Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu masalah

kesehatan yang telah menjadi perhatian nasional maupun global. Morbiditas

dan Mortalitas PTM semakin meningkat di Indonesia. Data kematian menurut

World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa dari 57 juta ke-

matian di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta disebabkan oleh PTM.

Penyakit kardiovaskular merupakan PTM penyebab kematian terbesar yaitu

sebesar 39%. Kematian akibat PTM akan terus meningkat di seluruh dunia.

Peningkatan terbesar akan terjadi di negara menengah dan miskin. Sebesar

70% dari populasi global akan meninggal akibat PTM seperti jantung, stroke,

diabetes mel-litus, kanker (Yoeantafara dan Martini, 2017).

Asupan lemak berlebihan merupakan faktor penyebab utama

kegemukan, tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner dan kanker usus

serta gangguan penyakit lainnya. Menurut Sunita Almatsier (2006: 25-26),

kebutuhan protein normal adalah 10-15%, lemak normal adalah 10-25% dan

karbohidrat normal adalah 60-75% dari kebutuhan energi total (Ruli, 2017).

Trigliserida merupakan lemak darah yang cenderung naik seiring

dengan konsumsi alkohol, peningkatan berat badan dan diet tinggi gula atau

lemak. Peningkatan trigliserida (hipertrigliseridemia) merupakan faktor risiko

terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Kadar trigliserida tinggi juga

cenderung menyebabkan gangguan tekanan darah dan risiko diabetes mellitus.

Kenaikan kadar trigliserida berhubungan dengan kegemukan. Kegemukan

1
akan berdampak pada kelambanan bergerak, produktivitas kerja, dan

penurunan kesehatan (Ruli, 2017).

Dari penjelasan diatas dilakukan pemeriksaan trgliserida, untuk

mengetahui jumlah trigliserida pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan

menggunakan metode GOD-PAP (Glucose Oxsidase – Peroxidase

Aminoantypirin).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara pemeriksaan trigliserida menggunakan metode GPO-

PAP (Glisril Phospo Para Amino Phenazone).

1.3 Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui cara pemeriksaan trigliserida menggunakan metode

GPO-PAP (Glisril Phospo Para Amino Phenazone).

1.4 Manfaat Praktikum

Dapat mengetahui cara pemeriksaan trigliserida menggunakan metode

GPO-PAP (Glisril Phospo Para Amino Phenazone).

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Trigliserida

Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak didalam tubuh yang

beredar didalam darah dan berbagai organ tubuh. Lemak ialah senyawa

organik yang memiliki sifat tidak larut dalam air, dan dapat larut oleh larutan

organik nonpolar. Lemak merupakan zat yang digunakan tubuh untuk proses

metabolisme. Lemak terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu kolesterol, lemak

High Density Lipoprotein (HDL), lemak Low Density Lipoprotein (LDL),

lemak Very Low Density Lipoprotein (VLDL), serta trigliserida (Rembang,

dkk. 2015).

Trigliserida adalah ester alkohol gliserol dan asam lemak yang terdiri

dari tiga molekul asam lemak yaitu lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal

dan lemak tidak jenuh ganda. Trigliserida digunakan tubuh terutama untuk

menyediakan energi dalam proses metabolik, sejumlah kecil trigliserida juga

digunakan di seluruh tubuh untuk membentuk membran sel. Trigliserida di

dalam darah membentuk kompleks dengan protein tertentu (apoprotein)

sehingga membentuk lipoprotein. Lipoprotein itulah bentuk transportasi yang

digunakan trigliserida (Fauziah, 2012).

Trigliserida merupakan lemak yang terbentuk dari makanan, trigliserida

dibentuk di hati yang disimpan sebagai lemak di bawah kulit dan di organ-

organ lain. Kadar trigliserida akan meningkat apabila asupan kalori yang

3
dikonsumsi lebih tinggi daripada yang dibutuhkan. Trigliserida merupakan

sumber utama energi untuk berbagai kegiatan tubuh (Rembang, dkk. 2015).

2.2 Metabolisme Trigliserida

Menurut Arifnaldi (2014) metabolisme trigliserida yaitu sebagai berikut :

2.2.1 Sintesa Trigliserida

Sintesa trigliserida di dalam tubuh terutama terjadi di hati tetapi ada

juga yang disintesa dalam jaringan adiposa. Sintesa trigliserida dibagi

menjadi dua, yaitu jalur eksogen dan jalur endogen. Sintesis trigliserida

pada jalur eksogen yaitu trigliserida yang berasal dari makanan berada

dalam usus dikemas sebagai kilomikron yang kemudian diangkut dalam

darah melalui ductus torasikus, trigliserida dan kilomikron yang berada

dalam jaringan lemak akan mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase

yang terdapat pada permukaan sel endotel sehingga akan terbentuk

asam lemak dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan masuk ke

dalam jaringan lemak atau sel otot dengan cara menembus endotel lalu

dioksidasi kembali atau diubah kembali menjadi trigliserida.

Sintesis trigliserida pada jalur endogen yaitu trigliserida yang

disintesis oleh hati diangkut secara endogen dalam bentuk Very Low

Density Lipoprotein (VLDL) kaya trigliserida, dalam sirkulasi VLDL

akan mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang juga

menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil

yaitu Intermediate Density Lipoprotein (IDL) dan Low Density

Lipoprotein (LDL).

2.2.2 Transport Trigliserida

4
Kebanyakan lemak makanan dalam bentuk triasilgliserol.

Pencernaan lemak terjadi di usus kecil dan lemak yang tidak dapat larut

dalam air direaksikan dengan lipase yang larut dalam air. Materi lipid

diubah menjadi globula-globula kecil yang teremulsi oleh garam

empedu. Lipid yang sudah tercerna membentuk asam lemak

monogliserida dan asam empedu kemudian diserap kedalam sel mukosa

intestinum, lalu trigliserida disintesa kembali dan dilapisi protein,

selanjutnya asam lemak akan berdiskusi masuk ke sel lemak dan

disintesa menjadi trigliserida.

2.3 Fungsi Trigliserida

Trigliserida di dalam tubuh berfungsi sebagai lemak yang paling efisien

untuk menyimpan kalor yang penting untuk proses-proses yang

membutuhkan energi dalam tubuh seperti proses metabolisme. Trigliserida

banyak didapatkan dalam sel-sel lemak terutama 99% dari volume sel.

Trigliserida dapat dikonversi menjadi kolesterol, fosfolipid dan bentuk lipid

lain jika dibutuhkan trigliserida juga digunakan sebagai sumber energi.

Sebagai jaringan lemak, trigliserida juga mempunyai fungsi sebagai bantalan

tulang-tulang dan organ-organ vital, melindungi organ-organ tersebut dari

guncangan atau rusak (Maulidina, 2014).

2.4 Patofisiologi Trigliserida

Kadar trigliserida yang meningkat dapat menyebabkan pengerasan

pembuluh darah yang disebut Arteri. Keadaan ini disebut “Atherosclerosis”,

yang meningkatkan resiko stroke, serangan jantung.Hipertrigliseridemia

sering sebagai petanda ada penyakit lain, dapat pula meningkatkan risiko

5
penyakit jantung koroner, stroke. Kegemukan, meningkatnya lingkar perut

karena bertambahnya lemak dipinggang dan dikenal sebagai “metabolic

syndrome” yang disertai tekanan darah tinggi, diabetes dan kadar hormon

trioid yang rendah (hipotiroidi), penyakit hati (liver disease), gangguan ginjal

atau suatu kelainan genetik yang jarang dimana ada kelainan cara tubuh anda

mengubah lemak menjadi energi (Fauziah, 2012).

Ateriosklerosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penebalan

yang ditandai dengan penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri.

Dikenal 3 bentuk arteriosklerosis yaitu aterosklerosis, arterioskleriosis

Monckeberg dan arteriolosklerosis. Aterosklerosis adalah bentuk

arteriosklerosis yang paling umum ditemukan, ditandai dengan terdapatnya

aterom pada bagian intima arteri yang berisi kolesterol, ditandai dengan

terdapatnya aterom pada bagian intima arteri yang berisi kolesterol, zat lipoid

dan lipofag. Pembuluh darah yang terkena adalah arteri besar dan sedang

yaitu pembuluh serebral, vertebral, koroner, renal, aorta dan pembuluh di

tungkai (Maulidina, 2014).

2.5 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Trigliserida

Kadar trigliserida merupakan salah satu indikasi bagi kesehatan tubuh.

Kelebihan trigliserida dapat menyebabkan menyempitnya pembuluh darah

dan meningkatkan resiko serangan jantung. Menurut Arifnaldi (2014), ada

beberapa faktor yang mempengaruhi kadar trigliserida antara lain :

2.5.1 Faktor Genetik

Hasil studi yang dilakukan oleh pakar ilmu kedokteran

menunjukkan bahwa berbagai penyakit berhubungan dengan genetik

6
atau keturunan. Dalam suatu keluarga terlihat adanya keterkaitan antara

ketahanan atau kerentanan terhadap penyakit dan hubungan keluarga.

Kejadian penyakit jantung koroner dengan angka kejadian 1% dari

jumlah penduduk disebabkan kelainan genetik metabolisme lipoprotein

yang umumnya terjadi pada keluarga dengan riwayat penyakit jantung

koroner yang tinggi. Diagnosa bergantung pada hasil pemeriksaan

anggota keluarga lain.

2.5.2 Jenis Kelamin

Kadar trigliserida pada wanita umumnya lebih rendah dibandingkan

dengan laki-laki, laki-laki memiliki risiko yang lebih tinggi untuk

mengalami penyakit jantung dan pembuluh darah. Risiko laki-laki

untuk terkena penyakit jantung dan pembuluh darah tersebut melampaui

risiko pada perempuan setelah usia remaja sampai usia sekitar lima

puluh tahunan. Kadar trigliserida pada wanita cenderung meningkat

saat manopause sehingga insiden terjadinya penyakit jantung koroner

pada wanita akan meningkat.

Wanita dan pria memiliki risiko yang sama terhadap peningkatan

kadar trigliserida pada usia 50 tahun keatas, karena pada tahun-tahun

pre-menopause wanita memiliki enzim esterogen yang tidak dimiliki

laki-laki, enzim inilah yang melindungi wanita dari peningkatan kadar

trigliserida. Wanita setelah masa menopause akan mengalami

penurunan kadar esterogen, sehingga memiliki risiko yang lebih tinggi

dibandingkan sebelum menopause, dengan demikian hormon estrogen

dianggap sebagai proteksi terhadap terjadinya dislipidemia.

7
2.5.3 Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kadar

trigliserida. Pertambahan usia meningkatkan risiko penyakit degeneratif

secara nyata pada pria maupun wanita. Hal ini mungkin merupakan

pencerminan dari lamanya terpapar faktor risiko digabung dengan

kecenderungan bertambah beratnya derajat tiap-tiap faktor risiko

dengan pertambahan usia.Semakin tua seseorang maka terjadi

penurunan berbagai fungsi organ tubuh sehingga keseimbangan kadar

trigliserida darah sulit tercapai akibatnya kadar trigliserida cenderung

lebih mudah meningkat.

2.5.4 Konsumsi (Makanan dan Minuman)

Kadar trigliserida dalam darah juga dipengaruhi oleh asupan

makanan. Asupan lemak dan karbohidrat yang berlebihan dapat

meningkatkan kadar trigliserida dalam darah. Trigliserida yang tinggi

dapat diatasi dengan cara mengatur asupan. Trigliserida merupakan

sumber utama energi untuk berbagai kegiatan tubuh. Kadar trigliserida

akan meningkat apabila asupan kalori yang dikonsumsi lebih tinggi

daripada yang digunakan, konsumsi sayur dan buah yang tinggi akan

serat serta vitamin dapat menurunkan kadar trigliseida.

2.5.5 Aktifitas Fisik atau Olahraga

Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh yang

merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran, termasuk kesehatan

8
jantung dan pembuluh darah. Mereka yang aktif memiliki kemungkinan

yang rendah untuk terkena penyakit kardiovaskuler termasuk

diantaranya dislipidemia, sehingga olahraga dan aktifitas fisik juga

dapat memperbaiki profil lemak darah, yaitu menurunkan kadar

kolesterol total, LDL kolesterol dan trigliserida. Bahkan yang paling

baik adalah dapat memperbaiki HDL, yaitu suatu jenis kolesterol yang

kadarnya sulit untuk dinaikkan, disamping itu berbagai faktor risiko

seperti hipertensi, obesitas dan diabetes mellitus dapat diturunkan

dengan menjalankan olahraga yang tepat takaran, durasi dan

frekuensinya.

2.5.6 Obesitas atau Kegemukan

Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak baik di seluruh tubuh atau

pada bagian tertentu seperti perut, pipi, paha, kaki dan lain sebagainya.

Obesitas dapat menyebabkan peningktan kadar trigliserida. Obesitas

merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan

total lemak tubuh > 25% pada pria dan > 33% pada wanita, pada

keadaan obesitas umumnya didapatkan hiperlipidemia. Asam lemak

bebas yang berlebih dibawa oleh jaringan adiposa ke hepar dimana

asam lemak bebas tersebut di re-esterifikasi di hepatosit untuk

membentuk trigliserida, yang akan dibentuk menjadi VLDL untuk

disekresikan ke sirkulasi. Intake yang tinggi dari karbohidrat akan

memicu hepar memproduksi VLDL dan mengakibatkan peningkatan

VLDL dan LDL pada beberapa individu yang obesitas. Plasma kol-

HDL cenderung rendah pada orang obesitas.

9
2.5.7 Rokok Dan Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol mempunyai berbagai efek pada level plasma

lipid. Efek alkohol paling sering pada peningkatan level plasma

trigliserida. Konsumsi alkohol menstimulasi hepar mensekresi VLDL

oleh hambatan oksidasi hepar pada asam lemak bebas, yang akan

memicu sintesis trigliserida dan sekresi VLDL, sedangkan merokok

dapat menurunkan kadar HDL Kolesterol.

2.5.8 Metode Pemeriksaan

Dalam Pemeriksaan kadar trigliserida harus selalu diperhatikan

jalannya pemeriksaan karena kesalahan pemeriksaan dapat

mempengaruhi hasil. Dalam hal ini pra analitik (identitas pasien,

pengambilan specimen yang dibutuhkan, perlakuan sampel), tahap

analitik (reagen, alat dan sumber daya manusianya), pasca analitik

(pencatatan hasil dan pelaporan hasil) semuanya harus diperhatikan

karena pekerjaan yang tidak dikerjakan sesuai proserur yang benar

dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

2.6 Metabolisme Trigliserida

Trigliserida merupakan salah satu bentuk lemak yang diserap oleh

usus setelah mengalami hidrolisis, kemudian masuk ke dalam plasma dalam 2

bentuk yaitu sebagai kilomikron yang berasal dari penyerapan usus setelah

mengkonsumsi lemak dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein) yang

dibentuk oleh hepar dengan bantuan insulin. Trigliserida yang terdapat pada

10
pembuluh darah, otot dan jaringan lemak dihidrolisis oleh enzim lipoprotein

lipase. Sisa hidrolisis akan dimetabolisme menjadi LDL oleh hepar. Kolesterol

yang terdapat pada LDL akan ditangkap oleh reseptor khusus di jaringan

perifer sehingga LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat (Hardisari dan

kyiriah, 2017).

2.7 Metode GPO-PAP

Metode pemeriksaan trigliserida banyak digunakan di laboratorium

pada saat ini yaitu metode Enzimatis kolorimetri (GPO-PAP). Dengan metode

ini trigliserida akan dihidrolisa dengan enzimatis menjadi gliserol dan asam

bebas. dengan lipase khusus akan membentuk kompleks warna yang dapat

diukur kadarnya mengunakan spektrofotometer (reagen human No.10163).

Metode pemeriksaan trigliserid yang dijadikan sebagai standar pemeriksaan di

laboratorium klinik yaitu metode spektrofotemetri. Hal ini disebabkan karena

pemeriksaatrigliserida menggunakan spektrofotometri mempunyai tingkat

kesalahan yang lebih kecil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran

hasil pemeriksaan kadar trigliserid dan hasil rata – rata pemeriksaan trigliserid

metode GPO-PAP menggunakan sampel serum dan plasma EDTA (Hardisari1

dan kyiriah, 2017).

11
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Kimia Klinik yang berjudul “Pemeriksaan Trigliserida”

dilaksanakan pada tanggal 26 September 2019 di Laboratorium Stikes Bina

Mandiri Gorontalo.

3.2 Metode

Pada pemeriksaan trigliserida menggunakan metode GPO-PAP

(Glisril Phospo Para Amino Phenazone)

3.3 Prinsip

Trigliserida dapat ditentukan setelah mengalami hidrolisa

enzimatik dan lipases. Indikator quinoneimine dibentuk oleh hidrogen

peroksida 4-aminoantipyrine, 4-clorophenol dengan katalisa peroksidase.

3.4 Pra Analitik

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini

yaitu tabung reaksi, tabung EDTA, serum, reagen standar trigliserida, reagen

trigliserida, centrifuge, spektrofotometer, mikropipet, rak tabung reaksi, dispo

3 ml dan kapas alkohol 70%.

3.5 Analitik

1. Siapkan alat dan bahan

2. Melakukan pengambilan darah vena

3. Darah disentrifuge dan diambil serumnya

4. Alat spektrofotometer dihidupkan kemudian memilih menu measure

kemudian pilih jenis pemeriksaa yang akan dilakukan

12
5. Sampel dipipet menggunakan mikropipet dan dimasukkan ke dalam

kuvet yang telah disiapkan, dengan ketentuan sebagai berikut:

Kuvet Blangko (µl) Standar (µl) Sampel (µl)

Larutan serum - - 10

Larutan standar - 10 -

Reagensia 1000 1000 1000

6. Masing-masing larutan dalam kuvet dicampurkan dan diinkubasikan

selama 10 menit dalam suhu ruangan (37°C). Setelah diinkubasi, kuvet

yang berisi larutan-larutan di atas dimasukkan ke dalam alat

spektrofotometer dan dibaca absorbansinya kemudian hasilnya dianalisis.

3.6 Pasca Analitik

Normal : < 149 mg/dl

Abnormal : > 149 mg/dl

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai

berikut :

Gambar Hasil Keterangan

92 mg/dl Kadar Trigliserida

pasien masih dalam

kondisi normal

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Trigliserida


(Sumber : Data primer 2019)

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini, metode yang digunakan pada pemeriksaan

trigliserida yaitu metode GPO-PAP. GPO-PAP bekerja dengan cara

trigliserida dihidrolisa secara enzimatis menjadi gliserol dan asam bebas,

lipase khusus akan membentuk kompleks warna yang dapat diukur kadarnya

menggunakan spektrofotometer.

Hal ini didukung oleh Hardisari1 dan kyiriah, (2017) dimana reaksi

yang terjadi adalah enzim lipase akan memperantarai hidrolisis trigliserida

menjadi gliserol dan asam-asam lemak. Selanjutnya gliserol ini akan

mengalami fosfatasi dengan bantuan enzim gliserol kinase yang akan

14
menghasilkan gliserol-3-fosfat. Kemudian gliserol-3-fosfat akan dioksidasi

menghasilkan dihidroksi-aseton-fosfat dan hidrogen peroksida (H2O2). Pada

tahap selanjutnya, hidrogen peroksida inilah yang akan bereaksi dengan 4-

aminofenazon dan 4-klorofenol dengan bantuan enzim peroksidase

membentuk kompleks kuinonimin yang berwarna merah muda yang kemudian

dapat diukur secara fotometrik.

Trigliserida merupakan jenis lemak yang ditemukan dalam darah. Jenis

ini merupakan hasil dari uraian kerja tubuh terhadap makanan yang

mengandung lemak dan kolesterol yang telah dikonsumsi dan masuk ketubuh,

serta juga dibentuk di hati. Setelah mengalami proses didalam tubuh

trigliserida ini diserap oleh usus dan masuk kedalam plasma darah untuk

kemudian disalurkan ke jaringan-jaringan tubuh, trigliserida juga merupakan

lemak darah yang dibawa oleh serum lipoprotein (Ruli, 2017).

Sebagian besar lemak dalam makanan dan dalam tubuh berada dalam

bentuk trigliserida. Kadar trigliserida yang tinggi berhubungan dengan risiko

penyakit jantung. Peningkatan trigliserida dapat disebabkan oleh kelebihan

berat badan (obesitas), aktivitas fisik, merokok, komsumsi alkohol berlebihan

dan diet tinggi karbohidrat, kelainan genetik dan lain sebagainya. Orang

dengan trigliserida tinggi biasanya memiliki nilai LDL (kolesterol jahat) yang

tinggi dan nilai HDL (kolesterol baik) yang rendah dan nilai kolesterol total

yang tinggi (Ruli, 2017).

LDL (Low Density Lipoprotein) berasal dari katabolisme VLDL,

bertugas mengangkut kolesterol dalam plasma darah ke jaringan perifer untuk

keperluan pertukaran zat. LDL mengandung 45% kolesterol. LDL ini mudah

15
sekali menempel pada dinding pembuluh koroner sehingga menimbulkan

kerak kolesterol (plak). Itu sebabnya LDL sering disebut sebagai “kolesterol

jahat” . HDL (High Density Lipoprotein) dibentuk oleh sel hati dan usus,

bertugas menyedot timbunan kolesterol di jaringan tersebut, lalu

mengangkutnya ke hati dan selanjutnya membuangnya ke dalam empedu.

Karena itu maka HDL disebut sebagai “kolesterol baik”. Bila HDL rendah,

maka kolesterol akan dideposit pada jaringan arteri (Ruli, 2017).

Pada praktikum ini didapatkan hasil 92 mg/dl dimana hasil ini masih

dalam keaadan normal dimana melihat nilai normal dari trigliserida adalah >

149mg/dl.

16
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa Trigliserida

merupakan salah satu jenis lemak didalam tubuh yang beredar didalam darah

dan berbagai organ tubuh. Lemak ialah senyawa organik yang memiliki sifat

tidak larut dalam air, dan dapat larut oleh larutan organik nonpolar. Pada

praktikum pemeriksaan trigliserida ini menggunakan metode GPO-PAP,

didapatkan hasil 92 mg/dl. Hasil yang didapatkan adalah 92mg/dl dimana

masih dalam kategori normal karena normalnya trigliserida >149 mg/dl.

5.2 Saran

Adapun saran dari praktikan agar alat spektrofotometer dapat di

lakukan QC (Quality Control) setiap hari sehingga dapat terjaga keakurasian

dan ketepatan alat tersebut.

17
DAFTAR PUSTAKA

Alodiea Yoeantafara dan Santi Martini. 2017. PENGARUH POLA MAKAN


TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL. https://media.neliti.com/m
edia/publications/229622pengaruh-pola-makan-terhadap-kadar-koles-
f532cf9f.pdf. Diakses pada tanggal 25 September 2019.
Arifnaldi, 2014. Ilmu Pemantapan Serum. Penerbit Buku Kedokteran : EGC,
Jakarta.
Fauziah, Suriyanto. 2015. Kapita Selekta Patologi Klinik. Buku Kedokteran :
EGC, Jakarta.
Fauziah, Suriyanto 2015. Kedokteran Klinis. Erlangga : Jakarta.
Hidayati D. Ruli. 2017. HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DENGAN KADAR
TRIGLISERIDA DAN INDEKS MASSA TUBUH SIVITAS
AKADEMIKA UNY, Vol 6 No 1. http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/ind
ex.php/biologi/article/viewFile/6055/5784. Diakses pada tanggal 27
September 2019.
Ratih Hardisari1 dan Binti Koiriyah. Gambaran Kadar Trigliserida (Metode Gpo-
Pap) Pada Sampel Serum dan Plasma EDTA, Vol.5.
Rembang, dkk. 2015. Tuntunan Praktikum Kimia Klinik. UMI press : Makassar.
Maulidina, 2014. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Penerbit
Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

18
LAMPIRAN

Gambar 1. Proses Pemeriksaan Gambar 2. Sampel

Gambar 3. Proses Pemeriksaan Gambar 3. Hasil Pemeriksaan

Gambar 3. Alat dan Bahan

19

Anda mungkin juga menyukai

  • Cara Determinasi Dan Investigasi
    Cara Determinasi Dan Investigasi
    Dokumen9 halaman
    Cara Determinasi Dan Investigasi
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • (01 SOP Pemeriksaan Laboratorium.
    (01 SOP Pemeriksaan Laboratorium.
    Dokumen2 halaman
    (01 SOP Pemeriksaan Laboratorium.
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • DERMATOFITOSIS
    DERMATOFITOSIS
    Dokumen2 halaman
    DERMATOFITOSIS
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Makalah Etika Profesi (Kel. 1) Fix
    Makalah Etika Profesi (Kel. 1) Fix
    Dokumen24 halaman
    Makalah Etika Profesi (Kel. 1) Fix
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Laporan Asam Urat
    Laporan Asam Urat
    Dokumen23 halaman
    Laporan Asam Urat
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Laporan Sgot Dan SGPT
    Laporan Sgot Dan SGPT
    Dokumen24 halaman
    Laporan Sgot Dan SGPT
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Lporan Pemeriksaan Goldar
    Lporan Pemeriksaan Goldar
    Dokumen28 halaman
    Lporan Pemeriksaan Goldar
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Laporan 2
    Laporan 2
    Dokumen22 halaman
    Laporan 2
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Makalah 2
    Makalah 2
    Dokumen16 halaman
    Makalah 2
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Cara Pengambilan, Penyimpanan Dan Pengiriman Spesimen Klinik
    Cara Pengambilan, Penyimpanan Dan Pengiriman Spesimen Klinik
    Dokumen20 halaman
    Cara Pengambilan, Penyimpanan Dan Pengiriman Spesimen Klinik
    Maydis stigma
    98% (65)
  • Laporan 2
    Laporan 2
    Dokumen22 halaman
    Laporan 2
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Laporan 3
    Laporan 3
    Dokumen20 halaman
    Laporan 3
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN 3 Imunoserologi
    LAPORAN 3 Imunoserologi
    Dokumen15 halaman
    LAPORAN 3 Imunoserologi
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN 3 Imunoserologi
    LAPORAN 3 Imunoserologi
    Dokumen15 halaman
    LAPORAN 3 Imunoserologi
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen21 halaman
    Makalah
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Makalah 3
    Makalah 3
    Dokumen20 halaman
    Makalah 3
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Makalah Fix
    Makalah Fix
    Dokumen22 halaman
    Makalah Fix
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Makalah 2
    Makalah 2
    Dokumen16 halaman
    Makalah 2
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pemeriksaan Mikrobiologi
    Laporan Pemeriksaan Mikrobiologi
    Dokumen7 halaman
    Laporan Pemeriksaan Mikrobiologi
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Laporan 3
    Laporan 3
    Dokumen19 halaman
    Laporan 3
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Makalah 2
    Makalah 2
    Dokumen16 halaman
    Makalah 2
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Makalah 1
    Makalah 1
    Dokumen29 halaman
    Makalah 1
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Laporan 1
    Laporan 1
    Dokumen19 halaman
    Laporan 1
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Laporan 1
    Laporan 1
    Dokumen28 halaman
    Laporan 1
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Laporan 1
    Laporan 1
    Dokumen10 halaman
    Laporan 1
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Laporan 2
    Laporan 2
    Dokumen11 halaman
    Laporan 2
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Laporan 3
    Laporan 3
    Dokumen11 halaman
    Laporan 3
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Hematologi
    Hematologi
    Dokumen13 halaman
    Hematologi
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat
  • Laporan 1
    Laporan 1
    Dokumen10 halaman
    Laporan 1
    Sitti Isra Ningsih
    Belum ada peringkat