Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) telah menjadi isu penting, tidak hanya dalam
skala nasional, tetapi juga dalam skala internasional. Setiap perusahaan diwajibkan
untuk menerapkan persyaratan K3. K3 tidak lagi hanya milik perusahaan dibidang
minyak dan gas, pertambangan, proyek konstruksi dan manufaktur, tetapi sudah
merambah kesemua jenis perusahaan bahkan instansi kesehatan. Profesi dibidang
K3, menjadi suatu profesi yang menjanjikan hingga beberapa puluh tahun kedepan.
Namun demikian, pengetahuan dibidang K3, tidaklah wajib hanya bagi karyawan
bidang K3, tetapi wajib bagi seluruh karyawan.
Permenaker no. 2 tahun 1992 telah mengatur mengenai tata cara penunjukkan Ahli
K3 Umum. Setiap perusahaan yang memiliki karyawan 100 orang atau lebih, atau
memiliki resiko pekerjaan yang tinggi, wajib memiliki P2K3 dan juga minimal seorang
Ahli K3 Umum. “Ahli K3 adalah tenaga kerja teknik berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk Mengawasi
ditaatinya UU Keselamatan Kerja”. Ahli K3 umum adalah kepanjangan tangan dari
pemerintah dalam mengawasi pekerjaan ditempat kerjanya, agar sesuai dengan
persyaratan perundang undangan yang telah ditetapkan pemerintah, sehingga dapat
mengurangi resiko dan insiden, baik itu kecelakaan maupun penyakit akibat kerja.
Setelah lulus dari sertifikasi ini individu akan memiliki wewenang yang telah diakui
secara legal untuk menjadi Ahli K3 di tempat kerjanya.
1. KONSEP K3 di Instansi Kesehatan RUMAH SAKIT
Perencanaan
Perencanaan meliputi:
Sumber bahaya yang ada di RS harus diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan
tingkat risiko yang merupakan tolok ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
PAK.
Membuat peraturan
RS harus membuat, menetapkan dan melaksanakan standar operasional
prosedur (SOP) sesuai dengan peraturan, perundangan dan ketentuan
mengenai K3 Iainnya yang berlaku. SOP ini harus dievaluasi, diperbaharui dan
harus dikomunikasikan serta disosialisasikan pada karyawan dan pihak yang
terkait.
Indikator kinerja
Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang
sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian SMK3 RS
C. Pengorganisasian
Tugas pokok
Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada direktur RS mengenai
masalah-masalah yang berkaitan dengan K3.
Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan
prosedur.
Membuat program K3RS
Fungsi
Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta
permasalahan yang berhubungan dengan K3
Membantu direktur İRS mengadakan dan meningkatkan upaya promosi
K3, pelatihan dan penelitian K3 di RS
Pengawasan terhadap pelaksanaan program K-3.
Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif.
Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3RS
Memberi nasehat tentang manajemen k3 di tempat kerja, kontrol bahaya,
mengeluarkan peraturan dan inisiatif pencegahan.
Investigasi dan melaporkan kecelakaan, dan merekomendasikan sesuai
kegiatannya.
Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru
pembangunan gedung dan proses.
2. Struktur organisasi K3 di RS
Model 1 :
Model 2 :
3. Mekanisme kerja
Informasi juga dikumpulkan dari hasil monitoring tempat kerja dan lingkungan
kerja RS, terutama yang berkaitan dengan sumber bahaya potensial baik yang
berasal dari kondisi berbahaya maupun tindakan berbahaya serta data dari
bagian K3 berupa laporan pelaksanaan K3 dan analisisnya
D. Langkah-Langkah Penyelenggaraan
Menyatakan komitmen.
Komitmen harus dimulai dari direktur utama/direktur RS (manajemen
puncak). Pernyataan komitmen oleh manajemen puncak tidak hanya dalam
kata-kata, tetapi juga harus dengan tindakan nyata, agar dapat diketahui
dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan petugas RS.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Penyuluhan K3 ke semua petugas RS
Melaksanakan audit K3
Audit K3 yang meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan,
karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur,
pengembangan karyawan dan program pendidikan, evaluasi dan
pengendalian.
Tujuan Audit K3
Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan
Memastikan dan menilai pengelolaan telah dilaksanakan sesuai
ketentuan
Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta
pengembangan mutu.
2017