Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS ASPEK PERTUMBUHAN, REPRODUKSI, CARA MAKAN DAN

KEBIASAAN MAKAN IKAN PARAY (Rasbora aprotaenia)

Dimas Sulaeman*, Dita Rosani, Mahmud Sa’id

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran


*e-mail: dimasthendi7@gmail.com

Abstrak

Praktikum analisis aspek biologi terkait pertumbuhan, reproduksi, cara makan dan
kebiasaan makan ikan ikan paray (Rasbora aprotaenia) telah dilaksanakan di
laboratorium FHA pada tanggal 22 November 2017. Praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pertumbuhan, reproduksi, cara makan dan kebiasaan ikan paray
(Rasbora aprotaenia). Metode praktikum yang digunakan adalah metode observasi serta
data dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif. Sampel ikan paray diambil dari
waduk Jatigede
Pengantar

Ikan Rasbora aprotaenia atau lebih dikenal dengan ikan paray, mempakan salah satu
jenis ikan endemik, yakni penyebarannya terbatas di Pulau Jawa (Kottelat et al 1993).
Ikan ini berwarna perak kebiruan dengan paniang total mencapai 81,11 mm dan 30-31
linea lateralis (Rachmatika 2003).

Pertumbuhan ikan merupakan perubahan dimensi (panjang, bobot, volume, jumlah dan
ukuran) persatuan waktu baik individu, stok maupun komunitas, sehingga pertumbuhan
banyak dipengaruhi faktor lingkungan seperti makanan, jumlah ikan, jenis makanan, dan
kondisi ikan. Pertumbuhan yang cepat dapat mengindikasikan kelimpahan makanan dan
kondisi lingkungan yang sesuai (Moyle dan Cech 2004 dalam Herawati 2017).

Reproduksi merupakan kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai


upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Ikan lalawak merupakan ikan yag
termasuk ikan phytophils, yakni golongan ikan yang memijahnya pada- perairan yang
terdapat vegetasi untuk menempelkan telur yang dikeluarkan (Effendi 1997).

Kebiasaan makanan adalah jenis, kuantitas, dan kualitas makanan yang dimakan oleh
ikan. Sedangkan cara makan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan waktu,
tempat, dan cara makanan yang diperoleh oleh ikan. Kebiasaan makanan ikan secara
alami tergantung pada lingkungan tempat ikan hidup, dan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain habitat, kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, musim, ukuran,
umur ikan, periode harian mencari makan, dan spesies kompetitor (Febyanti &
Syahailatua 2008).

Bahan dan Metode

Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain : ikan lalawak, aquades,
larutean serra, larutan asetokarmin, timbangan, pinset, pisau, gunting,cawan petri,
mikroskop, gelas ukur, mistar, sonde, cover glass, kamera

Metode
Metode praktikum yang digunakan adalah metode observasi untuk mengetahui
pertumbuhan, reproduksi, cara makan dan kebiasaan makan ikan lalawak. Adapun
analisa data yang di gunakan adalah analisa data deskriptif kuantitatif yaitu hanya akan
mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang telah direkam melalui alat ukur kemudian
diolah sesuai dengan fungsinya. Aspek yang dianalisa adalah sebagai berikut :

1. Aspek Pertumbuhan
Data pertumbuhan yang didapatkan akan diuji dengan regresi hubungan panjang bobot.
Menurut Blackweel (2002) dan Ritcher (2007), pengukuran panjang bobot ikan bertujuan
untuk mengetahui variasi bobot dan panjang tertentu dari ikan secara individual atau
kelompok-kelompok individu sebagai suatu petunjuk tentang kegemukan, kesehatan,
produktivitas dan kondisi fisiologis termasuk perkembangan gonad. Analisis panjang dan
berat bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan di alam. Rumus umum
hubungan panjang-berat, apabila di transformasikan ke dalam logaritma, akan menjadi
persamaan: log W = log a + b log L, yaitu persamaan linier atau persamaan garis lurus
sebagai berikut :

∑ 𝐥𝐨𝐠 𝐖 × ∑(𝐥𝐨𝐠 𝐋)𝟐 − ∑ 𝐥𝐨𝐠 𝐋 × ∑(𝐥𝐨𝐠 𝐥 × 𝐥𝐨𝐠 𝐖)


𝐥𝐨𝐠 𝐚 =
𝐍 × ∑(𝐥𝐨𝐠 𝐋)𝟐 − (∑ 𝐥𝐨𝐠 𝐋)𝟐
∑ 𝐥𝐨𝐠 𝐖 − (𝐍 × 𝐥𝐨𝐠 𝐚)
𝐛=
∑ 𝐥𝐨𝐠 𝐋

Hubungan Panjang Berat (Effendie 1997) :


- b = 3 (Isometrik), dimana pertumbuhan panjang dan berat seimbang.
- b ≠ 3 (Alometrik), terbagi menjadi alometrik negatif (b < 3) dan alometrik positif (b
> 3)

2. Aspek Reproduksi
Data reproduksi yang didapatkan akan diuji dengan metode Chi Kuadrat (Chi Square
Test). Chi Square adalah salah satu jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan
pada dua variabel, di mana skala data kedua variabel adalah nominal. (Apabila dari 2
variabel, ada 1 variabel dengan skala nominal maka dilakukan uji chi square dengan
merujuk bahwa harus digunakan uji pada derajat yang terendah).

3. Cara Makan dan Kebiasaan Makan


Data cara makan dan kebiasaan makan yang didapatkan akan diuji dengan
menggunakan indeks preponderan sedangkan indeks pilihan digunakan unutk
mengetahui pakan yang digemari oleh ikan (Effendie, 1979). Adapun perhitungannya
dapat diketahui menggunakan rumus :
𝑉𝑖 𝑥 𝑂𝑖
𝐼𝑃𝑖 = 𝑛
∑𝑖=1 𝑉𝑖 𝑥 𝑂𝑖
Keterangan :
IPi = Indeks propenderan
Vi = persentase volume satu macam makanan
Oi = persentase frekuensi kejadian satu macam makanan
∑(VixOi)= jumlah Vi x Oi dari semua jenis makanan

𝑟𝑖 − 𝑝𝑖
𝐸=
𝑟𝑖 + 𝑝𝑖
Keterangan :
E = indeks pilihan
Ri = jumlah relatif macam-macam organisme yang dimakan
Pi = jumlah relatif macam organisme dalam perairan

Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Penerbit Yayasan Pustaka Nusatama. Bogor. 157
hlm.

Kottelat, M.S. Wirjoatmodjo, A. Whitten dan S.N. Kartikasari. 199 6. Freshwater fishes of
western Indonesict and Sulawesi. Periplus edition Limited.

Rachmatika, I. 2003. Fish Fauna of The Gunung Halimun Nationol Park, West Java.
BCP-LIPI- JICA-PHKA. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai