RSS Feed
Arief Hikmah
Home
Ensiklopedi Muhammad
Ensiklopedi Bocah Muslim
Ensiklopedia Mukjizat Al Quran
ILMA
Mari lihat lebih dalam lagi sebenarnya apa arti AFDHO dalam Surat
4:21 diatas. AFDHO berasal dari kata FADHO yang artinya angkasa
luar. Angkasa luar itu mempunyai ruang yang sangat luas, tanpa batas
dan terbuka. Karena itu hendaknya hubungan suami isteri semestinya
seperti angkasa luar ini, tidak ada batas di antara suami isteri, dan se-
terbuka-terbukanya diantara keduanya. Kalau masih ada gengsi, takut-
takut dan sembunyi-sembunyi terhadap sesuatu sekecil apapun diantara
keduanya maka belum mengikuti kehendak dan keinginan
Allah tersebut. Allah menginginkan antara kita dan pasangan kita
adalah saling terbuka. Pasangan adalah diri kita. “Dan di antara tanda-
tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
diri kamu, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir.”(QS.30:21)
Kita lihat ayat diatas. Allah mengatakan Dia telah menciptakan untukmu
isteri-isteri dari diri kamu. Apa maknanya ? Maknanya adalah pasangan
kita sesungguhnya adalah diri kita. Maukah kita merugikan diri Anda
sendiri dalam arti merugikan pasangan Anda ? Maukah Anda menyakiti
diri sendiri artinya menyakiti pasangan Anda yang merupakan diri Anda
sendiri ? Pasangan kita adalah diri kita. Apabila kita menginginkan
sesuatu maka sebelum kita mengucapkan, suami/isteri kita sudah dapat
menebaknya dengan tepat apa yang kita inginkan, karena dia adalah diri
kita. Begitu juga sebaliknya karena kita juga adalah dirinya. Semakin
terjadi persesuaian suami-isteri, akan semakin bahagia mereka.
Tanya Jawab :
- Tanya : Bagaimanakah dengan Nikah Sirri ?
- Jawab : Kembali dulu kepada pengertian nikah sirri yang
sebenarnya. Nikah Sirri adalah nikah yang dirahasiakan dimana
kerahasiannya itu sampai batas-batasnya, hanya merahasiakan pada
orang lain. Batas-batasnya adalah
adanya wali perempuan, mempelai laki dan wanita, dan 2 orang saksi,
lalu ditambah aturan dalam Negara kita adalah tercatat dalam KUA. Jadi
Nikah Sirri itu sama dengan pernikahan biasa, hanyasanya nikah sirri
tidak dirayakan. Jika ada seorang menikah kemudian dia meminta utk
orang lain agar mengatakan bahwa dia belum menikah padahal sudah
menikah (apalagi berbohong pada isterinya), nah ini sudah diluar batas
dan dilarang oleh Allah, karena itu termasuk berbohong dan dusta.
Allah menyuruh jika kita menikah harus diumumkan.
Nikah yang tidak diketahui oleh isteri (apalagi tidak
diridhai/disukainya), itu dilarang dalam Islam sesuai dengan
pembahasan diatas, karena tidak jujur.
Apabila memang berniat untuk menikah lagi atas kesepakatan kedua
belah pihak, keridhaan dan keinginan kedua belah pihak karena
alasan-alasan yang dapat diterima menginginkan keturunan yang tidak
diperoleh melalui isterinya (Tafsir Al-Misbah Vol.3, Surat An-Nisa:4),
maka menikah lagi bagi sang suami tidak dilarang menurut agama.
Sekarang banyak fenomena dimana sang isteri tidak mengetahui,
suaminya mempunyai isteri-isteri lain dan anak-anak lain, karena
sembunyi-sembunyi dan tidak jujur pada isterinya. Selain itu, juga
banyak fenomena terjadi pemaksaan kehendak suami untuk menikah
lagi.
Ini tidak diridhai oleh Allah karena sudah termasuk selingkuh.
- Tanya : Bagaimana jika kita tidak jujur pada anak-anak kita
?
- Jawab : Ada suatu pengertian yang hendaknya orang tua dan
anak harus mengerti sampai dimana batas anak harus berbakti pada
orang
tuanya. Menurut Rasyid Ridha bahwa bukan termasuk anak berbakti
kepada orang tua apabila dengan cara mengikuti semua kehendak dan
keinginan orang tua menyangkut hak-hak anak. Orang tua menyuruh
anak
dengan memaksa, maka itu sudah melanggar hak anak untuk bebas
memilih.
Apabila anak mengikuti dengan terpaksa maka itu bukan dikategorikan
anak telah berbakti kepada orang tuanya.
–
Wassalamualaikum wr.wb,
Related posts:
Saya suka artikel diatas.. Itu adalah gambaran hidup. Kita selalu di
berikan cobaan oleh Allah. Tp Allah Maha Adil dan Bijaksana..
Allah tak pernah memberikan cobaan diluar bts kemampuan umat
Nya. Jadi Yakinlah bahwa diri kita mampu menjalani cobaan kita.
Rangkulah klg kita dlm keimanan yg kuat dan selalu dekatkan diri
pd Allah SWT..Semoga kita terlepas dari cobaan “perselingkuhan”
dlm RT.. Amiiin…
t
2. TUJUAN
Adapun tujuan kami membuat makalah ini:
1. Mengetahui pengertian dan pentingnya akhlak berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu dan menerima tamu
2. Mengidentifikasi bentuk akhlak berpakaian berhias, perjalanan,
bertamu dan menerima tamu
3. Menunjukkan nilai – nilai positif dari akhlak berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu dan menerima tamu dalam fenomena kehidupan
sehari – hari
4. Dapat Membiasakan akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu,
dan menerima tamu
3. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian dan pentingnya akhlak berpakaian, berhias,
perjalanan, betamu dan menerima tamu
2. Sebutkan serta Jelaskan bentuk akhlak berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu dan menerima tamu
3. Apa saja nilai positif dari akhlak berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu dan menerima tamu
4. Bagaimana cara membiasakan akhlak berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu dan menerima tamu
5. MANFAAT
Banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dari makalah ini
a. Mengetahui pengertian dan pentingnya akhlak berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu dan menerima tamu
b. Dapat mengetahui bentuk – bentuk akhlak berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu dan menerima tamu
c. Dapat mengetahui nilai – nilai positif dari akhlak berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu dan menerima tamu
d. Dapat membiasakan akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu
dan menerima tamu dalam kehidupan sehari – hari
6. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini
adalah Deskriptif
Standar Kompetensi
Membiasakan perilaku Terpuji berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu
dan menerima tamu dalam kehidupan sehari – hari.
Kompetensi Dasar
- Menjelaskan pengertian dan pentingnya akhlak berpakaian, nerhias,
perjalanan, bertamu dan menerima tamu
- Mengidentifikasi bentuk akhlak berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu dan menerima tamu
- Menunjukkan nilai – nilai positif dari akhlak berpakaian, berhias,
perjalana, bertamu, dan menerima tamu dalam fenomena kehidupan
- Membiasakan akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan
menerima tamu.
A. AKHLAK BERPAKAIAN
Pakaian adalah salah satu alat pelindung fisik manusia. Tentunya
pakaian tak lepas dari kehidupan manusia. Semua kehidupan manusia
haruslah sesuai syari’at Islam, yang mana telah diatur oleh Al – Qur’an.
Maka dari itu, manusia haruslah berpakaian sesuai dengan yang telah
diatur oleh Allah SWT. Berpakaian sesuai dengan syari’at Islam, akan
membuat kita merasa itu adalah sebuah kewajiban untuk menjaganya
agar tetap dengan aturan yang ada.
1. Pengertian Akhlak Berpakaian
Pakaian adalah kebutuhan pokok bagi setiap orang sesuai dengan situasi
dan kondisi dimana seorang berada. Pakaian termasuk salah satu
kebutuhan yang tak bisa lepas dari kehidupan. Karena pakaian
mempunyai manfaat yang sangat besar bagi kehidupan kita. Melindungi
tubuh kita agar tidak mengalami dan mendapatkan bahaya dari luar.
Dalam bahasa Arabg pakaian disebut dengan kata “Libaasun-tsiyaabun”.
Dan salam kamus besar Bahasa Indonesia, pakaian diartikan sebagai
barang apa yang biasa dipakaioleh seorang baik berupa jaket, celana,
sarung, selendang, kerudung, jubah, surban dll.
Secara isltilah, pakaian adalah segala sesuatuyang dikenakan seseorang
dalam berbagai ukuran dan modenya berupa (baju, celana, sarung, jubah,
ataupun yang lain), yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya
untuk suatu tujuan yang bersifat khusus artinya pakaian yang digunakan
lebih berorientasi pada nilai keindahan yang disesuaikan dengan situasi
dan kondisi pemakaian.
Pakaian mempunyai tujuan umum untuk melindungi ataupun menutup
tubuh manusia agar terhindar dari bahaya yang dapat merusak tubuh kita
secara langsung melalui kontak fisik. Sedangkan menurut agama lebih
mengarah kepada menutup aurat tubuh manusia, agar tidak melanggar
ketentuan syariat.
B. AKHLAK BERHIAS
D. AKHLAK BERTAMU
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita tidak akan pernah terlepas dari
kegiatan bertemu. Adakalanya kita yang datang mengunjungi anak
saudara, teman-teman atau para kenalan, namun kesempatan lain
berganti kita yang dikunjungi. Supaya kegiatan saling berkunjung tetap
berdampak positif bagi kedua belah pihak, maka islam memberikan
tuntunan begaimana sebaiknya bertamu dan menerima tamu dilakukan.
KESIMPULAN
Agama Islam adalah agama yang sempurna, mengatur manusia dalam
segala aspeknya. Berpakaian, Berhias, perjalanan, bertamu serta
menerima tamu tetap ada aturannya dalam Islam. Semua akhlak tersebut
adalah akhlak terpuji apabila kita melakukannya hanya karena Allah
SWT, tanpa ada niat yang berlebihan dan lain dari pada niat kita kepada
Allah SWT.
Maka dari itu, kita tidak boleh menyalah gunakan arti pakaian. Yang
sebetulnya untuk melindungi tubuh dari bahaya serta menutup aurat,
fungsinya berubah menjadi untuk memamerkan bentuk lekuk tubuh.
Berhias juga tidak boleh kita salah gunakan. Haruslah sesuai kadarnya,
agar tidak menimbulkan pandangan buruk terhadap kita. Dan jangan
gunakan Berhias menjadi suatu hal yang maksiat bagi kita. Perjalanan
adalah suatu hal yang mulia.Hal yang suka dilakukan oleh Rasulullah,
dengan mempersiapkan segala aspek, baik waktu, tujuan, makanan, serta
yang lainnya.
Bertamu dapat menyambung tali silaturahmi, baik kepada siapapun.
Ketika kita bertamu, juga harus ingat aturan, karena kita bukan berada
didalam rumah kita sendiri. Menerima tamu juga hal yang mulia.
Menerima tamu hukumnya wajib, kita wajib menerima tamu apabila ia
berada didalam rumah kita selama tiga hari. Apabila tamu itu menginap
dirumah kita lebih dari tiga