Anda di halaman 1dari 10

RASIO KELAMIN, POLA PERTUMBUHAN DAN POTENSI

REPRODUKSI IKAN EMPERAS (Anematichthys apogon)


DI SUNGAI TELABANG DESA SUBAH
KECAMATAN TAYAN HILIR
KABUPATEN SANGGAU

Sofia Yunita (1) , Widadi Padmarsari Soetignya (2), Ahmad Mulyadi (3)
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Tanjungpura Pontianak Jl. Prof. Hadari Nawawi 78124
Email : sofia.yunita21@gmail.com

ABSTRACT

The beardless barb (Anematichthys apogon) is one of the dominant fish species in the
Telabang River, Subah Village, Tayan Hilir, Sanggau Regency. However, there is little
biological information, one of the important aspects of reproduction to help plan fisheries
management. The main objective of this study was to determine some aspects of the
reproductive biology, namely sex ratio, growth pattern, and fecundity. Biweekly sampling
was conducted by using purposive sampling method from Juli to September 2018. The result
showed that significant sex ratio was 2,2 : 1 (male : female). The significant different of sex
ratio from the total length structure are fish measuring 60-69, 70-79, 80-89, 100-109, 110-
119, and 120-129 mm. The relationship of total length and total weight was showing positive
allometric of growth pattern for males (b = 3,44) and the combination of males and females
(b = 3,41), meanwhile found the isometric pattern of growth for females (b = 3, 07). The total
fecundity was about 430-1.703 eggs and relative fecundity is about 42 to 199,65 eggs/gram
total weight of fish. The relationship between total fecundity with length and total weight
showed that total fecundity had no relationship to the length and total weight of the beardless
bard.

Keyword : Reproductive Biology, Fecundity, Allometric, Isometric.

Pendahuluan (Sumatera), buin (Kapuas Hulu) dan


emperas oleh masyarakat Desa Subah
Kalimantan Barat memiliki potensi Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten
perikanan sumberdaya ikan yang sangat Sanggau. Habitat ikan emperas adalah
besar, baik jumlah maupun jenis ikannya. perairan tawar seperti danau, sungai, dan
Potensi sumberdaya ikan tersebut terdiri rawa. Ikan ini memiliki potensi yang
dari perikanan laut dan darat. Khususnya cukup besar untuk dibudidayakan sebagai
untuk sumberdaya perikanan darat ini ikan konsumsi, dan warnanya yang cukup
diperoleh dari sungai dan danau yang menarik, menjadikan ikan ini juga dapat
memiliki karakter yang spesifik. Salah satu dimanfaatkan sebagai ikan hias (Cheng
spesies ikan yang dapat ditemukan di dan Baran, 2004). Meskipun berpotensi
perairan umum di Kalbar yaitu ikan sebagai ikan konsumsi dan ikan hias,
emperas (Anematichthys apogon). sampai saat ini ikan emperas belum ada
A. apogon merupakan salah satu yang membudidayakannya. Hal ini
jenis ikan yang termasuk dalam famili dikarenakan belum adanya informasi
Cyprinidae dan dikenal dengan beardless biologi yang penting dalam budidaya
barb (Inggris), siban (Riau), sipaku
seperti rasio kelamin, pola pertumbuhan Desa Subah Kecamatan Tayan Hilir
dan potensi reproduksi. Kabupaten Sanggau dengan lokasi stasiun
Salah satu daerah yang memiliki ditentukan dengan metode purposive
potensi ikan emperas yang cukup besar sampling. Lokasi dipilih menjadi 3 bagian
adalah di perairan umum Desa Subah yaitu hulu, bagian tengah, dan hilir
Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten diharapkan dapat mewakili tempat
Sanggau khususnya di Sungai Telabang. penelitian, serta lokasi yang biasa
Pengetahuan tentang aspek biologi dijadikan tempat penangkapan ikan
reproduksi adalah informasi yang penting emperas oleh nelayan setempat.
dalam perikanan baik untuk budidaya 2. Pengukuran panjang total dan berat
maupun konservasi. Beberapa aspek total ikan emperas
biologi reproduksi adalah rasio kelamin, Setiap sampel ikan diukur panjang
pola pertumbuhan, dan potensi reproduksi. total dan berat totalnya. Panjang total
Saat ini tidak ada manajemen yang khusus (mm) diukur mulai dari bagian mulut
dan sedikit yang diketahui tentang biologi hingga bagian ekor menggunakan
reproduksinya.karena itu, tujuan utama penggaris. Berat tubuh total (gram) ikan
dari penelitian ini adalah untuk diukur dengan menggunakan timbangan
menentukan beberapa aspek biologi digital skala 0,01 gram.
reproduksi ikan emperas berkaitan dengan 3. Penentuan rasio kelamin
rasio kelamin, pola pertumbuhan, dan Penentuan jenis kelamin ikan
potensi repoduksi. dilakukan dengan cara membedah dan
melihat perbedaan gonad antara ikan
Metode Penelitian jantan dan betina (testis dan ovarium).
Rasio kelamin atau sex ratio dihitung
Penelitian ini dilakukan pada bulan dengan membandingkan jumlah ikan
Juli-September 2018. Lokasi penelitian jantan dengan jumlah ikan betina yang
bertempat di perairan Sungai Telabang tertangkap.
Desa Subah Kecamatan Tayan Hilir 4. Fekunditas
Kabupaten Sanggau. Analisis laboratorium Fekunditas dihitung dengan
meliputi identifikasi ikan, pengukuran gabungan dari metode gabungan. Caranya
panjang total dan berat total, dan terlebih dahulu membedah ikan guna
perhitungan fekunditas dilakukan di untuk mendapatkan gonadnya. Setelah
Laboratorium MSP Fakultas Pertanian gonad didapatkan, gonad ditimbang
Universitas Tanjungpura Pontianak. menggunakan timbangan digital yang
Alat yang digunakan dalam kemudian dinyatakan sebagai gonad utuh.
penelitian ini yaitu alat tangkap pukat yang Gonad utuh dipotong menjadi 3 bagian
berukuran mata jaring 1-1½ inci dengan yaitu anterior, tengah, dan posterior. Salah
panjang 10 meter, timbangan digital skala satu gonad diambil dari potongan tersebut,
0,01 gram, mistar dengan ketelitian 1 lalu ditimbang dan dinyatakan sebagai
milimeter, petri disk, pipet tetes, alat gonad contoh. Gonad contoh yang telah
bedah, botol sampel, kertas pH, ditimbang diencerkan kedalam 10 ml air.
termometer, meteran, alat tulis, dan Setiap 1 ml dari cairan tersebut dihitung
kamera. Bahan yang digunakan adalah jumlah telurnya (Suhendra dkk, 2017).
ikan emperas, gonad, dan alkohol 70%. Analisis data
Metode analisis data yang
Metode pengumpulan data digunakan untuk penelitian rasio kelamin
1. Pengambilan sampel ikan emperas di diuji menggunakan Chi-square, pola
Sungai Telabang pertumbuhan dan potensi reproduksi ikan
Pengambilan ikan emperas emperas adalah analis deskriptif dan
dilakukan di perairan Sungai Telabang analisis regresi linier. Pola pertumbuhan
ditentukan terpisah antara jantan dan Ho : b = 3, hubungan panjang dengan bobot
betina berdasarkan hubungan panjang total adalah isometrik
dan berat tubuh. Potensi reproduksi H 1: b ≠ 3, hubungan panjang dengan bobot
dianalisis untuk mencari hubungan antara adalah allometrik
potensi reproduksi terhadap panjang total Untuk pengambilan keputusan nilai
dan berat tubuh. t di hitung dibandingkan dengan t tabelpada selang
1. Rasio kelamin kepercayaan 95% . kaidah pengambilan
Menurut Effendie (2002), analisis keputusan yaitu :
rasio kelamin ikan betina dan ikan jantan b
menggunakan rumus sebagai berikut: t dihitung = 1−b
0

S b1
M 3. Fekunditas
Rasio kelamin =
F Untuk menghitung fekunditas
menggunakan rumus :
2. Pola pertumbuhan a. Fekunditas Total
Untuk mencari hubungan panjang FT = n. (Wt/Ws)
dan berat ditransformasikan dalam bentuk b. Fekunditas Relatif
logaritma sebagai bentuk persamaan linier FR = (n. Wt/Ws)/BW
( Omar, 2013): Keterangan :
n = Jumlah total telur
log W = log a + b log L Wt = Berat total gonad seluruhnya
Ws = Berat sebagian gonad
nilai b yang didapat dari persamaan Bw = Bobot tubuh ikan tanpa gonad
tersebut akan menunjukan pola
pertumbuhan isometrik dan allometrik. Pola
pertumbuhan isometrik kalau b = 3, yang Hasil dan Pembahasan
berarti pertumbuhan ikan seimbang antara Rasio Kelamin
pertumbuhan panjang dengan pertumbuhan Rasio kelamin ikan emperas selama
bobotnya. Tetapi jika nilai b < 3 berarti penelitian dapat dilihat pada tabel 1. Rasio
pertambahan panjangnya lebih cepat kelamin selama penelitian adalah 2,2:1
daripada pertambahan bobotnya (allometrik (jantan : betina). Rasio kelamin
negatif) dan jika b > 3 maka pertambahan menunjukkan signifikan jika nilai (p< 0,05).
bobotnya lebih cepat dari pertambahan Rasio kelamin yang menunjukkan nilai
panjangnya (allometrik positif ) Untuk signifikan yaitu pada bulan juli (p= 0,0499),
mengetahui nilai b = 3 atau b ≠ 3 maka Agustus (p= 3,4.10-7), sedangkan pada bulan
dilakukan uji-t dengan hipotesis : September (p= 0,0991) menunjukkan nilai
yang tidak signifikan. ini berarti bahwa ikan
jantan mendominasi dari ikan betina.
Tabel 1. Rasio Kelamin Ikan Emperas Hasil Tangkapan Di Sungai Telabang Dalam
periode peneitian
Jumlah
Bulan Jantan Betina Ratio Seks P value
Juli 18 8 2,2: : 1 0,0499*
Agusus 91 34 2,6 : 1 3,4.10-7*
September 36 23 1,5 : 1 0,0991
Total 145 65 2,2 : 1 3,38.10-8*
*Signifikan pada level 95% ( α < 0,05)
Data struktur ukuran sampel menunjukkan bahwa panjang total jantan berkisar antara
50-150 mm dan betina memiliki panjang total 90-130 mm. Perbandingan jenis kelamin dalam
stuktur ukuran panjang total ikan emperas dapat dilihat pada Tabel 2. Perbandingan rasio
kelamin berdasarkan struktur ukuran menunjukkan adanya perbedaan signifikan untuk kelas
ukuran 60-69, 70-79, 80-89, 100-109, 110-119, dan 120-129 mm, sedangkan kelas yang
lainnya rasio kelamin tidak berbeda signifikan.
Tabel 2. Rasio Kelamin Ikan Emperas Berdasarkan Kelas Ukuran Tangkapan
Jumlah
Interval Jantan Betina Total P value
50-59 1 0 1 0,32
60-69 4 0 4 0,045*
70-79 10 0 10 0,002*
80-89 5 0 5 0,03*
90-99 8 6 14 0,59
100-109 23 11 34 0,04*
110-119 51 21 72 4.10-4*
120-129 39 21 60 0,02*
130-139 1 6 7 0,06
140-150 3 0 3 0,08
total 145 65 210 -
*Signifikan pada level 95% (α < 0,05)
Pola Pertumbuhan Log W = 3,443 log L 1,34 ( n = 145, r² =
Hubungan panjang total dan berat 0,951) pada jantan
tubuh ikan emperas dapat dilihat pada Log W = 3,076 log L 7,74 (n = 65, r² =
(Gambar 1, 2, dan 3). Persamaan 0,868) pada betina
hubungan panjang total dan berat total Log W = 3,414 log L 1,54 (n = 210, r² =
ikan emperas adalah: 0,945) pada gabungan jantan dan betina.

Tabel 3. Uji t terhadap nilai b pada pola pertumbuhan


No Jenis kelamin a b t hitung t tabel Pola pertumbuhan
1 Jantan 1,34 3,44 6,941 1,976 Allometrik
2 Betina 7,74 3,07 0,001 1,99 Isometrik
3 Gabungan 1,54 3,41 7,291 1,971 Allometrik

Dalam penelitian ini, nilai b untuk jantan, pada ikan jantan dan gabungan, sedangkan
betina, dan gabungan berturut-turut adalah ikan betina menunjukkan pola
3,44, 3,07, dan 3,41 yang menunjukkan pertumbuhan isometrik.
bahwa pola pertumbuhan allometrik positif

45 A
40
35
30
berat (gram)

25
20
15 jan...
10
5
0
40 60 80 100 120 140 160
panjang (mm)

Gambar 1. Grafik hubungan panjang total dan berat total


ikan emperas jantan
30
B
25
20

berat (gram)
15
10 B...
5
0
85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135
panjang (mm)
Gambar 2. Grafik hubungan panjang total dan berat total
ikan emperas gabungan
45
40 C
35
30
berat (gam)

25
20
15 Gabu...
10
5
0
40 60 80 100 120 140 160
panjang (mm)
Gambar 3. Grafik hubungan panjang total dan berat total
ikan emperas betina
Fekunditas panjang total dan berat total dapat dilihat
Fekunditas adalah jumlah telur pada (Gambar 4 dan 5). Hubungan antara
masak sebelum dikeluarkan pada waktu Fekunditas total dengan panjang total dan
ikan memijah. Fekunditas terdapat 2 berat total menunjukkan hubungan yang
macam yaitu fekunditas total dan tidak erat dimana nilai koefisien korelasi
fekunditas relatif. Hasil penelitian (r) berturut-turut adalah 0,295, dan 0,234.
menunjukkan fekunditas total bervariasi Persamaan regresi fekunditas total dengan
berkisar antara 430-1.703 butir telur panjang total dan berat ikan adalah :
dengan panjang total ikan 95-130 mm. Fekunditas total dengan panjang log Fa =
Fekunditas relatif berkisar antara 42- 3,091 log TL -3,432; r²= 0,295.
199,65 butir/gram berat ikan dengan Fekundias total dengan berat log Fa =
kisaran berat total ikan 10-26 gram. 0,901 log TW 1,836; r²= 0,234.
Hubungan antara fekunditas total terhadap
log fekunditas total

3.5 A
3
2.5
2
1.5 panjang
1
Power (panjang)
0.5
0
1.96 1.98 2 2.02 2.04 2.06 2.08 2.1 2.12 2.14
log panjang total (mm)

Gambar 4. Grafik hubungan fekunditas total ikan emperas


terhadap panjang total
3.5
3 B

log fekunditas total


2.5
2
1.5
1
0.5
0
0.95 1 1.05 1.1 1.15 1.2 1.25 1.3 1.35 1.4 1.45
log berat total (gram)
Gambar 5. Grafik hubungan fekunditas total ikan emperas
terhadap berat total
Parameter Kualitas Perairan Sungai yaitu nilai pH 7. Kisaran suhu antara 27-
Telabang 29⁰C, kedalaman air berkisar antara 120-
Parameter kualitas perairan yang 170 cm dan oksigen terlarut berkisar dari
diukur yaitu suhu air, pH, DO, dan 2,2-5,76 mg/l.
kedalaman. Hasil penelitian selama 3 Tabel 4. Kisaran Parameter Perairan
bulan dari bulan Juli-September dapat Sungai Telabang Selama Periode
dilihat pada Tabel 3. Hasil pH yang Penelitian
didapatkan sama pada setiap stasiunnya
NO Parameter Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3
1 pH 7 7 7
2 Suhu (⁰C) 27-29 27-29 27-28
3 DO (mg/l) 2,45-5,42 2,54-5,76 2,2-3,53
4 Kedalaman (cm) 120-136 126-170 123-150

Dalam penelitian ini, Rasio kelamin jenis kelamin dalam pertumbuhan dan
merupakan perbandingan jumlah individu metodelogi pengambilan sampel (Liao dan
jantan dan betina dalam suatu populasi. Chang 2011).
Hasil penelitian selama 3 bulan Dalam penelitian ini, perbedaan
menunjukkan bahwa rasio kelamin ikan yang signifikan dalam rasio kelamin
jantan lebih besar dibandingkan ikan diamati pada struktur ukuran ikan yang
betina yaitu sebesar 2,2 : 1 yang artinya berukuran antara 60-69, 70-79, 80-89,
bahwa perbandingan rasio kelamin selama 100-109, 110-119, dan 120-129 mm Tabel
3 bulan pengamatan terhitung dari bulan 2. Perbedaan yang signifikan berdasarkan
Juli-September tahun 2018 dalam keadaan struktur ukuran juga ditemukan pada hasil
tidak seimbang. Hasil penelitian ini sesuai penelitian ikan gadong Hampala
dengan hasil penelitian rasio kelamin pada bimaculata (Cyprinidae) di Taman
ikan jenis yang sama di perairan Sungai Nasional Betung Kerihun, Provinsi
Menduk Kabupaten Bangka dengan rasio Kalimantan Barat memiliki struktur ukuran
kelamin (1,8:1) (Suhendra dkk, 2017). yang signifikan berkisar antara 350-549
Namun, hasil ini berbeda dengan mm (Soetignya dkk, 2016), Micropogonias
penelitian rasio kelamin pada ikan keperas furnieri di Sepetiba Bay, Rio De Janeiro
(Cyclocheilicthys apogon) di Sungai Musi Brazil memiliki struktur ukuran yang
Sumatera Selatan yang menghasilkan rasio signifikan berkisar 155-185 mm. Dalam
kelamin (1 : 1,103) yang artinya bahwa hal ini mungkin adanya keterkaitan dengan
jumlah ikan jantan dan ikan betina tingkat pertumbuhan. Ketidakseimbangan
seimbang (Sari, 2007), dan juga di rasio kelamin dapat disebabkan oleh
Kamboja (1: 10) (Lambert, 2001). Rasio diferensiasi tingkat pertumbuhan antar
kelamin bervariasi dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Sementara itu, jenis kelamin
sejumlah faktor termasuk perbedaan jenis yang mempunyai pertumbuhan yang lebih
kelamin dalam umur panjang, perbedaan lambat mungkin akan menghadapi predasi,
dengan kelimpahan berkurang diluar (Sari, 2007). Hasil ini berbeda dengan
proporsi dalam fase pengembangan hasil penelitian fekunditas pada ikan nilem
berikutnya (Vicentini dan Araujo, 2003). (Osteochilus vittatus) di Danau Sidenreng
Analisis hubungan panjang dan Sulawesi Selatan berkisar antara 1.718-
berat dalam ikan emperas menghasilkan 34.045 dengan panjang tubuh 100-180 mm
pola pertumbuhan allometrik positif untuk (Sharifuddin, 2010), ikan nilem
ikan jantan dan gabungan, sedangkan ikan (Osteochillus hasellti) di perairan Rawa
betina memiliki pola pertumbuhan Pening Kecamatan Tuntang Kabupaten
isometrik. Hasil ini berbeda dengan hasil Semarang berkisar antara 2.966-156.695
penelitian untuk spesies yang sama di butir telur dengan panjang tubuh 127-250
perairan Sungai Menduk Kabupaten mm (Rochmatin dkk, 2014). Jika
Bangka yang memiliki pola pertumbuhan dibandingkan dengan ikan yang berbeda
allometrik positif untuk ikan jantan dan dalam satu famili yang sama yaitu
ikan betina (Suhendra dkk, 2017), di Cyprinidae, maka jumlah telur yang
Sungai Musi Sumatera Selatan memiliki dihasilkan ikan emperas dikategorikan
pola pertumbuhan allometrik positif untuk fekunditasnya kecil. Potensi reproduksi
ikan jantan dan ikan betina (Sari, 2007). sangat dipengaruhi dengan berapa jumlah
Nilai b dapat bervariasi antar spesies telur, strategi reproduksi dan pola
dalam genus yang sama serta stok dari pemijahan spesies (Lambert, 2001).
spesies yang sama. Nilai b berbeda tidak Fekunditas ikan emperas memiliki
hanya antar spesies, tetapi juga ada antara hubungan linier antara fekunditas total
stok spesies yang sama karena jenis dengan panjang total dan berat total. Hasil
kelamin, kematangan, musim, dan waktu penelitian hubungan antara fekunditas total
karena perubahan dalam perut dengan panjang total dan berat total
kekenyangan (Bagenal dan Tesch, 1978). menunjukkan hubungan yang tidak erat.
Perhitungan fekunditas terdapat 2 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
jenis yaitu fekunditas total dan fekunditas penelitian ikan yang sama di Sungai Musi
relatif. Fekunditas total dari kisaran antara Sumatera Selatan (Sari, 2007). Hal ini
430-1.703 butir telur dengan panjang total menunjukkan hasil yang berbeda pada ikan
ikan 95-130 mm. Total Fekunditas relatif nilem (Osteochilus hasselti) di perairan
kisaran antara 42-199,65 butir/gram Rawa Pening Kecamatan Tuntang
dengan berat ikan 10-26 gram. Hasil ini Kabupaten Semarang yang memiliki
tidak berbeda dengan hasil penelitian hubungan yang erat antara fekunditas total
fekunditas ikan jenis sama di perairan dengan panjang total dan berat total
Sungai Menduk Kabupaten Bangka yaitu (Rochmatin dkk, 2014). Bervariasinya
kisaran antara 240-3.660 butir telur dengan fekunditas diantara ikan lainnya tergantung
panjang tubuh 13,815 mm (Suhendra dkk, pada berbagai faktor seperti kondisi, usia
2017),dan di Sungai Musi Sumatera ikan dan asupan makanan oleh ikan (Alam
Selatan berkisar antara 209-2.633 butir dan Pathak, 2010).
telur dengan panjang tubuh 95-175 mm
Kesimpulan dan Saran yaitu ikan yang berukuran antara
Kesimpulan 60-69, 70-79, 80-89, 100-109, 110-
1. Populasi ikan emperas 119, dan 120-129 mm.
(Anematichthys apogon) di Sungai 2. Hubungan panjang total dan berat
Telabang Desa Subah Kecamatan total menunjukkan pola
Tayan Kabupaten Sanggau pertumbuhan allometrik positif
menunjukkan bahwa rasio kelamin untuk jantan dan gabungan, dan
ikan jantan lebih tinggi dari ikan betina menunjukkan pola
betina yaitu 2,2 : 1. Rasio kelamin pertumbuhan isometrik.
dari stuktur ukuran yang signifikan
3. Nilai fekunditas total ikan emperas Liao. Y.Y., Chang Y.H., 2011.
memiliki nilai kisaran sebesar 430- Reproductive of needlefish
1.703 butir telur menunjukkan Tyidsurus acus melanotus in Waters
bahwa potensi reproduksi ikan around Hsiao-liu-Chiu Island,
emperas rendah. Hubungan antara Soutwestern Taiwan. Zoological
fekunditas total dengan panjang Studies 50:296-308.
total dan berat total menunjukkan
tidak erat. Omar A.S. Bin., 2013. Buku Biologi
Saran Perikanan. Universitas Hassanuddin
Disarankan untuk penelitian lebih Makassar. 168 halaman.
lanjut dari ikan emperas seperti pemijahan, Rochmatin Y.S., Anhar S., Suradi.W.S.,
habitat, dan musim. Sehingga dapat 2014. Aspek pertumbuhan dan
menjadi informasi dasar untuk mendukung eproduksi ikan nilem (Osteochillus
upaya konservasi dan domestikasi ikan haselti) di Perairan Rawa Pening
emperas. Kecamatan Tuntang Kabupaten
Daftar Pustaka Semarang.Jurnal Manajemen
Sumberdaya perairan Jurusan
Alam M., Pathak J.K., 2010 Assessment Perikanan Fakultas Perikanan dan
of fecundity and gonadosomatic Ilmu Kelautan. Universitas
index of commercially important Diponegoro. 153 – 159 halaman.
fish, Labeo rohita from Ramganga
river.International Journal Pharma Sari I. W., 2007. Biologi Reproduksi Ikan
and Bio Science3 1(3):1. Keperas (Cyclocheclicthys apogon)
di Sungai Musi Sumatera Selatan.
Bagenal T.B., Tesch F.W., 1978. Age and [skripsi]. Fakultas Perikanan dan
Growth. In: Methods for Assessment Ilmu Kelautan Institut Pertanian
of fish Production in Freshwater. Bogor.
Bagenal T.B. (ed), pp.100-136, 3rd
Edition, Rlacwen Scientific Sharifuddin B.A. O., 2010. Aspek
Publication, Oxford,uk. reproduksi ikan nilem (Osteochilus
vittatus) di Danau Sidenreg Sulawesi
Cheng P., Baran. E. Touch., B.T. 2004. Selatan.Jurnal Ikhtiologi Indonesia.
Synthesis of all published 10(2) : 111-122.
information on beardless bard
Cyclocheilichthys apogon (“Trey Soetignya W.P., Bambang S., Mohammad
srawka kdam”) based on fishbase M.K., Arief B., 2016. Sex ratio, size
2004. Worldfish Center and Inland structure and fecundity in hampala
Fisheries Research and Development bimaculata (Cyprinidae) from
Institute, Phnom Penh, Cambodia. Betung Kerihun National Park, West
12.p. Kalimantan Province, Indonesia.
Aacl Bioflux.9(3): 713-721.
Effendie M. I. 2002. Biologi
PerikananYogyakarta : Yayasan Suhendra C., Eva. U., Umroh. 2017.
Pustaka Nusantara : 163 halaman. Biologi reproduksi ikan keperas
(Cyclocheilichthys apogon) di
Lambert D., 2001. A case Study on Perairan Sungai Menduk Kabupaten
Floodplain Gillnett Fisheris in Siem Bangka.Jurnal Sumberdaya
Reap. Tone Sup Fisheris. Perairan 11(1): 1978-1652.
http://www.fao.org/:htm.[19
september 2014]. Vicentini R.N., Araujo F.G., 2003. Sex
Ratio And Size Structure of
Micropogonias Furnieri (Desmarest,
1823) (Perciformes, Sciaenidae) in Brazilian Journal of Biology
Sepetiba Bay, Rio de Janeiro, Brazil. 63(4):559-566.

Anda mungkin juga menyukai