Anda di halaman 1dari 4

COMMON COLD and COUGH

1. Oxymetazoline
Golongan obat : Direct acting adrenergic agonist (lippincott hal 83)
Indikasi : nasal spray decongestan dan tetes mata untuk mengurangi mata merah akibat
berenang, suhu dingin maupun contact lens (lippincott hal 87)
Kontraindikasi :
Interaksi obat :
Mekanisme kerja :
Dosis dan Aturan pakai :
Efek samping : Jika terabsorpsi cukup banyak dapat menimbulkan depresi SSP dengan
akibat koma dan penurunan suhu tubuh yang hebat terutama pada bayi. (Farmakologi dan
terapi ed 4 hal 71)

2. Pseudoephedrine
Kurang kuat bila dibandingkan dengan efedrin dalam menimbulkan takikardi,
peningkatan tekanan darah, atau stimulasi SSP.
Golongan obat : mixed-action adrenergic antagonist (lippincott hal 90)
Indikasi : kongesti membran mukus pada saluran pernafasan bagian atas (BNF 1167)
Kontraindikasi : Tidak boleh digunakan untuk anak dibawah 6 tahun, pasien dengan
diabetes, penyakit jantung, darah tinggi, hyperthyroidism, hamil dan menyusui, hepatic
and renal impairment (BNF 1167)
Interaksi obat : Obat-obat penghambat MAO (Farmakologi dan terapi ed 4 hal 73)
Mekanisme kerja :
Dosis dan aturan pakai : anak 6-11 tahun 30 mg 3-4x sehari, dewasa 60 mg 3-4x sehari
Efek samping : aritmia, anxiety, mulut kering, halusinasi, sakit kepala, mual dan muntah,
palpitasi (BNF 1167)

3. Phenylephrine
Golongan obat : adrenergic agonist  direct-acting agent (lippincott hal 88)
Indikasi : dapat digunakan untuk hipotensi pada pasien yang dirawat dirumah sakit atau
pada pasien yang dioperasi, larutan opthalmic untuk mydriasis. (lippincott hal 88)
Kontraindikasi :
Interaksi obat :
Mekanisme kerja :
Dosis dan aturan pakai : untuk hipotensi  Subkutan atau intramuscular injection :
awalnya 2-5 mg, diikuti 1-10 mg setelah pemberian 15 menit (BNF 188)
Efek samping : dalam dosis besar dapat menyebabkan hypertensive headache dan
cardiac irregulaities (lippincott hal 88)
4. Phenylpropanolamine
Golongan obat :
Indikasi :
Kontraindikasi :
Interaksi obat :
Mekanisme kerja :
Dosis dan Aturan pakai :
Efek samping :

5. Difenhidramin
Golongan obat : antihistamin  ethanolamines (Handbook of non-prescription drug p.
188)
Indikasi : untuk menekan batuk nonproductive yang disebabkan akibat iritasi saluran
pernafasan (Handbook of non-prescription drug p. 200)
Kontraindikasi : bayi baru lahir atau bayi prematur, wanita menyusui, dan pasien
dengan narrow-angle glukoma, termasuk pasien dengan asma dan peptic ulcer
(Handbook of non-prescription drug p. 190)
Interaksi obat : amiodarone, antasida, CNS depressants, eritromisin, ketoconazole,
phenytoin Handbook of non-prescription drug p. 178)
Mekanisme kerja : antihistamine akan berkompetisi dengan histamin pada reseptor
pusat dan perifer. Handbook of non-prescription drug p. 188)
Dosis dan Aturan pakai : Diphenhydramine HCl  untuk orang dewasa atau anak
diatas 12 tahun : 25-50 mg setiap 4-6 jam maksimal 300 mg (Handbook of non-
prescription drug p. 189)
Efek samping : Efek pada CNS seperti sedatif dan impared performance, blurred vision,
urinary retention, mulut kering. (Handbook of non-prescription drug p. 200)

6. Codein
Golongan obat : Oral Antitussive (Handbook of non-prescription drug p. 198)
Indikasi : dry or painful cough, diare akut, mild to moderate pain (BNF 448)
Kontraindikasi : tidak boleh untuk anak dengan usia dibawah 12 tahun, ulcerative colitis
akut,colitis akibat antibiotik, (BNF 448) tidak boleh untuk pasien dengan hypersensitive
codein dan ibu hamil (Handbook of non-prescription drug p. 198)
Interaksi obat :
Mekanisme kerja :
Dosis dan Aturan pakai :
- Dewasa atau anak >12 tahun : 10-20 mg setiap 4-6 jam, maksimal 120 mg
- Anak usia 6-12 tahun : 5-10 mg setiap 4-6 jam, maksimal 60 mg
- Anak usia 2-6 tahun : 1 mg/kg/day.
Efek samping : mual, muntah, sedasi, dizziness, dan konstipasi (Handbook of non-
prescription drug p. 198)

7. Bromhexin
Golongan obat : Mukolitik (Farmakologi dan terapi ed 4 hal 517)
Indikasi :
Kontraindikasi : digunakan hati-hati pada pasien dengan tukak lambung (Farmakologi
dan terapi ed 4 hal 517)
Interaksi obat :
Mekanisme kerja :
Dosis dan Aturan pakai : dosis oral untuk dewasa : 3x 4-8 mg sehari (Farmakologi dan
terapi ed 4 hal 517)
Efek samping : mual dan peninggian transaminase serum (Farmakologi dan terapi ed 4
hal 517)

8. Guafenesin (Gluceryl guaiacolate)


Golongan obat : Protussives (Ekspektoran) (Handbook of non-prescription drug p. 201)
Indikasi : mengurangi gejala dari akut, ineffective productibe cough (Handbook of non-
prescription drug p. 201)
Kontraindikasi : hypersensitivitas guaifenesin (Handbook of non-prescription drug p.
201)
Interaksi obat :
Mekanisme kerja :
Dosis dan Aturan pakai :
- Dewasa dan anak >12 tahun : 200-400 mg tiap 4 jam maksimal 2,4 gram
- Anak usia 6-12 tahun : 100-200 mg tiap 4 jam, maksimal 1,2 gram
- Anak 2-6 tahun : 50-100 mg tiap 4 jam maksimal 600 mg
Efek samping : mual dan muntah, dizziness, sakit kepala, ruam, diare, drowsiness, dan
sakit perut (Handbook of non-prescription drug p. 201)

9. Dekstrometorfan
Golongan obat : oral antitussives (Handbook of non-prescription drug p. 198)
Indikasi : menekan batuk nonproductive akibat dari iritasi saluran pernafasan akibat
kimia maupun mekanik (Handbook of non-prescription drug p. 199)
Kontraindikasi : hypersensitiv atau yang ketergantungan terhadap dektrometorfan
(Handbook of non-prescription drug p. 199)
Interaksi obat : dengan obat golongan monoamin okxidase inhibitors (MAOIs)  dapat
menyebabkan sindrom serotonin seperti kenaikan tekanan darah, hyperpyrexia, aritmia,
myoclonus. Dekstrometorfan tidak boleh diminum selama 14 hari setelah MAOIs
dihentikan.(Handbook of non-prescription drug p. 199)
Mekanisme kerja : Meningkatkan ambang rangsang refleks batuk secara sentral dan
memiliki kekuatan kira-kira sama dengan kodein. (Farmakologi dan terapi ed 4 hal 206)
Dosis dan Aturan pakai :
- Dewasa atau anak diatas 12 tahun : 10-20 mg tiap 4 jam atau 30 mg tiap 6-8 jam,
maksimal 120 mg
- Anak usia 6-12 tahun : 5-10 mg tiap 4 jam atau 15 mg tiap 6-8 jam, maksimal 60 mg
- Anak usia 2-6 tahun : 2,5-5 mg tiap 4 jam atau 7,5 mg tiap 6-8 jam, maksimal 30 mg
Efek samping : drowsiness, mual atau muntah, tidak nyaman pada perut, atau konstipasi
(Handbook of non-prescription drug p. 199)

10. Ammonium chloride


Jarang digunakan sendiri sebagai ekspektoran, tetapi biasanya dalam bentuk campuran
lain atau antitusif. (Farmakologi dan terapi ed 4 hal 516)
Golongan obat : Ekspektoran (Farmakologi dan terapi ed 4 hal 516)
Indikasi :
Kontraindikasi : digunakan berhati-hati pada pasien dengan insufisiensi hati, ginjal dan
paru-paru (Farmakologi dan terapi ed 4 hal 517)
Interaksi obat :
Mekanisme kerja :
Dosis dan Aturan pakai : untuk orang dewasa : 300 mg (5 ml) tiap 2-4 jam
(Farmakologi dan terapi ed 4 hal 517)
Efek samping : dalam dosis besar dapat menimbulkan asidosis metabolik (Farmakologi
dan terapi ed 4 hal 517)

Anda mungkin juga menyukai