Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung,
dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik
untuk kesehatan keluarga dan individu.

Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi
perumahan.Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal
berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu
bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan
guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif (Munif Arifin, 2009).

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis
lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini. Penyakit-penyakit
berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada
kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari
penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya
cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Munif Arifin,2009).

Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan hutan lindung, baik yang
berupa kawasan perkotaan atau pedesaan. Pemukiman berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU
RI No. 4/1992). Untuk menciptakan suatu lingkungan permukiman diperlukan kawasan
perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan
sarana lingkungan yang memenuhi kesehatan.

Permukiman atau perumahan sangat berhubungan dengan kondisi ekonomi social,


pendidikan, tradisi atau kebiasaan, suku, geografi, dan kondisi local. Selain itu lingkungan
perumahan atau pemukiman dipengaruhi oleh beberapa factor yang dapat menentukan kualitas
lingkungan perumahan tersebut antara lain fasilitas pelayanan, perlengkapan, peralatan yang dapat
menunjang terselenggaranya kesehatan fisik, kesehatan mental, kesehatan social bagi individu dan
keluarganya.
Oleh karena itu melalui inspeksi sanitasi permukiman dan perumahan kita dapat
mengetahui kesehatan lingkungan permukiman dan perumahan disuatu lokasi.

B. Permasalahan
Bagaimana kondisi kesehatan lingkungan pada permukiman dan perumahan di Desa Kober
Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui kondisi kesehatan lingkungan pada permukiman dan perumahan di
Desa Kober Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas.
2. Agara dapat mengidentifikasi jenis perumahan di Desa Kober RT 05 RW 01
Kecamatan Purwoketo Barat Kabupaten Banyumas tersebut tergolong rumah sehat
atau tidak.
3. Agar dapat memenuhi tugas mata kuliah sanitasi permukiman.

D. Manfaat
1. Mengetahui kondisi kesehatan lingkungan pada permukiman dan perumahan di Desa
Kober Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas.
2. Dapat mengidentifikasi jenis perumahan di Desa Kober RT 05 RW 01 Kecamatan
Purwoketo Barat Kabupaten Banyumas tersebut tergolong rumah sehat atau tidak.
3. Memenuhi tugas mata kuliah sanitasi permukiman.

E. Metode
1. Observasi, dengan datang dan melihat kondisi rumah warga dan permukiman serta
melakukan pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah sehat yang telah tersedia.
2. Wawancara, melakukan Tanya jawab tentang perilaku sehari-hari penghuni sesuai
dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah sehat.
BAB II
HASIL

FORMULIR PENILAIAN RUMAH SEHAT

NAMA KK : ALAMAT KK :
1. Ibu Birin 1. Kober RT 05 RW 01 DESA : Kober
2. Bapak Har 2. Kober RT 05 RW 01 KECAMATAN : Purwokerto Barat
3. Bapak Udi 3. Kober RT 05 RW 01 KABUPATEN : Banyumas
4. Ibu Sir 4. Kober RT 05 RW 01 PROPINSI : Jawa Tengah
5. Bapak Tris 5. Kober RT 05 RW 01 NAMA PETUGAS : Mutiarani Pribadi

TANGGAL : 11 September 2017

NO KOMPONEN NILAI BOBOT HASIL PENILAIAN


RUMAH YG KRITERIA (NO. KK)
DINILAI 1 2 3 4 5
I. KOMPONEN 31
RUMAH
1. Langit - langit a. Tidak ada 0 0 0 0 0 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan 1
dan rawan kecelakaan
c. Ada, bersih dan tidak rawan 2
kecelakaan
2. Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari 1
anyaman bamboo / ilalang)
b. Semi permanen / setengah 2 2 2 2 2 2
tembok / pasangan bata atau
batu yang tidak di plester /
papan yang tidak kedap air.

c. Permanen (tembok/pasangan 3
batu baa yang diplester)
papan kedap air
3. Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu deka 1 1 1 1 1
tanah/plesteran yang retak
dan berdebu
c. Diplester/ubin/keramik/papa 2 2
n (rumah panggung)
4. Jendela kamar a. Tidak ada 0 0 0
tidur b. Ada 1 1 1 1
5. Jendela ruang a. Tidak ada 0 0
keluarga b. Ada 1 1 1 1 1
6. Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, luas ventilasi permanen 1 1 1 1 1 1
< 10 % dari luas lantai
c. Ada, luas ventilasi permanen 2
>10% dari luas lantai
7. Lubang asap a. Tidak ada 0 0 0
dapur b. Ada, lubang ventilasi dapur 1 1
<10% dari luas lantai dapur
c. Ada, lubang ventilasi >10% 2 2 2
dari luas lantai dapur ( asap
keluar dengan sempurna)
atau ada exhaust fan ada
peralatan yang sejenis
8. Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat 0
digunakan untuk membaca
b. Kurang terang, sehingga 1 1 1 1 1
kurang jelas untuk membaca
dengan normal
c. Terang dan tidak silau 2 2
sehingga dapat dipergunakan
untuk membaca dengan
normal
II. SARANA 25
SANITASI
1. Sarana Air a. Tidak ada 0 0
Bersih b. Ada, bukan milik sendiri dan 1
(SGL/SPT/PP tidak memenuhi syarat
/KU/PAH) kesehatan
c. Ada, milik sendiri dan tidak 2
memenuhi syarat kesehatan
d. Ada, bukan milik sendiri dan 3 3 3
memenuhi syarat
e. Ada, milik sendiri dan 4 4 4 4
memenuhi syarat kesehatan
2. a. Tidak ada 0 0 0 0 0
Jamban b. Ada, bukan leher angsa, tidak 1
(Sarana ada tutup, disalurkan ke
pembuangan sungai/kolam
kotoran) c. Ada, bukan leher angsa ada 2
tutup (leher angsa),
disalurkan ke sungai/kolam
d. Ada, bukan leher angsa ada 3
tutup, septictank
e. Ada, leher angsa, septic tank 4 4
3. Sarana a. Tidak ada, sehingga 0
pembuangan tergenang tidak teratur
air limbah dihalaman rumah
(SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi 1
mencemari sumber air (jarak
dengan sumber air >10 m)
c. Ada, dialirkan ke selokan 2 2 2 2 2 2
terbuka
d. Ada, diresapkan dan tidak 3
mencemari sumber air (jarak
dengan sumber air >10 m)
e. Ada, dialirkan ke selokan 4
tertutup (saluran koa) untuk
diolah lebih lanjut
4. Sarana a. Tidak ada 0
pembuangan b. Ada, tetapi tidak kedap air 1
sampah dan tidak ada tutup
(tempat c. Ada, kedap air dan tidak 2 2 2 2 2 2
sampah) bertutup
d. Ada, kedap air dan bertutup 3
III. PERILAKU 44
PENGHUNI
1. Membuka a. Tidak pernah dibuka 0 0 0
jendela kamar b. Kadang-kadang 1
tidur c. Setiap hari dibuka 2 2 2 2
2. Membuka a. Tidak pernah dibuka 0 0 0
jendela ruang b. Kadang-kadang 1 1 1
keluarga c. Setiap hari dibuka 2 2
3. Membersihka a. Tidak pernah 0
n rumah dan b. Kadang-kadang 1 1 1 1
halaman c. Setiap hari 2 2 2
4. Membuang a. Dibuang ke 0 0
tinja bayi dan sungai/kebun/kolam/sembara
balita ke ngan
jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1 1
c. Setiap hari dibuang ke 2
jamban
5. Membuang a. Dibuang ke 0
sampah pada sungai/kebun/kolam/sembara
tempat ngan
sampah b. Kadang-kadang dibuang ke 1
tempat sampah
c. Setiap hari dibuang ke 2 2 2 2 2 2
tempat sampah
TOTAL HASIL PENILAIAN 774 862 487 462 743

CARA MENGHITUNG HASIL PENILAIAN = Nilai x bobot


BAB III
PEMBAHASAN

A. Data Umum

Secara administratif Desa Kober termasuk dalam wilayah kecamatan Purwokerto Barat
Kabupaten Banyumas yang merupakan salah satu desa sedang dengan luas wilayah 2,1 km dengan
jumlah penduduk 14.252

1. Sarana Prasarana
1. Bidang Pendidikan
Ketersediaan fasilitas pendidikan yang ada di Desa Kober:
No Jenis Fasilitas Pendidikan Jumlah Satuan
1. PAUD 1 Unit
2. TK 1 Unit
3. SD 3 Unit
4. SLTP - Unit
5. SLTA - Unit
Total 5 Unit

2. Bidang Keagamaan
Ketersediaan fasilitas pendidikan yang ada di Desa Kober
No Jenis Fasilitas Pendidikan Jumlah Satuan
1. Masjid 9 Unit
2. Mushola 26 Unit
Total 35 Unit

3. Bidang Kesehatan
- Puskesmas : 1 unit
- Posyandu : 9 post
4. Bidang Pemuda dan Olahraga
Sarana dan prasarana olahraga yang ada, antara lain :
- Lapangan sepak bola : 1
- Lapangan bulu tangkis : 2

- Hasil : Terlampir

- Pembahasan :

Dari 20 rumah yang telah di survey menggunakan ceklis rumah sehat di desa Kober RT 05
RW 01 terdapat 5 rumah yang dikategorikan rumah sehat karena memiliki nilai lebih dari 1068,
sedangkan 15 lainnya dikategorikan tidak sehat karena memilki nilai kurang dari 1068. Dari 15
rumah tersebut saya akan mengambil 5 rumah yang paling bermasalah daripada rumah-rumah
yang lainnya untuk dilakukan pembahasan.

1. Rumah ibu Birin memiliki permasalahan dari segi komponen rumah : tidak terdapat langit-
langit, sulit dibersihkan, terdapat ventilasi <10% dari luas lantai (hal ini menyebabkan di
ruangan tersebut menjadi pengab, karena proses pertukaran udara menjadi terganggu, hal
ini tidak menutup kemungkinan udara di ruangan tersebut dalam keadaan kurang bersih
yang dapat mengganggu kesehatan penghuni rumah tersebut). Pencahayaan kurang terang,
sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal. Dari segi sarana sanitasi : tidak
memiliki jamban dirumah, sarana pembuangan air limbah (SPAL) dialirkan ke selokan
terbuka (hal ini dapat mencemari lingkungan, menimbulkan bau tidak sedap dan dapat
menjadi tempat perkembangbiakan vector penyakit seperti lalat, kecoa, tikus). Sarana
pembuangan sampah/ tempat sampah terdapat tempat sampah, kedap air, dan tidak tertutup
(hal ini dapat menjadi tempat/ sasaran vector penyakit seperti lalat, kecoa, tikus). Dari segi
perilaku penghuni : jendela ruang keluarga tidak dibuka setiap hari. Rumah dan halaman
dibersihkan secara tidak rutin (hal ini merupakan perilaku yang tidak sehat, karena jendela
tidak dibuka setiap hari yang menyebabkan proses pertukaran udara menjadi terganggu dan
dalam keadaan tidak bersih, dan penghuni rumah membersihkan rumah dan halaman
rumah tidak secara teratur), penghuni rumah dapat dikatakan memiliki perilaku yang belum
sehat karena masih menggunakan air sungai untuk mandi dan BAB.
2. Rumah bapak Har memiliki permasalahan dari segi komponen rumah : tidak terdapat
langit-langit, lantai dengan plesteran yang retak dan berdebu, terdapat ventilasi <10% dari
luas lantai (hal ini menyebabkan di ruangan tersebut menjadi pengab, karena proses
pertukaran udara menjadi terganggu, hal ini tidak menutup kemungkinan udara di ruangan
tersebut dalam keadaan kurang bersih yang dapat mengganggu kesehatan penghuni rumah
tersebut). Dibagian dapur memiliki lubang asap dapur <10% dari luas lantai dapur (hal ini
menyebabakan di ruangan dapur pengab, karena proses pertukaran udara menjadi
terganggu, dan mengganggu kesehatan orang yang berada di dapur pada saat memasak
karena asap dari dapur tidak keluar secara lancar). Dari segi sarana sanitasi : sarana
pembuangan air limbah (SPAL) dialirkan ke selokan terbuka (hal ini dapat mencemari
lingkungan, menimbulkan bau tidak sedap dan dapat menjadi tempat perkembangbiakan
vector penyakit seperti lalat, kecoa, tikus). Sarana pembuangan sampah/ tempat sampah
terdapat tempat sampah, kedap air, dan tidak tertutup (hal ini dapat menjadi tempat/ sasaran
vector penyakit seperti lalat, kecoa, tikus).
3. Rumah bapak Udi memiliki permasalahan dari segi komponen rumah: tidak memiliki
langit-langit , dinding semi permanen/ setengah tembok/ papan yang tidak kedap air, lantai
plesteran yang retak dan berdebu, tidak memiliki jendela kamar, terdapat ventilasi <10%
dari luas lantai (hal ini menyebabkan diruangan tersebut menjadi pengab, karena
pertukaran udara menjadi terganggu, membuat udara diruangan menjadi kotor, hal ini dapat
mengganggu kesehatan penghuni rumah tersebut. Tidak memiliki lubang asap dapur (hal
ini menyebabkan dapur menjadi pengab dan mengganggu kesehatan orang yang berada di
dapur pada saat memasak karena asap dari dapur tidak keluar ruang, sehingga di dapur
tidak terjadi sirkulasi udara) pencahayaan kurang terang. Dari segi sarana sanitasi: tidak
memiliki jamban dirumah, sarana pembuangan air limbah (SPAL) dialirkan ke selokan
terbuka. Dari segi perilaku penghuni: penghuni rumah dapat dikatakan memiliki perilaku
yang belum sehat karena tidak pernah membuka jendela kamar tidur karena tidak ada
jendela kamar tidur, tidak pernah membuka jendela ruang keluarga, membuang tinja bayi
dan balita ke sungai.
4. Rumah ibu Sir memiliki permasalahan dari segi komponen rumah: tidak memiliki langit-
langit , dinding semi permanen/ setengah tembok/ papan yang tidak kedap air, lantai
plesteran yang retak dan berdebu, tidak memiliki jendela kamar, terdapat ventilasi < 10%
dari luas lantai (hal ini menyebabkan diruangan tersebut menjadi pengab, karena tidak
terjadi pertukaran udara, karena tidak adanya pertukaran udara, membuat udara diruangan
menjadi kotor, hal ini dapat mengganggu kesehatan penghuni rumah tersebut. Tidak
memiliki lubang asap dapur (hal ini menyebabkan dapur menjadi pengab dan mengganggu
kesehatan orang yang berada di dapur pada saat memasak karena asap dari dapur tidak
keluar ruang, sehingga di dapur tidak terjadi sirkulasi udara) pencahayaan kurang terang.
Dari segi sarana sanitasi: tidak memiliki sarana air bersih, tidak memiliki jamban dirumah,
sarana pembuangan air limbah (SPAL) dialirkan ke selokan terbuka. Dari segi perilaku
penghuni: penghuni rumah dapat dikatakan memiliki perilaku yang belum sehat karena
masih menggunakan air sungai untuk mandi dan BAB, tidak memiliki jendela kamar tidur,
tidak pernah membuka jendela ruang keluarga.
5. Rumah bapak Tris memiliki permasalahan dari segi komponen rumah: tidak memiliki
langit-langit, dinding semi permanen/ setengah tembok/ papan yang tidak kedap air, lantai
plesteran yang retak dan berdebu, tidak memiliki jendela ruang keluarga, ventilasi <10%
dari luas lantai (hal ini menyebabkan di ruangan tersebut menjadi pengab, karena proses
pertukaran udara menjadi terganggu, hal ini tidak menutup kemungkinan udara di ruangan
tersebut dalam keadaan kurang bersih yang dapat mengganggu kesehatan penghuni rumah
tersebut), pencahayaan kurang terang sehingga kurang jelas untuk membaca dengan
normal. Dari segi sarana sanitasi: tidak memiliki jamban dirumah, untuk kegiatan MCK
masih ikut dengan saudara atau ke sungai, sarana pembuangan air limbah (SPAL) dialirkan
ke selokan terbuka. Dari segi perilaku penghuni: penghuni rumah dapat dikatakan memiliki
perilaku yang belum sehat karena masih menggunakan air sungai untuk mandi dan BAB,
tidak memiliki jendela kamar tidur, tidak pernah membuka jendela ruang keluarga,
membuang tinja bayi dan balita ke sungai.

Sarana Prasarana : desa Kober memiliki sarana prasarana/utilitas. Untuk prasarana lingkungan
terdapat jaringan jalan, jaringan air bersih, dengan sistem perpipaan, jaringan saluran air limbah
dengan sistem tertutup, namun pembuangannya masih dibuang ke sungai, jaringan pembuangan
sampah, seluruh warga desa Kober sudah membuang sampah melalui petugas kebersihan dari
setiap RT dan atau petugas kebersihan kabupaten (truk pengangkut sampah). Sarana lingkungan
terdapat kantor Balai Desa/ Kelurahan, Toko, Pasar, Puskesmas Desa, Rumah Sakit, Stasiun,
Sekolah Dasar, Taman Kanak-kanak, Pendidikan Anak Usia Dini, Masjid, Mushola. Utilitas
terdapat jaringan telepon, listrik, dan lahan pemakaman. Berikut 5 sarana dan prasarana yang
kurang memenuhi syarat setelah di lakukan inspeksi:

1. Saran pendidikan : Sekolah Dasar Negeri 3 Kober yang terletak di Jalan Rajawali No 36
Kober dengan jumlah siswa laki-laki 40 dan perempuan 38, jumlah guru 8. Ruang kelas 5,
perpustakaan 1 dengan luas tanah 1.400 M2. Di lihat dari variable upaya persyaratan
kesehatan umum, penggunaan ruang, serta kontruksi sudah memenuhi persyaratan,
variable upaya persyaratan umum dan khusus cukup memenuhi persyaratan namun untuk
gudang, kebersihannya belum dijaga, barang-barang belum tertata rapi hal ini
memungkinkan sebagai tempat perindukan tikus dan kecoa., perlu adanya perhatian dari
pihak sekolah untuk menjaga kebersihan gudang dan penataan gudang, sedangkan untuk
variabel fasilitas sanitasi belum memenuhi persyaratan karena, di kamar mandi tidak
tersedia tempat sampah tertutup, tidak tersedia gantungan pakaian, tidak tersedia alat
pembersih, karena alat pembersih wc di simpan di gudang penyimpanan, kamar mandi
belum terpisah antara laki-laki dan perempuan, tidak memiliki paturasan, untuk
pengelolaan makanan pada kantin sekolah belum memiliki tempat cuci peralatan. Karena
di kantin dapur hanya menjual snack. Tidak terdapat peralatan pemandam. SD Negeri 3
Kober sudah memiliki UKS juga tersedia obat dan peralatan.
2. Sarana pendidikan : Taman Kanak-kanak Diponegoro 15 yang terletak di gang masjid
no.23 Kober dengan jumlah murid 36 siswa dan jumlah guru 3 orang, di lihat dari variabel
upaya persyaratan kesehatan umum, penggunaan ruang, serta kontruksi sudah memenuhi
persyaratan, variabel upaya persyaratan umum dan khusus cukup memenuhi persyaratan
namun untuk gudang, kebersihannya belum terjaga, barang-barang belum tertata rapi hal
ini memungkinkan sebagai tempat perindukan tikus dan kecoa perlu adanya perhatian dari
pihak sekolah untuk menjaga kebersihan gudang dan penataan gudang. Sedangkan untuk
variabel fasilitas sanitasi belum memenuhi persyaratan karena, di kamar mandi dari
kontruksi lantai tidak memiliki kemiringan 2-3% tidak terdapat ventilasi, tidak tersedia
tempat sampah tertutup, tidak memiliki peralatan pemadam atau tidak tersedia APAR
sehingga jika ada kebakaran tidak dapat langsung ditangani.. Tidak memiliki pos
kesehatan, namun tersedia kotak P3K sehingga jika ada murid yang sakit tidak bisa dirawat
di sekolah, harus dibawa ke klinik kesehatan terdekat.
3. Sarana pendidikan : Pendidikan Anak Usia Dini yang terletak di Desa Kober dengan
jumlah murid 25 siswa dan jumlah guru 2 orang, dilihat dari variabel upaya persyaratan
kesehatan umum, penggunaan ruang, serta kontruksi sudah memenuhi persyaratan,
variabel upaya persyaratan umum dan khusus cukup memenuhi persyaratan namun untuk
gudang, kebersihannya belum terjaga, barang-barang belum tertata rapi hal ini
memungkinkan sebagai tempat perindukan tikus dan kecoa perlu adanya perhatian dari
pihak sekolah untuk menjaga kebersihan gudang dan penataan gudang. Sedangkan untuk
variabel fasilitas sanitasi belum memenuhi persyaratan karena, di kamar mandi dari
kontruksi lantai tidak memiliki kemiringan 2-3% tidak terdapat ventilasi, tidak tersedia
tempat sampah tertutup, tidak memiliki peralatan pemadam atau tidak tersedia APAR
sehingga jika ada kebakaran tidak dapat langsung ditangani.. Tidak memiliki pos
kesehatan, namun tersedia kotak P3K.
4. Sarana peribadatan : Mushola Darul Hikmah yang terletak di Desa Kober RT 04/01. Dari
hasil inspeksi sanitasi mushola ada beberapa komponen belum memenuhi persyaratan
sebagai berikut : lingkungan/ halaman tidak terlalu bersih, sistem drainase tidak berfungsi
dengan baik sehingga terdapat beberapa genangan air di halaman, tidak terdapat pagar yang
menggelilingi mushola sehingga tidak ada batas yang jelas antara mushola dengan
lingkungan sekitar. Dinding kotor, permukaan yang kontak dengan air tidak semuanya
kedap air sehhingga memungkinkan untuk ditumbuhi lumut dan dinding menjadi cepat
rapuh dan lembab. Langit-langit berwarna kurang terang dan kotor sehingga
memungkinkan tingginya angka kuman udara yang ada di Mushola. Tidak terdapat alas
sholat seperti tikar atau karpet sehingga jamaah sholat langsung bersentuhan dengan lantai
atau harus membawa alas sholat dari rumah. Tidak tersedia air bersih yang cukup dan
memenuhi syarat untuk wudhu jamaah sehingga jamaah harus wudhu di rumah. Tidak
terdapat pembuangan air limbah sehingga memungkinkan terjadinya pencemaran air
limbah yang dihasilkan dari aktifitas di mushola. Tidak tersedia tempat sampah sehingga
memungkinkan sampah yang ada akan dibuang sembarangan di sekitar area mushola. Dan
tidak terdapat jamban atau urinoir untuk jamaah sehingga jika jamaah ingin buang hajat
tidak bisa di mushola.
5. Pasar Kober yang terletak di Desa Kober dari hasil inspeksi sanitasi pasar ada beberapa
komponen yang tidak memenuhi persyaratan antara lain : Lokasi terletak pada daerah
rawan kecelakaan karena pasar ini terletak dipinggir jalan raya, bangunan belum memenuhi
syarat karena pembagian area tidak sesuai dengan jenis komoditi, tidak sesuai dengan sifat
dan klasifikasinya, setiap los (area berdasarkan zoning) lebarnya kurang dari 1,5 meter,
tidak tersedia kantor pengelola pasar. Berdasarkan kontruksi pasar tidak memiliki atap,
atap hanya dari penutup berbahan plastic yang jika hujan akan bocor, lantai masih tanah
sehingga jika hujan becek dan menimbulkan bau tidak sedap serta kumuh, tidak memiliki
ventilasi karena pasar ini pasar terbuka. Tidak tersedia sarana air bersih, tidak tersedia
kamar mandi dan toilet, tidak tersedia drainase, tidak tersedia tempat cuci tangan, tidak
dilakukan desinfeksi pasar.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dari hasil Inspeksi Sanitasi Pemukiman Sehat 30 rumah di RT 05 RW 01, Desa Kober,
kecamatan Purwokerto Barat terdapat 5 rumah yang memenuhi syarat atau dikatakan
rumah sehat dan terdapat 25 rumah yang tidak memenuhi syarat atau dikatakan rumah
tidak sehat.
2. Rata-rata permasalahan yang ada di rumah yang tidak sehat di RT 05 RW 01, Desa
Kober, Kecamatan Purwokerto Barat adalah tidak memiliki langit-langit dan terdapat
langit-langit kotor, susah dibersihkan dan rawan kecelakaan, dinding yang digunakan
semi permanen, lantai menggunakan plesteran yang retak dan berdebu, tersedianya
ventilasi <10% dari luas lantai, tidak adanya lubang asap dapur, sarana pembuanagn
air limbah (SPAL) masih dialirkan ke saluran terbuka.
3. Dari hasil Inspeksi Sanitasi Prasarana, Sarana dan Utility (PSU) di Desa Kober
Kecamatan Purwokerto Barat, dari 11 jenis Prasarana, Sarana dan Utility (PSU)
terdapat 6 jenis yang memenuhi syarat dan 5 jenis yang tidak memenuhi syarat.
4. Rata-rata permasalahan yang ada di Prasarana Pendidikan yang tidak memenuhi syarat
adalah kontruksi bangunan dan keadaan lingkungan yang kurang bersih, tidak adanya
tempat sampah dengan penutup, gudang yang kotor dan berantakan, kamar
mandi/jamban yang bau, tidak adanya peturasan untuk murid laki-laki, tidak ada dapur
dan kantin yang memenuhi syarat, dan tidak adanya pos kesehatan dan alat pemadam
api.
5. Rata-rata permasalahan yang ada di Sarana Tempat Peribadatan yang tidak memenuhi
syarat adalah mushola yang tidak dikelilingi dengan pagar, tidak terdapat alas sholat
yang digunakan jamaah untuk sholat, tidak terdapat tempat sampah tertutup, tidak
terdapat jamban dan urinoir, serta tidak terdapat sarana pembuangan air limbah yang
tertutup.
B. Saran

Saran terkait dengan perumahan bagi warga, dari seksi kesehatan di balai desa atau
puskesmas setempat memberikan sosialisasi mengenai Rumah Sehat, Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat serta permukiman yang sehat dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kesehatan misalnya
kebersihan rumah, sarana pembuangan kotoran jamban agar masyarakat tidak membuang kotoran
di sungai. Sebaiknya dilakukan perbaikan sanitasi pemukiman di RT 05 RW 01 karena hampir
86,2 % rumah yang terdapat di RT 05 RW 01 tidak memenuhi syarat atau tergolong rumah tidak
sehat. Sebaiknya dilakukan perbaikan pada kontruksi rumah yang belum memenuhi syarat.
Sebaiknya dibuat pengolahan limbah komunal dengan saluran tertutup agar limbah dapat diolah
dengan benar. Sebaiknya dilakukan perbaikan sanitasi pada Prasarana, Sarana dan Utility (PSU)
di Desa Kober, Kecamatan Purwokerto Barat yang belum memenuhi syarat, Sebaiknya untuk
Prasarana Pendidikan memiliki peturasan untuk siswa laki-laki, menyediakan tempat sampah
dengan penutup, memiliki dapur, kantin, pos kesehatan dan alat pemadam api yang memenuhi
standar. Mushola sebaiknya perlu disediakan tempat sampah yang kedap air, berbahan kuat dan
tertutup. Pasar sebaiknya dipindah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena terletak
di pinggir jalan raya, dibuat pembagian area yang sesuai dengan komoditi, sifat dan klasifikasi
dagangan, dibangun sesuai persyaratan kesehatan pasar, tersedianya kamar mandi dan toilet,
dilakukan desinfeksi pasar.

Anda mungkin juga menyukai