ditularkan oleh orang yang telah terinfeksi HIV melalui hubungan seks berganti-ganti pasangan,
penggunaan jarum suntik dan peralatan suntik lainnya dengan orang yang terkontaminasi HIV,
penggunaan peralatan tato dan body piercing (termasuk tinta) yang tidak disterilkan dan pernah
dipakai oleh orang dengan HIV, memiliki penyakit menular seksual (PMS) lainnya seperti klamidia
atau gonore karena virus HIV akan sangat mudah masuk saat sistem kekebalan tubuh lemah, sisa
darah yang tertinggal pada jarum suntik, transfusi darah tanpa screening dan penularan dari Ibu ke
bayinya saat proses kehamilan, melahirkan dan menyusui.
HIV terdapat di dalam darah, cairan sperma (air mani), cairan vagina, Air Susu Ibu (ASI) dari ibu
yang tertular HIV. Namun demikian, jangan salah sangka, HIV tidak dapat ditularkan melalui kontak
sehari-hari seperti bersentuhan, berjabat tangan, berpelukan atau berciuman, batuk dan bersin,
menggunakan kolam renang atau dudukan toilet yang sama, berbagi peralatan makan atau
makanan yang sama maupun tertular dari hewan, nyamuk, atau serangga lainnya. HIV tidak dapat
hidup dalam darah yang mengering lebih dari 1 jam, dalam air mendidih atau panas kering dengan
suhu 56 derajat celcius selama 10-20 menit, serta bahan kimia seperti Nonoxynol-9 untuk
mencegah kehamilan/kondom maupun bahan pemutih pakaian (bleach). Meskipun demikian, ada
penelitian yang menyatakan bahwa HIV dapat hidup dalam darah yang tertinggal di tabung suntik
selama 4 minggu.

Saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan HIV dan AIDS, namun telah disediakan obat
Anti Retro Viral (ARV) yaitu obat untuk mengendalikan jumlah virus  HIV dan meningkatkan kualitas
hidup Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA). Gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat
dilakukan para ODHA antara lain konsumsi makanan dengan gizi seimbang, menghindari daging
mentah, telur mentah, susu yang tidak dipasteurisasi, makanan laut mentah serta memperbanyak
sayur, buah, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Istirahat yang cukup serta rutin berolahraga juga
dapat membantu tubuh agar tetap bugar. Selain itu, hindari konsumsi obat-obatan terlarang
termasuk alkohol dan jangan lupa untuk mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setiap habis
memegang hewan peliharaan. Dengan mengatur pola hidup sehat, kita dapat memperlambat
perkembangan penyakit HIV AIDS dan meningkatkan harapan hidup penderita.

Anda mungkin juga menyukai