Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

ILMU BANGSA HEWAN

JENIS-JENIS SAPI YANG DI BUDIDAYAKAN/DITERNAKAN DI


INDONESIA

OLEH :

NIKO ASYOBODI RUMBRAPUK (201934009)

JURUSAN KESEHATAN HEWAN

FAKULTAS PETERNAKAN (KESEHATAN HEWAN)

UNIVERSITAS NEGERI PAPUA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Usaha penggemukan sapi akhir-akhir ini semakin berkembang, hal ini


ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat maupun daerah yang
mengusahakan penggemukan sapi. Penggemukan sapi dapat dilakukan secara
perseorangan hingga skala usaha yang besar, namun ada pula yang
mengembangkan usahanya dalam bentuk kelompok dalam kandang yang
berkelompok pula . Usaha penggemukan mendatangkan keuntungan ganda berupa
keuntungan dari pertambahan bobot badan dan kotoran (feses) berupa pupuk
kandang (bokasi). Besar keuntungan ini tergantung pada pertambahan bobot
badan yang dicapai dalam proses penggemukan, lama penggemukan dan harga
daging saat penjualan. Terdapat berbagai pertimbangan yang harus dilakukan
dalam memulai usaha penggemukan sapi, yakni metode penggemukan yang
dipilih, jenis ternak yang digemukkan, aspek manajemen dan tatalaksana
penggemukan.

Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis – jenis hewan ternak yang
dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan
kebutuhan manusia lainnya. Sapi potong adalah salah satu genus dari famili
Bovidae. Sapi potong asli Indonesia adalah sapi potong yang sejak dahulu kala
sudah terdapat di Indonesia, sedangkan sapi local adalah sapi potong yang asalnya
dari luar Indonesia, tetapi sudah berkembang biak dan dibudidayakan lama sekali
di Indonesia, sehingga telah mempunyai ciri khas tertentu. Bangsa sapi potong
asli Indonesia hanya sapi Bali (Bos Sondaicus), sedangkan yang termasuk sapi
local adalah sapi Madura dan sapi Sumba Ongole (SO). Sapi jantan maupun
betina dapat di gunakan sebagai bakan dalam usaha penggemukan sapi potong.
Usaha ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan
kontribusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-
hari, Agar usaha ternak sapi potong menghasilkan sapi berkualitas, peternak
harus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam beternak sapi
potong oleh karena itu diperlukan untuk mengetahui tipe-tipe ternak potong yang
ideal.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari maklah ini yaitu:

a) Apa pengertian dari ternak potong?


b) Apa saja yang termasuk jenis dan tipe ternak sapi potong?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

a) Untuk mengetahui pengertian dari terk potong


b) Untuk mengetahui jenis dan tipe ternak sapi potong
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ternak Potong

Ternak Potong adalah hewan piara yang dipelihara khusus untuk


menghasilkan bahan daging. Tidak semua ternak yang dipotong termasuk ternak
potong. Pada umumnya ternak potong dikelompokkan ke dalam 2 kelompok
besar yaitu : 1. Ternak Potong Besar terdiri dari Sapi, Kerbau dan Kuda 2. Ternak
Potong Kecil terdiri dari Kambing, domba dan babi. Dalam usaha ternak potong
harus dipilih bibit yang dapat dipertanggung jawabkan mutunya. Perkembangan
atau pertumbuhan ternak potong sangat ditentukan oleh proses
perkembangbiakan atau aktivitas reproduksi.

Sistem pemeliharaan usaha ternak sapi potong merupakan sistem


pemeliharaan ternak sapi potong yang berupaya untuk memanfaatkan sumberdaya
sebaik mungkin. Dimana sistem adalah kumpulan hal atau komponen – komponen
yang tersusun dalam suatu tatanan yang mempunyai keterkaitan yang teratur dari
bagian – bagiannya dan diorganisir untuk mencapai tujuan tertentu. Usaha ternak
adalah kegiatan atau usaha dimana peternak dan keluarganya memelihara suatu
ternak yang bertujuan memperoleh hasil atau pendapatan. Universitas Sumatera
Utara Untuk menjaga kelangsungan hidup ternak sapi yang sehat dan
berpertumbuhan yang baik, kita harus memelihara dan merawat ternak sapi itu
dengan baik pula.

Sapi potong merupakan jenis ternak yang mempunyai nilai jual tinggi
diantara ternak -ternak lainnya. Pada umumnya masyarakat membutuhkan hewan
ini untuk di konsumsi, karena kandungan protein yang tinggi. Laju pertambahan
penduduk yang terus meningkat menuntut ketersediaan daging yang juga
meningkat. Oleh karena itu usaha sapi potong merupakan salah satu usaha yang
memiliki nilai ekonomi tinggi.
2.2 Jenis dan Tipe Ternak Sapi Potong

Sejatinya semua jenis ras sapi memiliki kelebihan dan kekurangan masing
masing. Yang perlu diperhatikan adalah nilai-nilai praktis dan ekonomis dari
jenisras tersebut baik dari sisi kekuatan finansial peternak, peruntukannya, dan
waktutepat penjualannya. Untuk penambahan berat harian jenis sapi limosin
mampu mencapai 1,3 – 2 Kg/hari. Namun, yang terpenting adalah penampakan
fisik sapi terlihat bagus dan sehat. Berikut klasifikasi ternak potong yang dapat
diternakan sebagai penghasil daging.

1. Sapi Ongol Dan Sapi Peranakan Ongole

Sapi ongole merupakan keturunan sapi zebu dari India yang mulaiditernakan
secara murni di pulau Sumba, sehingga dikenal dengan nama sapi
“Sumba”ongole. Ciri-ciri sapi ongole antara lain berpunuk besar, memiliki lipatan
kulit di bawah leher dan perut, telinga panjang dan menggantung, kepala relatif
pendek dengan posisi melengkung, mata besar menunjukkan ketenangan,serta
bulunya berwarna putih.Hasil persilangan sapi ongole dengan sapi lokal
Indonesia (sapi Jawa) menghasilkan sapi yang mirip dengan sapi ongole dan
dikenal dengan nama sapiPO (peranakan ongole). Sapi PO murni sudah sulit
ditemukan, karena telah banyak disilangkan dengan sapi brahman. Ukuran tubuh
sapi PO lebih kecil dibandingkan dengan sapi ongole. Punuk dan gelambir juga
kelihatan lebih kecilatau sangat sedikit. Warna bulunya bervariasi, tetapi
kebanyakan berwarna putih atau putih keabu-abuan.

Gambar. Sapi Ongol Dan Sapi Peranakan Ongole

Sapi PO terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mampu


beradaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan, dan cepat bereproduksi. Tinggi
sapi ongole jantan berkisar 150 cm dengan berat badan mencapai 600 Kg.
Sementara itu, sapi betina memiliki tinggi badan berkisar 135 cm dan berat badan
450 Kg. Pertambahan bobot badan sapi ongole dapat mencapai 0,9 Kg per hari
dengan kualitas karkas mencapai 45 – 58%. Rasio daging dengan tulangnya
adalah 1 : 423, sapi ongole termasuk lambat untuk mencapai dewasa, yaitu sekitar
umur 4 – 5 tahun. Untuk sapi PO, bobot badan rataan sekitar 200 – 350 kg
dengan pertambahan bobot badan 0,6 – 0,8 Kg per hari jika dipelihara dengan
baik.

2. Sapi Bali

Sapi bali merupakan salah satu jenis sapi asal Indonesia yang mempunyai
potensi untuk dikembangkan. Sapi bali mudah beradaptasi dengan lingkungan
baru sehingga sering disebut sebagai ternak perintis. Sapi ini paling banyak
diminati oleh peternak Indonesia karena memiliki beberapa keunggulan, yaitu :
efisien dalam memanfaatkan sumper pakan, persentase karkas tinggi, dagingnya
rendah lemak, tingkat kesuburan cukup tinggi (bisa beranak setiap tahun), tipe
pekerja yang baik, dan mudah berdaptasi terhadap lingkungan.

Gambar. Sapi Bali

Ciri-ciri sapi bali yaitu bulu berwarna merah bata, pada jantan akan
menjadi hitam saat dewasa, ada warna putih mulai dari kaki paling bawah hingga
belakang paha, pinggiran bibir atas, kaki, mempunyai gumba yang bentuknya
khas sertaterdapat garis hitam yang jelas di bagian atas punggung.Kenaikan bobot
badan sapi bali per harinya 0,35 – 0,66 Kg. Dengan manajemen pemeliharaan
yang baik, pertambahan berat badan harian sapi bali bisa lebih besar dari 0,7
Kg/hari. Adapun persentase karkas berkisar 56– 57%. Perbandingan daging
dengan tulangnya adalah 4.44 : 1 Bobot sapi jantan dewasadapat mencapai 375–
400 Kg, sedangkan sapi betina dewasa berkisar 275– 300kg.

3. Sapi Madura.

Sapi madura sangat terkenal dengan sebutan sapi karapan. Sapi inimerupakan
hasil persilangan antara sapi jenis Bos indicus (zebu) dengan sapi jenisBos
sundaicus. Pada tubuh sapi madura masih terdapat tanda-tanda sebagaiwarisan
dari kedua golongan sapi tersebut. Sapi madura merupakan tipe sapi penghasil
daging dan tenaga kerja. Selain terdapat di Pulau Madura dan JawaTimur, sapi ini
juga menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.Sapi madura merupakan tipe
sapi potong yang cukup baik. Hal iniditunjukkan dengan badan yang lebar,
daging tebal, dan berkaki pendek. Selainitu, kualitas dagingnya lebih baik dan
warnanya pun lebih menarik dibandingkandengan daging sapi ongole dan sapi
bali. Bobot sapi madura jantan 275– 300 Kg. dan sapi betina dewasa 180 – 250
Kg. Pertambahan bobot badan rata-rata mencapai 0,25 – 0,6 Kg per hari.
Sementara itu, persentase karkas 48 – 63 % dan perbandingan daging dengan
tulang 5,84 : 1

Gambar. Sapi Madura

4. Sapi Simmental.

Sapi simmental adalah sapi yang berasal dari bangsa Bos taurus. Sapi ini
berasal dari daerah Simme di Switzerland. Namun, sapi ini berkembang lebih
cepat di Benua Eropa dan Amerika. Sapi simmental merupakan tipe sapi perah
dan pedaging. Warna bulunya cokelat kemerahan (merah bata), di bagian wajah
dan lutut ke bawah sampai ujung ekor berwarna putih. Sapi simmental jantan.
dewasa mampu mencapai berat badan sekitar 1.150 Kg, sedangkan sapi betina
dewasa mampu mencapai berat badan sekitar 800 kg. Sapi simmental murni sulit
ditemukan di Indonesia karena simmental jantan yang diimpor telah sering
mengalami persilangan dengan sapi betina lokal. Kebanyakan sapi simmental
yang ada di Indonesia adalah simmental cross. Salah satunya persilangan sapi
simmental dengan sapi ongole dikenal dengan nama sapi simmental ongole
(simpo). Sapi simpo tidak memiliki gelambir dan bulunya berwarna merah bata,
merah tua atau cokelat muda hingga putih kekuningan dan doreng.
Ciri khas sapi simpo adalah ada warna bulu putih berbentuk segitiga
diantara kedua tanduknya.

Gambar. Sapi Simmental

Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari
wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen
yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan
yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut
tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.

5. Sapi Frisian Holstein (FH)

Sapi jenis ini biasa dipelihara dengan tujuan untukk diambil susunya. Sapi ini
merupakan sapi introduksi dari negeri Belanda. Warna belang hitam dan putih.
dengan segitiga putih di bagian berpunuk. Pertambahan berat badan sapi ini
cukuptinggi, yakni mencapai 1,1 Kg per hari. Karena itu, sapi jantannya
seringdipelihara untuk digemukkan dan dijadikan sapi potong.

Gambar. Sapi Frisian Holstein (FH)


6. Sapi Brahman

Sapi ini merupakan sapi keturunan zebu atau nellore (Bos Indicus) yang
telahberkembang pesat di Amerika Serikat dengan iklim tropis. Di negara
tersebut, sapibrahman diseleksi dan ditingkatkan mutu genetiknya. Sapi brahman
mempunyaiciri berpunuk besar, kulitnya longgar, gelambir dari bawah leher
sampai perutdengan banyak lipatan, telinga panjang menggantung dengan ujung
runcing, sertabulunya berwarna abu-abu (ada yang berwarna merah
kecoklatan).Sapi brahman termasuk tipe sapi potong terbaik di daerah tropis
karenatahan terhadap panas, serta resisten terhadap demam texas, gigitan caplak,
dan nyamuk. Sapi brahman juga tidak terlalu selektif terhadap pakan yang
diberikan. Bobot maksimun sapi brahman jantan dewasa mencapai 800 Kg,
sedangkan sapi betina 550 Kg. Presentase karkas yang dihasilkan sapi ini 48,6 –
54,2%. Dengan pemeliharaan yang intensif, pertambahan berat badan sapi jantan
dan betina brahman dewasa mencapai 0,83 1,5 kg per hari.

Ciri khas sapi Brahman adalah berpunuk besar dan berkulit longgar,
gelambir dibawah leher sampai perut lebar dengan banyak lipatan-lipatan. Telinga
panjang menggantung dan berujung runcing. Sapi ini adalah tipe sapi potong
terbaik untuk dikembangkan. Persentase karkasnya 45%. Keistimewaan sapi ini
tidak terlalu selektif terhadap pakan yang diberikan, jenis pakan (rumput dan
pakan tambahan) apapun akan dimakannya, termasuk pakan yang jelek sekalipun.
Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan
panas.

7. Sapi Limpo (Limousin PO)

Merupakan sapi bangsa Bos taurus yang dikembangkan pertama kali di


Prancis. Sapi ini merupakan tipe sapi pedaging. Secara genetik, sapi limousin
adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, bertipe besar,
mempunyai volume rumen yang besar, mampu menambah konsumsi lebih tinggi
di luar kebutuhan yang sebenarnya, serta memiliki metabolisme yang cepat
sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.

Sapi limousin murni sulit ditemukan di Indonesia karena telah mengalami


persilangan dengan sapi lokal. Kebanyakan sapi limousin yang ada di Indonesia
adalah limousin cross yang telah disilangkan dengan sapi lokal. Persilangan sapi
limousin dengan sapi ongole dikenal dengan nama sapi limousin ongole (limpo).
Sapi limpo memiliki ciri tidak berpunuk dan tidak bergelambir, serta warna
bulunya hanya cokelat tua kehitaman dan cokelat muda.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat di simpulkan bahwa:

1 Ternak Potong adalah hewan piara yang dipelihara khusus untuk


menghasilkan bahan daging. Tidak semua ternak yang dipotong termasuk
ternak potong.
2 Adapun ternak sapi yang termasuk tipe pedaging yakni sapi ongole, sapi
peranakan ongole (PO), sapi simental, sapi Madura, sapi Brahman, sapi
bali, Sapi Frisian Holstein (FH) dan sapi limosin.

3.2 Saran

Dalam beternak sapi potong hal yang paling perlu di perhatikan yaitu
kelemahan dari setiapm jenis ternak. Selain itu aspek akn harus kontinyu
keberadaannya dan harga terjangkau.
DAFTAR PUSTAKA

Khairdin. 2012. Jenis-jenis Sapi Potong di Indonesia. http://epetani.deptan.go.


id/blog/jenis-jenis-sapi-potong-di-indonesia-4037.

Purnomo, Agung. 2003. Ilmu Ternak Potong dan Kerja. Fakultas Peternakan.
Universitas Diponegoro.

Siregar, S. B. 2007. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai