Anda di halaman 1dari 5

CBM

singkatan dari coal-bed methane yaitu gas metan yang terbentuk dan terperangkap
dalam lapisan batubara. Gas ini dapat disedot dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
CBM biasanya ditemukan didalam lapisan-lapisan batubara yang sangat dalam tetapi gas
yang terdapat pada kedalaman kurang dari sekitar 760 meter dianggap ekonomis untuk
dimanfaatkan.

TAHAP PRODUKSI CBM

Gas CBM seringkali berada pada lapisan batubara yang dangkal, sehingga memiliki tekanan
yang sangat rendah. Pada masa produksi awal justru hampir 100% air. Dengan tekanan rendah
ini maka apabila akan mengalirkan gas ini memerlukan kompressor untuk mendorong ke
penampungan gas. Isinya diatas 95% hanya metana. Gas lainnya sangat sedikit. Sehingga sering
disebut drygas atau gas kering.
Untuk memproduksi CBM, lapisan batubara harus terairi dengan baik sampai pada titik dimana
gas terdapat pada permukaan batubara. Gas tersebut akan teraliri melalui matriks dan pori, dan
keluar melalui rekahan atau bukaan yang terdapat pada sumur .Air dalam lapisan batubara
didapat dari adanya proses penggambutan dan pembatubaraan, atau dari masukan (recharge) air
dalam outcrops dan akuifer. Air dalam lapisan tersebut dapat mencapai 90% dari jumlah air
keseluruhan. Selama proses pembatubaraan, kandungan kelembaban (moisture) berkurang,
dengan rank batubara yang meningkat.
Gas biogenik dari lapisan batubara subbituminus akan dapat berpotensi menjadi CBM. Gas
biogenik tersebut terjadi oleh adanya reduksi bakteri dari CO2, dimana hasilnya berupa
methanogens, bakteri anaerobik yang keras, menggunakan H2 yang tersedia untuk mengkonversi
asetat dan CO2 menjadi metane sebagai by produk dari metabolismenya. Sedangkan beberapa
methanogens membuat amina, sulfida, dan methanol untuk memproduksi metane.
Aliran air, dapat memperbaharui aktivitas bakteri, sehingga gas biogenik dapat berkembang
hingga tahap akhir. Pada saat penimbunan maksimum, temperatur maksimum pada lapisan
batubara mencapai 40-90°C, dimana kondisi ini sangat ideal untuk pembentukan bakteri metane.
Metane tersebut terbentuk setelah aliran air bawah tanah pada saat ini telah ada.

Apabila air tanah turun, tekanan pada reservoir turun, pada saat ini CBM bermigrasi menuju
reservoir dari sumber lapisan batubara. Perulangan kejadian ini merupakan regenerasi dari gas
biogenik. Kejadian ini dipicu oleh naiknya air tanah atau lapisan batubara yang tercuci oleh air.
Hal tersebut yang memberikan indikasi bahwa CBM merupakan energi yang dapat terbaharui.
Lapisan batubara dapat menjadi batuan sumber dan reservoir, karena itu CBM diproduksi secara
insitu, tersimpan melalui permukaan rekahan, mesopore, dan mikropore (gambar 5). Permukaan
tersebut menarik molekul gas, sehingga tersimpan menjadi dekat. Gas tersebut tersimpan pada
rekahan dan sistem pori pada batubara sampai pada saat air merubah tekanan pada reservoir. Gas
kemudian keluar melalui matriks batubara dan mengalir melalui rekahan sampai pada sumur.
Gas tersebut sering kali terjebak pada rekahan-rekahan.
Pengembangan CBM di Indonesia
sangat dimungkinkan mengingat Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batubara.
Beberapa hal yang mendukung pengembangan CBM di Indonesia diantaranya adalah kekayaan
sumberdaya batubara Indonesia yang berlimpah, ketersediaan cadangan minyak dan gas bumi
yang semakin berkurang, serta adanya kesadaran global penggunaan sumber energi yang lebih
ramah lingkungan.
Sejak tahun 2007, Badan Geologi menyelenggarakan workshop CBM dengan mendatangkan ahli
CBM dari Amerika dan Australia yang merupakan negara pionir untuk eksplorasi CBM. Tujuan
utamanya adalah untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di lingkungan Badan
Geologi walaupun workshop ini juga terbuka bagi kalangan di luar Badan Geologi. Secara garis
besar kegiatan eksplorasi CBM mencakup 3 (tiga) hal utama, yaitu:
Resources Analysis
CBM Productibility Analysis
CBM Economic Analysis
Saat ini Badan Geologi sebagai salah satu institusi yang menangani sisi hulu komoditas batubara
memiliki peran sebagai institusi yang melakukan "Resources Analysis" dalam eksplorasi CBM.
Indonesia sendiri menurut penelitian Advance Resources International Inc. (ARI) bersama
dengan Ditjen Migas memiliki potensi cadangan (resources) CBM sebesar 453 TCF yang terbagi
ke dalam 11 (sebelas) cekungan di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi.

GASTIFIKASI
Gastifikasi adalah proses konversi bahan bakar padat menjadi gas melalui reaksi dengan satu
atau campuran reaktan udara, oksigen,uap, air ,karbondioksida
Gas-gas hasil proses gasifikasi dapat dipakai sebagai pengganti BBM guna berbagai keperluan
seperti menggerakkan mesin tenaga penggerak (diesel atau bensin), yang selanjutnya dapat
dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik, menggerakkan pompa, mesin giling maupun alat – alat
mekanik lainya. Selain itu gas ini juga dapat dibakar langsung untuk tanur pembakaran, mesin
pengering, oven dan sebagainya yang biasanya memerlukan pembakaran yang bersih.

Secara ringkas ,selama proses gasifikasi terdapat beberapa tahapan proses yaitu:
1. Tahapan pemanasan dimana temperatur padatan naik sampai sebelum terjadi proses
pengeringan.
2. Tahap pengeringan dimana terjadi pelepasan uap air dari padatan.
3. Tahap pemanasan lanjut dimana temperatur padatan naik kembali sampai sebelum terjadi
proses devolatilisasi.
4. Tahap devolatilisasi dimana volatil dalam padatan keluar sampai tersisisa arang. Tergantung
dari bahan bakar yang digunakan volatil dapat terdiri dari gas-gas H2O, H2N2, O2, CO, CO2,
CH4, H2S, NH3, C2H6 dan hidrokarbon tidak jenuh.
5. Tahap gasifikasi
6. Tahap pembakaran arang (terjadi jika masih terdapat udara yang tersisa)
Potensi Peluang Implementasi di Indonesia
Gasifikasi batu bara di Indonesia sangat berpeluang untuk dijadikan sebagai penghasil energi
alternatif. Diantaranya adalah karena harga batu bara di pasar dunia relatif stabil, dan aman untuk
ditransportasikan dan disimpan (karena batu bara tidak terpengaruh oleh cuaca).Alasan lain yang
mendukung adalah:
a. Produk dari gasifikasi batu bara yang berkalori rendah (sekitar 4500 kkal) dapat menghasilkan
gas bakar sintetis. Selain itu, dapat juga menggunakan batu bara muda (menurut data sekitar 70%
batu bara di Indonesia adalah batu bara muda).
b. Tidak mengandung resiko/bahaya, tidak berbau, dan ramah lingkungan. Batu bara di Indonesia
tersebar dengan luas terutama di Kalimantan Timur (Kutai, Tarakan), dan Sumatera Selatan.
Meskipun begitu, implementasi gasifikasi di Indonesia masih sangat kurang, karena sebagian
besar batu bara langsung dibakar habis dan dijadikan energi listrik melalui PLTU tanpa
digasifikasi. Padahal, batu bara akan lebih efisien jika dikonversi terlebih dahulu menjadi migas
sintetis atau bahan petrokimia lainnya. Salah satu caranya adalah dengan gasifikasi.

suhu bed
tekanan bed
tinggi bed
rasio kesetaraan
kecepatan fluidasi
kadar air
ukuran partikel
adanya katalis
rasio udara dan uap

Tolong di list tempat tanggal lahir yaa buat KL :


1. Thoriq (jakarta 16/11/99)
2. Adit ( Jakarta 08/09/99)
3. Hilmy ( Pku 15/12/98)
4. Osamah ( bogor 01/03/99)
5. Dafa khadafi ( jakarta 17/09/99)
6. Acong ( bogor 13/04/99)
7. Jennifer Michelle Sherafim (Bandung, 18/01/99)
8.Anil ( jkt, 31/10/99)
9.Mohamad Salsabila (bandung,08/11/1998)
10.mega Ervina bandjar (makassar, 25/09/99)
11. Daffa Adim (bekasi, 23/06/99)
12. Muhammad Irfan fadilah (Bengkalis, 21/06/99)
13. Muhammad Ery Cahyaridipura (Jakarta, 31/01/2000
14. Bagas Saputra (jakarta 03 04 1999)
15. Rafael Holysius daned (tangerang 20 09 1998
16. Rosiyanti Sinaga(bandung 30/07/99)
17. Yves Belgiaswara Susilo (Brussels 10/09/00)
18.Diego Montenova(Serang 02/06/99))
19. Rizki arya putra (Jakarta 03-10-1999)
20. Yosua andes longdong (16-08-99)
21. Gerry praditya atmaji (karawang 11/10/1999)
22. Rayhan Aldizan Farrenzo (Jakarta, 3-01-2000)
23. Achmad Adyatma Ardi (Tangerang 5 April 1997)

Anda mungkin juga menyukai