2, Nopember 2013
1
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “ Surabaya
2
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik - Universtas Riau
bagus_valdesbarca@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan utama dari penelitian ini adalah mendiskripsikan sejauh mana daerah yang dipengaruhi
oleh air laut balik karena pengaruh air laut pasang maupun karena debit hulu sungai Kali
Lamong, Gresik saat periode musim kemarau, maka terjadi fenomena perubahan nilai salinitas
sebagai fungsi jarak dan waktu menggunakan pendekatan model matematika satu dimensi
program bantu Duflow. Dengan terpantaunya nilai salinitas manfaat hasil penelitian berguna
untuk tata kelola tambak masyarakat mengurangi resiko gagal panen. Hasil utama dari penelitian
dengan menggunakan hasil pengukuran data primer di muara kali Lamong, Gresik bahwa tipe
pencampuran akibat pengaruh rambatan fluktuasi pasang air laut dengan debit dari hulu di Kali
Lamong, Gresik untuk periode musim kemarau di klasifikasikan tercampur sempurna atau well
mixed hal ini ditandai dengan nilai < 0.1 dan nilai E > 0.20. Dan sirkulasi di muara Kali
Lamong tingkat keasinan air mempunyai karakteristik cenderung menuju kondisi agak payau
saat menuju hulu Kali Lamong.
Kata kunci : intrusi air laut, estuari, salinitas, model matematika program Duflow
109
Jurnal Teknik Sipil KERN Vol.3 No.2 Nopember 2013
110
Jurnal Teknik Sipil KERN Vol.3, No.2, Nopember 2013
111
Jurnal Teknik Sipil KERN Vol.3 No.2 Nopember 2013
Kalibrasi Model ^
Kalibrasi model adalah salah satu cara jam dan X t adalah niilai data time
mengkaji model apakah dengan parameter- series keluaran elevasi muka air dari model
parameter yang dipakai model dapat Duflow versi 2.04 selama 24 jam, untuk
diterapkan pada kondisi lapangan atau harga dari t = 1,2,3,4...........,24
kondisi rencana.
Hasil pengukuran muka air pasang surut
di Jembatan Romokalisari (2 km dari mulut
muara Kali Lamong) dipakai sebagai data
(measurement data) yang akan dibandingkan
dengan hasil simulasi. Meskipun terdapat
data pengukuran kecepatan arus, namun data
tersebut tidak dipakai dalam penelitian ini ,
karena kemungkinan ketidaktelitiannya
besar, dengan alasan perubahan aliran
pasang surut tidak bisa diimbangi dengan
kecepatan pengukuran arus pada waktu yang Gambar 6. Hasil Kalibrasi Elevasi Muka Air
berurutan. Pasang Surut Hasil Model
dengan Hasil Pengamatan di
Jembatan Romokalisari
( X t Xˆ t ) 2
0.0852
MSE t p1 = =
Sumber : Hasil Dokumentasi Penelitian di N 24
Muara Kali Lamong, Gresik 0.00030
Gambar 5. Lokasi Pengambilan
Nilai Mean Square Error (MSE) 0
Data Pasang Surut di artinya model bisa menirukan perilaku
Jembatan Romokalisari mendekati pengukuran di muara Kali
Lamong, Gresik. Dari hasil running Program
Mean Square Errors (MSE) yang Duflow versi 2.04 untuk persamaan gerak
mempresentasikan rata-rata kuadrat air di Muara Kali Lamong akan di dapat
simpangan (selisih) antara nilai keluaran hasil sebagai berikut :
model terhadap nilai pengukuran / target. Highest Water Surface : 2.014 m
Nilai Mean Square Errors (MSE) yang kecil Lowest Water Surface : 0.999 m
menunjukkan bahwa rata-rata nilai H (HWS dikurangi LWS ) : 1.015 m
peramalan yang dihasilkan sangat dekat Kecepatan terbesar (v) : -0.08555 m/dt
dengan nilai sebenarnya
N
Debit (Q) : -122.80 m 3 /dt
( X t Xˆ t ) 2 Durasi siklus pasang surut (T) : 24 jam
MSE t p1 ........................(1) Perhitungan Volume Ratio Estuary
N
Number
dimana X t adalah data time series
QT 122.8.24
pengukuran tinggi pasang surut dalam jam- = = = 0.000278
jaman di Jembatan Romokalisari selama 24 V 10.609.920
0.1
112
Jurnal Teknik Sipil KERN Vol.3, No.2, Nopember 2013
Kedalaman rata-rata di mulut Muara Kali Tabel 3. Klasifikasi Dari Tingkat Keasinan
Lamong ( h ) : 1.70 m Hasil Pengukuran Salinitas Rata –
v Rata Di Muara Kali Lamong,
Angka Froude (Fr) = Gresik Pada Tanggal 17 Agustus
gh 2007
- 0.08555
= Nilai Klasifikasi
(9.8x1.70)0.5 No Lokasi
Jam
Pengukuran
Rata -
rata
Dari
Tingkat
Pengamatan
Angka Froude (Fr) = - 0.02082 Salinitas Keasinan
(%) Air
Perhitungan Estuary Number (E) Jembatan
1 09.00 3.20 Air Asin
V 10.609.920 Romo
E= Fr 2 = . (-0.02082 ) 2 2 Desa Pojok 09.20 2.90
Air
QT 122.8x24 Payau
E = 1.55 0.20
Desa Air
3 09.40 2.70
Tinapes Payau
Air
4 Dam Karet 10.10 2.50
Payau
Berdasarkan perhitungan diatas, maka Jembatan Air
5 10.41 2.40
batasan klasifikasi jenis stratifikasi aliran di Pandu Payau
estuari Kali Lamong kategori arah Jembatan Air
6 11.00 1.50
Rel KA Payau
tercampur sempurna atau well mixed yang Jembatan Air
ditandai dengan nilai < 0.1 dan nilai E 7
Boboh
12.30 1.30
Payau
> 0.20 ( Lihat Tabel .1) Sumber:Hasil Pengukuran di Muara Kali
Lamong, Gresik
Untuk mengukur salinitas air sungai
Bambang Soenarto dalam Anwar (1998) Grafik Hubungan antara Nilai Rata-Rata Salinitas dengan Perubahan Jarak ke Hulu Kali
mengklasifikasikan tingkat keasinan seperti Lamong tanggal 17 Agustus 2007
3,0
Salinitas (%)
113
Jurnal Teknik Sipil KERN Vol.3 No.2 Nopember 2013
Hasil Running Menggunakan Program 1.Tipe pencampuran antara air tawar dan air
Bantu Duflow Kondisi Air Laut Pasang asin di Muara Kali Lamong adalah
Tertinggi Untuk Persamaan Gerak Air tercampur sempurna atau well mixed
dan Penggabungan Nilai Salinitas di 2.Berdasarkan hasil pengukuran salinitas
Lapangan Periode Musim Kemarau. periode musim kemarau dari tanggal 17
Langkah selanjutnya menjalankan sampai 20 Agustus 2007 di 7 lokasi titik
Program Duflow versi 2.04 untuk kondisi pengamatan dari Jembatan Romokalisari
dry spring. Adapun output yang diperoleh ( 2 km dari mulut muara ) sampai ke
adalah elevasi muka air, kecepatan dan debit Jembatan Boboh ( 20 km dari mulut
untuk setiap section 90 (mulut muara Kali muara) klasifikasi tingkat keasinan air
Lamong) sampai section 1 (Jembatan (salinitas) mempunyai kecenderungan
Boboh). Di dukung hasil pengamatan bergerak dari kondisi air asin (salty) ke
dengan menggunakan Program bantu kondisi air payau (brackish).
Duflow versi 2.04 yang dikembangkan IHE
Delft Belanda maka tipe stratifikasi SARAN
pencampuran antara air asin dari laut dan air Syarat penggunaan model matematika
tawar dari hulu Kali Lamong, Gresik satu dimensi untuk aliran tidak tetap (
diklasifikasikan tipe campuran sempurna unsteady flow) dari Program Duflow
atau well mixed. Berikut disajikan diskripsi diperuntukkan untuk kasus tipe
pada kondisi pola aliran air laut tertinggi pencampuran antara air asin dan air tawar
menuju ke hulu Kali Lamong dengan hasil adalah tercampur sempurna atau well
pengukuran salinitas seperti Gambar 8. mixed.
dibawah ini :
Ucapan Terima Kasih
Penulis menghaturkan terima kasih kepada:
Prof.Ir.H.Nizam,MSc.PhD staf pengajar
Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada
Yogjakarta atas kesediaan waktu untuk
memberikan sumbang saran pemikiran
khususnya kajian fenomena perilaku sistem
intrusi air laut di estuari.
Ketua dan Segenap Teknisi Laboratorium
Keairan dan Teknik Pantai Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
(FTSP) Institut Teknologi Sepuluh
Sumber: Hasil Running Program Duflow Nopember Surabaya atas segala fasilitas,
Versi 2.04 tempat dan pengoperasian alat bantu guna
menunjang keberhasilan penelitian di Muara
Gambar.8. Diskripsi Pola Aliran Pasang Air Kali Lamong.
Laut Tertinggi Ke Arah Hulu
Kali Lamong dan Nilai Salinitas DAFTAR ACUAN
Pada anggal 17 Agustus 2007 Anwar, (1998). Environmental Hydraulic
Aspects in Lamong River and Fish
Ponds, Ph.D Dissertation Toyo
KESIMPULAN University Japan.
Dari analisa dan pembahasan diatas maka Junaidi, (1999). Model Numeris Intrusi Air
dari hasil penelitian dapat disimpulkan Asin di Estuari Akibat Gelombang
sebagai berikut : Pasang Surut , Tesis Master,
Universitas Gadjah Mada, Jogyakarta.
114
Jurnal Teknik Sipil KERN Vol.3, No.2, Nopember 2013
115
Jurnal Teknik Sipil KERN Vol.3 No.2 Nopember 2013
116