Anda di halaman 1dari 5

Seminar Nasional Tahunan XVI Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Tahun 2019

STUDI TINGKAH LAKU DAN RESPON IKAN MAS (Cyprinus carpio)


TERHADAP FREKUENSI AKUSTIK SKALA LABORATORIUM

Alayya Eka Putri*¹, Moh Bayu Aji Samudro², Fendiawan Adams³ & Aristi Dian Purnama Fitri¹
¹ Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro
² Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
³ Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro
* e-mail: alayyaeka@gmail.com

ABSTRAK
ngamatan tingkah laku dan respon C. carpio baik jumlah maupun waktu terhadap sumber akustik. Perlakuan diaplikasikan di akuarium percobaan se

Kata kunci Cyprinus carpio, frekuensi akustik, ikan mas, respon , tingkah laku

Pengantar
Kebutuhan masyarakat akan protein semakin meningkat. Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani
yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Ikan mas merupakan salah satu sumber protein hewani
yang digemari oleh masyarakat (Wahyuni & Supriyanto, 2014). Menurut Riana (2018), ikan mas ( Cyprinus
carpio) merupakan salah satu ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, sehingga banyak
dibudidayakan. Ikan ini dapat dibudidayakan pada kolam yang secara total proses budidaya sampai ukuran
siap konsumsi yaitu 4-5 bulan. Ikan mas (C. carpio) memiliki gelembung renang besar, yang merupakan
salah satu faktor dalam merespon suara. Stevens (1981) menyatakan bahwa selain gelembung renang
sebagai pengatur hidrodinamika, organ ini pun dapat berfungsi sebagai reflektor dan resonator gelombang
suara yang mengenainya. Sisik ikan mas berukuran relatif lebih besar dan digolongkan ke dalam tipe sisik
sikloid linea lateralis (gurat sisi), terletak di pertengahan tubuh, melintang dari tutup insang sampai ke ujung
belakang pangkal ekor. Gurat sisi yang terlihat jelas mengindikasikan adanya stereocilia pada hair cell gurat
sisi yang berperan terhadap sensitivitas dalam mendeteksi frekuensi suara (Rogers & Zeddies, 2008 cit. Fitri
et al., 2009).
Pemberian pakan berlebih di kolam budidaya dapat menyebabkan penumpukan sisa pakan di dasar
kolam yang lama kelamaan akan membusuk dan berakibat pada penurunan kualitas air (Putri et al., 2014).
Penumpukan sisa-sisa pakan tersebut dapat menghasilkan amonia yang akan menjadi racun bagi ikan
budiaya dan menyebabkan terjadinya pencemaran air.
Dewasa ini, sangat dibutuhkan alat yang mampu membantu dalam operasi penangkapan ikan. Selain
pengoperasiannya sederhana, juga mengefisienkan kerja di dalam penangkapan ikan yang biasa ini
dilakukan. Alat pemanggil ikan sekarang ini menjadikan inovasi baru yang cukup baik untuk memberikan
pencerahan terhadap kemajuan teknologi pendukung alat tangkap (Priatna, 2008). Di bidang budidaya,
dibutuhkan teknologi pendukung untuk mengefisienkan kerja pembudidaya saat melakukan pemberian
pakan dan saat panen.
Banyak hal yang perlu dipelajari dalam penelitian ini. Masih kurangnya informasi yang berkaitan dengan
penelitian ini menjadikan penelitian uji coba diharapkan menjadi informasi yang berguna untuk kemajuan
selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkah laku dan respon ikan mas (C. carpio) terhadap
gelombang akustik dengan frekuensi yang berbeda. Hal ini merupakan upaya untuk menciptakan suatu alat
yang dapat membantu dalam kegiatan budidaya ikan.

Semnaskan-UGM XVI | Manajemen Sumber Daya Perikanan | MA-16 | Putri et al. 1


Bahan dan Metode
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Ikan Mas (C. carpio). Alat yang digunakan penelitian
adalah akuarium berukuran (70x35x35) cm, alat pemanggil ikan yang terdiri dari baterai air laut 2,5 V
beserta case dan saklarnya, mikrokontroler arduino uno, modul amplifier 5 V, speaker, push button, dan
kabel jumper secukupnya. Selain itu, juga menggunakan kamera sebagai alat dokumentasi.
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan indikator pengamatan
tingkah laku dan respon C. carpio baik jumlah maupun waktu terhadap sumber akustik. Perlakuan
diaplikasikan di akuarium percobaan berukuran (75x35x35) cm selama 5 menit disetiap frekuensinya dalam
3 kali percobaan.
C. carpio yang digunakan sebagai objek pengamatan berjumlah 20 ekor dengan ukuran 8 cm. Variabel
perlakuan sebagai sumber akustik meliputi frekuensi 100 Hz, 200 Hz, 300 Hz, 400 Hz, 500 Hz, 600 Hz, 700
Hz, 800 Hz, 900 Hz, dan 1000 Hz. Sumber frekuensi akustik dari speaker aktif yang diatur menggunakan
kontroler. Rancangan alat adalah sebagai berikut:
Baterai Air Laut Box Kontrol Speaker

Gambar 1 Rangkaian bahan pembuatan alat.

Uji Coba Laboratorium


Pengujian skala laboratorium digunakan untuk mencari data tingkat ketertarikan ikan terhadap atraktor suara
dalam beberapa frekuensi yang telah diatur yaitu dari 100 Hz, 200 Hz, 300 Hz, 400 Hz, 500 Hz, 600 Hz, 700
Hz, 800 Hz, 900 Hz, dan 1000 Hz. Kemudian dilihat tingkah laku dan respon ikan dari frekuensi suara yang
diberikan dalam kurun waktu 5 menit untuk setiap frekuensi. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Fishing
Gear Fakulatas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Gambar 2 Visualisasi uji coba.

Rendemen
Penelitian ini bermanfaat dalam kegiatan budidaya sebagai alat untuk memanggil C. carpio saat diberi pakan
dan ketika panen dengan mengetahui frekuensi optimum yang bisa didengar C. carpio untuk mendekati
sumber akustik.

Hasil dan Pembahasan


Hasil
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini tersaji pada gambar dibawah:
Gambar 3 Grafik hasil uji coba ke-1.

Gambar 4 Grafik hasil uji coba ke-2.

Gambar 5 Grafik hasil uji coba ke-3.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah ikan yang mendekati setiap frekuensi setiap menitnya
berbeda-beda. Menurut He (1989) cit. Fitri et al. (2012), ikan yang beraksi dapat berenang menuju atau
menjauh dari sumber rangsangan atau bahkan tidak bereaksi apa-apa. Umumnya rangsangan yang
diberikan menunjukan penghindaran ikan dan menjauh dari sumber rangsangan. Penghindaran terdiri atas
empat arah yaitu ke atas, ke bawah, seiring, dan ke depan kemudian menjauhi sumber rangsangan.
Saat menggunakan frekuensi 100 hingga 500 Hz rata-rata ikan yang mendekat kurang dari 10 ekor ikan
atau setengah jumlah ikan dengan tingkah laku ikan yang menunjukan stres dimana ikan berenang ke aras
atas permukaan kemudian kebawah lagi secara berulang-ulang. Hal ini diperkuat oleh Lubis (2014), yang
menyatakan bahwa, stres yang dialami ikan dapat menyebabkan penyimpangan tingkah laku pada ikan.
Pada menit ke 3 rata-rata ikan mulai terbiasa dan penasaran terhadap sumber suara, sehingga terdapat
beberapa ikan yang mendekat di setiap frekuensinya. Tingkah laku ikan ketika diberi suara dengan frekuensi
tinggi (lebih dari 800 Hz), ikan juga mengalami stres. Hasil akhir menunjukkan bahwa perlakuan yang paling
banyak menarik perhatian ikan dan merupakan frekuensi optimum adalah dengan menggunakan frekuensi
700 Hz. Menurut Fitri et al. (2009), sensitifitas frekuensi suara yang dapat diterima ikan berbeda pada tiap
kelompok umur.
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan C. carpio pada kolam budidaya agar efektif
saat memberikan pakan. Hal ini dapat meminimalisir terbuangnya pakan ikan yang dapat menyebabkan
racun di kolam budidaya serta mengefisienkan makanan sampai ke tubuh ikan. Menurut Utomo et al. (2005),
konversi dan efisiensi pakan memiliki hubungan dengan nilai kecernaan yang menggambarkan persentase
nutrien yang dapat diserap oleh saluran pencernaan tubuh ikan, semakin besar nilai kecernaan suatu pakan
maka semakin banyak pula nutrien pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ikan tersebut. Kepadatan yang
tinggi juga mempercepat penurunan kualitas air akibat akumulasi metabolit dan sisa pakan, sehingga
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan (Arisanti et al., 2013).
Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah ANOVA one way. Uji ANOVA satu arah dipilih karena hanya ada satu
variabel independen yang akan diteliti (Mappa et al., 2013). Berikut adalah hasil yang didapatkan dari Uji
ANOVA one way (Tabel 1):
- Variabel X : perbedaan frekuensi (100-1000 Hz)
- Variabel Y : jumlah ikan yang mendekat

Tabel 1 Hasil uji ANOVA one way.


ANOVA
Jumlah_Ikan_Mendekat
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 15869.220 9 1763.247 10.486 .000
Within Groups 6726.400 40 168.160
Total 22595.620 49
Dasar pengambilan keputusan ANOVA
1. Jika nilai signifikansi>0,05 maka rata-rata sama
2. Jika nilai signifikansi<0,05 maka rata-rata berbeda
Berdasarkan nilai output ANOVA diatas, didapat nilai signifikansi 0,00<0,05.
Dapat disimpulkan bahwa rata-rata jumlah ikan yang mendekat berdasarkan perbedaan frekuensi yang
digunakan, berbeda secara signifikan. Hal tersebut menunjukan bahwa adanya tingkah laku dan respon
C. carpio dengan perlakuan frekuensi yang berbeda. Menurut Azhari et al. (2017), berdasarkan uji ANOVA
memperlihatkan variabel X berpengaruh nyata terhadap variabel Y, memiliki nilai signifikansi<0,05.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Terdapat perbedaan (signifikansi<0,05) yang menunjukan bahwa adanya tingkah laku dan respon C. carpio
dengan perlakuan frekuensi yang berbeda dengan frekuensi optimum yang didapatkan dari uji coba adalah
frekuensi 700 Hz.
Saran
Saran yang diberikan adalah dilakukan penelitian lanjutan dalam rangka mencoba mendekati dalam
penyempurnaan informasi, salah satunya perlu ada lanjutan penelitian ini dengan menentukan faktor jarak
pada saat pemberian suara.

Ucapan Terima Kasih


Ucapan terima kasih dan penghargaan diberikan kepada Kemenristek Dikti No. B/81/B.B3/KM.02.01/2019
tentang Penugasan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta pendanaan tahun 2019.

Daftar Pustaka
Arisanti, F.D., A. Endang & E. Tita. 2013. Pengaruh kepadatan yang berbeda terhadap kelulushidupan dan
pertumbuhan ikan mas (Cyprinus carpio) pada sistem resirkulasi dengan filter arang. Journal of
Aquaculture Management and Technology, 2(4): 139-144.

Azhari, A., Z.A. Muchlisin & I. Dewiyanti. 2017. Pengaruh padat penebaran terhadap kelangsungan hidup
dan pertumbuhan benih ikan seurukan (Osteochilus vittatus). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan
Perikanan Unsyiah, 2(1): 12-19.
Fitri, A.D.P., A. Asriyanto & H. Sutanto. 2009. Tingkah laku akustik (acoustic behaviour) ikan kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus). Ilmu Kelautan, 14(3): 160-163. DOI: 10.14710/ik.ijms.14.3.160-163.

Fitri, A.D.P., A. Asriyanto & H. Sutanto. 2012. Buku Ajar Tingkah Laku Ikan. UPT UNDIP Press Semarang.
Semarang. 1-190 p.

Lubis, M.Z. 2014. Bioakustik stridulatory gerak ikan guppy (Poecilia reticulata) saat proses aklimatisasi kadar
garam. Institut Pertanian Bogor. Skripsi.

Mappa, T., H.J. Edy & N. Kojong. 2013. Formulasi gel ekstrak daun sasaladahan ( Peperomia pellucida (L.)
HBK) dan uji efektivitasnya terhadap luka bakar pada kelinci (Oryctolagus cuniculus). Pharmacon,
2(2): 49-56.

Priatna, Y. 2008. Uji coba penentuan frekuensi suara dalam pemikatan ikan mas (Cyprinus carpio). Institut
Pertanian Bogor. Skripsi.

Putri, T.D., P.P. Dwi & Sriati. 2014. Dampak usaha perikanan budidaya terhadap kondisi lingkungan dan
sosial ekonomi masyarakat pada lahan pasang surut kabupaten Banyuasin propinsi Sumatera
Selatan. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(1): 43-54.

Riana, A.E. 2018. Pengaruh paparan gelombang bunyi terhadap respon ikan air tawar. UIN Alauddin,
Makassar.
Skripsi.

Stevens, R. 1981. Malting and Brewing Science : Malt and Sweet Wort. Chapman and Hall. London.

Utomo, N.B.P., P. Hasanah & I. Mokoginta. 2005. Pengaruh cara pemberian pakan yang berbeda terhadap
konversi pakan dan pertumbuhan ikan mas (Cyprinus carpio). Institut Pertanian Bogor. Jurnal
Akuakultur Indonesia, 4(2): 49-52. DOI: 10.19027/jai.4.49-52.

Wahyuni, S. & Supriyanto. 2014. Budidaya Ikan Mas Cepat Panen. Infrapustaka. Jakarta.

Tanya Jawab

Pertanyaan
1. Apa manfaat penelitian yang dilakukan?
2. Seberapa jauh pengauh frekuensi gelombang pada tingkah laku ikan?
3. Apa hubungan resonansi gelombang dengan tingkah laku ikan?

Jawaban
1. Memudahkan dalam pemberian pakan dan panen ikan (agar ikan berkumpul).
2. Jarak dan jangkauan resonansi gelombang belum diteliti lebih lanjut.
3. Resonansi gelombang akan mengganggu ikan sehingga ikan akan keluar dari persembunyiannya.

Anda mungkin juga menyukai