Anda di halaman 1dari 4

DANA DESA

Ketentuan hukum berkaitan dengan dana desa meliputi:


1. Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
2. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
No. 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN
3. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 199 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pengelolaan
Dana Desa Setiap Kabupaten/Kota dan Perhitungan Rincian Dana Desa setiap Desa

Desa (desa dan desa adat) adalah kesatuan masyarakat hokum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan atau hak tradisiomal yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI.

Sumber pendapatan desa, meliputi:


1. Pendapatan asli daerah (PAD)
2. Alokasi desa (AD) dari APBN
3. Bagian dari pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota
4. Alokasi dana desa (ADD) bagian dari dana perimbangan
5. Bantuan keuangan dari APBD
6. Hibah dan sumbangan pihak ketiga
7. Lain-lain pendapatan yang sah

Di desa biasanya ada Bumdes (Badan Usahan Milik Desa), setengah pendapatan biasanya
merupakan PAD.

Dana desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang
ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembagunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat.

Perhitungan dana desa dilakukan dengan mempertimbangkan


1. Alokasi Dasar (AD)  alokasi minimal yang diterima setiap desa secara merata ynag
besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari anggaran dana desa yang dibagi
dengan jumlah desa secara nasional
2. Alokasi Afirmatif (AA)  alokasi yang dihitung dengan memperhatikan status desa
tertinggal dan desa sangat tertinggal yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi
3. Alokasi Formula (AF)  alokasi yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk
desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah desa, dan tingkat kesulitan geografis desa
Cara membagi dana desa berdasarkan tiga kategori di atas
Sesuai ketentuan tahun 2018 (PMK No. 199 Tahun 2017)
1. AD  77% dari total dana desa
2. AA  3% dari total dana desa
3. AF  20% dari total dana desa
Misalnya pagu dana desa nasional adalah Rp10 triliun
Jumlah AD = 77% x 10 triliun = Rp7,7 triliun
Jumlah AA = 3% x 10 triliun = Rp300 juta
Jumlah AF = 20% x 10 triliun = Rp2 triliun
Ketentuan sebelumnya tahun 2017
1. AD  90% dari total dana desa
2. AF  10% dari total dana desa
Sebagai contoh tahun 2018:
 Dana Desa di RAPBN 2018 adalah Rp60 triliun
 Ada sebanyak 74.958 desa di 434 kabupaten/kota
 Desa sangat tertinggal (DST) rata-rata memperoleh Rp1.316.900.000
 Desa tertinggal (DT) rata-rata memperoleh Rp622.200.000
 Desa non-tertinggal rata-rata memperoleh Rp278.500.000
 Selain DD Rp60 triliun, desa juga memperoleh ADD melalui dana perimbangan Rp34,1
triliun, dan bagi hasil pajak dan retribusi daerah Rp3,2 triliun

Dana desa untuk setiap kabupaten/kota


DD Kab/Kot = AD Kab/Kot + AA Kab/Kot + AF Kab/Kot
Pagu AD = 77% dari Pagu DD nasional
Pagu AA = 3% dari Pagu DD nasional
Pagu AF = 20% dari Pagu DD nasional

Ketentuan DST (Desa Sangat Tertinggal) dan DT (Desa Tertinggal) ditentukan berdasarkan
data indeks Desa Membangun yang diterbitkan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi

Pagu Formula dihitung berdasarkan


1. Jumlah penduduk (bobot 10%)
2. Angka kemiskinan (bobot 50%)
3. Luas wilayah (bobot 15%)
4. Tingkat kesulitan geografis (bobot 25%)
Ilustrasi:
Pagu DD nasional adalah Rp10 T
AD = 77% atau Rp7,7 T
7,7 𝑇
Apabila jumlah desa 77.000 desa, maka AD = 77.000 𝑑𝑒𝑠𝑎 = Rp100 juta
Pagu DD nasional adalah Rp10 T
AA = 3% atau Rp300 M
AA Kab/Kot = (AA DST x DST Kab/Kot) + (AA DT x DT Kab/Kot)
Besaran AA untuk DST dikali 2
Besaran AA untuk DT dikali 1
Apabila AA sebesar Rp300 M, maka pembagiannya
Misal jumlah DST 750 desa dab jumlah DT 1.500 desa
300 𝑀
Pagu AA per desa = (2 𝑥 750)+(1 𝑥 1.500) = Rp100 juta
AA untuk DST = 2 x 100 juta = Rp200 juta
AA untuk DT = 1 x 100 juta = Rp100 juta
Pagu DD nasional Rp10 T
Pagu AF 20% atau Rp2 T
Besaran AF ditentukan sbb:
AF Kab/Kot = (0,1Y1 + 0,5Y2 + 0,15Y3 + 0,25Y4) x 0,2DD
Y1 = rasio jumlah penduduk
Y2 = rasio jumlah penduduk miskin
Y3 = rasio luas wilayah
Y4 = rasio Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)
0,2DD mengambarkan 20% alokasi AF dari DD nasional
Contoh:
2,5 𝑗𝑢𝑡𝑎
Rasio penduduk = 250 𝑗𝑢𝑡𝑎 = 0,01
200 𝑟𝑖𝑏𝑢
Rasio penduduk miskin = = 0,008
20 𝑗𝑢𝑡𝑎
5.000 𝑘𝑚2
Rasio luas wilayah = 2 𝑗𝑢𝑡𝑎 𝑘𝑚2 = 0,0025
85
Rasio IKK = 32.000 = 0,0026
Jumlah semua rasio = 0,0231
Pagu AF = Rp2 T
AF Kab/Kota = 0,0231 x Rp2 T = Rp46,2 M

Tantangan dalam pengelolaan dana desa, meliputi:


1. Distribusi dana desa masih belum berimbang (terus diperbaiki)
2. Penyerapan dan pelaksanaan dana desa lambat
3. Penggunaan dana desa di luar bidang prioritas
4. Laporan penggunaan desa terlambat
5. Pengawasan dana desa belum optimal
Jenis-jenis penyimpangan
1. Tidak ada pembangunan di desa
2. Pembangunan/pengadaaan barang dan jasa tidak sesuai spesifikasi dan Rencana
Anggaran Biaya
3. Adanya mark-up
4. Tidak ada transparansi
5. Masyarakat tidak dilibatkan

Anda mungkin juga menyukai