Anda di halaman 1dari 4

2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan

Menurut Wulandari et al (2010), klasifikasi ikan lemon adalah sebagai


berikut :
Kelas : Pisces
Ordo : Osteichthyes
Famili : Cichiddae
Genus : Neolamprologus
Spesies : N.leleupi

(google.image,2012)

Menurut Fisypedia (2012), Neolamprologus leleupi atau leleupi


merupakan cichlid kerdil (dwarf cichlid) bersal dari danau Tangoyika, Afrika. Ikan
leleupi mempunyai warna kuning disepanjang tubuhnya sehingga disebut
dengan lemon cichlid. Leleupi dapat tumbuh sampai 10 cm untuk ikan jantan
sedangkan ikan betina memiliki panjang kurang dari 10 cm.

2.2 Tingkah Laku Ikan Umum dan Khusus Ikan

Menurut Ferno dan Olsen (1994) dalam Rachman (2008) ada fase tingkah
laku ikan terhadap umpan, fase tersebut antara lain :

1. Timbul selera
Fase ini dimulai pada saat ikan mulai bereaksi terhadap ada rangsangan,
bau, menggunakan organ oldfactorinya untuk mendeteksi jarak dan
keberadaan umpan.
2. Menemukan lokasi
Ikan akan berorientasi untuk menemukan lokasi umpan dengan
menggunakan organ chemoreceptor.
3. Fase masuknya makanan kedalam mulut ikan
Fase ini ikan berhasil menemukan dan memasukkan umpan kedalam
mulut.
4. Memakan Umpan
Fase ini ikan memakan umapn pada fase uptake jika merasa cocok.

Menurut Adkonings (1993), semua jenis spesies diteliti bergerombol dan


ditemukan pada kedalaman dibawah 15 m. Neolamprologus leleupi adalah
predator yang umumnya menemukan serangga air dan custacea dan ditemukan
dibawah batu – batuan. Itu tidak mengenal jika mereka mempunyai wilayah yang
khususnya untuk makan, juga pada saat juvenile diteliti memakan makanan
mereka sendiri.

2.3 Organ Penciuman Pada Ikan

Otak ikan bagian telechephalon adalah bagian otak depan yang


merupakan pusat dari hal – hal yang berhubungan dengan pembauan, syaraf
utama yang keluar dari daerah ini adalah syaraf olfactory yang berhubungan
dengan hidung sebagai penerima rangsangan. Pada ikan – ikan yang
menggunakan hidung sebagai pembauan mencari mangsanya, otak bagian
depan menjadi lebih berkembang (Syaifudin, 2010)

Otak depan ikan didominasi oleh labus penciuman yang memanjang


kedepan dan dapat ditempatkan pada ujung tungkai labus ini penciuman yang di
cyeilostomen dan sangat kotor. Reseptor pembau mendeteksi rangsangan kimia
dalam bentuk signal elektrik yang berasal dari oksigen cilia yang disebabkan oleh
arus lemah yang melewati lamella. Selanjutnya informasi diteruskan ke syaraf –
syaraf pusat yaitu otak (Swaggih, 2011)

2.4 Fungsi Alomon dan Feromon

Feromon merupakan alat yang disekresikan oleh organisme dan berguna


untuk berkomunikasi secara kimia dengan sesamnya dalam spesies yang sama
berdasarkan fungsinya ada dua kelompok feromon yaitu feromon reteaser yang
memberikan pengaruh langsung terhadap system saraf pusat individu penerima
untuk menghasilkan respon tingkah laku dengan segera (feromon seks, jejak,
dan alarm). Feromon primer yang berpengaruh terhadap syaraf endokrin dan
reproduksi penerima sehingga menyebabkan perubah – perubahan fisiologis,
alomon adalah suatu senyawa kimia atau campuran senyawa kimia (Elda
Numasari, 2009).

Tidak semua molekul dapat bersifat feromon, syarat yang dikirim harus
jelas dan dalam lingkungan bacterial senyawanya harus bersifat volatile, glukos
dan lingkungannya sulit dipengaruhi sebagai feromon secara teoritis, semakin
besar molekulnya, semakin besar struktur yang unik dengan sifat khas (Edi
Martono, 2010).

2.5 Umpan

2.5.1 Umpan alami

Umapn alami merupakan umpan yang terdiri dari alam. Umpan alami
merupakan umpan yang berupa tumbuhan, hewan, biji – bijian maupun jenis
serangga yang merupakan makanan asli dari ikan terebut. Di tempat lain umpan
alami bisa berupa tumbuhan seperti lumut dan daun talas untuk ikan nila dan
mujair. Gurami atau berupa hewan dan serangga seperti cacing, jangkrik,
capung, belalang, untuk berbagai ikan seperti nila, mujair, lele, dan gurami
(wordpress, 2011).

Umpan alami terdiri dari berbagai macam bahan ada dari kayu, karet,
plastik, besi , almunium,. Umpan alami terdiri dari bahan hidup seperti cacing,
daging, ikan, udang, dll. Potongan ikan dan bisa juga serangga. Umpan buatan
tidak merepotkan dan tentu saja dengan teknik tertentu ia mudah untuk
mendapatkan seekor ikan (Chimyeo, 2011).
2.5.2 Umpan Buatan

Umpan buatan (palsu didesain menyerupai hewan –hewan air seperti


ikan, kodok, udang, dll). Yang berfungsi untuk mengelabui dan mengalihkan
perhatian –perhatian ikan – ikan segar mendekati bahan karet, kayu, fiber, metal,
dan bulu – bulu (Piranti,2011).

Kriteria umpan ikan yang akan digunakan tergantung pada jenis ikan
yang akan dipancing. Umpan untuk ikan air tawar tentu berbeda dengan umpan
untuk ikan air laut. Bahkan berlainan pula terhadap jenis ikannya. Sebagai
contoh umpan buatan berbentuk katak, tidak akan diambil oleh ikan mas (Ahira,
2011).

2.6 Kaitan Respon Penciuman dengan Penangkapan

Penggunaan umpan sebagai umpan (atractor) dalam penangkapan pada


umumnya dikaitkan dengan jenis dan lama waktu perendaman. Umpan sangat
ditentukan oleh kebiasaan makan ikan. Perendaman umpan dengan lama waktu
tertentu menentukan kelayakan terhadap ikan sasaran tangkapan, yaitu apabila
dapat merangsang secara kimiawi dan apabila terstruktur umpan balik umpan
tidak pudar sehingga lebih efektif dan efisien (Aristi Dian et al, 2007).

Penggunaan umpan pada alat tangkap dalam operasi penangkapan.


Studi untuk mengetahui efektifitas umpan. Respon tingkah laku ikan khususnya
pada organ penciuman memiliki perasaan penting untuk mengetahui efektifitas
umpan (Muhammad et al, 2010).

Cara termudah untuk mengetahui keberadaan ikan secara visual tentu


saja sangat sulit. Burung – burung yang bertebaran diudara merendah disana
dan terdapat banyak ikan kecil. Pemahaman arus laut. Hal ini sangat erat
kaitannya dengan pengalaman terpancing sendiri (Syafrudin, 2009).

Anda mungkin juga menyukai