OLEH :
Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis – jenis hewan ternak yang
dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan
kebutuhan manusia lainnya. Sapi potong adalah salah satu genus dari famili
Bovidae. Sapi potong asli Indonesia adalah sapi potong yang sejak dahulu kala
sudah terdapat di Indonesia, sedangkan sapi local adalah sapi potong yang asalnya
dari luar Indonesia, tetapi sudah berkembang biak dan dibudidayakan lama sekali
di Indonesia, sehingga telah mempunyai ciri khas tertentu. Bangsa sapi potong
asli Indonesia hanya sapi Bali (Bos Sondaicus), sedangkan yang termasuk sapi
local adalah sapi Madura dan sapi Sumba Ongole (SO). Sapi jantan maupun
betina dapat di gunakan sebagai bakan dalam usaha penggemukan sapi potong.
Usaha ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan
kontribusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-
hari, Agar usaha ternak sapi potong menghasilkan sapi berkualitas, peternak
harus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam beternak sapi
potong oleh karena itu diperlukan untuk mengetahui tipe-tipe ternak potong yang
ideal.
Sapi potong merupakan jenis ternak yang mempunyai nilai jual tinggi
diantara ternak -ternak lainnya. Pada umumnya masyarakat membutuhkan hewan
ini untuk di konsumsi, karena kandungan protein yang tinggi. Laju pertambahan
penduduk yang terus meningkat menuntut ketersediaan daging yang juga
meningkat. Oleh karena itu usaha sapi potong merupakan salah satu usaha yang
memiliki nilai ekonomi tinggi.
2.2 Jenis dan Tipe Ternak Sapi Potong
Sejatinya semua jenis ras sapi memiliki kelebihan dan kekurangan masing
masing. Yang perlu diperhatikan adalah nilai-nilai praktis dan ekonomis dari
jenisras tersebut baik dari sisi kekuatan finansial peternak, peruntukannya, dan
waktutepat penjualannya. Untuk penambahan berat harian jenis sapi limosin
mampu mencapai 1,3 – 2 Kg/hari. Namun, yang terpenting adalah penampakan
fisik sapi terlihat bagus dan sehat. Berikut klasifikasi ternak potong yang dapat
diternakan sebagai penghasil daging.
Sapi ongole merupakan keturunan sapi zebu dari India yang mulaiditernakan
secara murni di pulau Sumba, sehingga dikenal dengan nama sapi
“Sumba”ongole. Ciri-ciri sapi ongole antara lain berpunuk besar, memiliki lipatan
kulit di bawah leher dan perut, telinga panjang dan menggantung, kepala relatif
pendek dengan posisi melengkung, mata besar menunjukkan ketenangan,serta
bulunya berwarna putih.Hasil persilangan sapi ongole dengan sapi lokal
Indonesia (sapi Jawa) menghasilkan sapi yang mirip dengan sapi ongole dan
dikenal dengan nama sapiPO (peranakan ongole). Sapi PO murni sudah sulit
ditemukan, karena telah banyak disilangkan dengan sapi brahman. Ukuran tubuh
sapi PO lebih kecil dibandingkan dengan sapi ongole. Punuk dan gelambir juga
kelihatan lebih kecilatau sangat sedikit. Warna bulunya bervariasi, tetapi
kebanyakan berwarna putih atau putih keabu-abuan.
2. Sapi Bali
Sapi bali merupakan salah satu jenis sapi asal Indonesia yang mempunyai
potensi untuk dikembangkan. Sapi bali mudah beradaptasi dengan lingkungan
baru sehingga sering disebut sebagai ternak perintis. Sapi ini paling banyak
diminati oleh peternak Indonesia karena memiliki beberapa keunggulan, yaitu :
efisien dalam memanfaatkan sumper pakan, persentase karkas tinggi, dagingnya
rendah lemak, tingkat kesuburan cukup tinggi (bisa beranak setiap tahun), tipe
pekerja yang baik, dan mudah berdaptasi terhadap lingkungan.
Ciri-ciri sapi bali yaitu bulu berwarna merah bata, pada jantan akan
menjadi hitam saat dewasa, ada warna putih mulai dari kaki paling bawah hingga
belakang paha, pinggiran bibir atas, kaki, mempunyai gumba yang bentuknya
khas sertaterdapat garis hitam yang jelas di bagian atas punggung.Kenaikan bobot
badan sapi bali per harinya 0,35 – 0,66 Kg. Dengan manajemen pemeliharaan
yang baik, pertambahan berat badan harian sapi bali bisa lebih besar dari 0,7
Kg/hari. Adapun persentase karkas berkisar 56– 57%. Perbandingan daging
dengan tulangnya adalah 4.44 : 1 Bobot sapi jantan dewasadapat mencapai 375–
400 Kg, sedangkan sapi betina dewasa berkisar 275– 300kg.
3. Sapi Madura.
Sapi madura sangat terkenal dengan sebutan sapi karapan. Sapi inimerupakan
hasil persilangan antara sapi jenis Bos indicus (zebu) dengan sapi jenisBos
sundaicus. Pada tubuh sapi madura masih terdapat tanda-tanda sebagaiwarisan
dari kedua golongan sapi tersebut. Sapi madura merupakan tipe sapi penghasil
daging dan tenaga kerja. Selain terdapat di Pulau Madura dan JawaTimur, sapi ini
juga menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.Sapi madura merupakan tipe
sapi potong yang cukup baik. Hal iniditunjukkan dengan badan yang lebar,
daging tebal, dan berkaki pendek. Selainitu, kualitas dagingnya lebih baik dan
warnanya pun lebih menarik dibandingkandengan daging sapi ongole dan sapi
bali. Bobot sapi madura jantan 275– 300 Kg. dan sapi betina dewasa 180 – 250
Kg. Pertambahan bobot badan rata-rata mencapai 0,25 – 0,6 Kg per hari.
Sementara itu, persentase karkas 48 – 63 % dan perbandingan daging dengan
tulang 5,84 : 1
4. Sapi Simmental.
Sapi simmental adalah sapi yang berasal dari bangsa Bos taurus. Sapi ini
berasal dari daerah Simme di Switzerland. Namun, sapi ini berkembang lebih
cepat di Benua Eropa dan Amerika. Sapi simmental merupakan tipe sapi perah
dan pedaging. Warna bulunya cokelat kemerahan (merah bata), di bagian wajah
dan lutut ke bawah sampai ujung ekor berwarna putih. Sapi simmental jantan.
dewasa mampu mencapai berat badan sekitar 1.150 Kg, sedangkan sapi betina
dewasa mampu mencapai berat badan sekitar 800 kg. Sapi simmental murni sulit
ditemukan di Indonesia karena simmental jantan yang diimpor telah sering
mengalami persilangan dengan sapi betina lokal. Kebanyakan sapi simmental
yang ada di Indonesia adalah simmental cross. Salah satunya persilangan sapi
simmental dengan sapi ongole dikenal dengan nama sapi simmental ongole
(simpo). Sapi simpo tidak memiliki gelambir dan bulunya berwarna merah bata,
merah tua atau cokelat muda hingga putih kekuningan dan doreng.
Ciri khas sapi simpo adalah ada warna bulu putih berbentuk segitiga
diantara kedua tanduknya.
Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari
wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen
yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan
yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut
tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.
Sapi jenis ini biasa dipelihara dengan tujuan untukk diambil susunya. Sapi ini
merupakan sapi introduksi dari negeri Belanda. Warna belang hitam dan putih.
dengan segitiga putih di bagian berpunuk. Pertambahan berat badan sapi ini
cukuptinggi, yakni mencapai 1,1 Kg per hari. Karena itu, sapi jantannya
seringdipelihara untuk digemukkan dan dijadikan sapi potong.
Sapi ini merupakan sapi keturunan zebu atau nellore (Bos Indicus) yang
telahberkembang pesat di Amerika Serikat dengan iklim tropis. Di negara
tersebut, sapibrahman diseleksi dan ditingkatkan mutu genetiknya. Sapi brahman
mempunyaiciri berpunuk besar, kulitnya longgar, gelambir dari bawah leher
sampai perutdengan banyak lipatan, telinga panjang menggantung dengan ujung
runcing, sertabulunya berwarna abu-abu (ada yang berwarna merah
kecoklatan).Sapi brahman termasuk tipe sapi potong terbaik di daerah tropis
karenatahan terhadap panas, serta resisten terhadap demam texas, gigitan caplak,
dan nyamuk. Sapi brahman juga tidak terlalu selektif terhadap pakan yang
diberikan. Bobot maksimun sapi brahman jantan dewasa mencapai 800 Kg,
sedangkan sapi betina 550 Kg. Presentase karkas yang dihasilkan sapi ini 48,6 –
54,2%. Dengan pemeliharaan yang intensif, pertambahan berat badan sapi jantan
dan betina brahman dewasa mencapai 0,83 1,5 kg per hari.
Ciri khas sapi Brahman adalah berpunuk besar dan berkulit longgar,
gelambir dibawah leher sampai perut lebar dengan banyak lipatan-lipatan. Telinga
panjang menggantung dan berujung runcing. Sapi ini adalah tipe sapi potong
terbaik untuk dikembangkan. Persentase karkasnya 45%. Keistimewaan sapi ini
tidak terlalu selektif terhadap pakan yang diberikan, jenis pakan (rumput dan
pakan tambahan) apapun akan dimakannya, termasuk pakan yang jelek sekalipun.
Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan
panas.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dalam beternak sapi potong hal yang paling perlu di perhatikan yaitu
kelemahan dari setiapm jenis ternak. Selain itu aspek akn harus kontinyu
keberadaannya dan harga terjangkau.
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, Agung. 2003. Ilmu Ternak Potong dan Kerja. Fakultas Peternakan.
Universitas Diponegoro.