Kata kunci : Pembelajaran Tutor Sebaya, Hasil Belajar, Perangkat Lunak Pengolah
Angka
26
Azimatul, Pengaruh Penerapan
Pembelajaran...
27
Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No.2, Oktober 2010 (26-37)
28
Azimatul, Pengaruh Penerapan
Pembelajaran...
29
Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No.2, Oktober 2010 (26-37)
Metode tutorial menurut Gintings bagian yang sulit dari isi bahan ajar
(2008:79) adalah metode pembelajaran dengan kemudian menyusun strategi
mana guru memberikan bimbingan belajar bimbingan yang paling efektif untuk
kepada siswa secara individual. Pembelajaran membantu siswa menghadapi kesulitan
tutor sebaya menurut Djamarah dan Zain agar bisa mempelajari bagian yang
(2002:29) adalah pembelajaran yang terpusat sulit dengan mudah
pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari b. Langkah Persiapan, yaitu guru
siswa lain yang memiliki status umur, menyiapkan bahan ajar tambahan
kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda seperti variasi contoh-contoh
dari dirinya sendiri. Sehingga anak tidak penyelesaian soal dan atau tahapan
merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide penyelesaian soal yang sistematis dan
dan sikap dari “gurunya” yang tidak lain dalam bahan ajar tersebut
adalah teman sebayanya itu sendiri.Dari kedua menggunakan contoh penyelesaian
pengertian di atas, dapat diambil simpulan soal-soal sederhana dan mudah sebagai
bahwa pembelajaran tutor sebaya merupakan jembatan menuju latihan penyelesaian
pembelajaran yang melibatkan siswa sekelas soal yang lebih sulit
yang memiliki kemampuan dan kriteria c. Langkah Pelaksanaan yaitu guru
sebagai tutor untuk membimbing teman lainya mengidentifikasi siswa yang
yang mengalami kesulitan dalam memahami menghadapi kesulitan dalam
penjelasan dari gurunya. Tutor sebaya adalah memahami bahan ajar yang diberikan
seorang atau beberapa orang siswa yang berikut bagian yang dirasakan sulit
ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu difahami dan melaksanakan tutorial
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tutor dengan menggunakan bahan dan
tersebut diambil dari kelompok siswa yang langkah-langkah yang telah disiapkan
memiliki prestasi yang lebih tinggi daripada d. Langkah Evaluasi dan Penutup yaitu
siswa-siswa lainnya dan memiliki kemampuan guru melakukan tanya jawab untuk
menjelaskan kembali pemahaman yang meyakinkan bahwa siswa tersebut
dimiliki. telah mengatasi kesulitan belajarnya
Untuk menetukan siswa yang dijadikan dan memahami materi yang sedang
tutor, diperlukan berbagai pertimbangan dipelajari dan memberikan tugas
tersendiri. Djamarah dan Zain (2002:29) mandiri, termasuk mempelajari
mengemukakan bahwa seorang tutor belum rujukan tambahan jika ada, dengan
tentu siswa yang paling pandai. Yang penting tujuan memantapkan dan memperluas
diperhatikan siapa yang menjadi tutor tersebut, pemahamannya tentang materi yang
adalah siswa yang dapat diterima (disetujui) dipelajari
oleh siswa yang mendapat tutorial sehingga
siswa tersebut tidak mempunyai rasa takut atau 2.4. Hasil Belajar
enggan untuk bertanya kepada tutornya, siswa
tersebut dapat menerangkan bahan Sudjana (1991:22) mengemukakan
pembelajaran yang diperlukan oleh siswa yang bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-
mendapat program tutorial dan mempunyai kemampuan yang dimiliki siswa setelah
daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan
bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran menurut Djamarah dan Zain (2002: 15) hasil
kepada temannya serta tidak tinggi hati, kejam belajar adalah hasil yang dicapai terhadap
atau keras hati terhadap sesama temannya penguasaan pengetahuan atau keterampilan
Gintings (2008:80) memberikan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
penjelasan mengenai tahapan-tahapan kegiatan dikerjakan baik secara individual maupun
pembelajaran di kelas dengan menggunakan kelompok. Dari kedua pengertian di atas
pembelajaran tutor sebaya. Tahapan-tahapan disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
tersebut adalah sebagai berikut: kemampuan yang dimiliki siswa terhadap
a. Langkah Perencanaan yaitu guru penguasaan pengetahuan yang dikembangkan
mempelajari bahan ajar dengan oleh mata pelajarannya.
seksama dan mengidentifikasi bagian-
30
Azimatul, Pengaruh Penerapan
Pembelajaran...
Dalam sistem pendidikan nasional adapun materi yang harus disampaikan seperti
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan pengenalan program, menu, toolbar, ikon,
kurikuler maupun tujuan instruksional, penggunaan rumus dan fungsi sampai kepada
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari pembuat grafik. Program pengolah angka ini
Bloom dalam Sudijono (1998:48-59) yang sangat penting diberikan kepada siswa, karena
secara garis besar membaginya menjadi tiga selain siswa dapat belajar program itu sendiri,
ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan siswa dapat menggunakannya untuk
ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan menghitung angka atau penggunaan yang ada
dengan hasil belajar intelektual. Ranah ini pada mata pelajaran lain seperti matematika
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, dan fisika. Salah satu program aplikasi untuk
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan mengolah data berupa angka adalah Microsoft
evaluasi. Ranah afektif adalah ranah yang Excel (Ms. Excel). Program Ms. Excel menurut
berkaitan dengan sikap dan nilai. Krathwohl Santosa dan Sutedjo (2007:89) merupakan
dan kawan-kawan dalam Sudijono (1998:54) sebuah workbook yang terdiri atas worksheet
mengklasifiasikan ranah ini menjadi lima (lembar kerja) atau lebih. Program ini sangat
jenjang yang lebih rinci lagi, yaitu menerima bermanfaat untuk menangani pengolah data
atau memperhatikan, menaggapi, manghargai, berupa angka dalam jumlah besar. Secara garis
mengorganisasi, internalisasi nilai. Ranah besar, manfaat penggunaan program pengolah
psikomotor adalah ranah yang berkaitan angka adalah sebagai berikut:
dengan keterampilan (skill) atau kemampuan a. mampu menghitung berbagai formula
bertindak setelah seseorang menerima untuk proses pengolahan angka, seperti
pengalaman belajar tertentu. Ada enam rumus-rumus matematika, mencari
tingkatan keterampilan, yakni gerakan refleks, rata-rata dan sebagainya
keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, b. mampu melakukan what if analysys,
kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya yakni menganalisis perubahan hasil
membedakan visual, auditif, motoris dan lain- akhir jika angka pada variabel tertentu
lain, kemampuan di bidang fisik, misalnya diubah-ubah
kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan, c. mampu menyajikan laporan-laporan
gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan yang berisi data keuangan dengan
sederhana sampai pada keterampilan yang cepat dan praktis, misalnya laporan
kompleks, kemampuan yang berkenaan dengan keuangan kelas.
komunikasi non-discursive seperti gerakan
ekspresif dan interpretative 2.6. Karakteristik Anak Usia SMP
Adapun kemampuan yang
dikembangkan dalam pembelajaran TIK Anak usia SMP berkisar antara usia
meliputi kemampua kognitif dan psikomotoris. 13-16 tahun. Seseorang yang berada pada usia
Kemampuan kognitif yang yang ini disebut sebagai remaja (adolescence).
dikembangkan adalah mengidentifikasi menu Desmita (2007:190) menjelaskan bahwa istilah
dan ikon pada perangka lunak pengolah angka remaja telah digunakan secara luas untuk
dan menjelaskan fungsi menu dan ikon pada menunjukkan suatu tahap perkembangan
perangkat lunak pengolah angka. Adapun antara masa kanak-kanak dan masa dewasa,
kemampuan psikomotoris yang dikembangkan yang ditandai oleh perubahan-perubahan fisik
adalah menggunakan menu dan ikon pada umum serta perkembangan kognitif dan sosial.
perangkat lunak pengolah angka dan membuat Hurlock (1980:206) membagi masa remaja
dokumen pengolah angka sederhana Tabel 2.1 menjadi dua bagian, yaitu awal masa dan akhir
masa remaja. Awal masa remaja berlangsung
2.5. Program Perangkat Lunak kira-kira dari umur 13 sampai 16 tahun atau 17
Pengolah Angka tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia
enam belas atau tujuh belas sampai usia
Program pengolah angka merupakan delapan belas tahun, yaitu usia matang secara
bagian dari materi pembelajaran yang harus hukum. Awal usia remaja biasanya disebut
diajarkan untuk tingkat SMP sesuai dengan sebagai usia belasan. Meskipun remaja yang
standar kompetensi dan komptensi dasar, lebih tua sebenarnya masih tergolong anak
31
Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No.2, Oktober 2010 (26-37)
belasan tahun sampai mencapai usia dua puluh menimbulkan masalah baru, dengan
satu tahun, namun istilah usia belasan tahun berubahnya minat dan pola perilaku,
yang secara popular dihubungkan dengan pola maka nila-nilai juga berubah, sebagian
perilaku khas remaja tersebut. Biasanya remaja bersikap ambivalen terhap
disebut pemuda pemudi atau disebut kawula setiap perubahan.
muda, yang menunjukan bahwa masyarakat d. masa remaja sebagai masa mencari
belum melihat adanya perilaku yang matang identitas. Pada tahun awal masa
selama awal masa remaja. remaja, penyesuaian diri dengan
Hurlock (1980:207-209) menjelaskan kelompok masih tetap penting bagi
bahwa masa remaja mempunyai ciri-ciri anak laki-laki dan perempuan. Lambat
tertentu yang membedakan dengan periode laun mereka akan mendambakan
sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut identitas diri dan tidak puas lagi
antara lain, yaitu: menjadi sama dengan temanya. Dalam
a. masa remaja sebagai periode yang segala hal seperti sebelumnya. Salah
penting. Periode penting untuk masa satu cara untuk mencoba mengangkat
remaja karena akibat perubahan fisik diri sendiri sebagai individu, adalah
dan juga karena psikologinya. Tanner dengan menggunakan simbol status
dalam Hurlock (1980:207) mengatakan dalam bentuk mobil, pakaian, dan
bahwa usia antara 12 sampai 16 tahun pemilikan barang-barang lain yang
merupakan tahun kehidupan yang mudah terlihat.
penuh kejadian sepanjang menyangkut e. masa remaja sebagai usia yang
pertumbuhan dan perkembangan. menimbulkan ketakutan. Anggapan
Tidak dapat disangkal, selama stereotip budaya bahwa remaja adalah
kehidupan janin dan tahun pertama anak-anak yang tidak rapi yang tidak
atau kedua setelah kelahiran, dapat dipercaya dan cenderung
perkembanag berlangsung semakin merusak dan berperilaku merusak,
cepat, dan lingkungan yang baik menyebabkan orang dewasa yang
semakin lebih menentukan, tetapi yang harus membimbing dan mengawasi
bersangkutan sendiri bukanlah remaja kehidupan remaja muda takut
yang memperhatikan perkembangan bertanggung jawab dan bersikap tidak
atau kurangnya berkembang dengan simpatik terhadap perilaku remaja
kagum, senang atau takut. yang normal.
b. masa remaja sebagai periode peralihan, f. masa remaja sebagai masa dewasa.
artinya apa yang terjadi akan Dengan semakin mendekatnya usia
menimbulkan bekas pada apa yang kematangan, maka remaja mulai
terjadi sekarang dan yang akan datang. memusatkan diri pada perilaku yang
Perubahan fisik yang terjadi selama dihubungkan dengan status dewasa,
tahun awal masa remaja yaitu merokok, minum-minuman
mempengaruhi tingkat perilaku keras, menggunakan obat-obatan, dan
individu dan mengakibatkan terlibat dalam perbuatan seks.
diadakannya penilaian kembali
penyesuaian nilai yang telah tergeser. Hurlock (1980:10) mengemukakan
c. masa remaja sebagai masa perubahan. tugas-tugas perkembangan remaja sebagai
Tingkat perubahan dalam sikap dan berikut:
prilaku selama masa remaja sejajar a. mencapai hubungan baru dan lebih
dengan tingkat perubahan fisiknya. matang dengan teman sebaya baik pria
Ada empat perubahan yang sama dan maupun wanita
bersifat universal, yaitu meningginya b. mencapai peran sosial pria dan wanita
emosi, yang intensitasnya bergantung c. menerima keadaan fisiknya dan
pada tingkat perubahan fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif
psikologi yang terjadi, perubahan d. mengharapkan dan mencapai perilaku
tubuh, minat dan peran yang sosial yang bertanggung jawab
diharapkan oleh kelompok sosial dan
32
Azimatul, Pengaruh Penerapan
Pembelajaran...
e. mencapai kemandirian emosional dari observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu
orang tua dan orang-orang dewasa sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen.
lainnya Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen
f. mempersiapkan karier ekonomi (O1) disebut pretest, dan observasi yang
g. mempersiapkan perkawinan dan dilakukan sesudah eksperimen (O2) disebut
keluarga posttest. Sebelum menerapkan pembelajaran
h. memperoleh perangkat nilai dan sistem tutor sebaya peneliti memberikan pre-test
etis sebagai pegangan untuk kepada siswa untuk mengetahui tingkat
berperilaku (mengembangkan dirinya) pemahaman siswa terhadap materi yang
Salah satu tugas perkembangan masa diajarkan, setelah itu siswa diberi perlakuan
remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan menerapkan pembelajaran tutor
dengan penyesuaian sosial, hal ini disebabakan sebaya, selanjutnya siswa diberikan posttest
karena: untuk mengetahui hasil perlakuan yang
a. kuatnya pengaruh teman sebaya diberikan. Jadi peneliti melakukan penelitian
b. perubahan dalam perilaku sosial dengan melihat perbedaan antara sebelum
c. pengelompokkan sosial baru menerapkan pembelajaran tutor sebaya dengan
d. nilai baru dalam memilih teman sesudah menerapkan pembelajaran tutor
e. nilai baru dalam penerimaan sosial sebaya.
f. nilai baru dalam memilih pemimpin Menurut Arikunto (2006:145) subjek
penelitian adalah subjek yang dituju untuk
diteliti atau yang menjadi pusat perhatian atau
3. METODOLOGI PENELITIAN sasaran yang diteliti. Subjek dalam penelitian
ini adalah siswa kelas VIII-D SMP Negeri 4
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti Jombang yang berjumlah 32 siswa dan seorang
termasuk ke dalam penelitian eksperimen. guru mata pelajaran TIK. Karena subjek
Arikunto (2006:3) menjelaskan bahwa penelitian berjumlah kurang dari 100 orang
penelitian eksperimen merupakan penelitian maka penelitian ini termasuk penelitian
yang dimaksudkan untuk mengetahui ada populasi.
tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan Metode pengumpulan data adalah
pada subjek yang diselidiki. Dengan kata lain, proses pengadaan data untuk keperluan
penelitian eksperimen yaitu penelitian yang penelitian yang sesuai dengan variabel yang
bertujuan untuk meneliti ada tidaknya menjadi sasaran dalam penelitian ini. Metode
hubungan sebab akibat. Cara mengetahui penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adanya hubungan sebab akibat adalah dengan adalah metode observasi, angket dan tes.
membandingkan satu atau lebih kelompok Arikunto (2006:156) memberikan definisi
eksperimen (kelompok yang diberi perlakuan) bahwa kegiatan observasi merupakan kegiatan
dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang meliputi pemusatan perhatian terhadap
(kelompok yang tidak diberi perlakuan). suatu objek dengan menggunakan seluruh alat
Menurut Campbell & Stanley dalam indera. Observasi yang digunakan oleh peneliti
Arikunto (2006:84) penelitian ekserimen adalah observasi sistematis, yakni
dibagi menjadi dua jenis penelitian, yaitu menggunakan pedoman sebagai instrumen
penelitian eksperimen murni (true pengamatan. Instrumen ini berisikan daftar
experimental design) dan penelitian kegiatan yang mungkin timbul pada saat proses
eksperimen semu (quasi esperimental design). pembelajaran tutor sebaya diterapkan.
Penelitian eksperimen semu memiliki tiga Observer memberi tanda yang mengacu pada
model penelitian, yaitu (1) one shot case study, kriteria tertentu. Metode kedua yang digunakan
(2) one group pretest-posttest design dan (3) untuk melakukan penelitian ini adalah metode
posttest only control group design. Dan model angket. Arikunto (2006:151-152)
yang digunakan dalam penelitian ini adalah mendefinisikan angket yaitu sejumlah
model kedua yaitu one group pretest-posttest pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
design. Penelitian semu dengan model kedua memperoleh informasi dari responden dalam
ini dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal
ada kelompok pembanding. Dalam desain ini, yang diketahuinya. Sedangkan teknik analisis
33
37
Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No.2, Oktober 2010 (26-37)
data yang digunakan yaitu dengan rumus tutor sebaya, setiap tutor dan teman sebayanya
persentase (untuk data hasil observasi), rumus berhadapan dengan satu unit komputer. Ketika
nilai indikator (untuk data hasil angket) dan uji mendampingi teman sebaya belajar, tutor
t (untuk data hasil pretest dan posttest). dalam keadaan berdiri sehingga teman sebaya
dapat dengan leluasa mengoperasikan
komputer. Jika tutor mengalami kesulitan
4. HASIL PENELITIAN ketika menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh teman sebaya, tutor diberi kesempatan
Pelaksanaan pembelajaran tutor sebaya untuk bertanya kepada guru.
di kelas VIII-D SMP Negeri 4 Jombang Setelah kegiatan inti selesai, kegiatan
dilaksanakan dengan membagi kelas menjadi 2 selanjutnya adalah kegiatan evaluasi dan
kelompok siswa. kelompok pertama disebut penutup. Kegitan ketiga ini, guru memberi soal
sebagai kelompok tutor dan kelompok kedua evaluasi kepada seluruh siswa mengenai materi
disebut sebagai kelompok teman sebaya. Siapa yang dipelajari. Dalam kegiatan ini pula guru
yang menjadi tutor telah ditentukan oleh guru memberi kesempatan kepada seluruh siswa
TIK, penentuan tutor berdasarkan kriteria- untuk mengajukan pertanyaan dan
kriteria yang telah ditentukan. Siswa yang menyimpulkan materi yang telah dipelajari
dipilih menjadi tutor harus menguasai materi kemudian meminta siswa untuk mempelajari
pembelajaran dan memiliki kemampuan kembali materi dengan mencarinya dari
menerangkan materi dan tidak memiliki sifat sumber lain.
angkuh/sombong terhadap sebayanya. Siswa Hasil analisis data menunjukkan
yang menjadi tutor diberikan penguatan materi bahwa hasil yang diperoleh melalui observasi,
terlebih dahulu. Penguatan materi kepada tutor aangket dan tes pada saat penerapan
disampaikan guru pada waktu selain jam pembelajaran tutor sebaya jika disesuaikan
pelajaran, dalam penelitian ini waktu yang dengan kriteria, maka baik. Kegiatan yang
digunakan adalah ketika jam istirahat. Guru dilakukan untuk menjawab rumusan masalah
menyampaikan materi yang dipelajari pada pertama, bagaimana proses penerapan
pertemuan selanjutnya. Pembimbingan ini pembelajaran tutor sebaya dilakukan dengan
dilaksanakan sampai tutor memahami materi melakukan observasi dan menyebarkan angket.
dan langkah-langkah yang akan dilalui ketika Kegiatan observasi dilakukan dengan subjek
proses pelaksanaan pembelajaran tutor sebaya. guru dan siswa sedangkan angket hanya
Pada saat pembelajaran tutor sebaya diberikan kepada siswa. Kegiatan yang
berlangsung, tutor telah mempersiapkan diri di diobservasi oleh para observer terhadap guru
depan komputer dan menunggu teman sebaya. terbagi menjadi kegiatan awal, kegiatan inti,
Setelah teman sebaya dan tutor berada di evaluasi dan penutup. Kegiatan awal meliputi
depan komputer, guru memulai pembelajaran (1) guru dapat memusatkan perhatian siswa
dengan mengulang materi yang telah dipelajari untuk mengikuti pelajaran dan (2) guru
pada pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan menjelaskan tujuan pembelajaran. Kegiatan
ini, guru menyampaikan langkah-langkah inti meliputi (1) guru memberikan penjelasan
pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu mengenai langkah-langkah pembelajaran tutor
pembelajaran tutor sebaya. Kegiatan kedua sebaya, (2) guru menunjuk siswa yang
adalah kegiatan inti. Dalam kegiatan inti, guru dijadikan sebagai tutor untuk mendampingi
menjelaskan materi pelajaran dan semua siswa teman sebaya, (3) guru menjelaskan materi
memperhatikan penjelasan guru dengan baik. sesuai dengan tujuan yang disampaikan, (4)
Setelah guru selesai menjelaskan materi, guru guru memberikan kesempatan kepada tutor
memberi tugas kepada siswa. Kemudian sebaya untuk mempelajari bahan ajar, (5) guru
mengobservasi kegiatan siswa dengan memberi motivasi kepada tutor untuk berusaha
memberi motivasi kepada tutor untuk berusaha sebaik mungkin dalam membantu teman
sebaik mungkin dalam membantu teman sebayanya, (6) guru mendorong teman sebaya
sebaya. Sedangkan untuk teman sebaya, guru untuk menerima tutor sebagai pendamping
memberi motivasi agar teman sebaya belajarnya, (7) guru mengobservasi kegiatan
menerima tutor sebagai pemdamping siswa dengan berkeliling kelas untuk memberi
belajarnya. Ketika pelaksanaan pembelajaran bantuan kepada siswa yang mengalami
34
Azimatul, Pengaruh Penerapan
Pembelajaran...
35
Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No.2, Oktober 2010 (26-37)
dikatakan secara signifikan pembelajaran tutor sebaya (86,5 menjadi 92,72) dengan
sebaya berpengaruh terhadap hasil belajar peningkatan sebesar 6,22.
siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan
hasil belajar yang diraih siswa sebelum 5.1 Saran
penerapan pembelajaran tutor sebaya (pretest)
sebesar 86,5 dan setelah diterapkannya a. Guru disarankan menggunakan metode
pembelajaran tutor sebaya (posttest) sebesar pembelajaran tutor sebaya untuk
92,72. meningkatkan hasil belajar siswa
Berdasarkan keseluruhan hasil terutama mata pelajaran Teknologi
penelitian dapat diketahui adanya pengaruh Informasi dan Komunikasi.
yang signifikan antara penerapan pembelajaran b. Siswa hendaknya menanamkan rasa
tutor sebaya terhadap hasil belajar siswa. Dari kepercayaan kepada teman sebayanya
hasil tersebut dapat diketahui bahwa sehingga secara leluasa dapat bertukar
pembelajaran tutor sebaya baik bila diterapkan pengetahuan yang dimiliki.
untuk mendukung kegiatan pembelajaran c. Sekolah hendaknya dapat melengkapi
Teknologi Informasi dan Komunikasi. sarana dan prasarana yang dapat
Pembelajaran tutor sebaya juga menumbuhkan digunakan untuk menunjang kegiatan
hubungan antarpribadi yang positif diantara pembelajaran, misalnya dengan
siswa yang berasal dari latar belakang yang menambah jumlah unit komputer di
berbeda. laboratorium salah satunya dengan
memperbaiki komputer yang error.
36
Azimatul, Pengaruh Penerapan
Pembelajaran...
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi
2002. Strategi Belajar Mengajar. Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Jakarta: Rineka Cipta Persada
Gintings, Abdorrakhman. 2008. Esensi Belajar Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Statistik
dan Pembelajaran Disiapkan untuk Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Persada
Guru-Dosen (Edisi Revisi). Bandung: Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil Proses
Humaniora Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Rosdakarya.
Perkembangan Suatu Pendekatan Santosa, Singgih dan Budi Sutedjo. 2007.
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Teknologi Informasi dan Komunikasi
Erlangga Kelas VIII untuk SMP dan MTs.
Perangkat Pembelajaran Mata Pelajaran TIK Yogyakarta: Andi
Kelas VIII SMP Negeri 4 Jombang Uno, Hamzah. 2006. Orientasi Baru dalam
Seels, Barbara dan Rita C Richey. 1994. Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Aksara
Kawasanya. Diterjemahkan oleh Dewi Yuwana, Setya dkk. 2006. Panduan Penulisan
S. Prawiradilaga dari buku aslinya dan Penilaian Skripsi Universitas
Instructional Technology: The Negeri Surabaya. Surabaya: Unesa
Definition and Domains of the Field. University Press
Jakarta: Unit Percetakan Universitas
Negeri Jakarta
37