Anda di halaman 1dari 12

Daftar Isi

Kata pengantar...................................................................................................................................2

BAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN................................................................................................................................4

A. Latar Belakang...........................................................................................................................4

1. Rumusan Masalah......................................................................................................................5

2. Tujuan........................................................................................................................................5

3. Manfaat......................................................................................................................................6

BAB II..................................................................................................................................................7

PEMBAHASAN...................................................................................................................................7

A. Critical Appraisal......................................................................................................................7

A. Isi (LeCroy, McCullough Cosgrove, Cotter, & Fordney, 2018)................................................8

BAB III................................................................................................................................................12

Kesimpulan..........................................................................................................................................12

Daftar Pustaka.....................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa dimana terjadi perubahan peralihan
antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa (Putro, 2017). Remaja
mengalami masa pubertas yang ditandai mulai mengenal perkembangan
seksual dan perilaku seksual (Juliyatmi, Sudargo, & Ismail, 2018). Pada
tahun 2015 center for disease control (CDC) melakukan survey pada
remaja dan diapatkan 39,8% siswa melakukan hubungan seksual, selain itu
sebanyak 41,4% siswa di Kentuky mengaku pernah melakukan hubungan
seksual.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2011 menyatakan
sebanyak 32 % remaja di kota besar Indonesia (Jakarta, Surabaya, dan
Bandung) pernah berhubungan seks. Berdasarkan survey tahun 2016 di
kota Bandung dengan mengambil sampel dari SD sampai SMA
mengatakan pernah melihat gambar atau video porno, selanjutnya remaja
yang dilakukan survey 100 dari 2 % remaja pernah melakukan hubungan
seksual dan kebanyakkan dari emreka melakukan hubungan laykanya
seperti orang dewasa seperti berpengangan tangan, berciuman da meraba
daerah sensitif (Alfiyah, Solehati, & Sutini, 2018). Remaja dengan
perilaku seksual di Kota Aksum sebanyak 98,2 % melakukan kontak
hubungan seksual diusia 18 tahun dan 60,8% mengatakan melakukan
hubungan seksual atas keinginan sendiri tanpa faktor dari luar (Girmay &
Mariye, 2019).
Pada penelitian yang dilakukan Baams., dkk (2015), ada kaitannya
dengan usia pubertas dini dan menarche dengan perilaku seksual, hal ini
lebih bnayak ditemukan pada remaja yang berusia paling rendah yakni 10
tahun. Pada remaja usia 10 tahun dengan pubertas dini maka akan terjadi
perubahan dengan diri remaja dan cenderung melakukan perilaku seksual
yang beresiko. Sehingga status pubertas dan perilaku seksual lebih
berkaitan dengan remaja yang lebih muda.

2
Seringkali remaja masih berpikir minim dan kurang mengetahui
dalam perilaku seksual dan masih kurang berpiki akan risiko yang akan
didapat ketika melakukan perilaku tersebut. Tingginya prevelensi remaja
melakukan hubungan seksual akan berdampak pada perilaku yang
menyebabkan banyak remaja perempuan dari usia 15-19 tahun setiap
tahunnya melahirkan tanpa ada ikatan pernikahan. Disamping itu,
beberapa remaja yang tidak ingin kehamilannya diketahui banyak yang
melakukan aborsi. Hal ini juga dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan
remaja dalam dampak yang dilakukan (Rahma, 2018).
Tingginya masalah perilaku seksual beresiko pada remaja maka
banyak intervensi yang harus dilakukan untuk mengurangi perilaku
seksual beresiko pada remaja ini, salah satunya dengan

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah memamparkan hasil dari
intervensi mengenai pengurangan faktor risiko perilaku seksual dengan
menganalisis menggunakan critical apraisal skills programme dengan
randomize control trial

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyusun rencana implementasi EBN pada remaja wanita dalma
mengurangi faktor risko seksual di bidang komunitas berdasarkan
critical appraisal Go Grrrls: A Randomized Controlled Trial of a
Gender-Specific Intervention to Reduce Sexual Risk Factors in Middle
School Females
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan critical appraisal Go Grrrls: A Randomized Controlled
Trial of a Gender-Specific Intervention to Reduce Sexual Risk
Factors in Middle School Females
b. Mengembangkan model baru dalam pengurangan faktor risiko
seksual pada remaja wanita

3
D. Manfaat
a. Manfaat bagi Teoritis
Secara teoritis jurnal ini masuk ke dalam bidang komunitas khusunya
pada remaja dan masyarakat. Jurnal ini dapat dijadikan sebagai
referensi dalam pengurangan risiko seksual pada remaja wanita.
b. Manfaat bagi praktisi
Sebagai acuan dan mengmbangkan wawasan beserta pengetahuan
dalam pengurangan risiko perilaku seksual pada remaja.
c. Manfaat bagi institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menjadi keberhasilan dalam proses pembelajaran
dalam hal pengembangan tentang pengurangan risiko seksual pada
remaja wanita di komunitas

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Critical Appraisal
Critical appraisal adalah tindakan untuk memeriksa penelitian dengan
cermat dan sistematis untuk menilai keandalan, nilai, dan relevansinya
untuk mengarahkan para profesional dalam pengambilan keputusan klinis
vital mereka. Critical appraisal sangat penting untuk memerangi
informasi yang berlebihan, mengidentifikasi makalah yang relevan secara
klinis, dan pengembangan Profesional Berkelanjutan (Continuing
Professional Development). Menilai metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah langkah utama dalam penilaian kritisnya. Ini
dilakukan dengan menggunakan daftar periksa yang khusus untuk desain
penelitian (Al-Jundi, 2017).
Salah satu jenis panduan melakukan critical appraisal adalah
mengunakan format CASP (Critical Appraisal Skills Programme) CASP
sendiri memiliki desain berbeda-beda seperti CASP Systematic Review
Checklist, CASP Qualitative Checklist, CASP Randomised Controlled
Trial Checklist, CASP Case Control Study Checklist, CASP Diagnostic
Checklist, CASP Cohort Studi Checklist, CASP Evaluation Checklist dan
CASP Clinical Prediction Rule Checklist. Pada Critical Appraisal ini
penulis menggunakan CASP Randomised Controlled Trial Checklist yang
terdiri dari 11 pertanyaan. Pada section A pertanyaan 1-6 membahasa
tentang “Apakah hasilnya valid?”kemudian pada section B pertanyaan 7-8
membahas “hasilnya seperti apa” dan terakhir section C pertanyaan 9-11
membahas tentang “Apakah hasilnya akan membantu secara local”.
RCT adalah jenis desain studi intervensi atau eksperimental. Peserta
(individu atau kelompok) dialokasikan secara acak untuk menerima baik
intervensi baru yang sedang diuji atau perawatan kontrol (biasanya
pengobatan standar atau plasebo). Setiap kelompok penelitian kemudian
ditindaklanjuti dan jumlah atau tingkat keparahan penyakit diukur pada
kelompok intervensi dan dibandingkan dengan kelompok kontrol. RCT
secara prospektif (casp, t.t.). Penulis menggunakan RCT karena ingin

5
melihat pengembangan professional dari sudut pandang penelitian yang
berbeda sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk mengaplikasikan
pengembangan profesional keperawatan berhubungan dengan kemampuan
perawat dalam mengurangi faktor risiko perilaku seksual remaja di
Sekolah.

B. Isi (LeCroy, McCullough Cosgrove, Cotter, & Fordney, 2018)


1. Apakah percobaan membahas masalah dengan fokus yang jelas?
(Did the trial address a clearly focused issue?)
Ya.
Komentar: Program pencegahan Go Grrrls adalah intervensi spesifik
gender yang ditargetkan secara khusus terhadap perempuan remaja
awal. Program Go Grrrls dengan keeunggulan seperti mempromosikan
kesejahteraan, meningkatkan ketahanan, meningkatkan keterlibatan
dan motivasi program, menghindari stigmatisasi. Peserta studi
termasuk anak perempuan 11 hingga 15 tahun. Peserta dalam
pengaturan sekolah di mana program ini dikelola terutama sebagai
program setelah sekolah.
2. Apakah penugasan pasien pada perawatan dilakukan secara acak?
(Was the assignment of patients to treatments randomised?)
Ya
Komentar: Studi ini menyajikan hasil uji coba terkontrol secara acak
untuk mengevaluasi dampak dari Go Grrrl, sebuah program
pencegahan spesifik-gender yang diadaptasi untuk menekankan
pengurangan risiko seksual di antara populasi remaja awal Amerika
yang didominasi Hispanik Amerika.

3. Apakah semua pasien yang memasuki percobaan benar-benar dicatat


pada kesimpulannya?
(Were all of the patients who entered the trial properly accounted for at
its conclusion?)
Ya

6
Komentar: Studi ini menemukan bahwa program spesifik gender untuk
wanita remaja awal dapat membantu mengurangi indikator yang terkait
dengan pengurangan risiko seksual. Karena wanita remaja awal sangat
tertarik dan termotivasi untuk berpartisipasi dalam program ini, itu
mungkin memiliki potensi untuk menjangkau populasi yang lebih
besar. Juga, program dapat memperluas dampaknya terhadap
kesehatan perempuan jika program multiyear terjadi pertama kali pada
awal masa remaja dan kemudian pada masa remaja berikutnya.
4. Apakah pasien, petugas kesehatan, dan tenaga studi 'buta' terhadap
pengobatan?
(Were patients, health workers and study personnel ‘blind’ to
treatment?)
Can’t tell
Belum ditemukan di dalam jurnal
5. Apakah kelompok-kelompok serupa pada awal percobaan?
(Were the groups similar at the start of the trial)
No
Komentar: Keterbatasan tambahan adalah pengurangan sampel subjek
pada follow-up 18 bulan. Studi ini memperpanjang penilaian tindak
lanjut di luar 12 bulan khas, tetapi melakukan hal itu menyebabkan
tingkat erosi yang lebih besar dari yang diinginkan. Juga, generalisasi
hasil penelitian terbatas pada sampel yang setuju untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini. Penelitian tambahan harus fokus pada evaluasi
dampak program dalam sampel tambahan.
6. Selain dari intervensi eksperimental, apakah kelompok diperlakukan
sama?
(Aside from the experimental intervention, were the groups treated
equally?)
Ya
Komentar: Kondisi kontrol didasarkan pada kurikulum girls TECH,
yang diadaptasi dari materi program yang ada untuk tujuan penelitian

7
ini. Program ini dirancang untuk memiliki serangkaian pelajaran yang
sesuai dan jumlah sesi yang sama dengan program Go Grrrls.
7. Berapa besar efek pengobatannya?
(How large was the treatment effect?)
Hasil serupa muncul untuk pengetahuan STD: selain efek dalam-
subyek yang signifikan (F = 67,00, p <0,001),
8. Seberapa tepat perkiraan efek pengobatan
(How precise was the estimate of the treatment effect?)
Studi ini menemukan bahwa Go Grrrl, sebuah program spesifik
gender, menghasilkan beberapa hasil positif di kalangan remaja awal
perempuan tentang indikator pengurangan risiko seksual. Ada
perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok yang mendukung
kelompok intervensi pada ukuran pengetahuan penyakit menular
seksual dan keterampilan teknis kondom. Pada ukuran efikasi diri
kondom, ada tren yang signifikan. Pada post assessment, ada
perbedaan yang signifikan pada niat untuk mengurangi perilaku
berisiko seksual.
9. Dapatkah hasilnya diterapkan pada populasi lokal, atau dalam konteks
Anda?
(Can the results be applied to the local population, or in your context?)
Ya
Komentar: tapi program ini membutuhkan waktu yang sangat lam
10. Apakah semua hasil penting secara klinis dipertimbangkan?
(Were all clinically important outcomes considered?)
Can’t tell
11. Apakah manfaatnya sepadan dengan bahaya dan biayanya?
(Are the benefits worth the harms and costs?)
Ya
Komentar: Anak perempuan yang menerima intervensi lebih
cenderung menunjukkan niat untuk mengurangi perilaku berisiko
seksual.

8
Studi ini menemukan bahwa program spesifik gender untuk wanita
remaja awal dapat membantu mengurangi indikator yang terkait
dengan pengurangan risiko seksual. Studi ini adalah implementasi
berbasis masyarakat, dan upaya kami untuk mendapatkan dukungan
masyarakat dan partisipasi yang baik memberikan contoh untuk
berhasil mengimplementasikan program pengurangan risiko seksual di
sekolah dan pengaturan masyarakat.

9
BAB III

Kesimpulan

Studi ini menemukan bahwa program spesifik gender untuk wanita


remaja awal dapat membantu mengurangi indikator yang terkait
dengan pengurangan risiko seksual. Studi ini adalah implementasi
berbasis masyarakat, dan upaya untuk mendapatkan dukungan
masyarakat dan partisipasi yang baik memberikan contoh untuk
berhasil mengimplementasikan program pengurangan risiko seksual di
sekolah dan pengaturan masyarakat.

10
Daftar Pustaka

Alfiyah, N., Solehati, T., & Sutini, T. (2018). Gambaran Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja SMP.
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA, 4(2).
https://doi.org/10.17509/jpki.v4i2.10443
Al-Jundi, A. (2017). Critical Appraisal of Clinical Research. JOURNAL OF
CLINICAL AND DIAGNOSTIC RESEARCH.
https://doi.org/10.7860/JCDR/2017/26047.9942
casp. (t.t.). CASP Checklists. Diambil 12 Desember 2019, dari CASP - Critical
Appraisal Skills Programme website: https://casp-uk.net/casp-tools-
checklists/
Girmay, A., & Mariye, T. (2019). Risky sexual behavior practice and associated
factors among secondary and preparatory school students of Aksum town,
northern Ethiopia, 2018. BMC Research Notes, 12(1), 698.
https://doi.org/10.1186/s13104-019-4714-1
Juliyatmi, R. H., Sudargo, T., & Ismail, D. (2018). Usia pubertas dan citra tubuh
terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja putri di Yogyakarta.
Berita Kedokteran Masyarakat, 34(3), 115.
https://doi.org/10.22146/bkm.33801
LeCroy, C. W., McCullough Cosgrove, J., Cotter, K., & Fordney, M. (2018). Go
Grrrls: A Randomized Controlled Trial of a Gender-Specific Intervention
to Reduce Sexual Risk Factors in Middle School Females. Health
Education & Behavior, 45(2), 286–294.
https://doi.org/10.1177/1090198117715667
Putro, K. Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja.
17(1), 8.
Rahma, M. (2018). Hubungan Antara Pengetahuan Seksualitas Dengan Perilaku
Seksual Remaja Di Sma Negeri 1 Subang. 5(01), 9.

11
12

Anda mungkin juga menyukai