Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sahirah

Nim : 190905056
RINGKASAN SEMINAR PEMBANGUNAN UNTUK KEMANDIRIAN MASYARAKAT

 Pembicara dari Ir. R.S. Hanung Harimba, S.E., M.S., staf ahli Menteri Bidang Ekonomi Makro
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil (UKM) mengenai “Mendorong UKM Bisa Go
Internasional”
Beliau ingin agar usaha kecil menengah (UKM) yang ada di dalam negeri bisa “go
internasional”, dan hal ini sesuai dengan harapan pemerintah,sehingga produk yang
dihasilkan dapat dikenal di negara negara dunia. Selain itu mendorong mahasiswa dapat
menjadi pelaku UKM untuk mejangkau pasar global dan tidak hanya bersaing di pasar
domestic.
Usaha besar yang ada di dalam di negeri memiliki omzet per tahun lebih dari 50 milyar
dan asset lebih dari 10 milyar. Sedangkan usaha mikro memiliki omzet/tahun 300 juta
dan asset mencapai 50 juta. Jumlah UMKM di Indonesia 62 juta lebih unit usaha.
Peningkatan kemampuan UMKM untuk berkembang secara berkelanjutan tergantung
kepada peluang usaha, bahan baku,keterampilan,pembiayaan,jaringan
usaha,pasar,peningkatan akses UMKM, dan teknologi.
Jumlah UMKM ekspor masih tergolong rendah yakni 14% di tahun 2017, 10% UMKM
menggunakan teknologi informasi sebagai sarana pendukung bisnis termasuk
pemasaran setelah diberikan pelatihan dan 60 % merupakan produk impor.Mulai 1 Juli
2018 Pajak Penghasilan (PPh) final usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) turun 1 %
menjadi 0,5 persen dalam Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2018 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yg diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang
memiliki peredaran Bruto tertentu.
Beliau menyampaikan pada pembicaraan terakhirnya bahwa “ Berkompetisilah untuk
masa depan sama sama mulai dari awal peluang kita dimasa depan akan luas”

 Pembicara dari Dr.H. Syarif Pasha ME, Walikota Jambi membicarakan tentang
Pemberdayaan Masyarakat
Sejarah sukses Kota Jambi membangun pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan, hingga akhirnya menuai torehan apresiasi di level internasional. Sebagai
sebuah kota besar, Kota Jambi tentunya dihadapkan kepada berbagai tantangan dan
permasalahan. Disana peran seorang pemimpin hadir untuk memformulasikan berbagai
strategi untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat, menciptakan inovasi, dan
meningkatkan efisiensi serta efektivitas pengelolaan dan penggunaan dana
pembangunan yang sangat terbatas.
menjelaskan bahwa, strategi pembangunannya dalam membangun Kota Jambi itu telah
diukur secara cermat, dimana dalam menerapkan konsep Smart city, dirinya tidak selalu
berbicara tentang internet, namun banyak berbicara tentang bagaimana kota pintar
yang semestinya, yaitu melibatkan peran serta masyarakat dan pemberdayaan
masyarakat dalam pembangunan.
Strategi pembangunannya dalam membangun Kota Jambi itu telah diukur secara
cermat, dimana dalam menerapkan konsep Smart city, dirinya tidak selalu berbicara
tentang internet, namun banyak berbicara tentang bagaimana kota pintar yang
semestinya,
yaitu melibatkan peran serta masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan.
Bapak Fasha mengatakan diawal kepemimpinan kami sebagai kepala daerah, kami
mengoptimalkan kekuatan besar, yaitu partisipasi masyarakat dalam membantu
pemerintah membangun Kota Jambi. Di tahun ke-1 dan ke-2 kami membangun budaya
dan mindset masyarakat untuk sadar dan berpartisipasi membangun Kota Jambi,
melalui berbagai inovasi. Salah satunya novasi adalah Bangkit Berdaya dan Kampung
Bantar. Program tersebut terbukti sangat efektif mengakselerasi pembangunan
ditengah keterbatasan dana pembangunan. Di tahun ke-3 dan ke-4, baru kami fokus
membangun teknologi smart city, melalui berbagai aplikasi pelayanan public.
Setelah itu Bapak Fasha membuat strategi dan inovasi untuk memecahkan masalah
yang klasik dengan membuat program inovasi Kampung Bantar dan Bangkit Berdaya,
yang telah diinisiasinya pada periode pertama kepemimpinannya, sebagai Wali Kota
Jambi.
Bangkit Berdaya merupakan akronim dari Bangun Kecamatan Secara Intensif
Berazaskan Swadaya, sedangkan Kampung Bantar merupakan akronim dari Kampung
Bersih, Aman dan Pintar. Kampung merujuk kepada sebutan yang familiar ditengah
masyarakat akan wilayah yang ada di setiap pelosok di Kota Jambi. Kedua program
inovasi tersebut, hadir sebagai sebuah solusi atas keterbatasan dana pembangunan
utilitas dan infrastruktur, yang hampir dihadapi oleh seluruh pemda di Indonesia.
Bangkit Berdaya dan Kampung Bantar, saya yakinkan telah sukses dan mampu
mengakselerasi pembangunan serta mengurangi ketimpangan antar wilayah yang ada
di Kota Jambi. Ada banyak manfaat yang bisa didapat dari program ini. Selain memang
menumbuhkan kembali semangat kebersamaan dan jiwa gotong royong masyarakat
perkotaan, kegiatan ini juga sekaligus mampu menghemat anggaran pembangunan
pemerintah daerah
Selain memaparkan berbagai strategi, kebijakan, dan inovasi yang terkait dengan
pemberdayaan masyarakat, pada kesempatan itu Wali Kota Fasha juga banyak
memaparkan implementasi visinya yang terkait dengan bidang kesehatan, pendidikan,
perizinan, sanitasi, penyediaan public space, green transportation, indeks pembangunan
manusia, dan berbagai torehan prestasi yang telah diraih dirinya selama menahkodai
Pemerintahan Kota Jambi.
 Pembicara dari Drs. H. Sutedjo Wakil Bupati Kulon Progo berbicara mengenai Membangun
Dalam keterbatasan
Di Kulon Progo merupakan kota dengan angka kemiskinan yang tinggi di Indonesia,
yang melatarbelakangi karna karakter masyarakat Kulon Progo hanya menerima
apadanya setiap kehidupan tanpa mau berusaha sehingga muncul inovasi seperti,
Pendidikan Karakter (Perda NO.18 tahun 2015) mengajarkan
keagamaan,kebangsaan dan kemataraman. Selanjutnya mereka membuat inovasi
kawasan bebas rokok yaitu dengan cara melarang iklan ,promosi dan sponsorship
rokok dan tidak merokok dikawasan sekolah . Lalu mereka membuat kerjasama
peningkatan sdm. Gerakan Pro Beras yaitu menyiapkan padi baru khas padi progo,
setiap tahun ada program beras miskin dibagikan. Setelah itu membuat produk
unggulan batik Geblek Renteng dan terakhi TOMIRA adalah toko swalayan yang
dibuat untuk membantu perekonomian masyarakat Kulon Progo.

Anda mungkin juga menyukai