OLEH:
KELOMPOK 3
MIRNA NURJANNAH
YUYUN SETYONINGRUM
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas izin-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ AJARAN AGAMA
ISLAM YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN AKHLAK”. Dan dapat
disajikan kepada para mahasiswa. Kami berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat dan mencpai tujuan yang diharapkan.
Sampul
Kata pengantar
Daftar isi
Pembahasan
A. Akhlak berpakaian
1. Pengertian akhlak berpakaian
2. Bentuk akhlak berapakaian
3. Nilai positif
4. Membiasakan akhlak berpakaian
B. Akhlak berhias
1. Pengertian akhlak berhias
2. Bentuk akhlak berhias
3. Nilai positif
4. Membiasakan akhlak berhias
C. Akhlak bertamu
1. Pengertaian akhlak bertamu
2. Bentuk akhlak bertamu
3. Nilai positif
4. Membiasakan akhlak bertamu
Daftar pusta
PEMBAHASAN
A. AKHLAK BERPAKAIAN
Pakaian adalah salah satu alat pelindung fisik manusia. Tentunya pakaian tak
lepas dari kehidupan manusia. Semua kehidupan manusia haruslah sesuai
syari’at Islam, yang mana telah diatur oleh Al – Qur’an. Maka dari itu, manusia
haruslah berpakaian sesuai dengan yang telah diatur oleh Allah SWT.
Berpakaian sesuai dengan syari’at Islam, akan membuat kita merasa itu adalah
sebuah kewajiban untuk menjaganya agar tetap dengan aturan yang ada.
Pakaian adalah kebutuhan pokok bagi setiap orang sesuai dengan situasi dan
kondisi dimana seorang berada. Pakaian termasuk salah satu kebutuhan yang
tak bisa lepas dari kehidupan. Karena pakaian mempunyai manfaat yang sangat
besar bagi kehidupan kita. Melindungi tubuh kita agar tidak mengalami dan
mendapatkan bahaya dari luar. Dalam bahasa Arabg pakaian disebut dengan
kata “Libaasun-tsiyaabun”. Dan salam kamus besar Bahasa Indonesia, pakaian
diartikan sebagai barang apa yang biasa dipakaioleh seorang baik berupa jaket,
celana, sarung, selendang, kerudung, jubah, surban dll.
Secara isltilah, pakaian adalah segala sesuatuyang dikenakan seseorang dalam
berbagai ukuran dan modenya berupa (baju, celana, sarung, jubah, ataupun
yang lain), yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya untuk suatu tujuan
yang bersifat khusus artinya pakaian yang digunakan lebih berorientasi pada
nilai keindahan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi pemakaian.
Pakaian mempunyai tujuan umum untuk melindungi ataupun menutup tubuh
manusia agar terhindar dari bahaya yang dapat merusak tubuh kita secara
langsung melalui kontak fisik. Sedangkan menurut agama lebih mengarah
kepada menutup aurat tubuh manusia, agar tidak melanggar ketentuan syariat.
Didalam Islam, kita mengenal salah satu jenis pakaian yang dapat menutup
salah satu aurat wanita yaitu Jilbab. Jilbab mempunyai berbagai ragam jenisnya,
tetapi walaupun banyak ragamnya Jilbab boleh dikatakan Jilbab apabila dapat
menutup aurat, dari atas kepala manusia sampai dengan dada manusia,menutupi
bagian – bagian yang harus ditutupi terkecuali muka.
Bagi wanita, aurat adalah seluruh bagian tubuh kecuali muka dan telapak
tangan, yang lainnya haram untuk diperlihatkan kepada masyarakat umum.
Kecuali bagi mahram atau maharimnya. Bagi suaminya, wanita tidak
mempunyai batasan aurat.
Busana Muslimah haruslah mempunyai kriteria sebagai berikut:
Pakaian sangat berfungsi bagi tubuh kita, salah satunya untuk melindungi
kulit kita. Apabila kulit kita tidak terlindungi oleh pakaian, langsung terkena
pancaran sinar ultra violet, maka kulit kita akan terbakar dan kita bisa
mengalami kanker kulit.
Pakaian juga menjaga suhu tubuh menusia agar tetap stabil, dengan
menggunakan jenis bahan pakaian tertentu, kita bisa menjaga suhu tubuh kita.
Pakaian juga bisa menjadi identitas diri kita, apabila kita menggunakan pakaian
yang bagus dan kelihatan nyaman, berarti kita sudah memenuhi kriteria
berpakaian yang sopan, dan kita pun bisa melakukan ibadah tanpa harus
khawatir, apakah baju kita suci dan pantas untuk dipakai.
Islam memiliki etika berbusana yang telah diatur oleh Allah SWT didalam Al
– Qur’an dan Hadits. Didalam Islam, kita sebagai umat Allah tidak
diperbolehkan memakai pakaian yang melanggar aturan Islam, tetap harus
mengikuti aturan itu sampai kita meninggal.
Jika kita melanggar, dan tidak mau mengikuti aturan yang telah ditetapkan
oleh Allah, maka sama saja kita orang munafiq. Zaman semakin berkembang
bukan berarti kita harus mengikuti perkembangan yang ada secara keseluruhan.
Pakaian merupakan pengaruh yang besar bagi perkembangan zaman. Karena,
akibat dari perkembangan zaman yang datangnya dari Dunia Barat, sangat
mempengaruhi mode pakaian kita sebagai umat muslim. Maka dari itu
biasakanlah berpakaian sesuai syari’at Islam, agar tidak terpengaruh oleh
pengaruh – pengaruh negatif, yang membuat kita lupa akan Allah serta
aturanNya.
B. AKHLAK BERHIAS
Berhias adalah naluri yang dimiliki oleh manusia. Berhias sudah menjadi
kebutuhan bagi sebagian besar manusia, agara dapat memperindah diri baik di
lingkungan sekitar maupun diluar. Berhias adalah salah satu alat untuk
mengekspresikan diri, yang menunjukkan identitas serta jati diri seseorang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berhias diartikan “usaha memperelok
diri dengan pakaian ataupun yang lainnya yang indah, berdandan dengan
dandanan yang indah dan menarik”.
Berhias dapat memberikan kesan indah tersendiri bagi orang lain yang
melihatnya, baik dari segi pakaian, maupun make up wajah mereka. Maka dari
itu berhias dikategorikan sebagai akhlak terpuji. Tetapi berhias juga terdapat
aturannya agar tidak melanggar syari’ay Islam. Dalam sebuah hadits Nabi SAW
yang Artinya: Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan (HR.
Muslim)
Berhias bukanlah dipandang dari segi dandanan nuka, tetapi pakaian juga
termasuk sesuatu yang bisa dikatakan alat untuk berhias. Pakaian kita yang
sederhana bisa menjadi pakaian yang mempunyai nilai keindahan yang tinggi
apabila kita beri hiasan agar kita terlihat cantik memakainya. Jilbab juga dapat
menjadi hiasan.
Sekarang sudah banyak bentuk Jilbab yang berbagai macam, dan dapat
menghias diri kita agar terlihat indah dan nyaman dipakai.
Perhiasan kita juga termasuk salah satu alat untuk berhias. Arloji, kalung,
gelang, cincin dsb. Parfum juga termasuk, tapi kita tidak boleh lupa. Jika kita
ingin berhias tersapat rambu – rambu, agar tidak melanggar Syari’at yang sudah
ditetapkan oleh Allah:
Ketika berhias terkadang kita lupa akan aturan, melewati batas kewajaran
yang telah ditetapkan. Seringkali naluri manusia berubah menjadi hawa
nafsu yang liar. Yang aka menyebabkan manusia terjerumus kedalam hal
yang mnyesatkan. Agama Islam memeberi batasan dalam etika berhias,
sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah
Dalam Islam diperintahkan untuk berhias yang baik, bagus, dan indah
sesuai dengan kemampuan masing – masing. Terutama apabila kita akan
melakukan ibadah shalat maka seyogyanya perhiasan yang kita pakai itu
haruslah baik, bersih dan indah (bukan berarti mewah), karena mewah itu
sudah memasuki wilayah berlebihan.
Hal ini sesuai firman Allah; “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang
indah disetiap (memasuki ) masjid, makan, minumlah, dan janganlah
berlebih – lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang brlebih
– lebihan.” Qs. Al - A’raf /7:31)
D. AKHLAK BERTAMU
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita tidak akan pernah terlepas dari kegiatan
bertemu. Adakalanya kita yang datang mengunjungi anak saudara, teman-teman
atau para kenalan, namun kesempatan lain berganti kita yang dikunjungi. Supaya
kegiatan saling berkunjung tetap berdampak positif bagi kedua belah pihak, maka
islam memberikan tuntunan begaimana sebaiknya bertamu dan menerima tamu
dilakukan.
Tujuan bertamu sudah barang udah barang tentu untuk menjalin persaudaraan
ataupun perahabatan. Sedangkan bertamu kepadea orang yang belum dikenal,
memiliki tujuan untuk saling memperkenalkan diri ataupun bermaksud lain yang
belu diketahui kedua belah pihak.
Bertamu merupakan kebiaaan poitif dalam kehidupan bermasyarakat dari zaman
tradisional sampai zaman modern. Dengan melestarikan kebiaaan kunjung
mengunjungi, maka segala persoalan mudah dilestarikan, segala urusan mudah
diberskan dan segala maalah mudah diatasi.
Bertamu secara baik dapat menumbuhkan sikap toleran terhadap orang lain dan
menjauhkan sikap pakaan, tekanan, dan intimidasi. Islam tidak mengenal tindakan
kekerasan. Bukan saja dalam usaha meyakinkan orang lain terhadap tujuan dan
maksud beik kedatangan, tetapi juga dalam tindak laku dan pergaulan dengan
sesame manuia harus terhindar cara-cara pakaan dan kekerasan.
Al-Qur-an memberikan isyarat yang tegas, betapa pentingnya setiap orang yang
bertemu dapat nejaga diri agar tetap menghormati tuan rumah. Setiap tamu haru
berusaha menahan segala keinginan dan kehendaknya baiknya sekalipun, jika tuan
rumah tidak berkenan menerimanya. Demikin pula apabila kegiatan bertamu telah
uai, maka seorang yang bertamu telah usai, maka seorang yang bertamu harus
meninggalkan kesan yang beik dan menyenagkan bagi tuan rumah. Karena itu
haram hukumnya orang yang bertamu meninggalkan kekecewaan ataupun
kesusahan bagi tuan rumah.
DAFTAR PUSTAKA
WWW.GOOGLE.COM