Anda di halaman 1dari 4

2.

1 Respon ikan terhadap gelombang bunyi yang dihasilkan oleh alat pemanggil ikan

2.1.1 Tingkah laku ikan terhadap alat pemanggil ikan


Menurut L Amundsen dan M Landro (2011), bahwa spesies ikan mayoritas dapat mendeteksi
suara dari bawah antara 50 Hz hingga 500 atau bahkan 1.500 Hz. Sebagian kecil dari itu dapat
mendeteksi suara hingga lebih dari 3.000 Hz, sementara paling sedikit dapat mendeteksi suara lebih
dari 100 kHz.

Dua organ pada ikan yang berfungsi sebagai alat pendengaran adalah gurat sisi dan struktur
labirin. Organ ini dapat memberikan respon suara dari luar melalui gerakan relative fluida disekitar
tubuh ikan. Gurat sisi peka terhadap gerakan air yang lemah. Gurat sisi dapat membantu ikan agar
dalam formasinya (Utami R dan Asbulah, 2014).
Gurat sisi berfungsi untuk mengetahui perubahan getaran dan pergerakan pada dalam air di
sekitarnya. Kemampuan mengindera ini dimungkinkan oleh adanya modifikasi sel-sel epitelial, yang
dikenal sebagai sel-sel rambut, yang dapat mengubahnya menjadi impuls listrik melalui suatu sinapsis
penerima rangsang (Wikipedia, 2017).
Gurat sisi berperan penting dalam orientasi lingkungan, perilaku mengelompok, dan juga
predasi. Misalnya pada ikan pemangsa dengan menggunakan gurat sisi, dapat melacak mangsanya
melalui jejak vorteks, yaitu semacam turbulensi air yang ditinggalkan ikan ketika berenang untuk
melarikan diri. Garis samar-samar yang terlihat di sisi tubuh ikan, dari wilayah sekitar operkulum
(tutup insang) ke belakang tubuh hingga pangkal ekor. Organ tersebut menjadi semacam
elektroreseptor yang dapat mendeteksi impuls listrik di sekitar ikan (Wikipedia, 2017).
Tujaya (1999) mengatakan, bahwa kisaran frekuensi respon dari system gurat sisi ini berada
pada kisaran yang lebih rendah dari tekanan gelombang suara dan spectrum. Karena output nilai
rangsangan dari organ neuromast berkisar antara 100-200 Hz, tergantung spesiesnya. ikan memiliki
perbandingan yang lebih rendah dibandingkan dengan manusia yang memiliki kisaran frekuensi
antara 20Hz-20KHz. 11 Menurut Stevens (1981) kisaran frekuensi ikan rata-rata dibawah 100 Hz.
Namun tidak menutup kemungkinan beberapa spesies ikan yang mampu merespon frekuensi sampai
dengan 5 KHz.
Informasi yang dibawa dari sinyal-sinyal suara menjelaskan mengenai keadaan bahaya yang
mengancam, keadaan agresif untuk menakuti musuh, atau panggilan peminangan (Pratt, 1975). Suara
juga dihasilkan dari dampak tingkah laku lainnya seperti saat makan, bergerak, menghindari musuh,
dan reproduksi (seksualitas dan fase pembesaran) (Popper dan Plat, 1993). Suara-suara yang bersifat
infrasonic, sonic, maupun ultrasonic dapat merespon ikan secara sensitif (Nikolsky, 1963
2.1.2 Frekuensi yang menyebabkan ikan tertarik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah ikan yang mendekati setiap frekuensi setiap
menitnya berbeda-beda. Menurut He (1989) cit. Fitri et al. (2012), ikan yang beraksi memungkinkan untuk
berenang menuju dan menjauh dari sumber rangsangan atau bahkan tidak bereaksi apa-apa. Rangsangan
yang diberikan umum menunjukan penghindaran ikan dan menjauh dari sumber rangsangan. Empat arah
penghindaran yaitu ke atas, ke bawah, seiring, dan ke depan lalu menjauhi sumber rangsangan.
Saat menggunakan frekuensi 100 hingga 500 Hz rata-rata ikan yang mendekat kurang dari 10 ekor
ikan atau setengah jumlah ikan dengan tingkah laku ikan yang menunjukan stres dimana ikan berenang ke
aras atas permukaan lalu kebawah hal itu terjadi berulang kali. Menurut Lubis (2014) stres yang dialami ikan
berdampak pada penyimpangan tingkah laku pada ikan.
Rata-rata ikan pada menit ke 3 mulai terbiasa dan penasaran terhadap sumber suara, sehingga
beberapa ikan mendekat di setiap frekuensinya. Hasil akhir menunjukkan bahwa perlakuan yang paling
banyak menarik perhatian ikan dan merupakan frekuensi optimum adalah dengan menggunakan frekuensi
700 Hz. Menurut Fitri et al. (2009), tingkat sensitifitas pada frekuensi suara yang dapat diterima ikan akan
berbeda pada tiap kelompok umur.
- Variabel X : perbedaan frekuensi (100-1000 Hz)
- Variabel Y : jumlah ikan yang mendekat

Gambar 3 Grafik hasil uji coba ke-1.

Gambar 4 Grafik hasil uji coba ke-2.


Gambar 5 Grafik hasil uji coba ke-3.

Dapat disimpulkan perbedaan yang signifikan disebabkan oleh rata-rata jumlah ikan yang mendekat
berdasarkan perbedaan frekuensi yang digunakan,. Hal tersebut menunjukan bahwa adanya tingkah laku
dan respon dengan perlakuan frekuensi yang berbeda. Menurut Azhari et al. (2017), berdasarkan uji
ANOVA
Terdapat perbedaan (signifikansi<0,05) yang menunjukan bahwa adanya tingkah laku dan respon C.
carpio dengan perlakuan frekuensi yang berbeda dengan frekuensi optimum yang didapatkan dari uji coba
adalah frekuensi 700 Hz.
Saran yang diberikan adalah dilakukan penelitian lanjutan dalam rangka mencoba mendekati dalam
penyempurnaan informasi, salah satunya perlu ada lanjutan penelitian ini dengan menentukan faktor jarak
pada saat pemberian suara.

Anda mungkin juga menyukai