i
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Tabel A.1 Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan Tahun 2017 .................................... A-3
Tabel A.2 Penggunaan Lahan Sawah dan Lahan Kering Menurut Desa/Kelurahan
Di Kecamatan Takeran Tahun 2017.............................................................. A-13
Tabel A.3 Luas Lahan Sawah Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan Takeran
Tahun 2017 .................................................................................................... A-14
Tabel A.4 Luas Lahan Kering Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan Takeran
Tahun 2017 .................................................................................................... A-14
Tabel A.5 Banyaknya Kepala Keluarga dan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan
dan Jenis Kelamin Di Kecamatan Takeran Tahun 2017 ............................... A-16
Tabel A.6 Luas Wilayah Dan Kepadatan Penduduk Tiap Desa/Kelurahan Di
Kecamatan Madigondo Tahun 2017 ............................................................. A-18
Tabel A.7 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kecmatan Takeran
Tahun 2017 .................................................................................................... A-19
Tabel A.9 Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan
Takeran Tahun 2017...................................................................................... A-21
Tabel A.10 Banyaknya Tenaga Medis Di Kecamatan Takeran Tahun 2017 .................. A-22
ii
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
iii
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Lingkungan hidup yang diprakirakan terkena dampak dari kegiatan RPA dapat
diklasifikasikan menjadi komponen geofisik, komponen biologi, komponen sosial ekonomi
budaya, dan komponen kesehatan masyarakat. Informasi mengenai komponen lingkungan
hidup yang terkena dampak dari kegiatan RPA tersebut adalah sebagai berikut.
A.1 Geofisik
A.1.1 Klimatologi
Sebagaimana pada wilayah lain yang ada di Kabupaten Magetan atau di wilayah
Provinsi Jawa Timur, kondisi iklim di wilayah Kecamatan Takeran adalah iklim tropis basah
dengan musim hujan dan musim kemarau yang seimbang. Pembagian iklim tersebut
merupakan pembagian menurut iklim matahari, yang didasarkan pada banyak sedikitnya
sinar matahari yang diterima permukaan bumi. Dalam hal ini wilayah Indonesia terletak di
garis khatulistiwa, sehingga pancaran sinar matahari lebih banyak diterima permukaan
bumi daripada iklim yang lainnya.
Disamping pembagian iklim menurut iklim matahari, pembagian iklim juga dapat
dilakukan berdasarkan suhu dan kelembaban udara, seperti yang diuraikan oleh Dr. Dr
Wladimir Koppen (1918), yang dikenal dengan iklim Koppen. Berdasarkan ketentuan itu
Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi
simbol A, B, C, D, dan E. Dari kelima daerah iklim tersebut sebagai variasinya diperinci lagi
menjadi beberapa macam iklim. Dari pembagian iklim tersebut, wilayah Kecamatan
Takeran termasuk dalam iklim Aw.
Karakteristik iklim tipe Aw adalah memiliki suhu >180C dan curah hujan tahunan
tinggi. Merupakan tipe iklim monsun tropis dimana memiliki musim kering yang panjang.
Selain di wilayah Kecamatan Takeran, beberapa wilayah lain yang memiliki tipe iklim ini
adalah wilayah Kecamatan Nguntoronadi, sebagian Kecamatan Lembeyan, Kecamatan
Kawedanan, Kecamatan Bendo, dan Kecamatan Maospati. Peta iklim Kabupaten Magetan
yang digunakan sebagai referensi disajikan pada Gambar A.1.
Pada tahun 2017 curah hujan tercatat sebesar 2.026 mm dengan jumlah hari hujan
sebanyak 123 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April, yaitu 335 mm dengan
jumlah hari hujan sebanyak 20 hari. Sedangkan pada bulan Agustus terjadi puncak musim
kemarau dimana pada bulan ini tidak terjadi hujan. Data jumlah hari hujan dan jumlah
curah hujan di wilayah Kecamatan Takeran Tahun 2017 selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel A.1 dan Gambar A.2.
A-1
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
A-2
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Tabel A.1 Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan Tahun 2017
Jumlah Curah
No Bulan Hari Hujan
Hujan (mm)
1 Januari 19 324
2 Februari 17 299
3 Maret 12 194
4 April 20 335
5 Mei 10 147
6 Juni 4 19
7 Juli 2 29
8 Agustus - -
9 September 4 63
10 Oktober 5 49
11 November 15 296
12 Desember 15 271
Sumber : Kecamatan Takeran Dalam Angka, 2018
Gambar A.2 Grafik Jumlah Curah Hujan Di Kecamatan Takeran Tahun 2017
A.1.2 Topografi
Wilayah Kecamatan Takeran memiliki ketinggian rata-rata 100 – 150 mdpl, dengan
ketinggian pada pusat wilayah kecamatan sebesar 113 m. Rata-rata kemiringan lahannya
berkisar antara 0 – 8%. Dengan melihat topografi wilayahnya tersebut maka dapat dilihat
bahwa bentang alam wilayah kecamatan Takeran berupa dataran rendah. Dengan bentang
alam yang seperti ini, Kecamatan Takeran memiliki potensi untuk pengembangan wilayah
dan dapat dikembangkan untuk berbagai jenis kegiatan tanpa adanya pembatas alam
berupa topografi. Peta topografi Kabupaten Magetan yang dijadikan referensi data dapat
dilihat pada Gambar A.3, Gambar A.4, dan Gambar A.5.
A-3
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
A-4
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
A-5
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
A-6
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
A.1.3 Geomorfologi
Dilihat dari asal usulnya sebagian besar wilayah Kabupaten Magetan dibentuk oleh
proses gunungapi, sebagian kecil dibentuk oleh proses fluvial. Di bagian barat wilayah
merupakan bagian puncak dan bagian tengah dan timur merupakan bagian lereng dan kaki
gunungapi. Dilihat dari umurnya, wilayah bagian Utara merupakan bagian dari Gunungapi
Lawu muda, sedangkan di bagian selatan merupakan bagian dari Gunumgapi Lawu tua.
Berdasarkan bentang lahan atau geomorfologi wilayahnya, Kecamatan Takeran terletak
pada “Satuan Kaki Gunung Lawu”. Satuan wilayah bentang lahan ini mencakup wilayah
Kecamatan Kartoharjo, Kecamatan Barat, sebagian Kecamatan Karas, Kecamatan
Karangrejo, Kecamatan Maospati, Kecamatan Bendo, Kecamatan Nguntoronadi, dan
Kecamatan Lembeyan. Peta geomorfologi Kabupaten Magetan yang digunakan sebagai
referensi data dapat dilihat pada Gambar A.6.
A.1.4 Geologi
Kondisi geologi wilayah Kabupaten Magetan dan sekitarnya, Bagian Barat Laut
yang ditempati Gunung Lawu termasuk dalam jalur gunung api kuarter yang masih aktiv,
sedang Bagian Selatan termasuk dalam jalur ukitan di utara Sungai Tirtomoyo merupakan
pebukitan lipatan berarah Timur Laut Barat-Barat Daya. Perbukitan tinggi di sisi Selatannya
selain terlipat juga tersesarkan. Secara morfogenesis pebukitan di Kabupaten Magetan
dipengaruhi oleh struktur lipatan, sesar dan sifat litologi. Sebagian besar wilayah
Kabupaten Magetan terbentuk dari hasil gunung api kuarter muda yang terdiri dari lereccia,
tuff, dan lakiri. Berdasarkan kondisi batuannya, wilayah Kecamatan Takeran berada pada
“Endapan Alluvial”, yang persebarannya juga mencakup Kecamatan Kartoharjo,
Kecamatan Barat, sebagian Kecamatan Karangrejo, Kecamatan Maospati, Kecamatan
Bendo, Kecamatan Nguntoronadi, dan Kecamatan Lembeyan. Peta geologi Kabupaten
Magetan yang digunakan sebagai referensi data dapat dilihat pada Gambar A.7.
A-7
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
A-8
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
A-9
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
A-10
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
A.1.6 Hidrologi
Kondisi hidrologi di wilayah Kecamatan Takeran dipengaruhi oleh keberadaan
sungai-sungai sebagai saluran drainase alamiah yang memegang peranan penting dalam
mengalirkan limpasan air hujan dan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air irigasi.
Sungai besar yang mengalir di wilayah Kecamatan Takeran adalah Kali Gondang dan Kali
Madiun. Sungai-sungai tersebut terintegrasi dengan saluran drainase sekunder dan tersier,
dan terintegrasi dengan saluran irigasi. Selain untuk pengambilan air irigasi (intake), sungai
tersebut juga sebagai pembuangan air irigasi. Pada lokasi RPA terdapat saluran irigasi
yang terletak di bagian utara (belakang tapak) dan bagian selatan (depan tapak). Saluran
yang ada di bagian belakang tersebut akan digunakan sebagai lokasi pembuangan hasil
pengolahan air limbah RPA.
A.1.7 Hidrogeologi
Potensi air tanah di wilayah Kabupaten Magetan tergolong tinggi, sebagaimana
ditunjukkan oleh sebaran aquifer produktifitas tinggi yang luas. Potensi ini telah lama
dimanfaatkan untuk irigasi, sebagaimana ditunjukkan oleh banyaknya sumur bor di bagian
Timur wilayah. Wilayah Kecamatan Takeran terletak pada “Akuifer dengan Aliran melalui
Ruang Antar Butir”. Sebagian besar wilayahnya berada pada “akuifer produktif sedang
dengan penyebaran luas (1-c)”. Akuifer dengan keterusan sedang sampai rendah, muka
air tanah beragam, debit sumur umumnya kurang dari 5 liter/detik.
Untuk lokasi tapak RPA berada pada “Akuifer produktif tinggi dengan penyebaran
luas (1-a)”. Akuifer ini berlapis banyak dengan keterusan sedang sampai tinggi, muka air
tanah beragam, umumnya dekat dengan permukaan tanah, di beberapa daerah ada diatas
muka tanah, debit sumurnya lebih dari 10 liter/detik. Pemenuhan kebutuhan air untuk
operasional RPA direncanakan dengan menggunakan sumur bor sehingga memiliki
kemudahan akses untuk mendapatkan air tanah karena pada pada akuifer dengan
produktifitas tinggi. Peta hidrogeologi Kabupaten Magetan yang dijadikan sebagai sumber
referensi data dapat dilihat pada Gambar A.9.
A-11
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
A-12
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Tabel A.2 Penggunaan Lahan Sawah dan Lahan Kering Menurut Desa/Kelurahan Di
Kecamatan Takeran Tahun 2017
Luas (Ha)
No Desa / Kelurahan Lahan Lahan
Jumlah
Sawah Kering
1 Kiringan 134,50 100,50 235,00
2 Duyung 84,50 114,50 199,00
3 Tawangrejo 67,71 82,29 150,00
4 Sawojajar 76,60 90,40 167,00
5 Takeran 117,48 120,52 238,00
6 Kuwonharjo 217,78 120,22 338,00
7 Kepuhrejo 187,40 111,60 299,00
8 Kerik 109,69 96,31 206,00
9 Waduk 121,64 90,36 212,00
10 Jomblang 81,25 49,75 131,00
11 Kerang 46,62 48,30 94,92
12 Madigondo 114,35 161,65 276,00
Jumlah 1.359,52 1.186,40 2.545,92
Sumber : Kecamatan Takeran Dalam Angka, 2018
Gambar A.10 Grafik Penggunaan Lahan Sawah dan Lahan Kering Menurut
Desa/Kelurahan Di Kecamatan Takeran Tahun 2017
Jenis penggunaan lahan sawah di wilayah Kecamatan Takeran terdiri dari sawah
irigasi, sawah irigasi ½ teknis, dan sawah tadah hujan. Jenis lahan sawah pada wilayah ini
didominasi oleh sawah irigasi dengan persentase yang mencapai 75%. Sedangkan untuk
sawah irigasi ½ teknis hanya mencapai 22% dan sisanya 3% berupa sawah tadah hujan.
Data rincian luas lahan sawah berdasarkan jenisnya menurut desa/kelurahan di wilayah
Kecamatan Takeran selengkapnya disajikan pada Tabel A.3.
A-13
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Tabel A.3 Luas Lahan Sawah Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan Takeran Tahun
2017
Luas (Ha)
No Desa / Kelurahan Irigasi Irigasi ½ Irigasi Tadah
Sawah
Teknis Teknis Sederhana Hujan
1 Kiringan - 130,50 - 4,00 134,50
2 Duyung - 84,50 - - 84,50
3 Tawangrejo 47,71 17,00 - 3,00 67,71
4 Sawojajar 10,60 66,00 - - 76,60
5 Takeran 117,48 - - - 117,48
6 Kuwonharjo 217,78 - - - 217,78
7 Kepuhrejo 185,40 - - 2,00 187,40
8 Kerik 97,69 - - 12,00 109,69
9 Waduk 103,64 - - 18,00 121,64
10 Jomblang 75,25 - - 6,00 81,25
11 Kerang 46,62 - - - 46,62
12 Madigondo 113,35 - - 1,00 114,35
Jumlah 1.015,52 298,00 - 46,00 1.359,52
Sumber : Kecamatan Takeran Dalam Angka, 2018
Tabel A.4 Luas Lahan Kering Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan Takeran Tahun
2017
Luas (Ha)
No Desa / Kelurahan Tegal / Rumah dan
Kolam Lainnya Jumlah
Kebun Bangunan
1 Kiringan 35 - 58,5 7 100,5
2 Duyung 76 - 25,5 13 114,5
3 Tawangrejo 12,98 0,14 65,17 4 82,29
4 Sawojajar 34,97 - 48,21 7,22 90,4
5 Takeran 21,28 0,58 80,66 18 120,52
6 Kuwonharjo 25 - 77,22 18 120,22
7 Kepuhrejo 28 - 69,6 14 111,6
8 Kerik 50,8 - 37,51 8 96,31
9 Waduk 9,05 - 79,51 1,8 90,36
10 Jomblang 4,7 - 42,7 2,35 49,75
11 Kerang 8 - 25,3 15 48,3
12 Madigondo 47,6 0,06 67,19 46,8 161,65
Jumlah 353,38 0,78 677,07 155,17 1.186,40
Sumber : Kecamatan Takeran Dalam Angka, 2018
A-14
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Gambar A.11 Grafik Distribusi Penggunaan Lahan Kering Di Kecamatan Takeran Tahun
2017
A.2 Biologi
A.2.1 Flora
Jenis ekosistem pada lokasi tapak RPA dan sekitarnya adalah ekosistem sawah.
Jenis tumbuhan atau vegetasi yang ada pada ekosistem ini terdiri dari tanaman budidaya
dan tanaman liar. Jenis tanaman yang dibudidakan adalah tanaman pangan berupa padi
(Oriza sativa) dan jagung (Zea mays). Sedangkan tanaman liar yang banyak dijumpai di
lokasi RPA dan sekitarnya berupa rumput diantaranya rumput gajah (Pennisetum
glaucum), alang-alang (Imperata cylindrica), rumput ginting (Cynodon dactylon), badotan
(Ageratum conyzoides L.), putri malu (Mimosa pudica), anting-anting (Acalypha asutralis),
dan meniran (Phyllanthus urinaria). Di lokasi tapak RPA ini tidak ditemukan vegetasi atau
tumbuhan langka yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan
Satwa yang Dilindungi, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018.
A.2.2 Fauna
Beberapa jenis burung (aves) yang dijumpai di lokasi RPA dan sekitarnya adalah
bondol jawa (Lonchura leucogastroides), kutilang (Pycnonotus aurigaster), dan prenjak
(Prinia familiaris). Sedangkan untuk jenis hewan non aves yang dijumpai adalah belalang
(Phlaeoba sp), kumbang (Oryctes rhinoceros L.), kupu-kupu (Graphium doson) dan capung
(Orthetrum sabina). Di lokasi tapak RPA tidak ditemukan satwa yang dilindungi
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang
Dilindungi, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018.
A-15
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Tabel A.5 Banyaknya Kepala Keluarga dan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis
Kelamin Di Kecamatan Takeran Tahun 2017
Jumlah Jumlah Penduduk (Jiwa)
No Desa/ Kelurahan Rumah
Tangga (KK) Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kiringan 1.236 1.821 1.814 3.635
2 Duyung 908 1.299 1.331 2.630
3 Tawangrejo 899 1.269 1.320 2.589
4 Sawojajar 869 1.265 1.306 2.571
5 Takeran 1.374 2.136 2.248 4.384
6 Kuwonharjo 1.548 2.268 2.376 4.644
7 Kepuhrejo 1.348 2.015 2.080 4.095
8 Kerik 1.087 1.590 1.645 3.235
9 Waduk 1.080 1.567 1.609 3.176
10 Jomblang 597 879 911 1.790
11 Kerang 615 860 865 1.725
12 Madigondo 1.579 2.357 2.361 4.718
Jumlah 13.140 19.326 19.866 39.192
2016 9.878 19.204 19.920 39.124
2015 9.882 19.275 20.159 39.534
2014 9.876 19.263 20.247 39.510
Sumber : Kecamatan Takeran Dalam Angka, 2018
A-16
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
A-17
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Tabel A.6 Luas Wilayah Dan Kepadatan Penduduk Tiap Desa/Kelurahan Di Kecamatan
Madigondo Tahun 2017
Jumlah
Persentase Kepadatan
Luas (Ha) Penduduk
Luas (%) (jiwa/km2)
(jiwa)
1 Kiringan 2,35 9,23 3.635 1.547
2 Duyung 1,99 7,82 2.630 1.322
3 Tawangrejo 1,5 5,89 2.589 1.726
4 Sawojajar 1,67 6,56 2.571 1.540
5 Takeran 2,38 9,35 4.384 1.842
6 Kuwonharjo 3,38 13,28 4.644 1.374
7 Kepuhrejo 2,99 11,74 4.095 1.370
8 Kerik 2,06 8,09 3.235 1.570
9 Waduk 2,12 8,33 3.176 1.498
10 Jomblang 1,31 5,15 1.790 1.366
11 Kerang 0,95 3,73 1.725 1.816
12 Madigondo 2,76 10,84 4.718 1.709
Jumlah 25,46 100,00 39.192 1.539
Sumber : Kecamatan Takeran Dalam Angka, 2018
Gambar A.14 Grafik Mata Pencaharian Penduduk Di Kecamatan Takeran Tahun 2017
A-18
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Tabel A.7 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kecmatan Takeran Tahun 2017
Lembaga Keuangan
Listrik, Gas dan Air
Petani Pengusaha
Pegawai Swasta
Industri Lainnya
Telekomunikasi
Angkutan Darat
Angkutan Darat
Pegawai Negeri
Pertambagan/
Desa/
Perdagangan
No
Buruh Tani
Kelurahan
Konstruksi
Pengalian
Pos dan
Lainnya
Lainyya
Guru
Polri
TNI
1 Kiringan 637 198 29 25 198 - - 4 - - 4 36 59 7 11 9 36
2 Duyung 43 224 4 50 141 2 - 3 8 - 1 18 18 12 2 71 18
3 Tawangrejo 410 380 29 27 148 - - 3 3 - - 19 47 2 3 47 41
4 Sawojajar 301 138 8 31 103 - 1 3 2 - 2 47 52 3 7 65 26
5 Takeran 478 125 16 15 489 - 2 36 3 - 5 174 91 5 16 152 67
6 Kuwonharjo 677 135 18 50 422 - 3 17 - 1 4 99 87 4 9 10 11
7 Kepuhrejo 562 394 16 82 210 - - 6 - - 2 41 94 7 5 138 71
8 Kerik 426 209 8 13 109 - - 9 2 - 6 67 56 4 6 34 19
9 Waduk 522 252 10 66 87 - - 4 2 - - 31 55 9 7 9 28
10 Jomblang 286 107 13 23 30 3 1 9 2 - 1 28 94 4 1 37 61
11 Kerang 207 337 31 76 142 - - 66 14 - 2 17 21 15 2 31 29
12 Madigondo 511 241 24 70 243 1 - 11 16 3 2 247 62 14 6 97 195
Jumlah 5.060 2.740 206 528 2.322 6 7 171 52 4 29 824 736 86 75 700 602
Sumber : Kecamatan Takeran Dalam Angka, 2018
A-19
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
A.3.3 Budaya
Adat dan budaya di wilayah Kecamatan Takeran masih mencerminkan adat dan
budaya Suku Jawa. Filsafat Jawa masih kental dalam kehidupan pada sebagian besar
masyarat di wilayah studi. Filsafat yang populer adalah “nrimo ing pandum” Nrimo memiliki
arti menerima, sedangkan pandum memiliki arti pemberian. Jadi nrimo ing pandum
memiliki arti menerima segala pemberian.
Adat kebiasan masyarakat setempat yang masih berjalan hingga saat ini antara
lain pada acara kehamilan (tingkepan), acara kelahiran (pitonan, selapanan, sepasaran),
bersih desa, pengajian, melawat, dan kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. Masyarakat
di Kecamatan Takeran masih memegang teguh budaya adat budaya ini sebagai warisan
leluhur yang perlu dilestarikan keberlangsugannya
Kecemburuan sosial antar individu atau antar kelompok karena faktor ekonomi
maupun faktor status sosial sangat kecil, tidak seperti yang terjadi di lingkungan sosial
perkotaan. Tingkat kecemburuan sosial yang kecil ini disebabkan karena sebagian besar
masyarakat di Kecamatan Takeran masih berpegang pada filsafat nrimo ing pandum
tersebut. Masyarakat berpendapat bahwa segala sesuatu yang diberikan itu sudah diatur.
Dengan tingkat kecemburuan sosial yang relatif kecil ini maka potensi terjadinya konflik
sosial juga relatif rendah..
A-20
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Puskesmas
Posyandu
Desa /
Klinik KB
Pembatu
No
Kelurahan
BKIA
1 Kiringan - 1 - - 3
2 Duyung - - - - 3
3 Tawangrejo - - - - 4
4 Sawojajar - - - - 3
5 Takeran 1 - - 1 5
6 Kuwonharjo - - - - 5
7 Kepuhrejo - 1 - - 6
8 Kerik - - - - 5
9 Waduk - - - - 3
10 Jomblang - - - - 3
11 Kerang - - - - 2
12 Madigondo - 1 - 1 5
Jumlah 1 3 - 2 47
Sumber : Kecamatan Takeran Dalam Angka, 2018
A-21
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Dokter Gigi
Kesehatan
Desa /
Spesialis
No
Jumlah
Kelurahan
Dokter
Dokter
Umum
Bidan
Matri
1 Kiringan 1 - - 1 1 3
2 Duyung - - - - 1 1
3 Tawangrejo 1 - - 1 1 3
4 Sawojajar - - - 1 2 3
5 Takeran - 1 - 1 1 3
6 Kuwonharjo 1 - - 2 - 3
7 Kepuhrejo - - - 1 - 1
8 Kerik - - - 2 2 4
9 Waduk - - - 1 2 3
10 Jomblang 1 - - 1 - 2
11 Kerang - - 1 1 - 2
12 Madigondo - - - 1 1 2
Jumlah 4 1 1 13 11 30
Sumber : Kecamatan Takeran Dalam Angka, 2018
A-22
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
B-1
Lampiran
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
dari kegiatan pendidikan yang berpotensi terakumulasi dengan kegiatan RPA adalah
peningkatan volume lalu lintas dan peningkatan timbulan limbah padat berupa
sampah. Dampak peningkatan volume lalu lintas ini akan terjadi pada saat terjadi
pergerakan yang bersamaan, yaitu pada jam puncak di waktu pagi hari. Sebagaimana
aktivitas domestik permukiman, kegiatan pendidikan ini secara besama-sama juga
memberikan kontribusi terhadap peningkatan jumlah sampah.
4) Kegiatan Perdagangan dan Jasa
Kegiatan perdagangan dan jasa yang ada di sekitar lokasi RPA terletak pada Jl. Raya
Madigondo – Takeran. Dampak lingkungan yang berpotensi terakumulasi dari kegiatan
perdagangan dan jasa dengan kegiatan RPA adalah peningkatan volume lalu lintas,
dan peningkatan jumlah timbulan limbah padat.
B-2