Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

INTERAKSI OBAT DILTIAZEM

DISUSUN OLEH

M. SUBEKHI

NOFZAN UBAIDI

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON

2019
DILTIAZEM
Diltiazem adalah obat yang digunakan untuk mengendalikan hipertensi dan mencegah nyeri
dada (angina). Diltiazem merupakan salah satu jenis obat penghambat kanal kalsium atau
antagonis kalsium. Obat ini bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah, sehingga
menurunkan tekanan darah dan meringankan beban kerja jantung. Dengan demikian, darah
dapat mengalir dengan mudah, serta meningkatkan suplai darah dan oksigen ke seluruh
tubuh, termasuk ke jantung.

Penggunaan diltiazem akan semakin efektif jika disertai dengan penerapan gaya hidup
sehat, seperti menjaga berat badan ideal, menjauhi makanan tinggi garam, dan berolahraga
secara teratur. Perlu diingat bahwa diltiazem tidak menyembuhkan hipertensi, namun hanya
membantu mengontrol tekanan darah pasien.

Merek dagang: Cordila SR, Dilmen, Diltiazem, Farmabes, Herbesser

Tentang Diltiazem

Golongan Antagonis kalsium


Kategori Obat resep
Manfaat Mengendalikan hipertensi dan mencegah nyeri dada (angina)
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek
samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita
hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Kategori Diltiazem dapat diserap ke dalam ASI. Oleh karena itu, ibu menyusui
kehamilan dan disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi
menyusui obat ini, agar dokter dapat mempertimbangkan manfaat dengan
risikonya.
Bentuk obat Tablet, kapsul, suntik

Peringatan:

 Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter jika berencana atau sedang menjalani
pengobatan dengan obat-obatan lain, termasuk suplemen dan produk herba.
 Berhati-hatilah dan konsultasikan kepada dokter jika memiliki riwayat gangguan
hati, gangguan ginjal, tekanan darah rendah, gagal jantung, dan gangguan ritme
jantung seperti sick sinus syndrome.
 Sebelum menjalani prosedur operasi, termasuk operasi gigi, konsultasikan kepada
dokter bedah atau dokter gigi apabila sedang menggunakan
 Jangan mengemudi atau mengoperasikan alat berat setelah mengonsumsi diltiazem
karena obat ini dapat menimbulkan efek pusing.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan diltiazem, segera
temui dokter.
Dosis Diltiazem

Dosis obat diltiazem berbeda-beda untuk setiap pasien, selain itu penggunaan dan dosis
diltiazem untuk anak-anak harus ditentukan oleh dokter. Berikut ini adalah dosis umum
penggunaan obat diltiazem untuk beberapa kondisi:

Bentuk obat: Suntik

 Aritmia
Dewasa: Suntik intravena dengan dosis awal 0,25 mg/kgBB, melalui suntik pelan
selama lebih 2 menit. Dosis dapat dilanjutkan sebesar 0,35 mg/kgBB, setelah 15
menit, jika diperlukan.
Pada pasien dengan fibrilasi atrium: Dosis awal adalah 5-10 mg per jam melalui
infus. Dosis dapat ditingkatkan dengan tambahan 5 mg per jam hingga 15 mg per
jam, dan dilanjutkan sampai 24 jam.

Bentuk obat: Tablet atau kapsul

 Angina pektoris
Dewasa: Dosis awal 60 mg, 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 360 mg
per hari atau 480 mg per hari jika diperlukan.
Lansia: Dosis awal 120 mg per hari, yang dapat dibagi menjadi 2 jadwal konsumsi.
Dosis dapat ditingkatkan dengan memperhatikan frekuensi denyut jantung.

 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal 90-120 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 360
mg per hari jika diperlukan.
Lansia: Dosis awal adalah 120 mg per hari, yang dapat dibagi menjadi 2 jadwal
konsumsi. Dosis dapat ditingkatkan dengan memperhatikan frekuensi denyut
jantung.

Penggunaan dan dosis untuk anak-anak harus ditentukan oleh dokter.

Menggunakan Diltiazem dengan Benar

Ikutilah anjuran dokter dan bacalah informasi yang tertera pada label kemasan diltiazem
sebelum mulai menggunakannya.

Diltiazem oral dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Konsumsilah diltiazem sesuai
dosis yang telah ditentukan. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa anjuran dokter.

Jangan menghancurkan, mengunyah, atau membelah diltiazem tablet atau kapsul, karena
dapat mempengaruhi efektivitas obat.

Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan
untuk mengonsumsi diltiazem pada jam yang sama setiap harinya untuk memaksimalkan
efek obat.

Bagi yang lupa mengonsumsi diltiazem, dianjurkan untuk segera melakukannya begitu
teringat apabila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah
dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Jangan berhenti mengonsumsi diltiazem secara mendadak tanpa seizin dokter, meski
kondisi sudah dirasa lebih baik. Usahakan untuk tetap menghabiskan dosis yang telah
diberikan dokter, agar gejala penyakit tidak kembali muncul.

Lakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin selama menggunakan diltizem untuk
memantau perkembangan kondisi tubuh.
Pengobatan dengan diltiazem sebaiknya diiringi dengan pola gaya hidup sehat, seperti
mengonsumsi makanan bergizi, berhenti merokok, menjauhi minuman beralkohol, dan
berolahraga secara rutin.

Simpanlah diltiazem pada suhu ruangan dan di dalam wadah tertutup, sehingga tidak
terkena paparan sinar matahari secara langsung, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Obat

Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang mungkin dapat terjadi jika menggunakan
diltiazem bersama dengan obat-obatan lain:

 Meningkatkan kadar obat kolesterol golongan statin, carbamazepine, dan phenytoin


di dalam darah.
 Meningkatkan efek salah satu jenis aritmia (AV blok) jika digunakan dengan
clonidine.
 Meningkatkan kadar diltiazem di dalam darah jika digunakan dengan cimetidine.
 Meningkatkan risiko bradikardia jika digunakan dengan amiodarone dan digoxin.
 Menurunkan kadar diltiazem di dalam darah jika digunakan dengan rifampicin dan
phenobarbital.
 Meningkatkan efek hipotensi jika digunakan dengan antipsikotik dan obat beta
blocker dalam bentuk infus, seperti metoprolol.

Efek Samping Diltiazem

Beberapa efek samping yang mungkin dapat terjadi setelah menggunakan diltiazem adalah:

 Kedua tungkai bengkak.


 Sakit kepala.
 Pusing.
 Hipotensi.
 Mual dan muntah.
 Diare.
 Bronkitis.
 AV blok.

Lihat lebih lanjut mengenai:

 Aritmia
 Hipertensi
 Hipertensi Sekunder

Anda mungkin juga menyukai