Anda di halaman 1dari 15

Tugas Bahasa Indonesia

Ejaan Bahasa Indonesia

Oleh

Aisyah Tri Wahyuni


Dhabitha Azra Ghassani
Muhammad Al Habib
Nila Syarifah Azzizah
Rama Rafitra Zalino

XI MIPA II

SMAS CENDANA MANDAU


KOMPLEKS KRAKATAU PT CPI DURI
KEC. MANDAU, KAB.BENGKALIS, PROV. RIAU
2018

Tugas Bahasa Indonesia

Ejaan Bahasa Indonesia


Disusun untuk

Oleh

Aisyah Tri Wahyuni


Dhabitha Azra Ghassani
Muhammad Al Habib
Nila Syarifah Azzizah
Rama Rafitra Zalino

XI MIPA II

SMAS CENDANA MANDAU


KOMPLEKS KRAKATAU PT CPI DURI
KEC. MANDAU, KAB.BENGKALIS, PROV. RIAU
2018

LEMBAR PENGESAHAN
EJAAN BAHASA INDONESIA

Oleh

Aisyah Tri Wahyuni


Dhabitha Azra Ghassani
Muhammad Al Habib
Nila Syarifah Azzizah
Rama Rafitra Zalino

Disahkan tgl: May 2018 Disahkan tgl: May 2018

Guru Pembimbing, Wali Kelas,

Ruslan Abdul Gaya, S. Pd. Desy, S. Pd.

Mengetahui,

Kepala SMAS Cendana Mandau

Dra. Wiselmi, M. M.

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt., yang senantiasa melimpahkan rahmat serta karunia-
Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “Ejaan
Bahasa Indonesia” ini. Selawat dan salam penulis panjatkan kepada Rasulullah Saw.
yang telah menjadi teladan bagi umat manusia.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Ruslan Abdul Gaya
selaku guru pembimbing dalam penulisan tugas ini. Penulis juga ucapkan terima kepada
ayahanda dan ibunda yang selalu mendoakan penulis dalam menimba ilmu.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan.


Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Harapan penulis makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca.

Duri, Mei 2018

Tim Penulis
DAFTAR ISI

BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Peneitian
D. Manfaat Penelitian

BAB II. Landasan Teori

BAB III. Pembahasan

BAB IV. Penutup


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui setiap manusia pasti akan melakukan


kesalahan terutama kesalahan dalam mengeja. Hal tersebut akan
berpengaruh dengan pengaruh bahasa yang ada sehingga kitapun akan
terpengaruh terhadap kesalahan pengejaan yang ada.

Oleh karena itu, hal ini juga akan menyebabkan rusaknya kualitas
berbagai karya tulis seperti yang terdapat pada novel, dongeng, cerpen,
dsb. Hal tersebut masih berlanjut hingga sekarang ini. Dengan
demikian, apabila hal ini terus berlanjut, kualitas bahasa Indonesia
akan berkurang secara drastis.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penggunaan EYD dengan benar diwajibkan?


2. Bagaimana pandangan Anda mengenai karya tulis terkenal seperti
novel dan biografi yang masih terdapat kesalahan dalam
penggunaan EYD?
3. Apa yang akan terjadi apabila kesalahan tersebut akan terus
berlanjut hingga generasi berikutnya?

C. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis kesalahan yang terdapat pada hasil penelitian.


2. Mengetahui jenis-jenis kesalahan yang terdapat pada hasil
penelitian.
3. Mengetahui dampak negatif dari kesalahan dalam pengejaan
secara berkelanjutan.

D. Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui jenis-jenis kesalahan yang terdapat pada ejaan


tersebut.
2. Dapat menghindari kesalahan yang ada agar menghasilkan ejaan
dengan benar.
3. Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak negatif
dari kesalahan dalam pengejaan secara berkelanjutan.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Huruf Kapital

1. Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan


keagamaan yang diikuti nama orang (tidak dipakai jika tidak
diikuti nama orang).
2. Huruf pertama unsur-unsur nama diri geografi dan unsur-unsur
nama geografi yang diikuti nama diri geografi (tidak dipakai
untuk unsur geografi yang tidak diikuti oleh nama diri geografi
dan nama diri geografi yang digunakan sebagai penjelas nama
jenis), nama diri atau nama diri geografi jika kata yang
mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya.
3. Huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang
sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan
makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan
untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
4. Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan
yang digunakan dengan nama diri.
5. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang
digunakan dalam penyapaan atau pengacuan (tidak dipakai jika
tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan).
6. Huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan.
7. Huruf pertama pada kata, seperti keterangan, catatan, dan
misalnya yang didahului oleh pernyataan lengkap dan diikuti oleh
paparan yang berkaitan dengan pernyataan lengkap itu.

B. Singkatan dan Akronim

Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat


diikuti dengan tanda titik: A.S. Kramawijaya, M.B.A.

C. Suku Kata atau Pemenggalan Kata

1. Kata berimbuhan: Sesudah awalan atau sebelum akhiran: me-rasa-


kan.
2. Gabungan kata: Di antara unsur pembentuknya: bi-o-gra-fi.

D. Tanda Baca

1. Tanda Koma

a. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari


kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti
tetapi atau melainkan.
b. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya (tidak
dipakai jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya).
c. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di
dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu,
akan tetapi.
d. Dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
e. Dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
f. Dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama
diri, keluarga, atau marga.
g. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
h. Dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada
awal kalimat untuk menghindari salah baca.

2. Tanda Petik

a. Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan


dan naskah atau bahan tertulis lain.
b. Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
c. Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri
petikan langsung.
e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan
di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan
yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau
bagian kalimat.
f. Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada
pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas
baris.

3. Tanda Petik Tunggal

a. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.


b. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau
ungkapan asing.

4. Tanda garis miring


a. Dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim
b. Dipakai sebagai pengganti kata atau tiap
BAB III

PEMBAHASAN

A. Ditemukannya kesalahan dari kulit


muka novel tersebut, yaitu pada
tulisan ‘Dr. Mazuardi, M.Pd’ yang
seharusnya ditulis ‘Dr. Mazuardi, M.
Pd.’ dan kata ‘RIMBA’ yang
merupakan subjudul seharusnya ditulis
‘Rimba’ karena kata ‘RIMBA’ dari
kulit muka novel tersebut merupakan
subjudul. Dengan demikian,
penulisan/pengetikan huruf dengan
subjudul harus diawali dengan huruf
kapital dan tidak boleh menggunakan
huruf kapital secara keseluruhan.
B. Penomorannya tidak benar dan
posisinya tidak sesuai dengan huruf
pertama bagian awalnya (Peserta
ujian), demikian juga dengan bagian
“j”. Penulisan kalimat angka yang
salah, yaitu “15 (lima belas)”,
seharusnya ditulis dengan “lima
belas”. Penulisan kata “optic” yang
seharusnya diganti dengan kata
“optik” mengingat kata ‘optic’
merupakan bahasa Inggris dari optik.

C. Pada kata ‘timnya’ seharusnya diganti


dengan ‘tim’ karena kata tersebut
kurang efektif dan kalimat ‘Aslinya
kami main-main saja namun ternyata
kami menang.’ seharusnya diganti
dengan ‘Pada awalnya kami hanya
bermain-main. Namun akhirnya kami
menang.’ karena penggunaan ‘namun’-
nya tergolong salah dan kalimatnya
tersusun dari beberapa kata yang
tidak baku.

D. Pada kalimat interogatif yang pertama


seharusnya diikuti dengan kata sapaan
agar kalimat tersebut terdengar
formal.
E. Pada kalimat ‘…Kalimantan hingga
Selat Makassar dan Selat Lombok.’
seharusnya diganti dengan
‘…Kalimantan, Selat Makassar, dan
Selat Lombok.’ karena penggalan
kalimat tersebut kurang efektif.
F. Pada tahun ‘2016-2017’ seharusnya
diganti dengan ‘2016/2017’ karena
pada penulisan tahun harus diikuti
dengan tanda miring.

G. Terdapat kesalahan yang sama dengan


bagian F, yaitu pengejaan periode
‘2017-2018’ seharusnya diganti
dengan ‘2017/2018’ dan pada kalimat
jawaban bagian ke-2 sebelum tanda
koma tidak boleh dijarakkan dengan
kalimat.
H. Pada kalimat ‘Pada saat
kekeluargaanya awal dibentuk maupun
telah dibentuk, berkumpul dan
bersenang-senang dalam mengerjakan
tugas-tugas., dan menghasilkan acara-
acara yang sukses.’ seharusnya diganti
dengan ‘Pada saat keluarga awal
dibentuk maupun telah dibentuk, kami
bersenang-senang dalam mengerjakan
tugas-tugas sehingga menghasilkan
acara yang sukses.’, kata ‘OSIS-OSIS’
diganti menjadi ‘OSIS’, periode ‘2016-
2017’ diganti dengan ‘2016/2017’,
dan pada kalimat jawaban yang ke-2
sebelum tanda koma tidak boleh
dijarakkan dengan kalimat.
I. Kesalahannya sama dengan bagian A,
yaitu penulisan kata angka dengan
posisi penomorannya. Pada kata
‘Lima (5) menit’ diganti menjadi
‘Lima menit’ karena pada kata
bilangan tidak boleh menggunakan
angka.

J. Pada kata ‘australis’ dan ‘asiatis’,


penulisan huruf awalnya harus huruf
kapital karena kata tersebut berkaitan
dengan nama geografis.
BAB IV

KESIMPULAN

A. Seorang pengarang yang berpengalamanpun bahkan juga memiliki kesalahan


mengenai gelar guru yang terdapat pada novel tersebut.
B. Demikian dengan guru yang telah berpengalamanpun tetap saja memiliki
kesalahan yang bahkan tidak disadari oleh guru tersebut.
C. Setiap orang pasti memiliki kesalahan dalam mengeja sehingga kesalahan tersebut
akan berlanjut hingga pada saat ia bekerja sebagai profesional.

Anda mungkin juga menyukai