Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Dosis Pengkayaan Artemia Dengan Bawang Putih (Allium Sativum)Terhadap

Pertumbuhan Dan Sintasan Pasca Larva Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei)


the effect of the enrichment of artemia with garlic on the growth and synthesis of post- larvae
survival of vaname shrimp.

Andi Dafi1*, Andi Adam Malik1 dan Sahabuddin1


Prodi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Peternakan Dan Perikanan
Universitas Muhammadiyah Parepare
Jalan jend. Ahmad Yani, Km 6, Kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 91131, Indonesia
*Koresfondesi : andidafi1789@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis
pengakayaan artemia dengan bawang putih terhadap pertumbuhan dan sintasan pasca larva
udang vaname. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli -Agustus di PT. EsaPutlii Prakarsa
Utama. Wadah penelitian ini di tempatkan secara acak dimana ukuran wadah yaitu 7 liter.
Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 jenis perlakuan
dimana setiap perlakuan dilakukan 3 kali ulangan pada setiap perlakuan. Data analisa dengan
sidik ragam ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan pasca larva udang
vaname dengan ukuran panjang tertinggi didapatkan pada perlakuan D (11,5 mm), perlakuan C
(11,43 mm), perlakuan B (11,43 mm) dan perlakuan A (11,23 mm). Nilai sintasan tertinggi
didapatkan pada perlakuan D (88,28%) disusul perlakuan C (83,52 %), selanjutnya perlakuan B
(82,57%) dan perlakuan A (81,42%).

Kata kunci :pertumbuhan, sintasan, artemia, pasca larva, udang vaname

ABSTRACT

The goal to be achieved in this study is to find out the effect of the dose of the enrichment of
artemia with garlic on the growth and synthesis of post-vaname shrimp larvae. This research was
conducted in July - August at PT. EsaPutlii Main Initiative. This research container is placed
randomly where the size of the container is 7 liters.The design used was a completely
randomized design (CRD) with 4 types of treatment where each treatment was repeated 3 times
for each treatment. Data analysis with variance ANOVA.The results showed that the post growth
of vaname shrimp with the highest length was obtained in treatment D (11,5 mm), treatment C
(11,43 mm) treatment B (11, 43 mm) and treatment A (11,23mm).The highest survival value was
found in treatment D (88,28%) followed by treatment C (83,52%) then treatment B (82,57%) and
treatment A (81,42%).

Keywords: growth, survival, artemia, post-vaname shrimp,larvae


BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komuditas perikanan
ekonomis penting dikarenakan secara umum peluang usaha budidaya udang vaname tidak
berbeda jauh dengan peluang usaha udang jenis lainnya. Sebab pada dasarnya udang merupakan
komoditi ekspor andalan pemerintah dalam menggaet devisa (Amri dan Kanna, 2008).
Udang vaname berasal dari perairan Amerika dan mulai masuk ke Indonesia pada tahun
2001. Sampai saat ini komoditas udang vaname sudah menyebar keseluruh wilayah di Indonesia
dan telah berhasil dikembangkan oleh para pembudidaya udang vaname. Hal di atas didukung
oleh regulasi dan program kerja pemerintah terkait dengan didirikannya hatchery udang
diberbagai daerah untuk memenuhi permintaan pasar. Dengan adanya hatchery udang dapat
membantu kebutuhan para petani tambak karena ketersediaan benur dari alam sangat terbatas.
Permintaan udang vannamei sangat besar baik pasar lokal maupun internasional, karena
memiliki keunggulan nilai gizi yang sangat tinggi serta memiliki nilai ekonomis yang cukup
tinggi menyebabkan pesatnya budidaya udang vannamei (Mahbubillah, 2011).
Salah satu faktor keberhasilan usaha pembenihan adalah kesehatan larva atau benih yang
dipelihara. Pemberian pakan yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dapat meningkatkan
performa larva. Dimana karakteristik pakan alami yang digunakan yaitu mempunyai nilai
nutrisi yang tinggi, mudah dibudidayakan, memiliki ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut
larva, dan kemampuan berkembang biak dengan cepat.
Artemia sp adalah pakan alami dari jenis zooplankton yang banyak digunakan pada
pembenihan udang (Akhsin dkk 2014). Artemia sp merupakan organisme yang telah
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi energi bagi berbagai larva udang maupun ikan
di balai pembenihan ikan atau udang (Djokosetyanto dkk 2014). Dewasa ini, Artemia sp
merupakan pakan yang paling baik dalam budidaya ikan dan post larva dibandingkan dengan
beberapa jenis pakan buatan (Lavens et al 1986 dalam Akhsin dkk 2014).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menambah nutrisi pakan dalam hal ini
artemia yaitu melalukan pengkayaan menggunakan bahan yang dianggap mampu melengkapi
nutrisi artemia. Bawang putih sebagai antibakteri alami adalah salah satu imunostimulan alami
yang efektif (Londhe et al., 2011), bekerja dengan cara memfasilitasi fungsi sel-sel fagositik dan
meningkatkan kegiatan bakterisidanya (Erguig, et al., 2015). Sifat antibakteri dari bawang putih
dapat dikaitkan dengan allicin yaitu komponen imunologi aktif bawang putih, telah ditemukan
untuk mempengaruhi stres oksidatif dan respon imun dalam beberapa sistem eksperimental
(Erguig et al., 2015).

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana
pengaruh dosis pengkayaan artemia dengan bawang putih terhadap pertumbuhan dan sintasan
pasca larva udang vaname ?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis
pengkayaan artemia dengan bawang putih terhadap pertumbuhan dan sintasan pasca larva udang
vaname.

1.4. Kegunaan Penelitian


Kegunaannya adalah sebagai salah satu bahan informasi mengenai pengaruh dosis
pengkayaan artemia dengan bawang putih terhadap pertumbuhan dan sintasan pasca larva udang
vaname dalam upaya meningkatkan kualitas benih udang pada pembenihan udang vaname.

METODE PENELITIAN

1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan mulai bulan Juli-Agustus
2021 di PT. Esa Putlii Prakarsa Utama Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru Provinsi
Sulawesi Selatan.

2 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah ember dengan volume 7 liter yang
digunakan sebagai wadah pemeliharaan, aerasi sebagai penyuplai oksigen, serta alat pengukur
kualitas air seperti termometer, pH meter, dan handrefraktometer untuk mengukur parameter
kualitas air pada media kultur.

Gambar 6. Alat Pengukur Kualitas Air

3 Bahan dan Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan pada peniltian ini adalah pasca larva udang vaname dan
artemia sp dari Pt. Esa Putlii Prakarsa Utama. Sedangkan bahan uji yang digunakan adalah
bawang putih (allium sativum) yang ekstraksi.

4 Prosedur Penelitian
A. Pembuatan Ekstrak Bawang putih (Allium Sativum)
Pembuatan ekstrak Bawang putih (Allium sativum) dilakukan dengan menggunakan
metode maserasi (FKH IPB 2007) dan evaporasi. Pertama-tama siapkan bahan dan alat yang
mau digunakan, setelah semua sudah lengkap maka terlebih dahulu bawang putih dikupas
kulitnya lalu dimasukkan kedalam baskom kemudian dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam
blender lalu dicampur dengan air kemudian diblender hingga Bawang Putih halus. Setelah
sudah semua diblender Bawang Putih dimasukkan kedalam wadah yang sudah disiapkan,
Setelah selesai semua maka ditutup rapat hingga tidak ada udara yang bisa masuk kemudian
dipermentasi sampai 1 minggu.
B. Persiapan Wadah dan Media Pemeliharaan
Sebelum wadah digunakan terlebih dahulu dilakukan sterilisasi menggunakan chlorine
lalu dikeringkan selama 2 hari sebelum digunakan. Setelah wadah siap maka dilakukan
pemasukan air media pemeliharaan perlalukuan air media pemeliharaan hanya dilakukan
filteralisasi.

5 Rancangan Percobaan
Masing-masing perlakuan yang dicobakan diulang sebanyak tiga kali dengan 4 jenis
perlakuan.Rancangan percobaan yang dilakukan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL).
1. Perlakuan A : 0 ppm (kontrol)
2. Perlakuan B : 250 ppm
3. Perlakuan C : 500 ppm
4. Perlakuan D : 750 ppm
Penempatan setiap unit percobaan dilakukan secara acak seperti terlihat pada gambar 7.

B.3 D.1 D.3 B.2

A.3 A.2 C.2 C.1

C.3 B.1 A.1 D.3

Gambar 7 . Tata letak Unit-unit Percobaan Selama Penelitian

6 Parameter Pengamatan

Parameter yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Pertumbuhan
Pertumbuhan benih dalam penelitian ini dinyatakan dalam panjang atau berat berdasrkan
rumus Effendie (1997) sebagai berikut:

α = Pt - Po

Dimana : α = Laju pertumbuhan panjang (mm/hari)

Pt = Panjang akhir rata-rata (mm)

Po = Panjang awal rata-rata (mm)

t = Waktu pengamatan (hari)

b. Sintasan
Sintasan pasca larva udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada setiap perlakuan
dihitung dengan rumus Effendie (1979) sebagai berikut:

SR = Nt x 100 %

No

Dimana : SR = Sintasan/persentase hidup (%)

Nt = Jumlah PL yang hidup pada akhir penelitian (ekor)

No = Jumlah PL yang hidup pada awal penelitian (ekor)

7 Analisa data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan ditampilkan dalam bentuk grafik dan
tabulasi, selanjutnya untuk melihat pengaruh perlakuan dianalisis menggunakan sidik ragam
ANOVA. Sebagai alat bantu digunakan SPSS versi 16 for windows. Sedangkan untuk penyajian
grafik dan tabulasi data menggunakan Microsoft Exel 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Pertumbuhan pasca larva udang vaname


Pertumbuhan merupakan salah satu tolak ukur dalam penelitian ini, dimana pertumbuhan
yang diukur yaitu pertambahan panjang pasca larva udang vaname. Data hasil penelitian hasil
laju pertumbuhan yaitu: pada perlakuan A sebagai kntrol (tanpa perlakuan uji ), perlakuan B
(250ppm), perlakuan C (500ppm) dan perlakuan D (750 ppm). Pada setiap taraf perlakuan terdiri
dari 3 kali ulangan dapat dilihat Gambar 8 berikut ini.
14

12

10

8 A
B
6 C
D
4

0
H1 H3 H5 H7 H9 H12

Gambar 8. Hasil penelitian pertumbuhan pasca larva udang vaname


Laju pertumbuhan panjang udang vaname dapat dilihat pada gambar 8 dimana ukuran
pada awal penebaran rata-rata 2,3 mm dan kemudian di lakukan pengukuran pada hari ketiga
dimana hasil pengukuran tertinggi pada perlakuan D dengan panjang yaitu 3,6 mm dan
pengukuran terendah yaitu pada perlakuan A dan B dengan panjang yaitu 3,3 mm. Pada hari
terakhir penelitian yaitu hari ke-12 dilakukan pengukuran pada masing-masing perlakuan dimana
hasilnya yaitu, perlakuan A 11,23 mm, perlakuan B 11,37 mm, perlakuan C 11,43 mm dan
perlakuan D 11,5 mm.
Hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh dosis pengkayaan artemia menggunakan
bawang putih dengan dosis yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan
panjang (P>0.05). Selanjutnya uji tukey menunjukkan tidak berpengaruh nyata pada
pertumbuhan panjang (P>0.05).

2 Sintasan
Sintasan merupakan tingkat kelangsungan hidup (survival rate) dari organisme budidaya.
Hasil penelitian sintasan pasca larva udang vaname dapat dilihat pada gambar 9.
90.00%

88.00%

86.00%

84.00%
Series1
82.00%

80.00%

78.00%

76.00%
A B C D

Gambar 9. Hasil penelitian sintasan pasca larva udang vaname


Ket: A. kontrol 0 ppm c. dosis 500 ppm
B. dosis 250 ppm d. dosis 750 ppm

Berdasarkan gambar 9. dapat dilihat bahwa persentase tingkat kelangsungan hidup pasca
larva udang vaname selama penelitian yang tertinggi diperoleh pada perlakuan D (88,28%),
kemudian disusul dengan perlakuan C (83,52%), perlakuan B(82,57%) dan perlakuan A
(81,42%). Hal ini disebabkan bawang putih dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk
melawan penyakit potensial dan menjaga kesehatan (Papu et al., 2014) melalui peningkatan
monosit dan aktivitas fagositosis (Aly et al., 2008) dan meningkatkan level antibodi (Eid & Iraqi,
2014).

KESIMPULAN DAN SARAN


1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh dosis pengkayaan artemia dengan bawang putih
terhadap pertumbuhan dan sintasan pasca larva udang vaname dapat ditarik kesimpulan bahwa
dan segi pertumbuhan pengkayaan artemia menggunakan bawang putih tidak berpengaruh nyata
dan berpengaruh nyata pada sintasan pasca larva udang vaname.

2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan maka penulis memberikan saran untuk
dilakukan penelitian lanjutan untuk dosis pemberian yang paling optimal sehingga memberikan
dampak yang lebih baik pada proses budidaya udang vaname kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abatzopoulos, Th. J, Beardmore JA, Clegg JS, Sorgeloos P. 1996. Biology of Aquantic
Organism: Artemia-Basic and Applied Biology.
Akhsin MH. Irwani, Taufiq, N. 2014. Pengaruh aplikasi pemberian jenis pakan terhadap
keulushidupan dan pertumbuhan Artemia salina. Marine Research. 3:456–461.
Aly, S. H., Atti, N. M. A., dan Mohamed, M. F, 2008, Pengaruh Bawang Putih Terhadap
Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan, Ketahanan Dan Kualitas Oreochromis Niloticus, 8 th
International Symposium on Tilapia in Aquaculture 2008.
Amagase H. 2006 Clarifying the Real Bioactive Constituents of Garlic. J. Nutr. 136: 716S–725S.
Amri, Kanna, I 2008. Budidaya Udang Vaname. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Djokosetiyanto D, Jubaedah D, Soni FM. 2014. Kualitas penetasan kista artemia yang
dibudidaya pada berbagai tingkat perubahan sainlitas. Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan
Indonesia 14:81–85.
Effendie MI. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.

Eid, K. M., & Irak, M. M., 2014, Pengaruh bubuk bawang putih terhadap kinerja pertumbuhan
dan respon imun untuk penyakit newcastle dan virus flu burung pada ayam pedaging.
Konferensi Internasional Kedua Tentang Aplikasi Bioteknologi Dalam Pertanian
(ICBAA), Universitas Benha, Moshtohor dan Hurghada, 8-12, April 2014, Mesir.
Elovaara AK. 2001. Shrimp Farming Manual : Practical Technology For Intensive Commercial
Shrimp Production. Carribian Press Ltd. USA. p. 200.

Erguig, M., Yahyaoui, A., Fekhaoui, M., & Dakki, M, 2015, Penggunaan Bawang Putih Dalam
Budidaya. Jurnal Bioteknologi dan Biosains Eropa, 3(8): 28-33.

Gebreyohannes, G. & Gebreyohannes, M, 2013, Nilai obat bawang putih: Sebuah tinjauan.
Jurnal Internasional Kedokteran dan Ilmu Kedokteran, 5(9): 401-408

Isnansetyo Alim dan Kurniastuty (1995), Teknik Kultur Phytoplankton Zooplankton. Pakan
Alami untuk pembenihan organisme laut, Kanisius, Yokyakarta.

Londhe V.P., Gavasane A.T., Nipate S.S., Bandawane D.D., & Chaudhari P.D. 2011, Peran
Bawang Putih (Allium Sativum) Dalam Berbagai Penyakit: Sebuah Tinjauan. Jurnal
Penelitian Dan Opini Farmasi, 1(4):129-134

Mahbubillah, M.A. 2011. Budidaya Udang Vannamei. http://marinebiologi. blogspot.com.

Papu, S., Jalvlr, S., Sweta, S., dan Singh, B.R. 2014, Nilai Obat Bawang Putih (Allium sativum
L.) dalam Kehidupan Manusia: Sebuah Tinjauan. Jurnal Ilmu Pertanian yang Lebih
Hijau, 4 (6): 265-280.

Singh V.K., & Singh D.K, 2008, Efek Farmakologis Bawang Putih (Allium sativum L.).
Tinjauan Tahunan ARBS tentang Ilmu Biomedis, 10: 6-26

Soleh M. 2006. Biologi Udang Vaname Prekayasa Madya. BBPBAP. Jepara.

Syamsiah dan Tajudin. 2003. Khasiat & Manfaat Bawang Putih: Raja Antibiotik Alam. Jakarta :
PT Agro Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai