Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan Pancasila serta Undang – Undang Dasar 1945 diarahkan untuk meningkatkan
kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat
Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, dan
mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat
memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa. Untuk mencapai tujuan dari pendidikan nasional diperlukan adanya proses belajar
mengajar yang mengacu pada kurikulum yang telah ditetapakan oleh pemerintah. Selain
itu, untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif dalam proses belajar-mengajar, guru
hendaknya dapat memilih strategi dan metode yang digunakan dalam memberikan
transformasi ilmu terhadap peserta didik.
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita
lakukan dan kita berikan kepada anak – anak didik kita. Karena ia merupakan kunci sukses
unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan
wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa,
negara, dan agama. Belajar juga merupakan upaya menciptakan dan memancing emosi
peserta didik untuk berfikir dan bekerja kritis terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya.
Sebelum proses belajar mengajar itu terlaksana, maka yang harus diperhatikan terlebih
dahulu adalah membuat satuan pelajaran yang disusun sedemikian rupa agar menunjang
tercapainya tujuan pengajaran yang sudah ditetapkan. Dalam proses belajar mengajar,
antara guru dengan siswa sangat erat kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya.
Pendidikan bukan hanya bagaimana cara untuk memperoleh pengetahuan. Namun,
pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman, sikap, dan keterampilan
serta perkembangan diri peserta didik. Kemampuan atau kompetensi ini diharapkan dapat
dicapai melalui berbagai proses pembelajaran yang ada di sekolah. Proses pembelajaran
yang digunakan untuk mencapai kompetensi tersebut adalah melalui pembelajaran di
dalam kelas (indoor study) dan pembelajaran di luar kelas (outdoor study).

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian dari proses pembelajaran?
2. Bagaimana proses pendidikan di dalam kelas (indoor)?
3. Bagaimana proses pendidikan di luar kelas (outdoor)?
4. Apa saja tipe – tipe pembelajaran di luar kelas?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari proses pembelajaran
2. Untuk mengetahui proses pendidikan di dalam kelas (indoor)
3. Untuk mengetahui proses pendidikan di luar kelas (outdoor)
4. Untuk mengetahui tipe – tipe pembelajaran di luar kelas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Proses Pembelajaran


Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Perstiwa pembelajaran banyak berakar
pada berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu, perwujudan proses pembelajaran
dapat terjadi dalam berbagai model. Interaksi dalam proses pembelajaran mempunyai inti
yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa. Tetapi berupa interksi
edukti. Dalam hal ni bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran melainkan
penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.1
Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan
dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Dari proses pembelajaran itu akan terjadi
sebuah kegiatan timbal balik antara guru dengan siswa untuk menuju tujuan yang lebih
baik. Untuk melakukan sebuah proses pembelajaran, terlebih dahulu harus dipahami
pengertian dari kata pembelajaran. Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya
terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Dalam proses
pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan.
Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil
belajar siswa dapat tercapai secara optimal.
Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah segala upaya bersama antara
guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan pengetahuan yang
diberikan bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar yang berkelanjutan,
serta diharapkan adanya perubahan-perubahan yang lebih baik untuk mencapai suatu
peningkatan yang positif yang ditandai dengan perubahan tingkah laku individu demi
terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Sebuah proses pembelajaran
yang baik akan membentuk kemampuan intelektual, berfikir kritis dan munculnya
kreatifitas serta perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau
pengalaman tertentu.

1
Moh.Uzer usman,2010,Menjadi Guru Profesional,Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,hlm.52

3
B. Proses Pendidikan di dalam Kelas (Indoor)
Lembaga pendidikan formal (sekolah) merupakan elemen penting dalam proses
pendidikan nasional. Kunci penting dalam membangun kualitas pendidikan adalah
pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan dituntut untuk
memiliki berbagai kompetensi. Pendidik dan tenaga kependidikan secara akademik
dituntut mampu menampilkan kompetensi tertentu. Maka kompetensi pendidik menduduki
posisi strategis dalam menentukan kualitas pendidikan sehingga pemenuhan kompetensi
pendidik menjadi sesuatu yang harus terus diupayakan seiring dengan dinamika tuntutan
masyarakat.
1. Pengertian Lingkungan Belajar di dalam Kelas (indoor)
Lingkungan belajar ini (indoor) merupakan lingkungan belajar yang memang
sudah disediakan oleh manajemen sekolahan agar digunakan untuk para siswanya
sebagai sumber belajar atau lingkungan belajar yang ada didalam sekolahan tersebut.
Lingkungan belajar ini bisa berupa perpustakaan, laboratorium, auditorium dan
utamanya adalah ruang kelas.
2. Manajemen Kelas
Ada beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian dalam upaya menciptakan
manajemen kelas yang efektif adalah sebagai berikut :
a. Memulai pelajaran tepat waktu
b. Menata Tempat duduk yang tepat dengan cara menyelaraskan antara format dan
jam pelajaran
c. Mengatasi gangguan dari luar
d. Menetapkan aturan dan prosedur dengan jelas dan dapat di laksanakan dengan
konsisten
e. Peralihan yang mulus antar segmen pelajaran
f. Siswa yang berbicara pada saat proses belajar mengajar berlangsung
g. Pemberian pekerjaan rumah
h. Mempertahankan momentum selama pelajaran
i. Downtime, kelebihan waktu yang dimiliki oleh siswa pada saat melakukan tugas -
tugas dalam proses belajar mengajar.
j. Mengakhiri pelajaran2

2
Popi Sopianti,2010,Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa,Bogor: Ghalia Indonesia,hlm 48

4
3. Lingkungan Kelas
Selain manajemen kelas lingkungan fisik kelas sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pembelajaran. Lingkungan kelas yang kondusif, nyaman,
menyenangkan, dan bersih berperan penting dalam menunjang keefektifan belajar.
Lingkungan juga akan mempengaruhi mental siswa secara psikologis dalam
menerima informasi dari guru di dalam kelas. Bahkan, dengan menggunakan strategi
dan metode tertentu siswa dapat menerima stimulus dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar kelas untuk membantu siswa mengejar prestasinya. Banyak hal
yang dapat dilakukan dalam sebuah kelas untuk memberikan kenyamanan kepada
siswa, penyusunan meja dan kursi yang memungkinkan siswa dapat menerima akses
informasi dengan baik dan merata, memberikan aroma tertentu yang membangkitkan
semangat dan motivasi, menata bunga dan berbagai tumbuhan yang akan memberikan
kesegaran, memilih warna cat dinding yang sesuai dengan kebutuhan untuk sebuah
ruang kelas, memasang poster-poster yang berisikan kalimat-kalimat afirmasi yang
memungkinkan siswa termotivasi untuk menjadi seseorang yang berprestasi di
kelasnya. Beberapa hal pengaruh lingkungan fisik kelas terhadap hasil belajar, yaitu:
a. Pengaturan ruangan, kursi dan meja
b. Pemasangan poster ikon
c. Pemasangan poster afirmasi
d. Pemberian dan penataan bunga di kelas. 3
Lingkungan kelas memberikan dampak yang cukup baik terhadap hasil belajar.
Karena itu, faktor-faktor yang mendukung terciptanya kondisi fisik yang kondusif
terhadap pelaksanaan pembelajaran perlu mendapat perhatian serius, terutama bagi
para guru yang terlibat langsung.
4. Proses Pendidikan di dalam Kelas
Adapun proses pendidikan yang dilakukan didalam kelas antara lain:
a. Kegiatan pembelajaran
Mengenal proses pembelajaran dan aktivitas siswa tentang perilaku siswa selama
berada didalalam kelas bertujuan untuk mengetahui karakter dan perilaku siswa
yang beraneka ragam, sehingga tujuan pendididikan dapat tercapai.

3
Darmansyah,2010,Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor,Jakarta: Bumi Aksara,hlm
34

5
b. Mengajarkan mata pelajaran
Perangkat pembelajaran untuk mencapai hasil belajar maksimal sesuai dengan
tujuan, maka diperlukan suatu kegiatan belajar secara baik. Adapun hal-hal yang
perlu dipersiapkan dalam kegiatan belajar mengajar adalah buku perangkat
administrasi pembelajaran berupa buku paket serta buku lain yang relevan dengan
pelajaran. Adapun yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran antara lain:
membuka pelajaran, penyajian materi, metode pembelajaran, penggunaan bahasa,
penggunaan waktu, gerak, cara memotivasi siswa, teknik bertanya, teknik
penugasan kelas, penggunaan media, bentuk dan cara evaluasi, serta menutup
pelajaran.4
c. menggunakan media
Media yang digunakan oleh oleh guru dalam proses pembelajaran salah satunya
adalah media power point (media terlampir) dan media pembelajaran sederhana
(media terlampir). Siswa menjadi lebih senang jika media yang digunakan
menarik dan siswapun lebih mudah memahami isi materi dengan bantuan power
point maupun media sederhana dan penjelasan dari guru
d. Hasil evaluasi siswa
Penilaian yang dilakukan oleh guru ada dalam 3 bentuk yaitu tugas individu,
tugas kelompok dan ulangan. Tugas individu, yaitu memberikan soal latihan untuk
dikerjakan peserta didik. Tugas kelompok, yaitu memberikan soal latihan untuk
dikerjakan secara berkelompok. Ulangan harian berfungsi untuk mengevaluasi
seberapa pemahaman siswa tentang materi yang sudah diberikan guru.5

C. Proses Pendidikan di luar Kelas (Outdoor)


1. Pengertian Lingkungan Belajar di luar Kelas (Outdoor)
Lingkungan belajar ini (outdoor) adalah kebalikan dari lingkungan belajar
indoor yaitu lingkungan atau sarana belajar yang berada diluar lingkungan sekolahan,
dalam artian lingkungan belajar ini diciptakan tidak untuk proses belajar mengajar
akan tetapi bisa digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti misalnya: museum,
masjid, monumen, dan lapangan. Pembelajaran outdoor merupakan satu jalan

4
Sudjana,2004,Pendidikan Nonformal, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori
Pendukung, Azas,Bandung: Penerbit Falah Production,hlm 9
5
Ibid,hlm 10

6
bagaimana kita meningkatkan kapasitas belajar anak. Anak dapat belajar secara lebih
mendalam melalui objek - objek yang dihadapi dari pada jika belajar di dalam kelas
yang memiliki banyak keterbatasan. Lebih lanjut, belajar di luar kelas dapat menolong
anak untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, pembelajaran di
luar kelas lebih menantang bagi siswa dan menjembatani antara teori di dalam buku
dan kenyataan yangada di lapangan. Kualitas pembelajaran dalam situasi yang nyata
akan memberikan peningkatan kapasitas pencapaian belajar melalui objek yang
dipelajari serta dapat membangun ketrampilan sosial dan personal yang lebih baik.
Pembelajaran outdoor dapat dilakukan kapanpun sesuai dengan rancangan program
yanhg dibuat oleh guru. Pembelajaran outdoor dapat dilakukan waktu 3 pembelajaran
normal, sebelum kegiatan pembelajaran disekolah atau sesudahnya, dan saat-saat
liburan sekolah.6
Jadi dapat di simpulkan metode outdoor study atau metode pembelajaran di luar
ruangan kelas merupakan metode pembelajaran yang mampu memupuk kreatifitas,
inisiatif, kerjasama atau gotong royong dan mengakrapkan siswa dengan lingkungan
sekitarnya. Peran guru pada pembelajaran outdoor adalah sebagai motivator, artinya
guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, efektif, kreatif dan akrab
dengan lingkungaan.
2. Jenis Lingkungan Belajar
Pendidikan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan alam sekitar. Alam sekitar
siswa merupakan lingkungan sekitar kehidupan siswa yang dapat berupa lingkungan
alam, sosial, dan buatan.
a. Lingkungan Alam
Alam, dalam hal ini, dipandang sebagai sebuah laboratorium yang sangat besar.
Laboratorium alam ini menyediakan sumber belajar yang melimpah ruah,
sehingga akan sayang kalau sumber belajar ini tersia-siakan. Pengalaman yang
harus dimiliki siswa ialah pengalaman lingkungan fisik yang menyangkut fisik
secara mikro yaitu dirinya sendiri maupun secara makro (alam semesta).
Pemahaman siswa yang benar terhadap dirinya dan alam semesta, akan
menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk senantiasa, meningkatkan sert

6
Erwin Widiasworo,2017,Strategi dan Metode Mengajar Siswa di Luar Kelas (outdoor
Learning),Depok: Ar-Ruzz Media,hlm 20-23

7
memanfaatkan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam bagi kepentingan
manusia pada umumnya.7
b. Lingkungan Sosial
Masalah - masalah sosial sehari - hari yang dihadapi oleh para siswa merupakan
pengalaman belajar sekaligus sebagai sumber belajar. Dalam kurikulum
terdahulu, masalah-masalah sosial tersebut sangat jarang dibawa oleh guru ke
ruang kelas sebagai bahan pelajaran. Masalah - masalah sosial tersebut sangat erat
kaitannya dengan tuntutan kurikuler pada pelajaran serta terkait pula dengan
kehidupan siswa sehari-hari. Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan
dengan interaksi manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi sosial,
adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan,
struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai. Lingkungan sosial tepat
digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Dalam praktek
pembelajaran, penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar
hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat, seperti keluarga, tetangga,
rukun tetangga, rukun warga, kampung, desa, kecamatan dll.
c. Lingkungan Buatan
Di samping lingkungan alam dan lingkungan sosial yang sifatnya alami, ada juga
yang disebut lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau
dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Lingkungan buatan antara lain irigasi atau pengairan, bendungan,
pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan pembangkit tenaga
listrik. Menurut Sudjana & Rivai siswa dapat mempelajari lingkungan buata dari
berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya,
daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan
kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan buatan dapat
dikaitkan dengan kepentingan berbagai bidang studi yang diberikan di sekolah.
3. Prinsip-prinsip Pembuatan Media yang Memanfaatkan Lingkungan
Media - media yang terdapat di lingkungan sekitar, ada yang berupa benda-
benda atau peristiwa yang langsung dapat kita pergunakan sebagai sumber belajar.
Selain itu, ada pula benda-benda tertentu yang harus kita buat terlebih dulu sebelum

7
Husamah,2013,Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Learning),Jakarta:Prestasi Pustaka Raya
Publisher,hlm 5-9

8
dapat kita pergunakan dalam pembelajaran. Media yang perlu kita buat itu biasanya
berupa alat peraga sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di
lingkungan kita. Jika kita harus membuat media belajar semacam itu, maka ada
beberapa prinsip pembuatan yang perlu kita perhatikan, yaitu :
a. Media yang dibuat harus sesuai dengan tujuan dan fungsi penggunaannya. -
Dapat membantu memberikan pemahaman terhadap suatu konsep tertentu,
terutama konsep yang abstrak.
b. Dapat mendorong kreatifitas siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bereksperimen dan bereksplorasi (menemukan sendiri)
c. Media yang dibuat harus mempertimbangkan faktor keamanan, tidak
mengandung unsur yang membahayakan siswa.
d. Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal
e. Usahakan memenuhi unsur kebenaran substansial dan kemenarikan
f. Media belajar hendaknya mudah dipergunakan baik oleh guru maupun siswa
g. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat hendaknya dipilih agar mudah
diperoleh di lingkungan sekitar dengan biaya yang relatif murah
h. Jenis media yang dibuat harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan sasaran
didik.8

D. Tipe – Tipe Pembelajaran di luar Kelas


Secara umum pembelajaran outdoor untuk siswa - siswa SD, SMP, dan SMA dapat
dibedakan dalam 3 tipe yaitu :
1. Studi Lapangan atau Kunjungan Lapangan
Studi lapangan merupakan salah satu bentuk pembelajaran outdoor dimana
terjadi kegiatan observasi untuk mengungkap fakta–fakta guna memperoleh data
dengan cara terjun langsung ke lapangan. Studi lapangan merupakan cara ilmiah yang
dilakukan dengan rancangan operasional sehingga didapat hasil yang lebih akurat.
Dalam kegiatan studi lapangan, siswa diajak mengunjungi ke tempat dimana objek-
objek biologi yang akan dipelajari tersedia disana. Berbagai lokasi yang dapat
digunakan untuk studi lapangan sangat beragam mulai dari lingkungan disekitar
sekolah, daerah asli habitat hewan atau tumbuhan tertentu, dan daerah wisata yang
memiliki objek biologi. Melalui kegiatan studi lapangan siswa akan memiliki

8
Ibid,hlm 11

9
pengalaman belajar yang tinggi karena berinteraksi dengan objek biologi secara
langsung. Selain itu, siswa dapat belajar lebih dalam dengan kegiatan lapangan
daripada belajar secara tekstual melalui buku-buku. Hal ini disebabkan berbagai
fenomena nyata yang tidak terdapat di dalam buku dapat diamati secara langsung
sehingga memunculkan rasa ingin tahu siswa. Rasa ingin tahu akan mendorong siswa
untuk mencari jawaban/belajar lebih keras. Adapun manfaat dari studi lapangan :
a. Pemahaman siswa terhadap materi (biologi) dapat meningkat.
b. Siswa memiliki peluang untuk mengembangkan pengetahuan dan potensinya
dengan melakukan aktivitas sehari-hari di dalam pembelajaran.
c. Secara spesifik studi lapangan memiliki pengaruh positif terhadap memori jangka
panjang dan secara alami lingkungan alami memperkuat memori.
d. Studi lapangan yang efektif dan pengalaman individual (lokal) dapat
mempengaruhi pertumbuhan individu dan peningkatan ketrampilan sosial.
e. Dapat meningkatkan ranah afektif serta menjembatani pembelajaran tingkat
tinggi (HOT).
Sementara itu beberapa kelebihan dari pembelajaran outdoor dengan melalui
studi lapangan yaitu:
a. Pembelajaran di luar kelas akan meningkatkan pencapaian pembelajaran melalui
kemampuan mengorganisasi, pendekatan yang lebih baik karena belajar dari
obyek langsung merupakan satu hal yang utama. Hal ini terjadi karena dalam
pembelajaran di luar kelas kita tidak hanya memikirkan apa yang kita pelajari,
tetapi juga memikirkan bagaimana dan kapan kita belajar.
b. Pembelajaran studi lapangan dapat meningkatkan sikap kearah lingkungan yang
lebih baik.
c. Keterlibatan dari setiap peserta lebih tinggi jika dibandingkan pembelajaran
secara klasikal.
d. Materi/informasi yang diperoleh akan lebih lama diingat dan tidak segera
ditinggalkan. Berbagai obyek di luar sekolah dapat digunakan untuk studi
lapangan. Namun, diperlukan pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan
obyek untuk dapat dijadikan tempat studi lapangan. Beberapa pertimbangan yang
dapat digunakan dalam memilih suatu lokasi untuk studi lapangan antara lain:
1.) Kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku (SK dan KD)
2.) Keberadaan lokasi untuk studi lapangan dapat dan mudah dijangkau serta
tidak membahayakan siswa.

10
3.) Secara ekonomi dapat dijangkau oleh siswa karena tidak membutuhkan biaya
yang besar.
4.) Memiliki potensi untuk digunakan pada berbagai materi/mata pelajaran.
Selain itu, agar studi lapangan dapat memberikan hasil yang optimal maka
diperlukan berbagai persiapan-persiapan antara lain:
a. Perlu dibentuk kepanitiaan khusus agar manajemen dalam pelaksanaan studi
lapangan dapat berjalan dengan baik.
b. Diperlukan surat ijin ke lokasi dan pengantar dari kepala sekolah agar urusan
administrasi tidak menghambat studi lapangan.
c. Lokasi yang akan distudi telah dikenali oleh guru/pembimbing (perlu survey)
sehingga bisa menentukan waktu dengan tepat dan merancang RPP yang tepat.
d. Guru perlu membuat teaching/learning guide untuk kegiatan studi lapangan
sehingga kegiatan studi lapangan mempunyai target/tujuan yang jelas dan siswa
dapat melaksanakan kegiatan dengan benar.
e. Perlu dilakukan pengelompokkan sehingga manajemen di lapangan kan lebih
mudah.
f. Agenda kegiatan perlu disusun sebelumnya agar kegiatan lapangan berjalan
dengan baik.
g. Mengecek peralatan-peralatan yang dibutuhkan pengambilan data dan koleksi
(fungsi dan kelengkapan).
h. Menyiapkan peralatan-peralatan untuk keamanan (topi, jas hujan, baju ganti,
pelampung, sesuai dengan lokasi studi)
i. Menyiapkan obat-obatan untuk pertolongan pertama dan kontak kepada dokter
yang dapat dihubungi sewaktu-waktu.
2. Pendidikan Menjelajah Lingkungan.
Cara mempelajari Biologi melalui eksplorasi alam sekitar, disebut sebagai
cara/pendekatan jelajah lingkungan. Pembelajaran demikian disebut jelajah alam
sekitar atau JAS. Lebih lanjut dinyatakan bahwa alam sekitar siswa ialah lingkungan
di sekitar siswa, dapat berupa lingkungan alam, sosial, budaya, agama, dan
sebagainya. Dalam proses pembelajaran yang dirancang dengan menerapkan
pendekatan JAS, kegiatan belajar dilaksanakan dengan mengajak siswa untuk
mengenal obyek, mengenal gejala dan permasalahannya, serta menelaah dan
menemukan kesimpulan atau konsep tentang hal yang dipelajari. Kegiatan belajar

11
semacam itu akan mendorong siswa untuk melakukan berbagai tidakan yang akan
memberikan pengalaman langsung dan konkrit bagi mereka. 9
Kegiatan belajar melalui penjelajahan alam sekitar akan memberi peluang lebih
luas kepada siswa, untuk mempelajari obyek-obyek biologi yang menjadi pusat
perhatiannya, atau yang lebih sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. Pembelajaran
dengan jelajah lingkungan akan memberikan dampak yang positif bagi siswa
diantaranya adalah : sikap, kepercayaan dan persepsi diri yang lebih baik. Selain itu
pembelajaran dengan jelajah lingkungan dapat meningkatkan ketrampilan sosial,
kerjasama, dan komunikasi yang lebih baik. Selain itu kemampuan akademik siswa
dan kesadaran lingkungan menjadi lebih baik. Selain itu pembelajaran jelajah
lingkungan/alam sekitar mendukung untuk kesehatan dan pertumbuhan siswa karena
fisik siswa terlibat aktif dan bebas bergerak, meningkatkan kepercayaan diri siswa,
member kesempatan lebih luas bagi anak untuk berkomunikasi dengan orang lain,
meningkatkan keaktifan anak di dalam belajar. Pembelajaran jelajah lingkungan
sekitar juga mengembangkan anak untuk beelajar keamanan dan pemantauan karena
belajar dalam situasi yang baru dan resiko yang lebih tinggi, mengembangkan
kreatifitas dan kemampuan menyelesaikan masalah, meningkatkan daya imajinasi,
penemuan dan kemampuan nalar siswa. Member kesempatan siswa untuk kontak
langsung dengan dunia nyata dan member suatu pengalaman yang unik yang tidak
ditemukan di dalam kelas atau secara teksbook.
Adapun beberapa ciri - ciri dari pembelajaran jelajah lingkungan atau alam
sekitar siswa adalah sebagai berikut :
a. Adanya kegiatan eksplorasi sehingga metode yang sering digunakan adalah
discovery dan inquiry. Semenatara itu obyek yang dipelajari adalah lingkungan
sekitar siswa. Kegiatan ini mengajak peserta didik aktif mengeksplorasi
lingkungan sekitarnya untuk mencapai kecakapan kognitif afektif, dan
psikomotornya sehingga memiliki penguasaan ilmu dan keterampilan.
b. Selalu ada kegiatan berupa peramalan (prediksi), pengamatan, dan penjelasan.
c. Ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, gambar, foto atau
audiovisual.

9
Sri Mulyani E.S.,dkk,2007,Pembelajaran Jelajah alam Sekitar, Pendekatan Pembelajaran
Biologi,Semarang:FMIPA UNNES,hlm 46-47

12
d. Kegiatan pembelajarannya dirancang menyenangkan sehingga menimbulkan
minat untuk belajar lebih lanjut.
Lingkungan belajar diluar kelas sangat bervariasi dan luas. Untuk itu perlu
dilakukan pemilihan tempat sehingga pembelajaran jelajah lingkungan dapat
memperoleh hasil yang optimal. Adapun kriteria lokasi yang dapat digunakan untuk
pembalajaran jelajah lingkungan antara lain adalah:
a. Keamanan
b. Aksesibilitas
c. Ukuran
d. Keanekaragaman
3. Sekolah Proyek Komunitas
Sekolah proyek komunitas atau Pembelajaran berbasis proyek (project-based
learning) adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang
menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Fokus
pembelajaran ini terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu
disiplin studi, melibatkan pebelajar dalam investigasi pemecahan masalah dan
kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan pebelajar bekerja
secara otonom mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya
menghasilkan produk nyata. Proyek memfokuskan pada pengembangan produk atau
unjuk kerja (performance), yang secara umum pebelajar melakukan kegiatan:
mengorganisasi kegiatan belajar kelompok mereka, melakukan pengkajian atau
penelitian, memecahkan masalah, dan mensintesis informasi. Proyek seringkali
bersifat interdisipliner. Misalnya, suatu proyek merancang draft untuk bangunan
struktur (konstruksi bangunan tertentu) melibatkan pebelajar dalam kegiatan
investigasi pengaruh lingkungan, pembuatan dokumen proses pembangunan, dan
mengembangkan lembar kerja, yang akan meliputi penggunaan konsep dan
keterampilan yang digambarkan dari matakuliah matematika, drafting dan/atau
desain, lingkungan dan kesehatan kerja, dan mungkin perdagangan bahan dan
bangunan.
Terdapat dua hal yang berkembang pada diri siswa selama pembelajaran
berbasis proyek yaitu pengetahuan dan teknologi. Melalui pembelajaran berbasis
proyek anak akan belajar ilmu pengetahuan dan sekaligus teknologi yang berkaitan
dengan penerapan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pembelajaran ini
siswa akan ditantang untuk menyelesaikan masalah secara komprehensif melalui

13
proyek yang direncanakannya. Lebih lanjut, melalui pembelajaran ini diharapkan
siswa dapat meningkatkan kepercayaan diri, memiliki kebanggan diri, memiliki
motivasi yang kuat untuk belajar, serta tanggung jawab yang lebih besar. Selain itu,
melalui group project anak akan belajar membangun ketrampilan social dan mencoba
berperan sebagai bagian masyarakat yang baik. Adapun beberapa keuntungan
pembelajaran berbasis proyek yaitu:
a. Motivasi belajar siswa meningkat.
b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
c. Meningkatkan kolaborasi.
d. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.
Secara umum lima langkah utama penerapan pembelajaran berabasis proyek yaitu:
1. Menetapkan tema proyek.
2. Menetapkan konteks belajar.
3. Merencanakan aktivitas-aktivitas.
4. Memeroses aktivitas-aktivitas.
5. Penerapan aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan proyek.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses pembelajaran adalah segala upaya bersama antara guru dan siswa untuk
berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan pengetahuan yang diberikan bermanfaat
dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar yang berkelanjutan, serta diharapkan
adanya perubahan-perubahan yang lebih baik untuk mencapai suatu peningkatan yang
positif yang ditandai dengan perubahan tingkah laku individu demi terciptanya proses
belajar mengajar yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran yang digunakan untuk
mencapai kompetensi adalah melalui pembelajaran di dalam kelas (indoor study) dan
pembelajaran di luar kelas (outdoor study).
Lingkungan belajar di dalam kelas (indoor) merupakan lingkungan belajar yang
memang sudah disediakan oleh manajemen sekolahan agar digunakan untuk para
siswanya sebagai sumber belajar atau lingkungan belajar yang ada didalam sekolahan
tersebut. Lingkungan belajar di luar kelas (outdoor) adalah kebalikan dari lingkungan
belajar indoor yaitu lingkungan atau sarana belajar yang berada diluar lingkungan
sekolahan, dalam artian lingkungan belajar ini diciptakan tidak untuk proses belajar
mengajar akan tetapi bisa digunakan untuk proses belajar mengajar. Pembelajaran outdoor
untuk siswa-siswa SD, SMP, dan SMA dapat dibedakan dalam 3 tipe yaitu: studi lapangan
atau kunjungan lapangan, pendidikan menjelajah lingkungan, dan sekolah proyek
komunitas.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis buat, makalah di buat dengan sebaik
mungkin tetapi masih jauh dari kata sempurna. Dan tujuan dari makalah ini agar dapat
memberikan manfaat, menambah wawasan dan ilmu bagi pembaca dan penulis khususnya.
Oleh karena itu, diperlukan saran dan kritik dari saudara - saudara sekalian agar nantinya
makalah penulis dapat lebih baik lagi selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Darmansyah. 2010. Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor. Jakarta: Bumi


Aksara
E.S,Sri Mulyani,dkk. 2007. Pembelajaran Jelajah alam Sekitar. Pendekatan Pembelajaran
Biologi. Semarang: FMIPA UNNES
Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Learning). Jakarta: Prestasi Pustaka
Raya Publisher
Moh.Uzer usman. 2010. Menjadi Guru Profesiona. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Sopianti,Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Ghalia Indonesia
Sudjana. 2004. Pendidikan Nonformal, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori
Pendukung, Azas. Bandung: Penerbit Falah Production
Widiasworo,Erwin. 2017. Strategi dan Metode Mengajar Siswa di Luar Kelas (outdoor
Learning). Depok: Ar-Ruzz Media

16

Anda mungkin juga menyukai