1. Pengertian
Vagina adalah saluran sepanjang 7,5-10 cm; ujung atasnya berhubungan dengan
serviks (leher rahim/bagian terendah dari rahim), sedangkan ujung bawahnya
berhubungan dengan vulva.
Dinding vagina dilapisi oleh epitelium yang terbentuk dari sel-sel skuamosa. di
bawah epitelium terdapat jaringan ikat, otot involunter, kelenjar getah bening dan
persarafan. Dinding vagina memiliki banyak lipatan yang membantu agar vagina tetap
terbuka selama hubungan seksual atau proses persalinan berlangsung.
2. Jenis
Ada beberapa jenis kanker vagina:
a. Karsinoma sel skuamosa (85-90%)
Berasal dari lapisan epitelium vagina. lebih banyak ditemukan di vagina bagian
atas. Karsinoma skuamosa biasanya ditemukan pada wanita berusia 60-80 tahun.
Karsinoma verukosa adalah sejenis karsinoma sel skuamosa yang tumbuhnya
lambat. Karsinoma ini tumbuh ke arah rongga vagina dan tampak seperti kutil atau
bunga kol.
Karsinoma sel skuamosa tidak tumbuh secara tiba-tiba, kanker ini berkembang selama
bertahun-tahun dari suatu perubahan prekanker pada vagina yang disebut neoplasi
intraepitel vagina (NIVA). Biasanya lesi muncul pada 1/3 bagian proksimal dinding
belakang vagina, yang kemudian akan melibatkan septum rektovaginal. Tumor mulai
sebagai lesi ulseratif dengan tepi induratif yang mudah berdarah pada sentuhan.
b. Adenokarsinoma (5-10%)
Adenokarsinoma paling sering terjadi pada wanita berusia 12-30 tahun.
c. Melanoma maligna (2-3%)
Berasal dari sel-sel penghasil pigmen, lebih banyak ditemukan di vagina bagian
bawah.
d. Sarkoma (2-3%)
Kanker ini tumbuh jauh di dalam dinding vagina, bukan pada epitelium. Ada
beberapa jenis sarkoma, yang paling sering ditemukan adalah leiomiosarkoma, yang
menyerang wanita berusia 50 tahun ke atas.
Rabdomiosarkoma adalah kanker pada masa kanak-kanak, biasanya terjadi
sebelum usia 3 tahun. sel-selnya mirip dengan sel otot volunter, yang merupakan
suatu jaringan yang dalam keadaan normal tidak ditemukan pada dinding vagina.
Karsinoma sel skuamosa tidak tumbuh secara tiba-tiba, kanker ini berkembang
selama bertahun-tahun dari suatu perubahan prekanker pada vagina yang disebut
neoplasi intraepitel vagina (niva).
3. Etiologi
Sampai saat ini penyebabnya tidak diketahui. Faktor resiko terjadinya kanker
vagina:
a. Usia
Sekitar 50% penderita karsinoma skuamosa adalah wanita berusia 60 tahun
keatas. Sebagian besar kasus kanker vagina ditemukan pada wanita yang berusia 50-
70 tahun.
b. DES (dietilstilbestrol)
DES adalah suatu obat hormonal yang banyak digunakan pada tahun 1940-1970
untuk mencegah keguguran pada wanita hamil.
Sebanyak 1 diantar 1000 wanita yang ibunya mengkonsumsi DES, menderita
adenokarsinoma sel bersih pada vagina maupun serviks. Resiko tertinggi terjadi jika
ibu mengkonsumsi DES pada usia kehamilan 16 minggu.
c. Adenosis vagina
Dalam keadaan normal vagina dilapisi oleh sel gepeng yang disebut sel
skuamosa. Pada sekitar 40% wanita yang telah mengalami menstruasi, pada vagina
bisa ditemukan daerah-daerah tertentu yang dilapisi oleh sel-sel yang serupa dengan
sel-sel yang ditemukan di dalam kelenjar rahim bagian bawah dan lapisan rahim.
Keadaan ini disebut adenosis. Hal tersebut terjadi pada hampir semua wanita yang
terpapar oleh DES selama perkembangan janin. Adenosis ini kemudian dapat
menjadi clearcell adenocarcinoma (mesonephroid carcinoma).
d. Tumor ganas juga dapat tumbuh di vagina sesudah tindakan histerketomi pada kasus
tumor ganas ovarium dan uterus.
e. Infeksi HPV (human papiloma virus).
HPV adalah virus penyebab kutil kelamin yang ditularkan melalui hubungan
seksual.
f. Hubungan seksual pertama pada usia dini
g. Berganti-ganti pasangan
h. Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang sering berganti-ganti pasangan
i. Kanker serviks
j. Iritasi vagina
k. Merokok.
4. Gambaran Klinis
a. Kanker vagina menyebabkan kerusakan pada lapisan vagina dan menyebabkan
terbentuknya luka terbuka yang bisa mengalami perdarahan dan terinfeksi.
b. Dispareunia (merasa sakit saat bersetubuh)
c. Coital bleeding (perdarahan saat coitus)
d. Keluar cairan abnormal dari vagina
e. Flour albus dan foetor (berbau busuk) ditemukan pada tingkat lanjut
f. Jika kanker berukuran besar bisa mempengaruhi fungsi kandung kemih dan rektum
sehingga penderita mengalami urgensi untuk berkemih dan mengalami nyeri ketika
berkemih.
g. Nyeri panggul yang menetap
5. Prosedur Pemeriksaan
a. Kolposkopi (pemeriksaan dinding vagina dengan bantuan kaca pembesar) dan
kolpomikroskopi dapat dilakukan pada klinik yang lebih maju
b. Inspekulo: ditemukan ulkus dengan tepi yang induratif atau pertumbuhan tumor
eksofitik seperti bunga kol (cauliflower) yang mudah berdarah pada sentuhan
c. Biopsy (pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh jaringan vagina)
Pembagian Tingkat Keganasan (Staging)
Tingkatan pra-maligna
a. NIV ( Neoplasia Intraepitaeal Vagina) : I, II, III (displasia ringan, sedang, berat)
b. KIS (Karsinoma In Situ) yang berlangsung beberapa tahun dan dapat dideteksi
awal melalui papsmear dan biopsy
c. Leukoplakia pada mukosa vagina dapat dianggap sebagai lesi pra-maligna
6. Deteksi Dini
Usapan vaginal untuk pemeriksaan sitologi eksfoliatif dengan pengecatan menurut
papanicolaou (papsmear), dan pada pemeriksaan panggul akan teraba benjolan
7. Penanganan
a. Pengobatan untuk keadaan prekanker (NIVA)
Untuk menentukan lokasi NIVA yang pasti, dilakukan pemeriksaan kolposkopi.
Untuk memperkuat diagnosis dilakukan biopsy.
Pilihan pengobatan untuk NIVA:
1) Bedah laser untuk menguapkan jaringan yang abnormal.
2) LEEP (loop electroexcision procedure) : digunakan kauter panas untuk
membuang lesi pada vagina. Efektif untuk lesi yang kecil.
3) Kemoterapi topikal : digunakan kemoterapi (5FU/fluorouracil) yang dioleskan
langsung ke vagina setiap malam selama 1-2 minggu atau setiap minggu selama
10 minggu. Obat ini bisa menyebabkan iritasi vagina dan vulva.
NIVA tingkat rendah seringkali menghilang dengan sendirinya, karena itu
pengobatan biasanya hanya dilakukan pada NIVA tingkat menengah atau tinggi
b. Pengobatan untuk kanker vagina
1) Pembedahan
a) Bedah laser
b) Eksisi lokal luas : dilakukan pengangkatan kanker dan sebagian jaringan di
sekitarnya. Untuk memperbaiki vagina bisa dilakukan pencangkokan kulit
yang diambil dari bagian tubuh lainnya.
c) Vaginektomi (pengangkatan vagina). Jika kanker telah menyebar keluar
vagina, dilakukan vaginektomi dan histerektomi radikal (pengangkatan
rahim, ovarium/indung telur dan tuba falopii/saluran indung telur).
Pembedahan tersebut bisa disertai dengan pengangkatan kelenjar getah
bening.
d) Eksenterasi dilakukan jika kanker telah menyebar keluar vagina dan organ
wanita lainnya. Pada pembedahan ini dilakukan engangkatan kolon bawah,
rektum atau kandung kemih (tergantung lokasi penyebaran tumor) disertai
pengangkatan serviks/leher rahim, rahim dan vagina. Setelah pembedahan ini
mungkin perlu dilakukan pencangkokan kulit dan bedah plastic untuk
membuat vagina buatan.
2) Terapi penyinaran
Pada terapi penyinaran digunakan sinar X dosis tinggi atau sinar berenergi
tinggi lainnya untuk membunuh sel-sel kanker dan memperkecil ukuran tumor.
Penyinaran yang berasal dari sebuah mesin disebut radiasi eksterna, sedangkan
penyinaran yang berasal dari sebuah kapsul/tabung yang mengandung zat
radioaktif dan dimasukkan ke dalam vagina radiasi interna. Radiasi bisa
digunakan secara terpisah atau sesudah pembedahan.
3) Kemoterapi
Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
Kemoterapi tersedia dalam bentuk pil atau suntikan intravena (melalui pembuluh
darah). Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik karena obat masuk ke dalam
aliran darah dan bergerak ke seluruh tubuh serta membunuh sel-sel kanker yang
berada diluar vagina. Pada kemoterapi intravagina, obat kemoterapi dimasukkan
langsung ke dalam vagina.
c. Pengobatan berdasarkan stadium
1) Pada tingkat klinik 0 dapat dilakukan vaginektomi, elektrokoterisasi, bedah krio
(cryo surgery), penggunaan sitostatika topical atau sinar laser
2) Pada tingkat kilinik I dan II : dilakukan operasi atau penyinaran. Operasi pada
bagian atas vagina dilakukan lebih luas sama dengan operasi karsinoma serviks
uterus. Operasi pada bagian bawah vagina mendekati operasi karsinoma vulva
namun memerlukan pertimbangan eksenterasi panggul posterior / anterior
dengan kolostomi dan / atau ureterostomi sehubungan dengan letak kandung
kemih atau rectum yang sangat dekat dengan vagina.
3) Pada pengobatan embrional rabdomiosarkoma pada anak-anak : kemoterapi
dengan peraturan VAC (Vincristine, Actinomisin-D, dan Cytoxan / Endoxan)