Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI

SISTEM REPRODUKSI

BLOK UROREPRO I

Nama : Rachma Meilinda

NIM : 018.06.0067

Kelas :B

Kelompok : 3 & 5 (tiga dan lima)

Modul : Urorepro I

Dosen : Rusmiatik, S.Si., M.Biomed.

dr. Rizki Mulianti, S.Ked.

LABORATORIUM TERPADU 1

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2018/2019

Histolgy of genitalia maculina and femina| 1


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam hal melanjutkan keturunan setiap organisme melakukan
perkembangbiakan. Tentunya dalam hal ini merupakan proses yang sangat rumit
apabila didalami. Dari alat kelamin manusia diciptakan berbeda-beda mulai dari
struktur anatomi yang dimiliki sampai dengan fungsi masing-masing organ itu
sendiri. Pada laki-laki dalam hal reproduksi memiliki anatomi seperti testis dan
penis sebagai alat utamanya, serta saluran yang multifungsi pada organ tersebut.
Misalnya pada testis terdapat lapisan-lapisan yang melindunginya mulai dari
skrotum dan lainnya. Di dalamnya terdapat tubulus simeniferus yang berfungsi
untuk menghasilkan sperma pada laki-laki setelah di bentuk tentunya tidak
langsung jadi begitu saja tetapi melaui proses berikutnya yakni pematangan
sperma. Setelah jadipun sperma tidak langsung di keluarkan begitu saja tapi pada
konsisi tertentu misalnya pada mimpi basah dan berhubungan intim. Mimpi basah
itu sendiri menandakan bahwa pada individu itu sudah mampu menghasilkan sel
sperma. Dalam hal ini juga sebagai penanda bahwa indivdu tersebut sudah
memasuki usia remaja. Untuk keluarnya akan melalui penis di saluran uretra. Pada
saluran ini juga berfungsi sebagai keluarnya cairan kemih atau kencing akan tetapi
kedua cairan ini tidak pernah bercampur karena sudah ada yang mengaturnya.
Misalkan pada saat urin mau keluar maka sperma itu sendiri tidak akan keluar.
Tetapi saat sperma itu keluar maka akan melalui saluran itu juga. Namun terdapat
sabuah spingter yang mengaturnya. Spingter itu akan berkontraksi dan menutup
sehingga cairan sperma itu dapat keluar tanpa harus bercampur dengan cairan
kecing. Pada sperma itu tidak keluar sendiri akan tetapi nanti saat keluar akan di
barengi oleh keluarnya juga cairan semen. Fungsinya sendiri untuk melindungi sel
sperma dari keadaan asam saat menuju ovum. Dari proses yang sangat kompleks
ini sehingga perlu di lakukan pengamatan lebih lanjut pada organ-organ yang
berperan dalam proses ini.

Histolgy of genitalia maculina and femina| 2


Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam
organisme yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual. Organ genitalia
feminine adalah organ reproduksi wanita yang merupakan organ atau
alat kelamin yang tidak tampak dari luar, terletak di bagian dalam dan dapat
dilihat dengan alat khusus atau pembedahan. Genetalia interna terdiri atas vagina,
uterus (rahim), tuba falopi (saluran telur) dan ovarium (indung telur).

Organ genitalia eksternal merupakan organ atau alat kelamin yang tampak
dari luar, dapat dilihat bila wanita dalam posisi litotomi. Fungsi genetalia
eksterna adalah untuk kopulasi. Genetalia eksterna, vulva tampak dari luar (mulai
dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora,
labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-
kelenjar pada dinding vagina.

Payudara atau glandula mamae merupakan salah satu organ reproduksi


pada wanita yang berfungsi mengeluarkan air susu (ASI). Payudara terdiri dari
lobulus-lobulus atau kelenjar yang menghasilkan ASI, tubulus atau duktus yang
menghantarkan ASI dari kelenjar sampai ke nipple. Pada payudara terdapat tiga
bagian utama yaitu korpus (badan), areola, dan papila atau puting. Secara
mikroskopik, payudara atau glandula mamae tersusun dari jaringan ikat kelenjar
dan lemak yang ditutupi oleh kulit. Jaringan lemak tersebut terdiri dari 18 lobulus
dan dipisakan oleh jaringan fibrosa.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui organ-organ maskulina yang ada di tubuh


2. Untuk mengetahui organ-organ femina yang ada di tubuh

1.3 Manfaat Praktikum

Histolgy of genitalia maculina and femina| 3


 Mahasiswa memahami perbedaan organ-organ maskulina yang ada di
tubuh
 Mahasiswa memahami perbedaan organ-organ femina yang ada di
tubuh

Histolgy of genitalia maculina and femina| 4


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Reproduksi bergantung pada penyatuan gamet (sel reproduktif, atau


germinativum) pria dan wanita, masing-masing dengan separuh set
kromosom, untuk membentuk individu baru dengan set kromosom
lengkap dan unik. Tidak seperti sistem tubuh lain, yang pada hakikatnya
sarna di kedua jenis kelamin, sistem reproduksi pria dan wanita sangat
berbeda, sesuai peran mereka yang berbeda dalam proses reproduksi.
Sistem reproduksi pria dan wanita dirancang untuk memungkinkan
penyatuan bahan genetik dari dua pasangan seksual, dan sistem wanita
dilengkapi untuk menampung dan memlihara keturunan hingga tahap
perkembangan yang memungkinkannya bertahan hidup secara independen
di lingkungan eksternal. Organ reproduksi primer, atau gonad, terdiri dari
sepasang testis pada pria dan sepasang ovarium pada wanita. Pada kedua
jenis kelamin, gonad matur melaksanakan dua fungsi, yaitu (1)
Menghasilkan gamet (gametogenesis), yaitu spermatozoa (sperma) pada
pria dan ovum (sel telur) pada wanita; dan (2) mengeluarkan hormon seks,
secara spesifik, testosteron pada pria dan estrogen dan progesteron pada
wanita. Selain gonad, sistem reproduksi pada kedua jenis kelamin
mencakup saluran reproduksi yang mencakup suatu sistem duktus yang
khusus mengangkut atau menampung gamet setelah dibentuk, plus
kelenjar seks aksesorius yang mengosongkan sekresi suportifnya ke dalam
saluran-saluran tersebut. Pada wanita, payudara juga dianggap sebagai
organ seks aksesorius. Bagian sistem reproduksi yang terletak eksternal
dan terlihat disebut genitalia eksterna.

REPRODUKSI PRIA

Fungsi esensial sistem reproduksi pada pria adalah sebagai berikut:

Histolgy of genitalia maculina and femina| 5


1. Menghasilkan sperma (spermatogenesis)

2. Menyalurkan sperma ke wanita Organ penghasil sperma, testis,


tergantung di luar rongga abdomen dalam suatu kantong berlapis kulit,
skrotum, yang berada di dalam sudut antara kedua tungkai. Sistem
reproduksi pria dirancang untuk menyalurkan sperma ke saluran
reproduksi wanita dalam suatu cairan pembawa, semen, yang kondusif
bagi viabilitas sperma. Kelenjar seks tambahan pria utama, yang
sekresinya membentuk sebagian besar semen, adalah vesikula seminalis,
kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretra (Gambar 20-1). Penis adalah
organ yang digunakan untuk meletakkan semen pada wanita. Sperma
keluar dari masing-masing testis melalui saluran reproduksi pria, yang
masing-masing terdiri dari epididimis, duktus (vas) deferens, dan duktus
ejakulatorius. Pasangan-pasangan saluran reproduksi ini mengosongkan
isinya ke sebuah uretra, saluran yang berjalan di sepanjang penis dan
mengosongkan isinya ke eksterior. Bagian-bagian sistem reproduksi pria
ini akan dijelaskan secara lebih lengkap ketika fungsi mereka dibahas

REPRODUKSI WANITA

Wanita dalam reproduksi lebih rumit daripada peran pria. Fungsi


esensial sistem reproduksi wanita mencakup yang berikut:

1. Membentuk ovum (oogenesis)

2. Menerima sperma

3. Mengangkut sperma dan ovum ke tempat penyatuan (fertilisasi,


atau konsepsi)

4. Memelihara janin yang sedang tumbuh hingga janin dapat bertahan


hidup di dunia luar (gestasi, atau kehamilan), mencakup pembentukan
plasenta, organ pertukaran antara ibu dan janin.

5. Melahirkan bayi (partus)

Histolgy of genitalia maculina and femina| 6


6. Memberi makan bayi setelah lahir dengan menghasilkan susu
(laktasi) Produk pembuahan dikenal sebagai embrio selama dua bulan
pertama perkembangan intrauterus, yaitu ketika diferensiasi jaringan
sedang berlangsung. Setelah periode ini, makhluk hidup yang sedang
terbentuk ini dapat dikenali sebagai manusia dan disebut fetus selama
masa gestasi sisanya. Meskipun tidak lagi terjadi diferensiasi jaringan
lebih lanjut selama masa kehidupan janin, masa ini adalah saat
berlangsungnya pertumbuhan dan pematangan jaringan yang luar biasa.
Ovarium dan saluran reproduksi wanita terletak di dalam rongga panggul.
Saluran reproduksi wanita terdiri dari komponenkomponen berikut : Dua
oviduktus (tuba uterine, atau Fallopii) yang berkaitan erat dengan kedua
ovarium, mengambil ovum saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium)
dan berfungsi sebagai tempat fertilisasi. Uterus yang berongga dan
berdinding tebal terutama berperan memelihara janin selama masa
perkembangannya dan mengeluarkannya pada akhir kehamilan. Vagina
adalah saluran yang mengandung otot dan dapat teregang yang
menghubungkan uterus dengan lingkungan eksternal.

Bagian terbawah uterus, serviks, menonjol ke dalam vagina dan


mengandung satu pembukaan kecil, kanalis servikalis. Sperma diendapkan
di vagina oleh penis selama hubungan seks. Kanalis servikalis adalah jalur
bagi sperma untuk mencapai tempat pembuahan di oviduktus melalui
uterus dan, ketika mengalami pelebaran hebat sewaktu persalinan,
merupakan saluran bagi pengeluaran bayi dari uterus.

Lubang vagina terletak di daerah perineum antara lubang uretra di


anterior dan lubang anus di posterior. Struktur ini ditutupi secara parsial
oleh suatu membran tipis, himen, yang biasanya mengalami robekan fisik
oleh hubungan seks pertama.

Lubang uretra dan vagina dikelilingi di lateral oleh dua pasangan


lipatan kulit, labia minora dan labia mayora. Labia minora yang lebih kecil

Histolgy of genitalia maculina and femina| 7


terletak di sebelah medial daripada labia mayora yang lebih menonjol.
Bagian klitoris (suatu struktur erotik kecil yang terdiri dari jaringan serupa
dengan yang terdapat di penis) yang dapat terlihat dan terletak di eksternal
terletak di ujung anterior lipatan labia minora. Genitalia eksternal wanita
secara kolektif disebut sebagai vulva.

Histolgy of genitalia maculina and femina| 8


BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat Dan Bahan

1. Mikroskop

2. Preparat histologi :

Genitalia Femina Genitalia Maskulina


Testis Glandula Mamae Non Active
Epididimis Glandula Mamae Gravidarum
Vas Deferens Glandula Mamae Laktasi
Glandula Vesiculosa Ovarium
Glandula Prostat Tuba Uterina
Bulbo Urethralis Vagina
Ampula Uterus Active
Penis

3. Pembersih lensa

3.2 Cara Kerja


1. Nyalakan mikroskop kemudian letakkan preparat dengan perbesaran
40 x 10 atau 10 x 10 lalu amati preparat dan gambar hasil pengamatan.

Histolgy of genitalia maculina and femina| 9


BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Genitalia Maskulina


1  Tunika kuskolosa
 Septum
.
 Jaringan ikat interstisial
 Epitel germanial
 Tubulus simeniferi

2  Jaringan ikat
 Otot polos
.
 Hereosilia
 Sperma

Histolgy of genitalia maculina and femina| 10


3 Vas Defferens
.  Lapisan sirkulasi tengah
 Lamina propria
 Epitel bertingkat
 Adventisia
 Pembuluh darah
 Plica longitudinalis

Histolgy of genitalia maculina and femina| 11


4 Glandula Vesiculosa
.  Lapisan otot vaskule
dalam
 Lipatan mukosa primer

 Epitel

5 Glandula Prostat
.  Kelenjar prostat
 Stroma fibromoskuler

 Serat otot polos

Histolgy of genitalia maculina and femina| 12


6 Bulbo Urethralis
.  Septum jaringan ikat
 Serat otot rangka
 Kapsul jaringan

7 Ampula
.  Plica longitudinal
 Lumen
 Epitel
 Lapisan otot longitudinal
dalam
 Diverticula
 Lapisan otot longitudinal
luar

 Adventisia

Histolgy of genitalia maculina and femina| 13


8 Penis
.  Tunika albuginea
 Barat
 Arteri dorsalis
 Arteri propumda
 Epididimis
 Fascia penis
propumda
 Arteri helicina
 Uretra

 Tunica dartos

4.2 Genitalia Femina


1 Glandula Mamae non active
 Sel adiposa
.
 Ductus eksretorius
interlobaris
 Jaringan ikat
interlobaris
 Alveoli aktif
 Alveoli tidak aktif

Histolgy of genitalia maculina and femina| 14


2 Uterus Active
. Epitel berlapis gepeng
Pembuluh darah
Otot polos

3 Glandula Mamae Laktasi


.

4 Glandula Mamae Gravidraum


.

Histolgy of genitalia maculina and femina| 15


5 Vagina
. Lamina propria
Epitel berlapis gepeng
Limposit

6 Ovarium
.  Teka pelisida
 Teka eksterna
 Oosit
 Polikel primer

Histolgy of genitalia maculina and femina| 16


7 Tuba Uterina
. Myometrium
Lumen
Endometrium
Perineum

Histolgy of genitalia maculina and femina| 17


BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Genitalia Maskulina
 Testis

Dari hasil pengamatan tubulus-tubulus yang sangat berkelok-kelok.


Saat potongan organ semacam ini dilihat pada sediaan histologil
tubulus-tubulus yang terpotong tersebut memperlihatkan beragam
bentuk karena bidang irisannya. Untuk memperlihatkan bagaimana
tubulustubulus yang berkelok-kelok tersebut tampak dalam sediaan
histologik, sediaan testis disiapkan untuk diperiksa. Setiap testis terdiri
dari banyak tubuli seminiferi yang sangat berkelok-kelok, yang
dilapisi oleh epitel bertingkat germinal. Bidang longitudinal melalui
tubulus seminifer menghasilkan tubulus memanjang dengan lumen
yang panjang. Bidang transversal melalui suatu tubulus seminifer
menghasilkan tubulus yang bulat. Demikian juga, bidang transversal
melalui suatu lengkungan tubulus seminifer menghasilkan dua struktur
oval yang dihubungkan oleh lapisan sel yang solid. Melalui sebuah
tubulus menghasilkan struktur oval dengan lumen oval dibagian tengah
dan lapisan sel multipel di bagian perifer. Bidang tangensial suatu
tubulus seminifer melewati bagian perifernya. Akibatnya, bidang ini
menghasilkan struktur solid,multiselular, dan oval.

 Epididimis
Dari hasil pengamatan ini menggambarkan tubuli duktus epididimis,
sebagai di antaranya berisi sperma. Tubuli duktus dilapisi oleh epitel
bertingkat semu. Epitheliocytus stereociliatus memiliki epitel tinggi
dan dilapisi oleh stereosilia, mikrovili yang panjang dan bercabang.
Epitheliocytus basalis bertukaran kecil dan bulat serta terletak di
dekat basis epitel. Lapisan otot polos mengelilingi setiap tubulus. Di
dekat lapisan otot polos terdapat sel dan serat jaringan
ikatendomisium.
 Vas Deferens

Histolgy of genitalia maculina and femina| 18


Dari hasil pengamatan muncul mediastinum dipermukaan
posterosuperior tetis dan menghubungkan rate testis dan duktus
epididimis. Vas deferens terdapat di dalam jaringan ikat dan
membentuk caput epidimis .
Lumen ductuli efererns memperlihatkan kontur yanng tidak teratur
karena epitelnya terdiri dari kelompok sel tinggi bersilia yang diselingi
dengan sel kelompok yang pendek tanpa silia. Permukaan dasar tubuli
memiliki permukaan yang rata. Di bawah membrana basalis terdapat
lapisan tipis jaringan ikat yang mengandung jaringan otot polos.
 Glandula vesiculosa
Kelenjar tambahan pada sistem reproduksi pria terdiri dari sepasang
vesikula seminalis, sepasang kelenjar bulbouretra (glandula
bulbourethralis), dan sebuah kelenjar prostat (prostata). Struktur-
struktur ini berkaitan langsung dengan saluran reproduksi pria dan
menghasilkan banyak produksi sekretorik yang bercampur dengan
sperma untuk menghasilkan cairan yang disebut semen.
 Glandula prostat
Dari hasil pengamatan prenkim kelenjar prostat terdiri dari kelenjar
prostat yang bervariasi bentuk dan ukuran. Epitel kelenjar juga
bervariasi dari selapis kuboid atau silindris. Hingga bertngkat semu.
Pada individu yang lebih tua, bahan sekretorik kelenjar prostat
mengendap untuk membentuk concretio prostatica khas yang
berkulas gelap. Kelenjar prostat juga ditandai adanya stroma
fibromyoelasticum.
 Glandula Bulbo Uretralis
Dari hasil pengamatan uretra penis dan di kelilingi oleh corpus
spongiosum. Lapisan pada bagian uretra ini adalah epitel bertingkat
semu atau berlapis silindris. Lamina propria tipis di bawahnya
menayatu dengan jaringan ikat corpus spongiosum.
Banyak kantong luar ridak teratur atau lakuna uretralis dengan sel
mukosa di temukan di lumen uretra penis. Lakuna uretralis
berhubungan dengan kelenjar mukosa uteralis bercabang dan terdapat
di jaringan ikat spongiosum dan di temukan di sepanjang uretra penis.
 Ampula
Dari hasil pengamatan dapat di lihat terdapat beberapa bagian yang
dapat di lihat secara jelas seperti Plica longitudinal,Lumen, Epitel

Histolgy of genitalia maculina and femina| 19


,Lapisan otot longitudinal dalam, Diverticula Lapisan otot longitudinal
luar Adventisia. Pada saat coitus kira-kira 3-5 cc semen ditumpahkan
kedalam fornik sterior, dengan jumlah spermatozoa sekitar 200-500
juta. Dengan gerakan ekor sperma masuk ke dalam kanalis servikalis.
Ampula tuba ini adalah tempat terjadinya fertilisasi.
 Penis
Dari hasil pengamatan terlihat corpus covernosa di sisi dorsal dan
terlihat satu corpus spongiosum di sisi ventral membentuk corpu
penis. Uretra melalui keseluruhan panjang pennis di corpus
spongiosum. Kapsul jaringan ikat tebal yaitu tunika albuginea
mengengelilingi corpus covernosa dan membentuk septum mediana
diantara kedua corpus. Tunika albuginea yang lebihi tipis dengan
serat otot polos dan serat elastik mengelilingi corpus spongisum.
Trabekula dengan serat kolagen, elastik, saraf dan otot polos
mengelilingi dan membentuk bagian tengah sinus covernosus di
corpora covernosa di lapisi oleh endotel dan medapat darah dari arteri
dorsalis dan profunda penis.

5.2 Genitalia Femina


 Glandula Mamae Non Active
Alveoli tidak berkembang pada kelenjar mamma rehat. Kelenjar
mamma rehat, atau nonsekretorik, yang terdapat pada perempuan yang
tidak hamil mempunyai arsitektur dasar yang sama seperti kelenjar
mamma laktans (aktif), perbedaannya hanya ukuran mamma rehat
lebih kecil dan tidak ditemukan alveoli yang berkembang, yang terjadi
hanya dalam kehamilan.
Dekat muaranya pada puting susu, duktus laktiferus dilapisi oleh epitel
gepeng berlapis dengan lapisan tanduk. Sinus laktiferus dan duktus
laktiferus yang menuju ke puting dilapisi oleh epitel kuboid berlapis,
sementara duktus yang lebih kecil mengarah ke duktus laktiferus
dilapisi oleh epitel silindris selapis. Sel-sel mioepitel stelata terletak
antara epitel dan lamina basal juga melilit sekeliling alveoli yang
sedang berkembang dan menjadi fungsional selama kehamilan.
 Uterus Active

Histolgy of genitalia maculina and femina| 20


Uterus merupakan organ muskular yang teridiri atas fundus, korpus,
dan serviks (leher rahim).
Uterus sebuah bangunan berbentuk buah pir atau alpukat yang terletak
di garis tengah panggul, pada sisinya yang lebar, ujung tertutup
terminal sepasang saluran telur. Uterus merupakan organ muskular
yang kuat berukuran panjang sekitar 7 cm, lebar 4 cm, dan tebal 2,5
cm. terbagi dalam tiga daerah :
Korpus, merupakan bagian lebar tempat membukanya saluran telur
Fundus, merupakan bagian yang membulat, yang menjadi dasar
terletak di atas pintu keluar saluran telurnya
Serviks, bagian sirkular sempit yang menonjol dan membuka ke
dalam vagina
 Glandula Mamae Laktasi
Ditemukan alveoli yang berkembang, yang terjadi hanya dalam
kehamilan. Dekat muaranya pada puting susu, duktus laktiferus
dilapisi oleh epitel gepeng berlapis dengan lapisan tanduk.
Sinus laktiferus dan duktus laktiferus yang menuju ke puting dilapisi
oleh epitel kuboid berlapis, sementara duktus yang lebih kecil
mengarah ke duktus laktiferus dilapisi oleh epitel silindris selapis. Sel-
sel mioepitel stelata terletak antara epitel dan lamina basal juga melilit
sekeliling alveoli yang sedang berkembang dan menjadi fungsional
selama kehamilan penuh dengan kolostrum, suatu cairan kaya akan
protein, dalam persiapan menyambut bayi.
Dalam beberapa hari setelah kelahiran, saat sekresi estrogen dan
progesteron berkurang, prolaktin, yang disekresi oleh asidofil kelenjar
hipofisi anterior, mengaktivasi sekresi air susu ibu (asi), yang
menggantikan kolostrum.
Alveoli kelenjar mamma laktans (aktif) terdiri atas sel-sel kuboidal
yang sebagian dikelilingi oleh jala-jala sel-sel mioepitel. Sel-sel
sekretori mempunyai banyak RER dan mitokondria, beberapa
kompleks Golgi, banyak tetes lemak, dan banyak vesikel mengandung
kasein (protein susu) dan laktosa. Namun, tidak di semua daerah
alveolus berada dalam tahap produksi yang sama, oleh Karen asini
yang berbeda menunjukkan beraneka derajat persiapan sintesis

Histolgy of genitalia maculina and femina| 21


substansi asi . Sekret sel-sel alveolar terdiri atas dua jenis: lemak dan
protein Lemak disimpan dalam droplet di sitoplasma. Dilepaskan dari
sel-sel sekretori, kemungkinan dengan eksositosis secara apokrin,
selanjutnya droplet kecil-kecil bergabung membentuk tetesan yang
lebih besar dan tetesan yang lebih besar yang begerak ke arah perifer
sel. Setelah sampai di sana, sekret akan menonjol sebagai gelembung
sitoplasma ke dalam lumen; kemudian tetesan lemak, berupa
gelembung akan terlepas dan
menjadi bagian dari produk sekretorik. Setiap gelembung kemudian
terdiri atas tetesan lemak dibagian tengah dikitari oleh pinggiran
sitoplasma yang sempit dan dibungkus plasmalema. Protein disintesis
dalam sel-sel sekretori dilepaskan dari sel-sel dengan cara eksositosis
merokrin sama seperti sel-sel lain yang menyintesis dan melepas
protein ke dalam ruang ekstraselular.
 Glandula Mamae Gravidarum

 Vagina
Vagina merupakan bangunan tubular fibromuskular dengan panjang 8-
9 cm berhubungan dengan uterus di sebelah proksimal dan membuka
ke vestibulum genitalia eksterna di sebelah distal. Vagina terdiri atas
tiga lapisan: mukosa, muskularis, dan adventisia. Lumen vagina
dilapisi oleh epitel gepeng berlapis tanpa lapisan tanduk yang tebal
(150-200 µm), beberapa sel permukaannya mungkin mengandung
granula keratohialin. Sel-sel Langerhans pada epitel berfungsi
mempresentasikan antigen ke limfosit yang bertempat di kelenjar limf
inguinal. Sel-sel epitel dirangsang oleh estrogen untuk menyintesis dan
menyimpan glikogen dalam jumlah besar, yang akan dilepaskan ke
dalam lumen saat sel-sel epitel vagina dilepaskan. Flora bakteri vagina
yang alami memetabolisasi glikogen, membentuk asam laktat, yang
menyebabkan pH rendah di lumen vagina, khususnya saat pertengahan
siklus menstruasi. pH rendah juga mencegah invasi patogen. Lamina
propria vagina terdiri atas jaringan ikat fibroelastis mengandung

Histolgy of genitalia maculina and femina| 22


banyak suplai vaskular pada daerah yang lebih dalam. Ditemukan juga
banyak limfosit dan neutrofil yang mencapai lumen dengan melalui
ruang-ruang antarsel pada periode tertentu siklus menstruasi, saat sel-
sel tersebut berpartisipasi dalam respons imun. Walaupun vagina tidak
mengandung kelenjar, terjadi peningkatan cairan vagina saat
perangsangan seksual, dan kopulasi untuk tujuan lubrikasi pada
dindingnya. Cairan ini berasal dari transudat yang ada dalam lamina
propria bergabung dengan sekret kelenjar serviks. Lapisan muskularis
vagina terdiri atas sel-sel otot polos yang tersusun demikian sehingga
sebagian besar berkas yang tersusun longitudinal pada permukaan
eksternal bercampur dengan berkas-berkas yang tersusun sirkular
dekat lumen. Suatu otot sfingter, terdiri atas serat-serat otot skeletal,
melingkari vagina pada pintu eksternal Jaringan ikat fibroelastik padat
menyusun lapisan adventisia vagina, mengikatkannya dengan
bangunan di sekitarnya. Di dalam lapisan adventisia terdapat banyak
suplai vaskular dengan suatu pleksus venosa yang amat luas dan
berkas-berkas saraf yang berasal dari nervus splanknikus panggul.
 Ovarium
 Tuba Uterina
Saluran telur berperan sebagai pipa penyalur bagi spermatozoa untuk
mencapai oosit primer dan menyalurkan telur yang telah dibuahi ke
uterus. Saluran telur, atau tuba fallopi, merupakan sepasang bangunan,
tubular berdinding otot berukuran panjang sekitar 12 cm, masing-
masing mempunyai ujung terbuka dan ujung yang berikatan (lihat
Gambar 20-1). Saluran telur akan melanjutkan diri dengan dinding
uterus pada ujung terikatnya, tempat saluran ini menembus dinding
uterus dan bermuara ke lumen. Ujung-ujung bebasnya membuka ke
ruang peritoneum dekat ovarium. Saluran telur terbagi dalam empat
daerah secara anatomis:
Permulaan pada ujung terbuka merupakan infundi-bulum, yang ujung
terbukanya berakhir dengan tonjolan-tonjolan berumbai yang disebut
fimbria. Fimbria membantu menangkap oosit sekunder.

Histolgy of genitalia maculina and femina| 23


Bagian ampula yang melebar tempat pembuahan biasa terjadi.
Ismus merupakan bagian sempit antara ampula dan uterus.
Bagian intramural berjalan menembus dinding uterus untuk membuka
ke dalam lumen uterus. Saluran telur dilapisi peritoneum viseral.
Dindingnya terdiri atas tiga lapisan (Gambar 20-9):
Mukosa
Muscularis
Serosa Lapisan mukosa mempunyai ciri-ciri banyak lipatan.
longitudinal. Lipatan ini ditemukan pada keempat daerah di mana
lipatan-lipatan bercabang-cabang; lipatan mukosa di daerah lainnya
berkurang hingga menjadi penonjolan yg pendek saja. Epitel kolumnar
selapis yang melapisi lumen paling tinggi di daerah infundibulum dan
memendek saat saluran telur mendekati uterus. Dua jenis sel menyusun
epitel tersebut:
Sel pasak tak bersilia
Sel-sel bersilia
Sel-sel pasak tak mempunyai silia. Berfungsi sekretori, menghasilkan
lingkungan yang bernutrisi dan aman untuk memelihara spermatozoa
dalam perjalanan migrasinya mencapai oosit sekunder. Produksi dalam
sekret sel pasak memfasilitasi kapasitasi spermatozoa, suatu proses
yang menyebabkan spermatozoa menjadi matang penuh dan mampu
membuahi ovum. Tidak diketahui apakah spermatozoa manusia
membutuhkan kapasitasi penuh, oleh karena mereka mampu untuk
membuahi ovum secara in vitro tanpa perlu berada dalam lingkungan
saluran reproduksi perempuan. Apabila terdapat kebutuhan itu, maka
kebutuhan untuk singgah dalam saluran reproduksi perempuan hanya
amat singkat saja waktunya. Produk sekretori juga menyediakan nutrisi
dan perlindungan bagi ovum; bila ovum dibuahi, sekresi yang sama
menyediakan nutrien bagi embrio selama fase permulaan
perkembangan. Sekresi sel pasak bergabung dengan pergerakan cairan
ke arah uterus menghambat mikroorganisme dalam uterus dari
bergerak ke arah saluran telur dan ke dalam rongga peritoneum. Silia
sel kolumnar bersilia menyapu bersama-sama ke arah uterus. Sebagai
akibatnya, ovum yang telah dibuahi, spermatozoa, dan cairan viskosa

Histolgy of genitalia maculina and femina| 24


yang diproduksi oleh sel pasak semua terdorong ke arah uterus
(Gambar 20-10). Lamina propria mukosa saluran telur tidak istimewa;
terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung fibroblas, sel mast,
sel limfoid, serat-serat kolagen, dan retikular. Lapian muskularis terdiri
atas lapisan yang kurang jelas terdiri atas lapisan otot polos sirkular
dalam dan longitudinal luar. Jaringan ikat jarang juga mengisi ruang-
ruang di antara berkas-berkas otot. Epitel selapis gepeng menyediakan
penutup serosa bagi saluran telur. Jaringan ikat longgar antara lapisan
serosa dan muskularis mengandung banyak pembuluh darah dan serat
saraf autonom. Oleh karena saluran telur banyak sekah pembuluh
darahnya terutama vena besar, kontraksi lapisan muskularis selama
ovulasi akan menjepit vena-vena yang terbendung. Konstriksi
menyebabkan pelebaran seluruh saluran telur dan membawa fimbria
menempel pada ovarium, dengan demikian membantu menangkap
oosit sekunder yang dilepaskan (dari folikel Graaf). Kontraksi ritmik
yang berlangsung terus lapisan muskularis, bersama dengan
dorongan/pukulan dari silia di dalamnya, membantu mendorong oosit
yang tertangkap ke dalam uterus.

Histolgy of genitalia maculina and femina| 25


BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa terdapat proses


dan komponen yang sangat kompleks untuk reproduksi mulai dari
proses terbentuknya sel sperma sampai dengan menjadi organisme
yang baru. Pada bagian epididimis terdapat tubulus simeniferi yang
berfungsi untuk menghasilkan sperma. Sperma akan di keluar setelah
terjadinya mekanisme ejakulasi.

Organ genitalia feminine adalah organ reproduksi wanita yang


terdiri dari Genetalia interna dan eksterna. Genitalia interna terdiri
atas vagina, uterus (rahim), tuba falopi (saluran telur) dan ovarium
(indung telur). Genetalia eksterna, vulva tampak dari luar (mulai dari
mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia
mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.

Payudara atau glandula mamae merupakan salah satu organ


reproduksi pada wanita yang berfungsi mengeluarkan air susu (ASI).
Secara mikroskopik, payudara atau glandula mamae tersusun dari
jaringan ikat kelenjar dan lemak yang ditutupi oleh kulit. Jaringan
lemak tersebut terdiri dari 18 lobulus dan dipisakan oleh jaringan
fibrosa.

Histolgy of genitalia maculina and femina| 26


Histolgy of genitalia maculina and femina| 27
DAFTAR PUSTAKA

Mescher, AL. (2011). Histologi Dasar Junqueira: Teks & Atlas. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Gartner. 2007. COLOR TEXTBOOK OF HISTOLOGY. Philadelphia: Penerbit


Elsevier Inc

Sherwood, Lauralee. 2013. Sherwood Introduction to Human Physiology 8th Ed.


Jakarta: Penerbit EGC.

Ganong,W.F. 2013. Buku ajar fisiologi kedokteran ed. 22 Jakarta: Penerbit : EGC.

DiFiore’s. 2015. Atlas Histologi Dengan Korelasi Fungsional. Wolters Kluwer :

US Of America

Histolgy of genitalia maculina and femina| 28

Anda mungkin juga menyukai

  • Mediator Alergen
    Mediator Alergen
    Dokumen3 halaman
    Mediator Alergen
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • LBM 6
    LBM 6
    Dokumen27 halaman
    LBM 6
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Bagian LBM 2
    Bagian LBM 2
    Dokumen5 halaman
    Bagian LBM 2
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • LBM 6
    LBM 6
    Dokumen18 halaman
    LBM 6
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
    Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
    Dokumen13 halaman
    Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Fix Urinarius
    Fix Urinarius
    Dokumen18 halaman
    Fix Urinarius
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Mediator Alergen
    Mediator Alergen
    Dokumen3 halaman
    Mediator Alergen
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Bagan
    Bagan
    Dokumen1 halaman
    Bagan
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Journal Reading
    Journal Reading
    Dokumen20 halaman
    Journal Reading
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Patologi
    Patologi
    Dokumen4 halaman
    Patologi
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Maskulina Dan Femina
    Maskulina Dan Femina
    Dokumen28 halaman
    Maskulina Dan Femina
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Fix Urinarius
    Fix Urinarius
    Dokumen18 halaman
    Fix Urinarius
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Histologi Sistem Urinaria
     Laporan Praktikum Histologi Sistem Urinaria
    Dokumen15 halaman
    Laporan Praktikum Histologi Sistem Urinaria
    Anonymous YRneWJHSYt
    0% (1)
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Bab I LBM 4 Blok 6
    Bab I LBM 4 Blok 6
    Dokumen21 halaman
    Bab I LBM 4 Blok 6
    Dewi Sofyana
    Belum ada peringkat
  • Follikuler Adonema Tiroid
    Follikuler Adonema Tiroid
    Dokumen8 halaman
    Follikuler Adonema Tiroid
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Diskusi
    Diskusi
    Dokumen2 halaman
    Diskusi
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Manfaat Air Putih Bagi Pekerja
    Manfaat Air Putih Bagi Pekerja
    Dokumen9 halaman
    Manfaat Air Putih Bagi Pekerja
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • JR Kelompok 3
    JR Kelompok 3
    Dokumen12 halaman
    JR Kelompok 3
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • 45 Butir Pancasila
    45 Butir Pancasila
    Dokumen5 halaman
    45 Butir Pancasila
    ArdhianZahroni
    Belum ada peringkat
  • Makalah LBM 2 Metaimun
    Makalah LBM 2 Metaimun
    Dokumen66 halaman
    Makalah LBM 2 Metaimun
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • LBM 1 Badanku Semakin Mengurus
    LBM 1 Badanku Semakin Mengurus
    Dokumen57 halaman
    LBM 1 Badanku Semakin Mengurus
    Animu Pocky
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tutorial LBM 1
    Laporan Tutorial LBM 1
    Dokumen18 halaman
    Laporan Tutorial LBM 1
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Laporan Histologi
    Laporan Histologi
    Dokumen23 halaman
    Laporan Histologi
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Laporan SP LBM 1 KV
    Laporan SP LBM 1 KV
    Dokumen31 halaman
    Laporan SP LBM 1 KV
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tutorial LBM 1
    Laporan Tutorial LBM 1
    Dokumen18 halaman
    Laporan Tutorial LBM 1
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen31 halaman
    Laporan
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • LBM 4 BCB
    LBM 4 BCB
    Dokumen19 halaman
    LBM 4 BCB
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat
  • LBM 4 BCB
    LBM 4 BCB
    Dokumen19 halaman
    LBM 4 BCB
    Anonymous YRneWJHSYt
    Belum ada peringkat