Anda di halaman 1dari 3

Geotomo

1. a) FFT pada sinyal time series dan sinyal domain posisi ke domain frekuensi.
Script yang digunakan untuk menghasilkan FFT sinyal time series menjadi
domain frekuensi adalah sebagai berikut:

close all
clear all
clc

%-------------------parameter sinyal-------------------%
F = [5]; %Frekuensi (Hz)
A = [3]; %Amplitude
tmin = 0; %Waktu Minimal
tmax = 2; %Waktu Maksimal
Fs = 100; %sample per sekon
v= 100; %Cepat Rambat Gelombang (m/s)
lambda= v*(1/F); %Panjang Gelombang (m)
bil = (2*pi)/lambda %Bilangan Gelombang

dt = 1/Fs;
t = tmin:dt:tmax;
N = length(t)

dx=dt*100
xend=tmax*v
x= 0:dx:xend
M= length(x)

g0= A*sin((bil*x)+(2*pi*F*t))

figure(1), subplot(2,1,1), plot(t,g0,'r'), title('Sinyal domain waktu')


xlabel('t (second)'), ylabel('Amplitude')
figure(1), subplot(2,1,2), plot(x,g0,'r'), title('Sinyal domain posisi')
xlabel('posisi (m)'), ylabel('Amplitude')
Dengan demikian, dapat diperoleh plot magnitude terhadap frekuensi.
Untuk plot sinyal domain posisi, digunakan phantom image yang merepresentasikan
sinyal pada posisi x dan y;
1. b) Metodologi Script Tomografi di CT SCAN – Metode Direct Fourier
Reconstruction, DFR of a Tomographic Slice (Fourier Slice Transform, FST)
FST berlaku untuk sinar-X paralel (sejajar) dan tidak berlaku untuk sumber yang
divergen (sinar yang menyebar). Kode DFR yang ada di dalam FST, dimulai dari
menggunakan masukan/input phantom image, perhitungan transformasi radon (gambar
sinogram), zero-pads untuk kolom matriks sinogram, perhitungan fast fourier transform
pertama (fft1) untuk kolom matriks sinogram, kemudian melakukan filtering dengan filter
window lowpass dan mengalokasikan hasil data yang sudah difilter (fft1s) untuk membuat
pseudo fft2 dari phantom image awal. Setelah itu, baru phantom image direkonstruksi
melalui ifft2. Kode DFR ini mengeksplor metode interpolasi yang berbeda untuk koordinat
radial/polar dari fft1. Raster polar yang dihasilkan dari alokasi koefisien DFT tersebar
kemana-mana. Bagian yang krusial dari kode DFR adalah gridding dari koefisien Fourier
fft1 dari matriks kolom sinogram (sudut proyeksi teta dan piksel posisi sensor) dalam
sumbu kartesius (omega dan zeta) dari fft2.
2. a) Pada pemodelan geotomo seismic 1 Lapis

2. b) Pada pemodelan geotomo seismic 2 lapis, digunakan model sebagai berikut


dengan kontras velocity v1 = 1500 m/s dan v2 = 3000 m/s.

Anda mungkin juga menyukai