Oleh :
Kelompok …?
Kelas F
Laboratorium Biokimia
Departemen Farmasi Klinis dan Komunitas
Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
2016
BAB I
TUJUAN PRAKTIKUM
2
BAB II
HASIL PRAKTIKUM
3
(-) tidak adanya gugus
Laktosa tidak mengalami perubahan warna
ketosa
Sukrosa berwarna merah bata (++) adanya gugus ketosa
Fruktosa
Laktosa
Sukrosa
4
(mmol/L)
1
2
3
4
5
6
TUGAS BACA
1. Pemeriksaan gula darah saat ini marak digunakan masyarakat Indonesia.
Pengecekan melalui laboratorium ataupun pemeriksaan mandiri, jarum
dideteksi oleh alat pengukur gula tersebut? Dan mengapa jenis gula
tersebut yang dapat mewakili ‘kadar gula darah’ seseorang?
Jawaban :
Glukometer membantu mendeteksi kadar gula dalam tubuh pada
saat tertentu, yakni pada saat sampel diambil dari tubuh penderita.
Peran glukometer semakin besar dan menjadi fungsi utama adalah
memberdayakan penderita Diabetes Melitus untuk memonitor dirinya
sendiri tanpa perlu berkunjung ke dokter atau ke rumah sakit.
Glukometer adalah salah satu alat yang digunakan untuk
mendapatkan nilai kadar glukosa dalam darah perifer atau sentral. Nilai-
nilai tersebut umumnya dinyatakan dalam bentuk satuan, yakni dalam
mg/dL atau mmol/L. Nilai tersebut dalah nilai klinis yang penting untuk
gangguan metabolisme, seperti Diabetes Melitus, denutrisi dan
konsekuensi lainnya seperti koma hiperosmolar, sindrom malabsorbsi, dan
yang paling parah adalah hiperglikemia atau hipoglikemia. Glukometer
dan pengobatan farmasi yang tepat adalah dasar kontrol glikemik pada
pasien diabetes. Dirumah , beberapa glukometer memiliki beberapa jenis
strip untuk memonitor variabel-variabel lain seperti keton yang dihasilkan
ketika seorang pasien mengalami hiperglikemia. Bagian yang paling
penting adalah strip bebentuk persegi panjang yang berfugsi sebagai
sensor untuk menempatkan darah dan mendapatkan pengukuran
ditentukan dengan konverter analo-digital dari mikrokontroler.
5
Sel darah merah hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan
bakar. Ini kerana sel darah merah tidak memiliki mitokondria, tempat
berlangsungnya sebagian besar reaksi oksidasi bahan seperti asam lemak
dan bahan bakar lain. Sel darah merah memperoleh energi melalui proses
glikolisis yaitu pengubahan glukosa menjadi piruvat. Piruvat akan
dibebaskan ke dalam darah secara langsung atau diubah menjadi laktat
kemudian dilepaskan. Sel darah merah tidak dapat bertahan hidup tanpa
glukosa. Tanpa sel darah merah, sebagian besar jaringan tubuh akan
menderita kekurangan energi karena jaringan memerlukan oksigen agar
dapat sempurna mengubah bahan bakar menjadi CO2 dan H2O (Aswani
V., 2010).
2. Tuliskan karakteristik dan nilai normal dari berbagai jenis gula darah
dibawah ini!
Jenis Karakteristik/definisi Nilai normal
Gula darah acak Dilakukan setiap waktu < 11,1 mmol/L
pada pasien dalam (70-110 mg/dL)
keadaan tanpa puasa.
Spesimen dapat berupa
serum, plasma, atau darah
kapiler. Pemeriksaan
glukosa darah sewaktu
plasma dapat digunakan
untuk pemeriksaan
penyaring dan
memastikan diagnosa
6
DM, sedangkan
pemeriksaan gula darah
yang berasal dari darah
kapiler hanya untuk
pemeriksaan penyaring.
Tes ini mengukur glukosa
darah yang diambil kapan
saja tanpa memperhatikan
waktu makan
Gula darah puasa Pada pemeriksaan ini , <100 mg/dL
pasien harus puasa 10-12 Atau
jam sebelum < 5,6 mmol/L
pemeriksaan. Spesimen (60-100 mg/dL)
dapat berupa serum,
plasma, atau kapilar
darah. Pemeriksaan
glukosa darah puasa
plasma dapat digunakan
sebagai pemeriksaan
penyaring,memastikan
diagnosis, dan
pemantauan
pengendalian, sedangkan
pemeriksaan yang berasal
dari kapiler hanya untuk
pemeriksaan penyaring
dan pemantau
pengendalian
Gula darah 2 jam post Tes ini menggunakan <140 mg/dL
prandial parameter yang paling Atau
sensitif dalam <7,8 mmol/L
7
mendiagnosa Diabetes (80-120 mg/dL)
Melitus.Kadar gula darah
akan di cek 2 jam setelah
makan. Dilakukan
demikian karena pada
orang normal, gula darah
setelah 2 jam
mengkonsumsi makanan
akan kembali normal.
Namun, tidak demikian
dengan orang yang
mengidap DM
8
berfungsi membawa gula ke dalam sel. Hal ini menyebabkan gula darah
tertimbun dalam darah.
(At a glance farmakologi klinis peranan gizi dalam siklus kehidupan,
2012, Dr. Nidia Suriani, Jakarta)
Analisi Kasus
1. Seorang wanita gemuk berusia 50 tahun datang ke klinik kesehatan, dengan
keluhan haus yang berebihan, banyak minum dan sering buang air kecil,
sebelumnya tidak pernah ada keluhan medis dan sudah lama tidak ke dokter.
Hasil pengamatan fisik, umumnya normal, dan dokter mengatakan wanita
tersebut tidak dalam sakit akut. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan
menunjukan kadar glukosa meningkat, dimana kadar glukosa serum sewaktu
adalah 320 mg/dL.
a. Apakah dugaan penyakit yang dialami oleh wanita tersebut? Jelaskan
alasannya!
b. Jelaskan mekanisme terjadinya polydipsia dan polyuria pada ibu tersebut!
Jawaban
a. Menurut kami, penyakit yang dialami oleh wanita tersebut adalah diabetes
melitus. Gejala diabetes melitus berupa:
- Poliuria (banyak berkemih)
- Polidipsia (rasa haus sehingga jadi banyak minum)
- Polifagia (banyak makan karena perasaan lapar terus-menerus)
- Pada penderita obesitas maka gangguan DM dapat dipastikan apabila
terdapat hiperglikemia dan glikosuria secara laboratoris.
9
related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM)
merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio
insulin di dalam sirkulasi darah. DM tipe II ini merupakan penyakit
sindrom metabolik yang diakibatkan hiperglikemia sekunder kronis.
Penyebab hiperglikemia sekunder kronis tersebut adalah resistensi
jaringan terhadap insulin atau disertai dengan defisiensi insulin relatif.
Pada penderita DM Tipe II, jumlah insulin endogen dalam sirkulasi tubuh
mampu mencegah terjadinya ketoasidosis, namun tidak cukup untuk
menekan hiperglikemia yang diakibatkan oleh menurunnya sensitivitas
jaringan terhadap insulin. DM tipe II merupakan sindrom penyakit yang
disebabkan oleh baik penurunan sensitivitas jaringan (resistensi jaringan
pada insulin) atau hilangnya sel pankreas-β. Kedua hal tersebut dapat
disebabkan oleh faktor genetik atau faktor lingkungan seperti obesitas.
10
Dalam kasus ini, kadar glukosa serum sewaktu pada uji urinalisis wanita
tersebut 320 mg/dL. Kadar glukosa serum sudah melebihi batas normal
yaitu <200 mg/dL.
Tabel kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan
diagnosis DM
Bukan DM Belum Pasti DM DM
Kadar glukosa darah Plasma <100 100-199 ≥200
sewaktu (mg/dL) vena
Darah <90 90-199 ≥200
kapiler
Kadar glukosa darah Plasma <100 100-125 ≥126
puasa (mg/dL) vena
Darah <90 90-99 ≥100
kapiler
Secara teori, orang yang memiliki kadar glukosa yang normal, glukosa
tersebut akan digunakan untuk menghasilkan energi bagi tubuh. Glukosa akan
mengalami beberapa tahap hingga pada akhirnya dapat menghasilkan energi
berupa ATP.
11
glikolisis akan meningkatkan penggunaan glukosa sehingga secara tidak
langsung menurunkan pelepasan glukosa ke plasma darah. Insulin juga
menurunkan aktivitas glukosa-6-fosfatase yaitu enzim yang berada di hati
dan berfungsi mengubah glukosa menjadi glukosa 6-fosfat. Kerja insulin
dilaksanakan dengan mengaktifkan protein kinase, menghambat protein
kinase lain atau merangsang aktivitas fosfoprotein fosfatase. Defosforilasi
meningkatkan aktivitas sejumlah enzim penting. Modifikasi kovalen ini
memungkinkan terjadinya perubahan yang hampir seketika pada aktivitas
enzim tersebut
Kadar glukosa yang amat tinggi pada aliran darah maupun pada ginjal,
mengubah tekanan osmotik tubuh. Secara otomatis, tubuh akan
mengadakan osmosis untuk menyeimbangkan tekanan osmotik. Ginjal
akan menerima lebih banyak air, sehingga penderita akan sering buang air
12
kecil(Poliuria). Konsekuensi lain dari hal ini adalah, tubuh kekurangan air.
Penderita mengalami dehidrasi (hiperosmolaritas) bertambahnya rasa haus
dan gejala banyak minum (polidipsia).
2. Dua mahasiswa yang demo dengan cara mogok makan, akhirnya di larikan ke
RS terdekat. Mereka telah mogok makan selama tiga hari. Kondisinya lemah,
pucat dan gemetar. Jelaskan hal berikut ini:
a. Apakah perubahan aspek biokimia terkait pemakaian bahan bakar yang
terjadi pada kondisi kelaparan tersebut?
b. Bagaimana pengaruh kelaparan terhadap protein tubuh, terutama protein
otot?
c. Bagaimana perubahan sumber utama glukosa darah saat kelaparan?
Jawaban:
a. Saat berpuasa Panjang, seseorang akan merasa kelaparan, kelaparan yang
mencapai 3 hari tesebut, liber membentuk sejumlah besar senyawa keton
(karena kekurangan oksaloasetat), yang kemudian dilepaskan ke dalam
darah. Otak dan jantung mulai menggunakan keton.
b. Jika cadangan lemak & asam amino yang terbiasakan untuk produksi
energi sebagai pengganti peran karbohidrat maka dapat terjadi penyusutan
massa otot (atrofi) dan gangguan pertumbuhan
c. Dalam kelaparan, ada pergeseran dari glikolisis (pemacahan glukosa) ke
lipolysis (pemecahan lemak) dan ketogenesis untuk kebutuhan energi
BAB III
PEMBAHASAN
13
Prinsip kerja dari uji benedict semikualitatif ini adalah pereaksi benedict
yang mengandung kuprisulfat dalam suasa basa akan tereduksi oleh gula yang
mempunyai gugus aldehid atau keton bebas (missal oleh glukosa). Dalam suasana
alkalis sakarida akan membentuk enidid yang mudah teroksidasi. Semua
monosakarida dan diskarida keculai sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif
bila dilakukan uji benedict. Larutan-larutan tembaga yang alkalis bila direduksi
oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan
membentuk cupro oksida (Cu2O) yang berwarna hijau merah orange atau merah
bata dan adanya endapan merah bata pada dasar tabung reaksi.
Reaksi uji Benedict adalah sebagai berikut:
Dari hasil pengamatan maka diketahui jenis karbohidrat mana saja yang
menunjukan hasil positif dan negative terhadap uji benedict, yaitu :
a. hasil positif : Glukosa, Fruktosa, dan Laktosa
b. hasil negative : sukrosa dan amilum
Sehingga dapat diketahui bahwa larutan glukosa, fruktosa, dam laktosa
merupakan gula pereduksi. Hal ini dikarenakan glukosa mampu mereduksi
senyawa pengoksisdasi, dimana ujung pereduksinya adalah ujung yang
14
mengandung aldehida. Sedangkan pada laktosa yang menghasilkan D-Glukosa
dan D-Galaktosa, dimana laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebeas
pada residu gula glukosa, sehingga laktosa adalah disakarida pereduksi.
Pada sukrosa dan amilum tidak menunjukan adanya perubahan sehingga
kedua karbohidrat ini todak merupakan pereduksi. Hal ini dikarenakan sukrosa
tidak mengandung atom karbon anomer bebas, karena atom karbon kedua
anomernya yaitu yang terdapat pada glukosa dan aktosa berikatan satu sama
lainnya. Sedangkan pati tersusun dari D-glukosa yang banyak.
15
Reaksi Uji Barfoed
(-) tidak mengandung
sukrosa 1% tidak berubah warna
monosakarida
(-) tidak mengandung
laktosa 1% tidak berubah warna
monosakarida
Terjadi perubahan warna menjadi (-) tidak mengandung
maltosa 1%
hijau monosakarida
terjadi perubahan warna menjadi
(+) mengandung
glukosa 1% biru kehijauan dengan endapan
monosakarida
merah bata
16
Reaksi uji Seliwanof adalah sebagai berikut:
Dari hasil percobaan, glukosa dan laktosa memberikan hasil yang negative.
Sedangkan fruktosa dan sukrosa (fruktosa+galaktosa) adalah karbohidrat yang
positif memiliki gugus keton. Sukrosa memberikan hasil yang positif karena
disakarida yang terdiri dari fruktosa dan glukosa. Fruktosa dan sukrosa cepat
bereaksi karena merupakan jenis karbohidrat yang memiliki gugus keton (ketosa).
Ketosa bila di dehidrasi oleh pereaksi Seliwanoff memberikan turunan fulfural
yang selanjutnya berkondensasi dengan resosinol memberikan warna merah bata.
Pada percobaan terbukti bahwa fruktosa dan sukrosa adalah karbohidrat yang
mengandung gugus keton.
Glukosa dan galaktosa tidak menghasilkan hasil positif karena glukosa dan
galaktosa hanya memiliki gugus aldehid. Hal ini menyebabkan tidak ada gugus
keton yang bereaksi dengan reagen Seliwanoff.
17
berantai pendek seperti disakarida dan monosakarida tidak membentuk struktur
heliks sehingga tidak dapat berikatan dengan iodin.
1. Amilum
Amilum terindentifikasi mengandung polisakarida
Amilum (disebut juga pati) merupakan karbohidrat kompleks yang tidak
larut dalam air.
Karbohidrat penyusun amilum terdiri dari 2 yaitu: amilopektin dan
amilosa.
2. Dekstrin
Dekstrin teridentifikasi mengandung polisakarida.
Dekstrin (sejenis tepung/pati) merupakan suatu polisakarida hasil
hidrolisis pati atau glikogen.
Dekstrin adalah bentukan dari polimer D-glukosa yang dihubungkan
dengan ikatan alpha (1->4) atau alpha (1->6) glikosida.
Secara teori, dekstrin dapat mengikat iodin membentuk kompleks
poliiodida.
3. Gum Arab
Gum arab teridentifikasi mengandung polisakarida.
Gum arab merupakan suatu getah yang dihasilkan oleh pohon acacia.
Getah ini mengandung glikoprotein dan polisakarida, dimana
polisakaridanya tersusun dari arabinose dan ribose.
18
Karena terdapat polisakarida, ketika di tambah iodin akan terbentuk
komplek poliiodida.
Fruktosa
Laktosa
Sukrosa
1. Glukosa
Glukosa dapat diperoleh dari hidrolisis sukrosa (gula tebu) atau pati (amilum).
Di alam glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam
19
glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan
sinar matahari dan klorofil dalam daun serta mempunyai sifat:
– Memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan (+52.70)
– Dapat mereduksi larutan fehling dan membuat larutan merah bata
– Dapat difermentasi menghasilkan alkohol (etanol) dengan reaksi sebagai
berikut:
C6H12O6 ==> 2C2H5OH + 2CO2
– Dapat mengalami mutarotasi
2. Fruktosa
Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya
terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai
rasa lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan
dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3
dhidroksi-benzena) dalam asam clorida. Disebut juga sebagai gula buah,
dperoleh dari hdrolisis sukrosa; dan mempunyai sifat:
– Memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri (-92.40C)
– Dapat mereuksi larutan fehling dan membentuk endapan merah bata
– Dapat difermentasi
3. Laktosa
Laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa.
Laktosa adalah disakarida pereduksi. Selama proses pencernaan, laktosa
mengalami proses hidrolisis enzimatik oleh laktase dari sel-sel mukosa usus.
Beberapa sifat lakotsa:
– Hidrolisis laktosa menghasilkan molekul glukosa dan galaktosa
– Hanya terdapat pada binatang mamalia dan manusia
– Dapat dperoleh dari hasil samping pembuatan keju
– Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens
4. Sukrosa
Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa
dibentuk oleh banyak tanaman tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi.
Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang
20
diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang
ekuimolekular. Sukrosa bereaks negatif terhadap pereaksi fehling, benedict,
dan tollens.
BAB IV
KESIMPULAN
a. Uji Benedict
Uji ini menghasilkan uji yang positif dan negatif. Pada fruktosa uji positif
terbentuk larutan berwarna merah bata, menandakan bahwa mengandung
gula pereduksi sedangkan glukosa dan sukrosa uji negatif.
b. Uji Barfoed
Hasil dari uji ini bernilai negatif pada sukrosa dan glukosa, sedangkan
pada fruktosa bernilai positif, karena kelompok monosakarida. Uji positif
ditunjukkan dengan adanya endapan merah bata.
c. Uji Seliwanoff
21
Hasil dari uji ini bernilai positif pada fruktose dan sucrose, sedangkan
pada glukosa dan laktosa bernilai negatif. Uji positif ditunjukkan dengan
terbentuknya warna merah.
d. Uji Iod
Hasil dari uji iod bernilai positif pada amilum dan gum arab, sedangkan
pada dextrin bernilai negatif. Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya
warna biru.
e. Uji Fehling
Hasil dari uji Fehling bernilai positif pada glukosa, laktosa. Sedangkan
pada …. Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah bata
DAFTAR PUSTAKA
Murray, R.K. 2006. Biokimia Harper edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku
kedokteran EGC.
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah
Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioesakta. Jakarta:
EGC.
Lehninger, A.L. 2008. Principles of Biochemistry 5th edition. New York:
W.H Freeman Company.
Poedjiadi, Anna. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI press.
Aswani V., 2010. How Well Do You Understand Blood Glucose Levels?.
Available from: http://www.medscape.com/viewarticle/438144 [Accesed 12
April 2010]
22
LAMPIRAN
Uji Bennedict
1. Glukosa 1 % 2. Sukrosa 1%
23
3.Fruktosa 1 % 4. Laktosa 1 %
5. Amilum 1 %
Uji Barfoed
24
Laktosa 1 % Sukrosa 1 %
Maltosa 1 % Glukosa 1 %
Uji Seliwanof
1. Glukosa 2. Fruktosa
3.Laktosa 4. Sukrosa
25
Uji Iod
26