Judul Artikel : Mengintegrasikan Teori dan Proses Keperawatan ke dalam Praktek; Virginia
Henderson Membutuhkan Teori
lingkungan Hidup
e. Nursing Assasment
Seorang perawat menggunakan cara yang sistematis dan dinamis untuk
mengumpulkan dan menganalisis data tentang klien; langkah pertama dalam
memberikan asuhan keperawatan. Penilaian tidak hanya mencakup data
fisiologis, tetapi juga faktor psikologis, sosial budaya, spiritual, ekonomi, dan
gaya hidup. (American Nurses Association, 2015). Penilaian Keperawatan Ms.
X (Tabel II), sesuai dengan komponen perawatan Henderson berfungsi sebagai
dasar untuk perumusan diagnosis keperawatan dan rencana perawatan.
f. Analysis
Ms. X berada dalam tahap keintiman dari teori perkembangan Erikson (1963).
Ibunya melaporkan bahwa dia mengalami isolasi sosial dan kehilangan
kemampuannya untuk terlibat dalam fungsi keluarga, perkumpulan dan kegiatan.
Dia tidak senang dengan keputusan keluarga tentang pernikahannya. Dia takut
kehilangan cintanya dan karenanya mengalami isolasi sosial dan mencoba bunuh
diri. Menghindari keintiman, ketakutan komitmen dan hubungan dapat
menyebabkan isolasi, kesepian, dan kadang-kadang depresi (Erikson, 1963).
g. Nursing Diagnosis
Berdasarkan temuan penilaian Ms. X, sejumlah diagnosis keperawatan
dikembangkan (Tabel III). Diagnosis ini membahas kondisi klinisnya secara
komprehensif, tetapi analisis mendalam sesuai dengan teori kebutuhan
menekankan diagnosis keperawatan yang diprioritaskan sebagai; Penanganan
yang tidak efektif terkait dengan krisis situasional dan sumber daya psikologis
yang tidak memadai sebagaimana dibuktikan dengan percobaan bunuh diri.
h. Result
Hasil yang diinginkannya sangat membantu dalam merencanakan rencana
perawatan jangka pendek dan jangka panjang. Diharapkan bahwa dia akan
mampu; verbalisasi kemampuan untuk mengatasi dan meminta bantuan ketika
dibutuhkan; menunjukkan kemampuan untuk memecahkan masalah dan
berpartisipasi pada tingkat yang biasa dalam masyarakat; tetap bebas dari
perilaku destruktif terhadap diri sendiri atau orang lain dan mengomunikasikan
kebutuhan dan bernegosiasi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan.
Dengan tetap memperhatikan hasilnya, tujuan kepedulian X telah ditetapkan
yang membantunya mengatasi stresnya dan memenuhi semua kebutuhan yang
dirasakan
i. Implementation
Ms. X diberikan perawatan dengan melakukan intervensi, sesuai dengan
hasilnya. Intervensi (Tabel V) membantunya mengatasi masalahnya dan
mendapatkan kembali nilai yang hilang dalam hidupnya. Dia berurusan dengan
kesengsaraan secara efektif.
j. Evaluasi
Hasil dari rencana perawatan berhasil dicapai oleh klien. Pada akhir rawat inap,
Ms. X menyatakan keprihatinannya dengan perawat dan menunjukkan kesediaan
untuk keputusan keluarga. Dia berbicara dengan ibunya dan memutuskan untuk
menjadi bagian dari semua kegiatan keluarga. Dia mampu; berjalan sendiri dan
melakukan semua kegiatan kehidupan sehari-hari secara mandiri; meriwayatkan
strategi koping seperti relaksasi, aktivitas rekreasi dan spiritual serta keterlibatan
keluarga.
l. Conclusion
Skenario kasus Ms. X menggambarkan pemanfaatan teori keperawatan ke dalam
praktik klinis dengan memanfaatkan proses teori keperawatan dalam aspek yang
lebih luas. Teori kebutuhan relevan dengan pengaturan klinis dan dapat berfungsi
sebagai kerangka kerja untuk mengenali kebutuhan perawatan, memberikan dan
mengevaluasi asuhan keperawatan holistik. Selain itu relevan dengan pengaturan
kami juga dan dapat membantu perawat berpengalaman untuk mengumpulkan
data yang dapat diandalkan dan valid tentang status kesehatan klien, yang secara
berurutan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien. Relevansi dari berbagai teori keperawatan lainnya dalam pengaturan
kami masih terbuka untuk diskusi dan perlu ditangani.