Anda di halaman 1dari 8

|1

TINDAK TUTUR DALAM WACANA KELAS VB SD NEGERI 62


KOTA BENGKULU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Parli Saptani
saptaparli@gmail.com

Abstract
Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur yang dominan dalam membuka,
menerangkan , dan menutup pelajaran dalam wacana kelas menyimak pada kelas Vb saat
membuka pelajaran di SDN 62 Kota Bengkulu tahun pelajaran 2012/2013 didasarkan pada
kategori tindak tutur (speech act categories) menurut Sinclair dan Coulthard’s (IRF) Penelitian ini
merupakan penelitian wacana kelas yang mendeskripsikan wacana kelas. Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini, yaitu observasi rekaman video. Dari hasil analisis data, diketahui bahwa
tindak tutur yang dominan saat pembelajaran, yakni tindak tutur reply sebanyak 82 tindak tutur
atau 12, 4% dari seluruh tindak, directive sebanyak 57 tindak tutur atau 8,6% dari seluruh tindak
tutur, elicitation sebanyak 53 tindak tutur atau 8% dari seluruh tindak tutur dan nomination 52
atau 7,9% dari seluruh tindak tutur yang mengarah pada tanya jawab dalam pembelajaran dan
penunjukkan pada nama siswa untuk meminta respon. Kesimpulan penelitian menunjukkan
bahwa (1) data yang dominan ditemukan tidak cukup menonjol sebagai data yang menjadi
penguatan pembelajaran (2) tindak tutur guru sangat dominan dalam pembelajarqn sehingga
mengabaikan pembelajaran siswa aktif. Implikasi dalam pembelajaran dikhawatirkan akan
berdampak pada tercapainya komunikatif pembelajaran yang dalam kurun waktu lama akan
berdampak pada mutu pendidikan.
Key words: tindak tutur

Pendahuluan kemampuan memperluas wawasan, juga


Bahasa merupakan ekspresi diharapkan mampu memahami informasi
komunikasi manusia melalui yang disampaikan secara lugas atau
pengetahuan, keyakinan, dan perilaku langsung dan juga dapat memahami
yang dapat dialami, dijelaskan dan informasi yang disampaikan secara
disebarkan (Trianto, 2008:74). terselubung atau tidak secara langsung.
Sehubungan dengan itu, bahasa sebagai Dengan demikian, pembelajaran harus
media komunikasi manusia diperoleh terjadi secara nyata dan wajar pada
melalui pemerolehan juga pemelajaran. lingkungan kelas, sekolah, atau di
Dalam hal ini kita akan memfokuskan lingkungan kehidupan anak.
pada pemelajaran bahasa, pada Menyikapi hal ini, salah satu yang
hakikatnya belajar bahasa adalah belajar harus dipersiapkan dalam
berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan pengembangan peserta didik adalah
serta ekspresi (Purwanto dan Djeniah kemampuan berbahasa Indonesia.
Alim, 1997:8). Oleh karena itu, Kemampuan berbahasa Indonesia yang
pembelajaran bahasa dan sastra dimiliki dapat memenuhi kebutuhannya,
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan seperti kebutuhan perkembangan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi psikologis, emosi, dan kebutuhan sosial.
dengan bahasa Indonesia. Pembelajaran Selain itu, peserta didik diharapkan
bahasa, selain untuk meningkatkan dapat mengembangkan diri menjadi
kemampuan berpikir, bernalar, dan warga negara yang baik, menguasai

Diksa, Vol 1, No. 2, Desember 2015


2|

IPTEK, dapat bersosialisasi dengan 1. Marker (penanda)


lingkungaanya. Dalam hal ini, guru Tindak tutur ini disimbolkan
memiliki peran yang penting sebagai dengan huruf ‘m’, yakni Penanda untuk
salah satu sumber belajar bahasa. membatasi percakapan/jeda percakapan
Guru bahasa Indonsia diharapkan sebelum dan setelah parcakapn dimulai.
mengajarkan bahasa Indonesia bukan Contoh : “OK, ... . “Sekarang ... .
hanya sebagai alat untuk meningkatkan
ilmu siswa, melainkan juga untuk 2. Starter (pengantar/ permulaan)
meningkatkan daya apresiasi siswa Tindak tutur ini disimbolkan
terhadap ilmu. Pada anak-anak usia SD dengan huruf ‘s’, yakni
terdapat tiga bentuk proses pemakaian pernyataan/pertanyaan/ perintah yang
bahasa, yakni mula-mula dengan gerak berfungsi sebagai penyedia informasi,
saja, lalu mengerti akan kata-kata, dan perhatian langsung/pemikiran terhadap
kesatuan-kesatuan bahasa, dan lalu sebuah area dalam membuat respon
mengucapkan kata-kata dan kesatuan- yang benar untuk intonasi yang disukai.
kesatuan bahasa. Oleh karena itu, yang Contoh : “Bisakah kamu temukan
perlu kita ingat adalah perkembangan beberapa pertanyaan?”
bahasa itu di mulai dari pasif kemudian
aktif. Selain itu juga, penggunaan bahasa 3. Elicitation (pemunculan)
Indonesia pada guru SD (apalagi pada Tindak tutur ini disimbolkan
tingkat rendah) masih banyak dengan ‘el’, yakni sebuah pertanyaan
dipengaruhi oleh bahasa ibu atau bahasa yang berfungsi untuk meminta respon
pertama (B1). bahasa. Contoh : “Kamu cari beberapa
Penelitian tindak tutur bahasa pertanyaan?”
guru dan siswa saat pembelajaran
berlangsung penting dilakukan guna 4. Check (pemeriksaan)
mengetahui bagaimana interaksi guru Tindak tutur ini disimbolkan
dan siswa saat pembelajaran. Penelitian dengan ‘ch’, yakni Pertanyaan guru
ini lebih dikenal dengan analisis wacana untuk mengetahui pemahaman/situasi
kelas yang mengkaji bahasa guru dan siswa dalam mengikuti pelajaran.
siswa sehingga memberikan gambaran Contoh : “Sudah selesai, belum?”
dasar seperti apa yang terjadi di dalam “Apakah bisa diikuti?”
kelas. Yang nantinya dapat dijadikan
dasar guna peningkatan mutu 5. Directive (petunjuk, instruksi, perintah)
pembelajaran di dalam kelas yang Tindak tutur ini disimbolkan
berimplikasi jauh ke depan akan dengan huruf ‘d’, yakni perintah untuk
meningkatkan mutu pendidikan. meminta respon nonverbal.
Kategori Tindak Tutur Menurut Contoh : “Lihat pada percakapaannya
Sinclair dan Coulthard’s (IRF) Kategori lagi!” “Coba kamu ulangi lagi, bacanya!”
tindak tutur menurut Sinclair dan
Coulthard’s (dalam Atkins 6. Informative (informasi/keterangan)
2001: 14-15) adalah sebagai berikut: Tindak tutur ini disimbolkan
dengan huruf ‘i’, yakni pernyataan yang
dibedakan dengan pernyataan lain yang

Parli Saptani - Tindak Tutur dalam Wacana Kelas Vb ...


|3

fungsi utamanya adalah menyediakan Tindak tutur ini disimbolkan


informasi untuk pemahaman/perhatian. dengan huruf ‘n’, yakni percakapan di
Contoh : “Inggris.” (jawaban siswa atas dalam kelas agar siswa ikut serta dalam
pertanyaan guru). pembelajaran (dengan menyebut nama
siswa) yang bukan bertujuan untuk
7. Prompt (anjuran, desakan) memberi tekanan pada siswa.
Tindak tutur ini disimbolkan Contoh : “Kamu, sekalian.” “Ya, kamu,
dengan huruf ‘p’, yaknii pernyataan di Budi.”
dalam kelas yang berfungsi untuk
memberi penguatan/anjuran/desakan 12. Acknowledge (mengakui)
Contoh : “Lanjutkan ya!” Tindak tutur ini disimbolkan
“Cepat, ya!” “Selesai, belum!” dengan ‘ack’, yakni kata- kata/gerakan
nonverbal untuk menunjukan
8. Clue (petunjuk) pengakuaan/pemahaman atas jawaban
Tindak tutur ini disimbolkan siswa
dengan ‘cl’, yakni pernyataan/ Contoh : “Ya”
pertanyaan/perintah untuk meminta “Waw, Ok, Bagus”
informasi tambahan agar siswa
memahami secara langsung. 13. Reply (menjawab/menyahut)
Contoh : “Bisakah kamu baca paragraf Tindak tutur ini disimbolkan
itu?” dengan ‘rep’, yakni pernyataan/
“Apakah kita dapat menggunakan garpu pertanyaan/nonverbal, dengan anggukan
tala ini?” “Ya, kita dapat untuk mengetahui respon siswa apakah
menggunakannya” (cl) sudah memahami pembelajaran.
Contoh: “Mengerti anak-anak?” siswa
9. Cue (isyarat) mengangguk (rep)
Tindak tutur ini disimbolkan
dengan huruf pernyataan seiring/ 14. React (memberi reaksi)
sebelum penawaran/permintaan/ Tindak tutur ini disimbolkan
perintah yang berfungsi untuk dengan ‘rea’, yakni aksi nonverbal untuk
membangkitkan menyatakan respon nonverbal yang
Contoh : “Angkat tangan!” “Jangan tepat secara langsung saat siswa sudah
keluar.” memahami pembelajaran.
Contoh : “gelengan kepala”
10. Bid (penawaran/perintah)
Tindak tutur ini disimbolkan 15. Comment (ulasan)
dengan huruf ‘b’, yakni penyataan Tindak tutur ini disimbolkan
verbal/nonverbal sebagai tanda untuk dengan ‘com’, yakni Pernyataan/
memberi instruksi pembelajaran bahasa. pertanyaan/penekanan pertanyaan
Contoh : Tujuk tangan, tarik napas, dan dengan kata “ya” untuk menyamakan
menjelentikan tangan informasi tambahan dengan jeda, saat
memulai informasi inti (lebih ditekankan
11.Nomination (pengangkatan pada paralinguistik)
penunjukan)

Diksa, Vol 1, No. 2, Desember 2015


4|

Contoh : “mmm ... “(sulit dibedakan jika 21. Loop (penudingan)


dalam bentuk tulis) Tindak tutur ini disimbolkan
dengan huruf ‘l’, yakni pernyataan
16. Accept (menyetujui) dengan intonasi tinggi yang bertujuan
Tindak tutur ini disimbolkan untuk mengulangi pembelajaran
dengan ‘acc’, yakni pernyataan berupa sebelumnya yang telah disampaikan
“ya’, “bagus” dalam pengulangan siswa secara normal/alami.
jawaban siswa dengan intonsai yang Contoh: “Ulangi lagi apa yang kamu
netral untuk mengidentifikasi bahwa katakan!’
guru telah mendengar/melihat informasi
siswa 22. Aside (mengalikan pembicaraan)
Contoh : “mmm, Ok” Tindak tutur ini disimbolkan
dengan huruf ‘z’, yakni pernyataan/
17. Evaluate (menilai) pertanyaan/perintah dengan intonasi
Tindak tutur ini disimbolkan rendah yang tdak begitu difokuskan pada
dengan huruf ‘e’, yakni kelas (kehabisan kata-kata untuk sekadar
pernyataan/penekanan pada kata,frasa basa basi).
berupa komentar dari reaksi/jawaban Contoh :” Dimana saya letakan spidol
siswa dengan intonsai tinggi. tadi ya?’ “Wah, dingin sekali kelas ini.”
Contoh : “Bagus!” “Ya”, “idak”
Struktur wacana kelas ini berupa
18. Silent stress (diam) model skala peringkat dan berisi lima
Tindak tutur ini disimbolkan peringkat, yaitu pelajaran (lesson), yakni
dengan ‘^’, yakni pernyataan untuk pembelajaran secara keseluruhan,
pembelajaran selanjutnya agar siswa transaksi (transaction), yakni adanya hal
mengetahu pembelajaran yang nanti yang ditransaksikan antara guru dengan
akan dipelajari siswa, pertukaran (exchange), yakni
Contoh : “Bekerja dalam kelompok ya!” saling memberi antara guru dan siswa
dan adanya pembukaan/pengantar yang
19. Metastatement (konsep tindakan diikuti respon dan tindak lanjut yang
selanjutnya) dilakukan guru dan siswa, gerak (move),
Tindak tutur ini disimbolkan yakni adanya pergerakan yang berupa
dengan ‘ms’, yakni pernyataan untuk respon atas pertukaran dilakukan guru
pembelajan selanjutnya agar siswa dan siswa, dan tindak (act), yakni
mengetahui pembelajaran yang nanti tindakan yang dilakukan guru dan siswa
akan dipelajari. dalam berinteraksi dalam pembelajaran.
Contoh : “Bekerja dalam kelompok ya!” kelimanya berkaitan satu sama lain.
Peringkat ini bersifat hierarkis, unit
20. Conclusion (kesimpulan) terbesar adalah ‘pelajaran’ dan ‘tindak’
Tindak tutur ini disimbolkan sebagai unit terkecil. Sinclair dan
dengan ‘con’, yakni pernyataan dengan Coulthard’s (dalam Trianto, 2012)
nada rendah untuk membantu siswa mengidentifikasi 22 tindak yang menyatu
memahami pelajaran dengan membentuk lima kelompok ‘gerak’.
meringkas/menyimpulkan pelajaran. Kelompok ‘gerak’ membentuk
Contoh : “Jadi, ... “Kemudian ...”

Parli Saptani - Tindak Tutur dalam Wacana Kelas Vb ...


|5

‘pertukaran’ sejumlah pertukaran Setiap nomor dalam transkrip


membentuk ‘transaksi’, beberapa merupakan tindak terkecil berupa act
‘transaksi’ membentuk ‘pelajaran’. dalam AWK. Tindak yang muncul
Dilihat dari struktur wacana di atas, kemudian dikalisfikasikan berdasarkan
pengkajian model analiis wacana ini lima peringkat Sinclair dan Coulthard’s
biasanya terfokus pada tingkat untuk mendapatkan kecendrungan dan
pertukaran. dominasi.
Pengkajian wacana ini ditekankan Analisis data yang dilakukan
pada tingkat pertukaran. Menurut adalah mentranskripkan wacana
Trianto (2012) ada dua tipe pertukaran, lisan/video ke dalan tulisan. Data yang
boundary dan teaching. Boundary berupa tanya jawab antarsiswa dengan
exchange semacam pembatas awal dan siswa, siswa dengan guru di narasikan
akhir pelajaran, berbentuk framing move dalam wacana tulisan. Langkah-langkah
atau focusing move. Kedua jenis gerak ini menganalisis data (Sugiyono,2011:247-
ditandai oleh tindak ‘good, well, ok’. 252) adalah sebagai berikut :
Sedangkan teaching exchange, yang 1. Reduksi Data
terdapat dalam gambar 3, berkaitan Reduksi data merupakan kegiatan
dengan proses berkelanjutan kegiatan mengurangi yang berupa proses
belajar mengajar yang dilakukan guru, penyelesaian, penyederhanaan,
tindak ini dapat ditandai dengan pemfokusan, pengabstraksian, dan
penginformasian (informing), pentrasformasian. Reduksi data ini
pengarahan (directing), pemunculan dilakukan secara berkesinambungan
(eliciting) atau pemeriksaan (checking). mulai dari awal pengumpulan data
Pengkajian ini berfokus pada pertukaran sampai selesai. Kegiatan yang dilakukan
mengajar yang terdiri atas gerak awal dalam reduksi ini ada lima langkah, yaitu
(Initiation move), gerak respon (1) memilih-milih data melalui
(Response move), dan gerak lanjutan pemusatan perhatian, (2)
(Follow up move). Stuktur ini dikenal penyederhanaan, (3) melakukan
dengan IRF. pengkodean, (4) pengkategorisasian, dan
Gerak yang menjadi fokus pada (5) pembuatan memo, intinya adalah
initiation adalah elicitation, clue, dan menyiapkan dan mengolah data dalam
nomination. Gerak yang menjadi fokus rangka penarikan kesimpulan
pada respon adalah reply. Untuk gerak Dalam penelitian ini, data yang
pada fokus feedback adalah evaluate dan sudah ditranskripkan kemudian diberi
comment. tanda/pengkodean lalu dikalisfikasikan.
Adapun pedoman untuk menandai
METODE PENELITIAN wacana guna dikelompokkan dalam
Data penelitian ini berupa wacana gerak awal (initiations moves),
transkrip rekaman bahasa guru dan gerak respon/gerak jawaban (responses
siswa di SD Negeri 62 Kota Bengkulu. moves) dan gerak lanjutan
Data rekaman berupa tiga data diberi (feedback/follow up moves) berdasarkan
kode nomor urut pada setiap tindak ciri dari masing-masingnya pada tabel 1.
tutur (act) yang sekaligue menunjukkan (Kategori tindak tutur menurut Sinclair
jumlah ujaran pada setiap transkrip. dan Coulthard’s (1990: 14-15))

Diksa, Vol 1, No. 2, Desember 2015


6|

2. Display Data Hasil Dan Pembahasan


Display data berguna untuk Berdasarkan kategori tindak
melihat gambaran keseluruhan hasil tutur, ditemukan empat tindak tutur
penelitian, baik yang berbentuk matrik dominan, yakni reply sebanyak 82 tindak
atau pengkodean, dari hasil reduksi data tutur atau 12, 4% dari seluruh tindak,
dan display data itulah selanjutnya directive sebanyak 57 tindak tutur atau
peneliti dapat menarik kesimpulan data, 8,6% dari seluruh tindak tutur, elicitation
memverifikasi sehingga menjadi sebanyak 53 tindak tutur atau 8% dari
kebermaknaan data. seluruh tindak tutur dan nomination 52
atau 7,9% dari seluruh tindaktutur.
3. Kesimpulan dan Verifikasi.
Untuk menetapkan kesimpulan Tindak Tutur pada Peringkat Lesson
yang lebih beralasan dan tidak lagi Model Sinclair & Coulthard’s yang
berbentuk kesimpulan yang coba-coba, berupa model skala peringkat, yakni dari
maka verifikasi di lakukan sepanjang 22 kategori tindak tutur akan
penelitian berlangsung sejalan dengan membentuk lima kelompok gerak, yaitu
memberchek, trianggulasi dan audit trail pelajaran (lesson), transaksi
sehingga menjamin signifikasi atau (transaction), pertukaran (exchange),
kebermaknaan hasil penelitian. gerak (move), dan tindak (act). Untuk
Selanjutnya peneliti memberi gerak pelajaran adalah gabungan dari
kode setiap hasil wawancara dari guru transaksi yang berupa pelajaran itu
dengan cara memberi nomor urut pada sendiri.
kalimat-kalimat yang dianalisis yakni
nomor urut data pada lampiran yang
akan memudahkan penganalisisan.
Tabel Frekuensi Teaching Exchange
NO Opening Move Framing Follow Up
Tindak Move Move
elicitation informative clue directive
Tutur
Jumlah 49 13 13 40 4 10
Persentase 38,0 10,1 10,1 31,0 3,1 7,8

Berdasarkan hasil analsis data, tutur informative sebanyak 13 atau


ditemukan transaksi antarguru dengan 10,1% exchange, tindak tutur clue
siswa dalam bentuk gabungan dari sebanyak 13 atau 10,1% exchange, dan
exchange bounbdary (pembatas awal tindak tutur directive sebanyak 40 atau
dan akhir pembelajaran), yakni framing 31% exchange.
move ebanyak 4 exchange atau 3,1% Selanjutnya, kajian tuturan guru
exchange dan focusing move sebanyak dan siswa terhadap wacana membuka,
10 exchange atau 7,8% exchange. Untuk menerangkan dan menutup pelajaran
teaching exchange (proses berkelanjutan dalam wacana kelas Vb saat proses
terhadap pembelajaran yang dilakukan belajar mengajar di SDN 62 Kota
guru) terlihat pada tuturan elicitation Bengkulu tahun pelajaran 2012/2013,
sebanyak 49 atau 38% exchange, tindak diketahui bahwa guru dan siswa dalam

Parli Saptani - Tindak Tutur dalam Wacana Kelas Vb ...


|7

interaksi kelas menggunakan 22 tindak memberi penguatan pembelajaran.


tutur (speech act ategories) menurut Adapun data yang menjadi kunci
Sinclair dan Coulthard’s (IRF) (dalam penguatan dalam pembelajaran adalah
Atkins, 2001). reply, clue, nomination, elicitation,
Terdapatnya 22 tindak tutur evaluate, dan comment. Dalam wacana
menurut Sinclair dan Coulthard dalam kelas ini memang begitu terstruktur,
wacana kelas ini karena penutur dan tetapi sebuah wacana bukan hanya
mitratutur dalam berkomunikasi melihat strukturnya saja, melainkan juga
menggunakan bahasa dengan melihat maknanya. Sejalan juga dengan
membentuk struktur urutan yang ketat kritik Kasper (dalam Trianto,2012),
dan pola pembicaraan yang sangat mengatakan bahwa model ini terlalu
terstruktur. Dengan demikian berorientasi pada guru. Kritik ini menjadi
menciptakan deskripsi struktur wacana, benar adanya pada data yang dominan
berupa tindak bahasa yang ditemukan ditemukan, yakni reply, directive, dan
dalam kelas yang didefinisikan sesuai elicitation. Salah satu data saat
dengan fungsinya sehingga dapat menerangkan pelajaran, guru melakukan
ditentukan kategorisasinya. Hal ini sesuai tuturan elicitation, berupa tuturan yang
dengan pendapat Sinclair dan dapat menimbulkan arah materi
Coulthard’s (dalam Trianto,2012). pelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian yang Menyikapi hal ini, sejalan dengan
peneliti lakukan dalam wacana kelas pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif
membuka, menerangkan dan menutup (CBSA), yakni tingkat sikap guru yang
pelajaran diketahui bahwa tindak tutur tidak mendominasi dalam proses
yang dominan digunakan guru dan siswa pembelajaran, kuantitas dan kualitas
adalah penyahutan (reply), pengarahan metode dan media yang dimanfaatkan
(directive), pemunculan (elicitation), dan para guru dalam proses pembelajaran,,
penunjukan (nomination). Hal tersebut dan variasi interaksi guru-siswa dalam
disebabkan dalam memulai interaksi proses pembelajaran (Ilham,2011).
belajar mengajar guru membangun Data yang ditemukan menunjukkan
komunikasi dengan memberikan pembelajaran yang berlangsung belum
pengondisian terlebih dahulu, seperti menerapkan pendekatan CBSA karena
perintah untuk segera mengumpulkan tindak tutur guru masih mendominasi
tugas dan cendrung untuk menunggu pembelajaran, pembelajaran masih
sahutan dari siswa serta dominannya berpusat pada guru. Siswa juga kurang
penyebutan nama siswa dalam interaksi merasa rileks dalam pembelajaran
di kelas. Hal ini dimaksukan agar siswa karena tindak tutur nomination juga
harus selalu fokus pada saat menjadi dominan dilakukan guru. Dalam
pembelajaran berlangsung. (lampiran 8. interaksi pun guru tidak bervariasi,
Hlm: 86) terlihat dalam tuturan guru yang
Berdasarkan teori yang menggunakan tuturan directive yang
memfokuskan pada IRF (Initiation, cendrung sama dan berulang. Terlihat
Response, dan Feedback), ditemukan juga dari data metode yang digunakan
data yang dominan muncul dalam guru juga cendrung pada metode tanya
pembelajaran adalah tidak cukup jawab karena tindak tutur reply adalah

Diksa, Vol 1, No. 2, Desember 2015


8|

paling dominan dalam pembelajaran. yang lebih luas lagi pada tingkat sekolah
Siswa cerndrung menjawab pertanyaan pada seluruh mata pelajaran.
yang dituturkan guru. Menyikapi lebih
jauh mengenai hasil temuan ini, untuk
jangka panjang dalam pembelajaran Daftar Pustaka
dihkawatirkan interaksi dalam
komunikasi pembelajaran akan kurang
komunukatif dan secara tidak langsung Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur
akan berpengaruh pada pembelajaran Penelitian Suatu Pendekatan
itu sendiri. Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Aslinda dan Leni Syafyahya. 2007.
Simpulan dan Saran Pengantar Sosiolinguistik.
Secara umum simpulan dari hasil Bandung: Refika Aditama.
dan pembahasan penelitian ini adalah
data yang dominan ditemukan tidak Atkins, Andrew. 2001. Sinclair and
cukup menonjol sebagai data yang Coulthard,s IRF, Model in A One
menjadi penguatan pembelajaran. to One Classroom: Analysis.
Tindak tutur yang dominan digunakan Betsy, Rymes. 1990. Classroom Discourse
guru adalah tindak tutur directive, Analysis: A Tool for Critical
elicitation, reply dan nomination yang Reflection. Creekill, NJ: Hampton
mengarah pada tanya jawab dalam Press.
pembelajaran dan penunjukkan pada
Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2004.
nama siswa untuk meminta respon.
Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
Dalam pendekatan cara belajar siswa Jakarta: Rineka Cipta.
aktif, hasil penelitian ini belum Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum.
menerapkan pendekatan ini. Hal ini Jakarta: Rineka Cipta.
terlihat dominannya tindak tutur yang
dilakukan guu serta adanya gerak respon Danim, Sudarwan. 2010. Pengantar
atas tuturan tersebut. Variasi model Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
pembelajaran yang juga diduga kurang Danim, Sudarwan. 2010. Pedagogi
bervarisi juga akan berpengaruh pada Andragogi dan Heutagogi.
proses pembelajaran. Ketercapaian Bandung Jakarta: Rineka Cipta.
pesan dalam tindak tutur menjadikan
suasana yang komunikatif juga.

Penulis menyarankan untuk


perbaikan penelitian selanjutnya agar
menerapkan analisis wacana kelas 22
tindak tutur menurut Sinclair dan
Coulthard pada cakupan yang lebih luas,
bukan hanya pada satu kelas seperti
yang penulis lakukan. Penerapan AWK ini
juga dapat dilakukan pada penelitian

Parli Saptani - Tindak Tutur dalam Wacana Kelas Vb ...

Anda mungkin juga menyukai