Anda di halaman 1dari 2

Nama : DITA ROSANI

NPM : 230110160047

Kelas : Perikanan-A

RESUME BUKU
Judul : PENANGKAPAN dan TEKNOLOGI IKAN

Penyusun : Slamet Soesono

Terbitan : 1985

Isi buku :

Dalam buku ini menjelaskan tentang cara penangkapan ikan, alat penangkap ikan,
cara penanganan ikan, dan teknologi ikan. Pemungutan hasil kolam (air tawar) atau tambak
(air payau) sama pentingnya dengan tindakan teknis yang lain. Untuk itu, kolam kecil yang
ukurannya sampai seluas 20 are, lazimnya dikeringkan seluruhnya. Para pemelihara ikan
kolam biasanya tidak mau menghalau ikan dengan kasar, sampai mengaduk-aduk lumpur
terlalu banyak, melainkan sangat berhati-hati. Pada waktu penangkapan ikan jangan sampai
memegang iakan dengan tangan, Kalaupun terpaksa memegang, tidak boleh terlalu lama agar
lender pelindung kulit ikan itu tidak rusak. Terutama ikan yang pada dasarnya memang tidak
mempunyai lender tebal, seperti Mujair, Nila, Sepat, dan masih banyak lainnya.

Kalau ikan air tawar di kolam ditangkap dengan mengeribgkan air kolam dan
menggiring ikan itu kedalam pintu pengeluaran air, maka ikan air payau di tambak (empang)
ditangkap justru dengan jalan mengalirkan air laut kedalam tambak, pada waktu pasang
tinggi.

Alat pengangkap ikan yang pertama adalah dengan menggunakan pecak (tangkul),
ialah sejenis jaring angkat berbentuk persegi empat, yang dibentangkan dalam air secara
mendatar, dengan menggunakan bambu sebagai kerangkanya. Kedua, dengan menggunakan
anco, ialah jarring angkat persegi empat juga seperti pecak, tetapi ia berukuran lebih besar.
Anco bertangkai galah bamboo yang besar dan panjang. Karena beratnya, untuk mengangkat
dan menurunkan diperlukan katrol yang dipasang pada kerangka-kerangka bamboo yang
ditancapkan di pematang kolam. Alat penangkap ikan yang lain yaitu sebagi alat pembantu
seperi kere atau bidai untuk pembantu alat penangkap ikan yang tugasnya menggiring ikan
dari sudut sisi kolam ke arah pintu pengeluaran air. Setelah selesai menggunakan alat
penangkap ikan itu tidak boleh disimpan dalam keadaan basah , karena air yang kotor dapat
merusak benang jaring.
Penanganan ikan hasil kolam ada beberapa macam, diantaranya yaitu pertama dengan
cara pemberokan ikan hidup yaitu kereneng didisi dengan ikan dan tutupnya diikat erat-erat
kemudian kereneng ditenggelamkan dalam air sepenuhnya sampai tinggal lehernya saja
sedikit muncul diatas permukaan air. kedua, dengan cara pengeringan ikan ikan untuk
mengurangi kadar air dalam daging ikan, sampai bastas tertentu; sehingga bakteri
pembusukan yanang sedianya hendak mengadakan proses pembusukan dalam daging ikan
terpaksa terhenti kegiatannya. Pengeringan yang sederhana biasanya menggunakan sinar
matahari sedangkan pengeringan yang modern adalah menggunakan dryer yang berupa
ruangan tertutup yang dapat dialiri udara kering dan sebuah kipaa yang kuat untuk
menghisapnya keluar. Pengeringan ikan dapat dilakukan dengan tawar taupun dengan bumbu
yang dibuat dendeng.
Biasanya, ikan juga dapat diawetkan dengan cara fermentasi atau pengawetan yang
sengaja dibiarkan proses pembusukan sehingga awetannya mengahasilkan bau yang khas.
Bau ini memang hasil dari pembusukan protein yang justru digemari oleh peminatnya.
Contoh ikan yang difermentasi yaitu adalah pembuatan peda yang di fermentasi oleh
bakteri yang disebut “bakteri peda” dalam rongga perut ikan, serta oleh autolisa
(pembongkaran sendiri) akibat kegiatan enzima pencernaan yang terbawa oleh ikan itu dalam
ususnya. Oleh karena itu pembuataan peda kadang-kadang dimasukkan juga ke dalam
golongan pengawetan ikan dengan penggaraman dan hasilnya pun disebut ikan asin basah.
Akibat fermentasi ini timbullah bau khas yang disebabkan oleh asam propionate dengan
fermentasi. Jenis ikan yang biasanya dipakai adalah ikan Kembung, Layang, pelbagai jenis
Selar dan Banyar (semuanya ikan laut pelagic, yang hidup dekat permukaan air).

Anda mungkin juga menyukai