Anda di halaman 1dari 9

Implementasi Metode Pembelajaran Role playing

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN


MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL
KELAS VII SMP NEGERI 1 MEGALUH KABUPATEN JOMBANG

Fafa Neli Silfana1), Mitarlis2), dan An Nuril Maulida Fauziah3)


1)
Program Studi Pendidikan IPA, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, fafhasilfana@yahoo.co.id
2)
Dosen Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, mitarlis@yahoo.com
3)
Dosen Program Studi Pendidikan IPA, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, annurilmaulida@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan RPP, aktivitas siswa, motivasi belajar
siswa, hasil belajar dan respon siswa setelah diterapkan metode role playing dengan model pembelajaran
kooperatif. Penelitian ini menggunakan Pre Experimental Design dengan One Group Pretest-Posttest
Design. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Megaluh Kabupaten Jombang.
Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS dan media
role playing, sedangkan instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran,
lembar aktivitas siswa, lembar angket dan observasi motivasi belajar siswa, soal tes, lembar observasi
aspek keterampilan dan sikap serta lembar angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keterlaksanaan RPP sebesar 97,37%. Aktivitas siswa yang mempunyai rata-rata skor paling tinggi adalah
memainkan peran yang ditunjuk pada role playing, dengan skor sebesar 20% pada pertemuan pertama
dan 17,78% pada pertemuan kedua. Sedangkan aktivitas siswa yang paling rendah yaitu menyampaikan
pendapat dan bertanya yaitu masing-masing 2,22% baik pada pertemuan pertama maupun kedua.
Motivasi belajar siswa yang awalnya 73,15% meningkat menjadi 79,48%. Hasil peningkatan tersebut
didukung dengan adanya observasi motivasi belajar siswa yang awalnya 73,97% pada pertemuan pertama
meningkat menjadi 91,21% pada pertemuan kedua. Hasil belajar mengalami peningkatan dari pertemuan
pertama ke pertemuan kedua pada aspek pengetahuan 1,88 menjadi 3,14. Respon siswa terhadap
implementasi metode pembelajaran role playing dengan model pembelajaran kooperatif pada materi
pemanasan global sebesar 99,62% dengan kategori sangat kuat.
Kata Kunci: role playing, kooperatif, pemanasan global, motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.

Abstract
This Research was aimed to describe the feasibility lesson plans, student activities, student motivation,
learning outcomes and student responses using role playing with a model of cooperative learning. This
study use the Pre Experimental Design with one group pretest-posttest design. The sample in this study
were students of class VII F SMP Negeri 1 Megaluh Jombang. The device consists of a syllabus learning,
Learning Implementation Plan (RPP), LKS and media role playing, while the instrument used is the
observation sheet management of learning, student activity sheet, questionnaire and observation sheet
student motivation, test questions, observation sheets aspects of skills and attitudes and sheet student
questionnaire responses. The results showed that adherence to the RPP is 97.37%. Activity of students
who had average scores highest is playing the role of designated on role playing, with a score of 20% in
the first meeting and 17.78% in the second meeting. While the lowest student activity that expression and
asked that each well of 2.22% on the first or second meeting. Students' motivation is initially 73.15%
increase to 79.48%. The result of this increase is supported by the observation of students' motivation is
initially 73.97% in the first meeting increased to 91.21% in the second meeting. Learning outcomes
increased from the first meeting to the second meeting at 1.88 becomes 3.14 aspects of knowledge.
Students' response to the implementation of the learning method of role playing with a model of
cooperative learning on global warming material of 99.62% with a very strong category.

Keywords: role playing, cooperative, global warming, student motivation and student learning outcomes.

1
Implementasi Metode Pembelajaran Role playing

hasil belajar siswa, juga dan permainan. Simulasi


PENDAHULUAN Hal ini juga dapat
berpengaruh terhadap merupakan upaya untuk
“Pesatnya ditempuh melalui mata
motivasi belajar siswa. menerapkan sesuatu yang
perkembangan penduduk pelajaran yang ada di
Motivasi belajar dipelajari atau sesuatu
di Indonesia saat ini sekolah termasuk mata
siswa merupakan faktor yang sedang dipelajari
menjadi tantangan internal pelajaran IPA. IPA adalah
utama yang menentukan melalui tindakan
bagi bangsa Indonesia. studi sistematik tentang
keberhasilan belajarnya. langsung. Baik simulasi
Saat ini jumlah penduduk alam dan bagaimana alam
Kadar motivasi ini banyak maupun permainan
Indonesia usia produktif itu mempengaruhi
ditentukan oleh kadar merupakan proses yang
(15-64 tahun) lebih kehidupan dan lingkungan
kebermaknaan bahan sangat menarik bagi
banyak dari usia tidak kita. Hakikat IPA menurut
pelajaran dan kegiatan siswa. Suasana yang
produktif (anak-anak Kemendikbud (2013)
pembelajaran siswa yang sangat menarik
berusia 0-14 tahun dan meliputi empat unsur
dilakukan (Djamarah & menyebabkan proses
orang tua berusia 65 tahun utama yaitu: sikap, proses,
Aswan, 2002). Dari belajar menjadi bermakna
ke atas). Jumlah penduduk produk dan aplikasi.
pendapat tersebut dapat secara afektif atau
usia produktif ini akan Empat unsur utama IPA
disimpulkan bahwa emosional bagi siswa.
mencapai puncaknya pada ini seharusnya muncul
pembelajaran yang Sesuatu yang bermakna
tahun 2020-2035 pada dalam pembelajaran IPA.
disampaikan dengan akan lestari diingat,
saat angkanya mencapai Pada pelaksanaan
metode yang tepat dapat dipahami atau dihargai.
70%. Oleh sebab itu pembelajaran, guru
meningkatkan Hasil penyebaran
tantangan besar yang membimbing dan
kebermaknaan bahan angket pra penelitian
dihadapi adalah mengarahkan kegiatan
pembelajaran yang pada kepada kelas VIII SMP
bagaimana mengupayakan belajar siswa dengan jalan
akhirnya dapat Negeri 1 Megaluh
agar sumber daya manusia berkerja sama dan
meningkatkan motivasi sebanyak 29 angket, 76%
usia produktif yang menyediakan lingkungan
siswa. Hal tersebut sesuai siswa menyatakan
melimpah ini dapat belajar yang bermakna.
dengan pernyataan pembelajaran IPA
ditransformasikan menjadi Usman (2003) dalam
Sardiman (2001:82) menggunakan metode
sumber daya manusia bukunya Menjadi Guru
dalam bukunya yang ceramah dan
yang memiliki kompetensi Profesional yang
berjudul Interaksi dan menggunakan alat peraga.
dan keterampilan melalui menyatakan bahwa “guru
Motivasi Belajar Selanjutnya, berdasarkan
pendidikan agar tidak yang kompeten akan lebih
Mengajar bahwa hasil wawancara kepada
menjadi beban” mampu menciptakan
“motivation is an guru IPA SMPN 1
(Lampiran 1 lingkungan belajar yang
essential condition of Megaluh bahwa
Permendikbud Nomor 58 efektif dan akan lebih
learning”. Hasil belajar pengajaran sering
Tahun 2014 tentang mampu mengelola
akan menjadi optimal, jika dilakukan dengan metode
Kurikulum 2013 kelasnya sehingga hasil
terdapat motivasi. Makin ceramah. Hasil evaluasi
SMP/MTs, 2014:1). belajar siswa berada pada
tepat motivasi yang pada pembelajaran IPA
Pendidikan tingkat optimal”. Hal
diberikan, akan makin yang diperoleh rata-rata
merupakan kebutuhan senada juga diungkapakan
berhasil pula pelajaran itu. dibawah KKM yang
utama dalam oleh Hamalik (2004), bila
Jadi motivasi akan ditentukan, yaitu dibawah
pengembangan sumber siswa kurang berminat
senantiasa menentukan 75. Untuk itu perlu adanya
daya manusia dan dalam mengikuti pelajaran
intensitas usaha belajar inovasi pembelajaran.
masyarakat suatu bangsa. maka salah satu
bagi para siswa. Prinsip-prinsip pengajaran
Untuk itu, pendidikan penyebabnya adalah
Uno (2011:35) baru salah satunya yaitu
diharapkan mampu masalah metode yang
dalam bukunya yang para siswa belajar dengan
membentuk sumber daya digunakan guru, mungkin
berjudul Teori Motivasi berbuat (Hamalik,
manusia yang berkualitas tidak sesuai dengan
dan Pengukurannya 2004:58). Hal senada juga
dan mandiri, serta materi. Jadi masalah
menyatakan bahwa dilandasi oleh teori John
memberi dukungan dan metode ini besar
beberapa teknik motivasi Dewey, yakni prinsip
perubahan untuk dampaknya terhadap hasil
yang dilakukan dalam belajar sambil berbuat
perkembangan belajar siswa. Penggunaan
pembelajaran salah (learning by doing).
masyarakat, bangsa dan metode yang tepat selain
satunya yaitu Prinsip ini berdasarkan
negara Indonesia. berpengaruh terhadap
menggunakan simulasi asumsi bahwa para siswa

2
Implementasi Metode Pembelajaran Role playing

dapat memperoleh lebih pemanasan global nilai model pembelajaran hasilnya dipaparkan
banyak pengalaman rata-rata siswa di bawah kooperatif. Eggen and dalam bentuk laporan
dengan cara keterlibatan KKM (<75). Menurut Kauchak, 1996 (dalam penelitian dengan
secara aktif dan personal, kerucut pengalaman (cone Trianto, 2007) menggunakan data
dibandingkan bila mereka of experience) Edgar Dale menyatakan bahwa penelitian berupa angka-
hanya melihat (dalam Sanjaya, 2012) pembelajaran kooperatif angka dan analisisnya
materi/konsep. Salah satu melakukan simulasi merupakan sebuah menggunakan statistik
contoh pengajaran secara dramatis, siswa kelompok strategi (Arikunto, 2010:3).
berpusat pada siswa cenderung aktif dan pengajaran yang Penelitian ini merupakan
adalah pengajaran mengingat hampir 70% melibatkan siswa bekerja Pre Experimental Design
berdasarkan pengalaman dari informasi yang secara kolaborasi untuk yaitu masih terdapat
yang memberi siswa diterimanya. Proses mencapai tujuan bersama. variabel luar yang ikut
serangkaian situasi-situasi pemanasan global tersebut Berdasarkan latar bepengaruh terhadap
belajar dalam bentuk sangat mungkin jika belakang yang diuraikan terbentuknya variabel
keterlibatan pengalaman dikemas dan disampaikan di atas maka dilakukan dependen (Sugiyono,
sesungguhnya yang kepada siswa dengan suatu penelitian dengan 2012:74) dengan desain
dirancang oleh guru. metode role playing judul “Implementasi penelitian One Group
Salah satu penerapan (bermain peran). Siswa Metode Pembelajaran Pretest-Posttest Design
pengajaran berdasarkan akan berperan sebagai Role playing untuk dimana suatu kelas diberi
pengalaman adalah sinar matahari, gas rumah Meningkatkan Motivasi pretest sebelum diberi
metode belajar role kaca, lapisan ozon, lapisan dan Hasil Belajar Siswa perlakuan. Dengan
playing (bermain peran). atmosfer dan memerankan pada Materi Pemanasan demikian, hasil perlakuan
Metode bermain peran sebagaimana tugas Global Kelas VII SMP dapat diketahui lebih
adalah metode masing-masing. Sehingga Negeri 1 Megaluh akurat, karena dapat
pembelajaran sebagai proses pemanasan global Kabupaten Jombang”. dibandingkan dengan
bagian dari metode tampak lebih nyata, Tujuan penelitian keadaan sebelum diberi
simulasi yang diarahkan mudah diingat dan ini adalah perlakuan (Sugiyono,
untuk mengkreasi dipahami oleh siswa dan mendeskripsikan 2012). Desain
peristiwa aktual atau motivasi belajar siswa keterlaksanaan penelitiannya dapat
kejadian-kejadian yang akan terbentuk. pengelolaan digambarkan sebagai
mungkin muncul pada Berdasarkan penyebaran pembelajaran, berikut :
masa mendatang. angket pra penelitian mendeskrip-sikan
(Sanjaya, 2012:159). sebanyak 29 angket, 90% aktivitas siswa,
O1  X O2
Pada materi siswa setuju dan tertarik mendeskripsikan motivasi
pemanasan global terdapat terhadap pembelajaran belajar siswa, (Sugiyono, 2012)
konsep yang wajib pemanasan global yang mendeskripsikan hasil Keterangan :
dikuasai siswa, salah dikemas dengan metode belajar siswa dan O1 : hasil pre-test (hasil
belajar dan motivasi
satunya adalah proses pembelajaran role mendeskripsikan respon
belajar siswa)
pemanasan global dan playing. siswa terhadap
X : implementasi metode
komponen penyebabnya. Metode pembelajaran di kelas VII pembelajaran role
Proses tersebut jika hanya pembelajaran role playing SMP Negeri 1 Megaluh playing pada materi
disampaikan dengan merupakan metode yang mengimplemen- pemanasan global.
ceramah maka siswa pembelajaran yang tasikan metode O2 : post-test (hasil belajar
hanya cenderung membutuhkan kerjasama pembelajaran role playing dan motivasi belajar
mengingat 20-30% dari antar individu dalam pada materi pemanasan siswa)
informasi yang memerankan perannya global.
diterimanya (cone of sehingga tercipta drama Populasi penelitian
experience Edgar Dale) proses pemanasan global METODE ini adalah siswa kelas VII
dan siswa akan cenderung yang dapat membuat Jenis penelitian ini SMP Negeri 1 Megaluh.
pasif. Hal ini sesuai pembelajaran menjadi adalah deskriptif Sampel dari penelitian ini
dengan pemaparan guru bermakna bagi siswa. kuantitatif yang adalah siswa kelas VII-F
IPA SMPN 1 Megaluh Model pembelajaran yang digunakan untuk SMP Negeri 1 Megaluh.
bahwa dalam materi cocok digunakan adalah menyelidiki keadaan dan

3
Implementasi Metode Pembelajaran Role playing

Teknik satu pihak adalah sebagai penelitian ini bahwa kegiatan


pengumpulan data yang berikut : menggunakan sintaks pembelajaran terlaksana
digunakan ada 3 cara model pembelajaran 97,37%. Namun ada satu
yaitu (1) metode observasi kooperatif. Hasil rata-rata bagian pada fase 2
digunakan untuk (Sudjana, 2005: 239)
keterlaksanaan pertemuan pertama yaitu
mengetahui keterlaksaan Keterangan : pembelajaran disajikan pada pernyataan
pembelajaran, aktivitas t = distribusi student pada tabel berikut. “berdasarkan hasil
siswa, data sikap dan 1 = rata-rata post-test pengamatan video, setiap
keterampilan siswa. 2) Tabel 1. Hasil Rata-Rata siswa diberi kesempatan
2 = rata-rata pre-test Keterlaksanaan Pembelajaran
metode angket digunakan mengajukan pertanyaan
s = simpangan baku pada Pertemuan 1
untuk mendapatkan data yang ingin diketahui.
n1=n2 = jumlah data Skor
tentang motivasi belajar No. Aspek yang diamati Misalnya “mengapa
siswa. Pemberian angket Untuk teknik I. PERSIAPAN 3,50lapisan ozon bisa
PENDAHULUAN
dilakukan ketika sebelum analisis data motivasi II. berlubang?, apa dampak
Fase 1 3,78
berlangsungnya belajar siswa, peneliti KEGIATAN INTI dari sinar UV jika masuk
pembelajaran dan setelah menggunakan angket Fase 2 3,32ke atmosfer?” yang tidak
III. Fase 3 3,67
pembelajaran untuk ARCS Jhon Keller yaitu Fase 4 3,58
terlaksana. Sebenarnya
dianalisis terkait attention, relevance, Fase 5 3,50pada bagian ini, peneliti
peningkatan motivasi PENUTUP sudah melakukan tetapi
confidence dan IV.
Fase 6 3,50
belajar siswa. Metode satisfaction yang memiliki PENGELOLAAN siswa tidak ada yang
V. 3,50
angket juga digunakan rentang skor satu sampai WAKTU bertanya dikarenakan
SUASANA KELAS
untuk mengetahui respon lima. Rekap skor yang mereka sudah paham
Kesesuaian KBM
siswa terhadap diberikan siswa terhadap dengan tujuan 3,50tentang adanya lapisan
pembelajaran. (3) metode pembelajaran ozon yang rusak akibat
pernyataan-pernyataan
Kesesuaian sintaks
tes digunakan untuk dalam Angket Motivasi dengan metode adanya gas Chloro Fluoro
memperoleh data tentang Siswa dibuat dengan VI.
pembelajaran role
3,50Carbon (CFC) yang
playing menggunakan
hasil belajar siswa. ketentuan sebagai berikut: model pembelajaran dihasilkan oleh AC,
Sedangkan instrumen Untuk pernyataan dengan kooperatif penyemprot parfum
yang digunakan antara Pembelajaran berpusat
kriteria positif: 1=sangat 3,50maupun insektisida
pada siswa
lain:lembar pengamatan tidak setuju, 2=tidak Siswa antusias 3,00semprot. Sehingga dari
pengelolaan setuju, 3=ragu-ragu, Guru antusias 3,50hal ini dapat diketahui
pembelajaran, lembar 4=setuju dan 5=sangat bahwa proses
*Keterangan
aktivitas siswa, lembar setuju. Untuk pernyataan pembelajaran berjalan
Fase 1 : Menyampaikan tujuan
angket dan observasi dengan kriteria negatif: Fase 2 : Menyajikan informasiefektif dan lancar sesuai
motivasi belajar siswa, 1=sangat setuju, 2=setuju, Fase 3 dengan
: Mengorganisasikan siswa sintak
ke dalam yang ada
kelompok-
soal tes, lembar observasi 3=ragu-ragu, 4=tidak kelompok belajar pada Rencana
Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar:
aspek keterampilan dan setuju dan 5=sangat tidak Fase 5 : Evaluasi
Pelaksanaan Pembelajaran
sikap serta lembar angket setuju. Selanjutnya Fase 6 (RPP).
: Memberikan penghargaan Terdapat
respon siswa. mengitung skor rata-rata P1 : Pertemuan 1 peningkatan tahapan
Setelah dilakukan P2 : Pertemuan 2 pembelajaran pada
gabungan dari kriteria
pre-test, selanjutnya positif dan negatif tiap pertemuan pertama rata-
Pelaksanaan
dilakukan uji normalitas pernyataan, kemudian rata 3,49 (kategori baik
pembelajaran dilakukan
yang bertujuan untuk menentukan kategorinya sekali). Pada pertemuan
dalam dua kali pertemuan
mengetahui sampel dengan ketentuan kedua rata-rata 3,50
dan diamati menggunakan
berdistribusi normal atau persentase skor rata-rata. (kategori baik sekali)
lembar pengamatan
tidak. Jika berdistribusi
keterlaksanaan Aktivitas Siswa
normal dilanjutkan dengan HASIL DAN pembelajaran oleh dua Analisis selanjutnya yaitu
uji-t satu pihak untuk PEMBAHASAN orang pengamat aktivitas siswa yang
mengetahui adanya Keterlaksanaan mahasiswa Prodi diamati selama
peningkatan hasil dari pre- Pembelajaran Pendidikan Sains FMIPA pembelajaran
test ke post-test. Rumusan Proses UNESA. Berdasarkan berlangsung. Berikut
untuk menganalisis uji-t pembelajaran dengan Tabel 1 dapat diketahui disajikan aktivitas siswa
metode role playing pada

4
Implementasi Metode Pembelajaran Role playing

menjadi 2,22. pertama maupun kedua. Menurut Keller


Tabel 2. Data Hasil Menurunnya aktivitas Rendahnya aktivitas ini dalam motivasi ARCS,
Pengamatan Aktivitas Siswa siswa yang tidak relevan dikarenakan sebagian perhatian siswa
Kategori Kegiatan ini dikarenakan peneliti besar siswa belum terbiasa diperoleh dengan
yang bertindak sebagai untuk menyampaikan partisipasi aktif siswa.
1. Mendengarkan dan guru sudah mampu pendapat dan bertanya. Melalui metode role
memperhatikan penjelasan
guru mengkondisikan kelas Namun dalam playing semua siswa
2. Menyampaikan pendapat dengan baik. Penurunan aktivitas melakukan aktif dan terlibat dalam
3. Membaca Buku Siswa aktivitas siswa yang tidak presentasi LKS hasil pembelajaran. Metode
4. Memperhatikan video
pembelajaran relevan berbanding diskusi kelompok ini dilandasi oleh teori
5. Memainkan peran yang terbalik dengan aktivitas mengalami peningkatan John Dewey, yakni
ditunjuk dalam role mendengarkan dan dari 11,11% pada prinsip belajar sambil
playing
memperhatikan penjelasan pertemuan pertama berbuat (learning by
6. Mengerjakan catatan
terbimbing bagi siswa guru yang mengalami meningkat menjadi doing). Belajar harus
yang bertindak sebagai peningkatan yaitu 6,67% 13,13% pada pertemuan dilakukan oleh siswa
pengamat
7. Mengerjakan LKS secara pada pertemuan pertama kedua. Siswa dilatih untuk secara aktif, baik
berkelompok meningkat menjadi terampil dalam individual maupun
8. Mendiskusikan LKS
secara berkelompok
17,78% pada pertemuan menyampaikan hasil kelompok dengan cara
9. Bertanya kedua. diskusi kelompoknya. memecahkan masalah
10. Melakukan presentasi Aktivitas siswa (problem solving)
LKS hasil diskusi
kelompok yang mempunyai rata-rata Motivasi Belajar Siswa (Hamalik, 2004:212).
11. Menanggapi LKS hasil skor paling tinggi pada Data motivasi Motivasi siswa
diskusi kelompok lain
12. Menyimpulkan materi
pertemuan pertama adalah belajar siswa diperoleh pada komponen
pelajaran yang telah memainkan peran yang dari angket sebelum dan relevance pada
dipelajari ditunjuk dalam role setelah diterapkan metode pembelajaran ini
13. Selain kategori diatas
(perilaku yang tidak playing. Pada role playing. Hasil dikemas sesuai dengan
relevan seperti mengantuk, pembelajaran metode role analisis motivasi belajar materi yang telah
berbicara sendiri, tidak
memperhatikan guru) playing siswa dituntut siswa disajikan pada dipelajari siswa
Total lebih aktif dan Diagram berikut sebelumnya sehingga
bertanggung jawab untuk siswa memiliki
Penurunan pada dapat memainkan karakter pemahaman yang
beberapa tahapan yang telah ditunjuk, berkaitan dengan apa
pembelajaran berpengaruh dengan tingginya rata-rata yang diketahuinya.
juga terhadap aktivitas skor pada aktivitas Diagram 1. Motivasi Belajar Sanjaya (2012:159)
siswa. Pada Tabel 2 memainkan peran ini, Siswa Sebelum Penerapan menyatakan bahwa
Role Playing
pertemuan pertama menunjukkan bahwa metode bermain peran
muncul aktivitas siswa pembelajaran dengan Motivasi adalah metode
yang tidak relevan dalam metode role playing belajar siswa setiap aspek pembelajaran sebagai
kegiatan proses belajar berhasil diterapkan dan dapat dilihat pada bagian dari metode
mengajar sebesar 4,44%. berjalan lancar. Hamalik Diagram 3 berikut simulasi yang
Aktivitas yang muncul (2004:214-217) diarahkan untuk
diantaranya berbicara menyatakan bahwa role mengkreasi peristiwa
sendiri dan tidak playing dilakukan melalui aktual atau kejadian-
memperhatikan guru. Hal beberapa langkah yaitu: 1) kejadian yang
ini dikarenakan peneliti skenario bermain peran, mungkin muncul pada
yang bertindak sebagai 2) catatan terbimbing, 3) masa mendatang.
guru belum mampu diskusi. Keyakinan
mengkondisikan kelas Aktivitas siswa siswa untuk
dengan baik dan peneliti yang paling rendah yaitu termotivasi pada
masih dalam proses awal menyampaikan pendapat Diagram 3. Motivasi Belajar pembelajaran
adaptasi dengan siswa. dan bertanya yaitu Siswa dilakukan dengan
Kemudian pada masing-masing 2,22% Setiap Aspek (Angket) mengemas
pertemuan kedua menurun baik pada pertemuan pembelajaran menjadi

5
Implementasi Metode Pembelajaran Role playing

menarik dan mudah Berdasarkan hasil P1= Apakah pembelajaran IPA materi pem
2,00 adalah hipotesis menggunakan metode pembelajaran r
bagi siswa. pre-test kemudian
dengan model pembelajaran kooperat
Kompenen dilakukan uji normalitas yang salah/ditolak. menyenangkan?
yang terakhir dalam untuk mengetahui sampel Dengan demikian, P2= Apakah anda merasa lebih mudah m
motivasi belajar siswa berdistribusi normal atau IPA pemanasan global mengg
berdasarkan pengujian pembelajaran role playing dengan mo
menurut Keller adalah tidak. Hail analisis uji hipotesis ini didapatkan kooperatif?
kepuasan normalitas disajikan pada kesimpulan bahwa nilai P3= Apakah pembelajaran menggu
(satisfaction). Motivasi Tabel 3 berikut. rata-rata post-test hasil pembelajaran role playing dengan mo
belajar siswa pada kooperatif sistematis dan jelas?
belajar siswa untuk aspek P4= Apakan pembelajaran menggunakan m
komponen satisfaction Tabel 3. Hasil Analisis Uji
Normalitas
pengetahuan lebih besar pembelajaran role playing dengan mo
berdasarkan angket dari pada nilai rata-rata kooperatif memberikan pengetahuan
Mean (x) χ 2 hitung χ 2 tabel
yang awalnya 77,60% P5= Apakan pembelajaran yang dilakukan
1,87 -27,87 7,81 pre-test setelah diterapkan kehidupan sehari-hari?
meningkat menjadi metode pembelajaran role P6= Apakah dengan diterapkan bermain p
82,20%. Berdasarkan Tabel 3 playing pada materi pemanasan global membuat anda
diperoleh χ2hitung=-27,87, dalam mengikuti pelajaran IPA?
pemanasan global. Hasil
Hasil Belajar Siswa P7= Apakah langkah-langkah di LKS y
sedangkan tabel nilai χ2(1- rata-rata pre-test dan post- bermain peran membuat anda lebih
Hasil belajar yang 0,05)(6-3)=7,81. Dengan test pada kelas VII-F proses pemanasan global?
diteliti meliputi hasil demikian untuk semua disajikan pada Diagram P8= Apakah dengan dibentuknya kelomp
belajar aspek kelas nilai χ2hitung<χ2tabel, kelas selama pembelajaran, anda bisa
berikut dengan teman satu kelompok sehin
pengetahuan. Untuk jadi dapat dikatakan lebih memahami pelajaran IPA m
penilaian pengetahuan bahwa sampel global?
menggunakan tes yang berdistribusi normal P9= Apakah dengan adanya penghargaa
berupa pre-test dan post- dengan taraf signifikan pembelajaran membuat anda lebih m
bertambah semangat untuk belajar?
test. 0,05 atau taraf
Diagram 5. Hasil Pre-test dan
kepercayaan sebesar 95%. Post-test Berdasarkan data
Hasil Belajar Aspek Setelah diketahui Aspek Pengetahuan tersebut, maka persentase
Pengetahuan bahwa sampel Respon Siswa rata-rata respon siswa
Sebelum dan setelah berdistribusi normal, maka Respon siswa dapat sebesar 99,62% dengan
diterapkan metode dilanjutkan uji-t satu pihak diketahui dari pengisian kategori sangat kuat.
pembelajaran role playing untuk mengetahui adanya lembar angket respon oleh Berdasarkan Tabel 9 dapat
dilakukan tes hasil belajar diketahui bahwa siswa
peningkatan hasil dari pre- siswa pada akhir
tertarik dan merasa
dengan kriteria ketuntasan test ke post-test. Hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran metode
2,67. Siswa yang analisis pada uji-t satu perhitungan respon siswa pembelajaran role playing
mengikuti pre-test pihak disajikan pada tabel terhadap metode dengan strategi model
dinyatakan 93% tidak berikut pembelajaran role plating kooperatif menyenangkan
tuntas.Sedangkan saat dengan model kooperatif yang ditunjukkan dengan
post-test dari 29 siswa Tabel 4. Hasil Analisis Uji-t dapat dilihat pada tabel 100% siswa mengatakan
dihasilkan 26 siswa tuntas Satu Pihak demikian dengan kriteria
berikut:
Aspek sangat kuat. Uno
dan 3 siswa tidak tuntas. Hasil thitung (2011:35) dalam bukunya
Ketuntasan saat post-test Belajar Tabel 5. Hasil perhitungan
respon siswa terhadap metode yang berjudul Teori
digambarkan pada Pengetahuan 9,25
pembelajaran role plating Motivasi dan
Diagram 4 dengan model kooperatif Pengukurannya
Berdasarkan Tabel 4 materi pemanasan global menyatakan bahwa
dapat diketahui nilai rata- Jawaban beberapa teknik motivasi
Pertanyaan*
rata post-test hasil belajar Ya Tidak yang dilakukan dalam
P1 29 0
siswa untuk aspek pembelajaran salah
P2 29 0
pengetahuan lebih baik P3 29 0 satunya yaitu
P4 29 0 menggunakan simulasi
daripada nilai rata-rata
P5 29 0 dan permainan. Simulasi
Diagram 4. Ketuntasan Belajar pre-test karena thitung> P6 29 0
Siswa
merupakan upaya untuk
P7 28 1
Aspek Pengetahuan Kelas VII F menerapkan sesuatu yang
P8 29 0
Saat Post-test
P9 29 0 dipelajari atau sesuatu
. H0:-2,00 9,25 yang sedang dipelajari
*Keterangan melalui tindakan langsung.

6
Implementasi Metode Pembelajaran Role playing

Baik simulasi maupun mengkomunikasikan. merupakan fenomena melibatkan siswa bekerja


permainan merupakan Pendekatan tersebut telah yang terjadi akhir-akhir ini secara kolaborasi untuk
proses yang sangat dimasukkan pada Rencana sehingga siswa memiliki mencapai tujuan bersama
menarik bagi siswa.
Pelaksanaan Pembelajaran gambaran pembelajaran (Eggen and Kauchak
Suasana yang sangat
menarik menyebabkan (RPP) menggunakan dengan analogi yang dalam Trianto, 2007).
proses belajar menjadi metode pembelajaran role autentik melalui proses Dalam pembelajaran
bermakna secara afektif playing dengan sintaks pemanasan global. Dengan kooperatif siswa bekerja
atau emosional bagi siswa. pembelajaran kooperatif. begitu siswa mendapatkan dalam kelompok dan
Sesuatu yang bermakna Siswa juga kebermaknaan dalam saling membantu dalam
akan lestari diingat, memperoleh pengetahuan pembelajaran. Sanjaya belajar.
dipahami atau dihargai.
baru yang ditunjukkan (2012:159) menyatakan Pemberian
Siswa juga lebih
mudah mempelajari materi dengan skor 100% bahwa metode bermain penghargaan dalam proses
IPA yang ditunjukkan dengan kriteria sangat peran adalah metode pembelajaran dinyatakan
dengan persentase 100% kuat. Metode bermain pembelajaran sebagai dapat membuat siswa
dengan kriteria sangat peran adalah metode bagian dari metode lebih merasa senang dan
kuat. Proses pemanasan pembelajaran sebagai simulasi yang diarahkan bertambah semangat untuk
global yang dikemas bagian dari metode untuk mengkreasi belajar dengan persentase
menggunakan metode
simulasi yang diarahkan peristiwa aktual atau sebesar 100% dan
pembelajaran role playing
tersebut jika hanya untuk mengkreasi kejadian-kejadian yang menunjukkan kriteria
disampaikan dengan peristiwa aktual atau mungkin muncul pada sangat kuat. Uno (2011)
ceramah maka siswa kejadian-kejadian yang masa mendatang. menyatakan bahwa salah
hanya cenderung mungkin muncul pada LKS yang satu hal yang dapat
mengingat 20-30% dari masa mendatang. dibagikan mudah menimbulkan motif
informasi yang (Sanjaya, 2012:159). dipahami yang ekstrinsik adalah pendidik
diterimanya (cone of
Pembelajaran yang ditunjukkan dengan skor memerlukan anak
experience Edgar Dale)
dan siswa akan cenderung dilakukan juga bermanfaat sebesar 96,55% dengan didiknya, sebagai manusia
pasif. Menurut kerucut bagi kehidupan sehari-hari kriteria sangat kuat. yang berpribadi,
pengalaman (cone of memperoleh sebesar skor Penelitian ini mengadopsi menghargai pendapatnya,
experience) Edgar Dale 100% dengan kriteria LKS bermain peran yang pikirannya, perasaannya,
(dalam Sanjaya, 2012) sangat kuat. Metode dikembangkan oleh Wati, maupun keyakinannya.
melakukan simulasi secara pembelajaran role playing 2011. Dalam LKS memuat Pemberian penghargaan
dramatis, siswa cenderung
dilandasi oleh teori John tiga bagian yaitu: 1) akan membuat siswa
aktif dan mengingat
hampir 70% dari informasi Dewey, yakni prinsip skenario bermain peran, 2) merasa lebih dihargai
yang diterimanya. belajar sambil berbuat catatan terbimbing, 3) kemampuannya.
Pembelajaran (learning by doing). diskusi. Sehingga alur
menggunakan metode Belajar harus dilakukan pemikiran siswa dapat Ucapan Terima Kasih
pembelajaran role playing oleh siswa secara aktif, sistematis sesuai bagian- 1. Ibu Mitarlis, S.Pd.,
dengan model kooperatif baik individual maupun bagian LKS. M.Si dan Ibu An
materi pemanasan global kelompok dengan cara Dibentuknya Nuril Maulida
dirasa oleh 100% siswa memecahkan masalah kelompok belajar dalam Fauziah, S.Pd., M.Pd
sistematis dan jelas, (problem solving) kelas selama pembelajaran selaku dosen
dengan kriteria sangat sehingga bermanfaat dan dinyatakan dapat saling pembimbing yang
kuat. Menurut dapat diterapkan dalam berdiskusi dengan teman telah banyak
Kemendikbud (2013:207), kehidupan sehari-hari. satu kelompok sehingga meluangkan
proses pembelajaran (Hamalik, 2004:212). anda dapat lebih waktunya demi
dengan berbasis Selain itu masalah memahami pelajaran IPA memberikan
pendekatan ilmiah harus yang dimunculkan dalam materi pemanasan global bimbingan, masukan,
dipandu dengan kaidah- pembelajaran,dekat dengan skor sebesar 100% dan semangat kepada
kaidah pendekatan ilmiah. dengan kehidupan sehari- dan menunjukkan kriteria penulis.
Pendekatan ini dirancang hari memperoleh skor sangat kuat. Pembelajaran 2. Dr. Wahono Widodo,
melalui mengamati, 100% dengan kriteria kooperatif merupakan M.Si selaku Ketua
menanya, menalar, sangat kuat. Materi sebuah kelompok strategi Prodi Pendidikan IPA
mencoba dan pemanasan global pengajaran yang FMIPA UNESA.

7
Implementasi Metode Pembelajaran Role playing

3. Prof. Dr. Suyono, terselesaikannya global di kelas VII SMP kekurangan dalam hal
M.Pd. selaku Dekan penelitian ini. Negeri 1 Megaluh pengelolaan waktu,
FMIPA UNESA. Kabupaten Jombang maka saran untuk
4. Bapak Kurniadi, S. PENUTUP mengalami peningkatan. penelitian selanjutnya
Pd., M.Pd selaku Simpulan Hasil belajar siswa aspek agar dipertimbangkan
Kepala Sekolah SMP Keterlaksanaan RPP pengetahuan pada rancangan pengelolaan
Negeri 1 Megaluh terlaksana 97,37%. pertemuan 1 siswa yang waktu yang
yang telah memberi Kemampuan guru dalam tuntas sebesar 7% dan dibutuhkan saat
ijin kepada penulis pengelolaan pembelajaran tidak tuntas sebesar 93%. kegiatan belajar
dalam pengambilan menggunakan metode Sedangkan pada mengajar (KBM).
data. pembelajaran role playing pertemuan 2 siswa yang
5. Ibu Nur Vinna, S.Pd dengan model tuntas sebesar 90% dan DAFTAR PUSTAKA
selaku guru IPA kelas pembelajaran kooperatif tidak tuntas sebesar 10%.
VII SMP Negeri 1 Hasil belajar siswa aspek Artikel ini adalah
pada pertemuan pertama
Megaluh yang telah pengetahuan post-test ringkasan dari skripsi
sebesar 3,49 (kategori dengan judul
membantu, baik). Pada pertemuan lebih besar daripada pre- “Implementasi Metode
mendampingi dan kedua sebesar 3,50 test yang ditunjukkan dari Pembelajaran Role
membimbing penulis (kategori baik sekali). hasil uji-t. playing untuk
selama penelitian. Aktivitas siswa yang Respon siswa Meningkatkan Motivasi
6. Bapak Wahib, S.Pd., mempunyai rata-rata skor terhadap implementasi dan Hasil Belajar Siswa
M.Pd selaku sumber metode pembelajaran role pada Materi Pemanasan
paling tinggi adalah
Global Kelas VII SMP
data sekaligus guru memainkan peran yang playing dengan model
Negeri 1 Megaluh
IPA SMP Negeri 1 ditunjuk pada role pembelajaran kooperatif Kabupaten Jombang”.
Megaluh Kabupaten playing, dengan skor pada materi pemanasan Referensi yang dipakai
Jombang yang sebesar 20% pada global sebesar 99,62% pada artikel ini, yaitu:
banyak membantu pertemuan pertama dan dengan kategori sangat
Sanjaya, Wina. 2012.
penulis selama pra 17,78% pada pertemuan kuat. Perecanaan dan
penelitian. kedua. Sedangkan Desain Sistem
7. Siswa-siswa kelas aktivitas siswa yang Pembelajaran.Ja
VII-F Negeri 1 paling rendah yaitu karta: Kencana
Megaluh (Tahun menyampaikan pendapat Saran Sardiman.2001. Interaksi
Ajaran 2014-2015) dan bertanya yaitu 1. Siswa sebaiknya dan Motivasi
yang telah masing-masing 2,22% memahami alur cerita Belajar
berpartisipasi dalam baik pada pertemuan dan dialognya Mengajar.Jakarta
pelaksanaan sehingga perlu : Raja Grafindo
pertama maupun kedua.
Persada
penelitian. Motivasi belajar diadakan latihan
8. Kedua orang tua saya siswa setelah diterapkan sebelum role playing Sudjana. 2005. Metoda
tercinta dan segenap metode pembelajaran role dilakukan pada Statistika.
keluarga yang telah pembelajaran. Bandung: Tarsito.
playing pada materi
membantu, memberi pemanasan global di kelas 2. Pada penelitian ini Sugiyono. 2012. Metode
semangat, dorongan VII SMP Negeri 1 waktu yang Penelitian
serta doanya yang dibutuhkan khususnya Kuantitatif,
Megaluh Kabupaten
Kualitatif dan
tiada henti untuk Jombang mengalami saat persiapan
R&D. Jakarta:
segera menyelesaikan peningkatan. Motivasi permainan peran. Alfabeta.
penelitian. belajar siswa yang Untuk mengurangi
9. Teman-teman Prodi kendala tersebut Trianto. 2007. Model-
awalnya 73,15% Medel
Pendidikan Sains meningkat menjadi sebaiknya guru
Pembelajaran
2011 yang selalu 79,48%. menyiapkan media Inovatif
memberi informasi Hasil belajar siswa yang digunakan dalam Berorientasi
yang berhubungan setelah diterapkan metode kondisi sudah Konstruktivistik.
dengan penelitian pembelajaran role playing terpasang pada siswa. Jakarta: Prestasi
sampai 3. Penerapan metode role Pustaka
pada materi pemanasan
playing ini memiliki

8
Implementasi Metode Pembelajaran Role playing

Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20
Tahun 2003
tentang Sistem
Pendidikan
Nasional
Uno, Hamzah B. 2011.
Model
Pembelajaran.
Jakarta: Bumi
Aksara.
Uno, Hamzah B. 2011.
Teori Motivasi
dan
Pengukurannya.
Jakarta: Bumi
Aksara.
Usman M. Uzer. 2003.
Menjadi Guru
Profesional.
Bandung: Rosda
Karya

Anda mungkin juga menyukai