Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat dan taufiq serta hidayahnya kepada kami semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah pada mata kuliah Genetika yang membahas tentang “APOPTOSIS
DAN NEKROSIS”, InsyaAllah dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini kami buat
dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Genetika dan agar kami juga dapat
memahami lebih jelas tentang APOPTOSIS DAN NEKROSIS.
Dengan dibuatnya makalah ini, semoga dapat menambah wawasan kita semua, bagi
pembaca pada umumnya dan kami sebagai penyusun pada khususnya. Penyusun menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, namun penyusun berharap makalah ini dapat
menjadi manfaat bagi penyusun sendiri terlebih untuk pembaca. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ ii
BAB I .................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN............................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Apoptosis................................................................................................................. 3
2.2 Mekanisme Apoptosis............................................................................................................... 5
2.3 Pengertian Nekrosis ............................................................................................................... 14
2.4 Mekanisme Nekrosis .............................................................................................................. 15
2.5 Perbedaan antara Apoptosis dan Nekrosis .............................................................................. 17
2.6 Contoh Apoptosis dan Nekrosis .............................................................................................. 18
2.7 Gen yang berperan dalam apoptosis dan nekrosis................................................................... 21
BAB III.............................................................................................................................................. 22
PENUTUP ......................................................................................................................................... 22
3.1 Simpulan .......................................................................................................................... 22
3.2 Saran................................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dari apoptosis
2. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya apoptosis
3. Untuk mengetahui pengertian dari nekrosis
4. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya nekrosis
5. Untuk mengetahui contoh dari apoptosis dan nekrosis
6. Untuk mengetahui gen-gen yang berperan dalam apoptosis dan nekrosis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Mekanisme Apoptosis
Mekanisme apoptosis sangat kompleks dan rumit. Secara garis besarnya
apoptosis dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:
Regulator apoptosis yang lain adalah anggota famili Bcl-2. Saat ini
ada18 anggota famili Bcl-2 yang telah diidentifikasi, dan dibagi ke dalam 3 grup
berdasarkan strukturnya. Anggota grup pertama diwakili oleh Bcl-2 dan Bcl-xL
yang berfungsi sebagai anti-apoptosis. Anggota grup kedua diwakili oleh
Bax dan Bak (Bcl-2 associated killer), sebagaimana anggota grup yang ketiga
yaitu Bid (a novel BH3 domain-only death agonist) dan Bad (the Bcl-2
associated death molecule), merupakan molekul pro-apoptosis (Lumongga,
2008).
6
Target Caspase
Apoptosis melibatkan:
Target protein pada umumnya harus protein lain, suatu DNA endonuklease.
Ketika protein target pecah, DNAse bebas untuk berpindah tempat ke inti dan
mulai pelaksanaan. Perubahan dalam apoptosis terjadi ketika caspase 3
membelah gelsolin, suatu protein dilibatkan dalam pemeliharaan morfologi sel.
Gelsolin yang dibelah membelah actin filamen di dalam sel. Protein yang lain
diperlukan untuk membentuk badan apopotic: suatu kinase yang disebut p21-
activated kinase2 (PAK-2). Kinase ini diaktifkan oleh caspase-3 dengan
proteolisis terbatas
7
Ligan yang berikatan dengan reseptor tersebut akan mengakibatkan
caspase inisiator 8 setelah membentuk trimer dengan adaptor FADD (Fas
Associeted Death Domain). Kompleks yang terbentuk antara ligan-reseptor dan
FADD disebut DISC (Death Inducing Signaling Complex). CD95, TRAIL-R1
dan R2 terikat dengan FADD, sedangkan TNF-R1 terikat secara tidak langsung
melalui molekul adaptor lain, yaitu: TNF-Reseptor Associeted Death Domain
protein (TRADD).
8
Bax dan p53 Inducible Gene 3 (PIG3), tapi tidak pada promotorgen yang
menyebabkan cellcyclearrest, yaitu p21 dan MDM2 .
Jalur ini khas pada sistem imun dan digunakan untuk menghilangkan
sel T yang aktif pada akhir dari respon imun. Jalur ini terutama diperantarai
oleh perforin/ granzyme. Tahap-tahap apoptosis dalam death receptor path
way:
9
b. Ikatan Fas L dengan Fas menginduksi reseptor untuk mengelompok (trimerisasi)
c. Pengikatan FADD
(Fasassociateddeath domain
protein) pada domain kematian
(death domain).
10
DISC ke sitoplasma. Caspase 8
termasuk caspase inisiator yang
akan mengaktivasi caspase
eksekutor terutama melalui pro-
caspase 3
Jalur ini biasa diaktifkan dalam respon stimulus letal yang lain
seperti pengrusakan DNA, stress oksidatif, dan hipoksia. Mitokondria
mengandung faktor pro- apoptosis seperti sitokrom c dan AIF (apoptosis
inducing factors). Keduanya merupakan substrat yang berbahaya, akan tetapi
tersimpan aman dalam mitokondria. Saat keduanya dilepaskan ke sitoplasma
11
dapat mengaktifkan jalur aktivasi caspase. Pelepasannya diatur oleh famili Bcl-2
yang terikat dengan mitokondria yaitu Bax dan Bad (Kumar; Cotran & Robbins,
2007).
12
proteolisis. PAK 2 termasuk protein yang dibutuhkan dalam membentuk
apoptotic body.
b. Perubahan dalam potensial redoks sel dan turunan Reactive Oxygen Species
(ROS)
c. Kerusakan DNA
Kerusakan DNA memacu ekspresi protein yang dikenal sebagai p53. protein
ini menyebabkan penghambatan pembelahan sel atau apoptosis, dimana
keduanya akan menjaga sel dari menjadi sel tumor. Oleh karena itu gen p53
adalah gen tumor suppressor.
d. Peningkat anion Ca2+ intraseluler melalui tranduksi signal (Kumar; Cotran &
Robbins, 2007).
4. Tahap Fagositosis
13
Sel fagosit juga harus dihilangkan setelah aktif bekerja. Sel imun aktif
mulai mengekspresikan Fas beberapa hari setelah aktivasi, mentargetkannya
untuk eliminasi. Beberapa sel yang stress dapat mengekspresikan Fas dan FasL
lalu digunakan untuk bunuh diri. Akan tetapi sebagian besar hanya dapat
mengekspresikan Fas, sedangkan Fas L diekspresikan terutama oleh sel T aktif.
Nekrosis adalah kematian sel dan kematian jaringan pada tubuh yang hidup.
Nekrosis dapat dikenali karena sel atau jaringan menunjukkan perubahan-perubahan
tertentu baik secara makroskopis maupun mikroskopis.Secara makroskopis jaringan
nekrotik akan tampak keruh (opaque), tidak cerah lagi, berwarna putih abu-abu.
Sedangkan secara mikroskopis, jaringan nekrotik seluruhnya berwarna kemerahan,
tidak mengambil zat warna hematoksilin, sering pucat (Pringgoutomo, 2002).
14
2.4 Mekanisme Nekrosis
Nekrosis merupakan kematian sel akibat cedera (jejas) yang bersifat
irreversible. ketika sel tidak mampu untuk beradaptasi, sel tersebut akan
mengalami jejas atau cedera. Jejas tersebut dapatkembali dalam keadaan normal,
apabila penyebab jejas hilang (reversible).
Gambar 7. Nekrosis
15
10 protease (katabolisator protein membran dan struktural), ATPase (mempercepat
deplesi ATP), dan endonuklease (pemecah materi genetik).
5. Kerusakan mitokondria
Peningkatan kalsium sitosol, stress oksidatif intrasel dan
produk pemecahan lipid menyebabkan pembentukan saluran membran mitokondriai
nterna dengan kemampuan konduksi yang tinggi. Pori nonselektif ini
memungkinkan gradien proton melintasi membran mitokondria sehingga mencegah
pembentukan ATP.
Nekrosis dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1) Iskemia
Terjadi akibat anoksia (hambatan total pasokan oksigen) atau hipoksiaseluler
(kekurangan oksigen pada sel). Dapat disebakan oleh berbagai hal seperti
berikut ini:
a) Obstruksi aliran darah
b) Anemia (eritrosit pembawa oksigen berkurang jumlahnya)
c) Keracunan karbon monoksida
d) Penurunan perfusi jaringan dari darah yang kaya oksigene.
e) Oksigenasi darah yang buruk, sebagai akibat penyakit paru, obstruksisaluran
nafas, konsentrasi oksigen udara yang rendah.
2) Agen biologi
3) Agen kimia
Natrium dan glukosa merupakan zat kimia yang berada dalam tubuh. Namun
ketika konsentrasinya tinggi dapat menimbulkan nekrosis akibat gangguan
keseimbangan osmotik sel. Beberapa zat tertentu dapat pulamenimbulkan nekrosis
ketika konsentrasinya rendah. Respon jaringan terhadap zat kimia berbeda.
Misalnya, sel epitel pada tubulus ginjal dan sel beta pada pulau Langerhans mudah
rusak oleh alloxan. Gas yang digunakan pada perang seperti mustarddapat merusak
jaringan paru, gas kloroform dapat merusak parenkim hati serta masih banyak lagi.
4) Agen fisik
Trauma, suhu yang ekstrim (panas maupun dingin), tenaga listrik, cahaya
matahari, dan radiasi dapat menimbulkan kerusakan inti sehinggamenyebabkan
nekrosis.
5) Hipersensitivitas
17
Gambar 8. Gambar Perbedaan apoptosis dan nekrosis
18
Pada mencit, manusia , dan mamalia lain, juga burung , wilayah embrionik yang
berkembang menjadi kaki atau tangan, pada awalnya memiliki struktur padat seperti
lempenga. Apotosis menyingkirkan sel-sel di wilayah anatarjari, sehingga membentuk
jari (digit). Apoptosis sel bermula pada tepi setiap wilayah anatarjari memuncak seiring
berkembangnya jaringan di wilayah ini dan tidak lagi terlihat ketika jaringan antar jari
telah lenyap (Campbell, 2008).
Gambar 9. Apoptosis
2) Contoh Nekrosis
a. Nekrosis Kaseosa
Nekrosis kaseosa (sentral) merupakan bentuk campuran dari nekrosis koagulatif dan
likuefaktif, yang makroskopik teraba lunak kenyal seperti keju, maka dari itu disebut
nekrosis perkejuan. Infeksi bakteri tuberkulosis dapat menimbulkan nekr-osis jenis ini.
Gambaran makroskopis putih, seperti keju didaerah nekrotik sentral. Gambaran
mikroskopis, jaringan nekrotik tersusun atas debrisgranular amorf, tanpa struktur
terlingkupi dalam cincin inflamasi granulomatosa, arsitektur jaringan seluruhnya
terobliterasi (tertutup) (Kumar;Cotran & Robbins, 2007)
19
Gambar 10.
Nekrosis Kaseosa
b. Nekrosis koagulatif
Terjadi akibat hilangnya secara mendadak fungsi sel yang disebabkan oleh
hambatan kerja sebagian besar enzim. Enzim sitoplasmik hidrolitik jugadihambat
sehingga tidak terjadi penghancuran sel (proses autolisis minimal). Akibatnya struktur
jaringan yang mati masih dipertahankan, terutama pada tahap awal.Terjadi pada
nekrosis iskemik akibat putusnya perbekalan darah. Daerahyang terkena menjadi padat,
pucat dikelilingi oleh daerah yang hemoragik.Mikroskopik tampak inti-inti yang
piknotik. Sesudah beberapa hari sisa-sisainti menghilang, sitoplasma tampak berbutir,
berwarna merah tua. Sampai beberapa minggu rangka sel masih dapat dilihat
(Pringgoutomo, 2002).Contoh utama pada nekrosis koagulatif adalah infark ginjal
dengankeadaan sel yang tidak berinti, terkoagulasi dan asidofilik menetap
sampai beberapa minggu (Kumar; Cotran & Robbins, 2007).
20
2.7 Gen yang berperan dalam apoptosis dan nekrosis
Diawali dari penelitian pada nematoda C. elegans. Gen yang berperan untuk
menginduksi apoptosis yaitu ced-3 dan ced-4. Gen berfungsi untuk kematian sel.
Bila gen inaktif karena mutasi maka kematian sel gagal.
Gen yang menghambat apoptosis: ced-9. Apoptosis diatur melalui keseimbangan
antara gen spesifik yang menyebabkan apoptosis dan yang menghambat apoptosis
Gen apoptosis pada mamalia yaitu ced-9 = bcl-2. Ced-9 = bcl-2 ini
merupakan onkogen penyebab kanker. Bcl-2 menghambat apoptosis bila produksi
berlebihan oleh karena:
a) Radiasi
b) Obatsitotoksik
c) Signal apoptosis (c_myc)
d) Protein virus spesifik yang analog dengan bcl-2
Ced-3 = famili protease: caspase
1. Berpasangan dengan caspase 8 dan 10 (aktivasi), melalui domain efektor
kematian menjadi kompleks fas-reseptor
2. Pasangan mengaktivasi caspas cascade menjadi aktivasi caspase 3,6,7 (efektor)
3. caspase 1,4,5 (inflamasi) > prosesing sitokin
4. caspase 2,9 bertanggung jawab terhadap signal mitokondria pada proses
apoptosis
Ced-4 : apoptosis protease activating group-1 (apaf-1)
Pada regulasi caspase/ apaf berfungsi mengaktivasi kematian sel melalui pelepasan
citochrom-c dari mitokondria ceramid: mediator signal apoptosis modulasi kemampuan
sel untuk apoptosis (Kumar; Cotran & Robbins, 2007).
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Apoptosis adalah bentuk kematian sel yang terpogram (programmed cell death)
yang dapat terjadi secara fisiologis maupun patologis
2. Mekanisme apoptosis sangat kompleks danrumit. Secara garis besarnya apoptosis
dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:
a. Adanya signal kematian (penginduksi apoptosis) atau Signal Penginduksi
Apoptosis
b. Regulator Molekuler dari Apoptosis
c. Tahap Pelaksanaan Apoptosis
d. Tahap Fagositosis
3. Nekrosis merupakan salah satu pola dasar kematian sel. Nekrosis terjadi setelah
suplai darah hilang atau setelah terpajan toksin dan ditandai dengan pembengkakan
sel, denaturasi protein dan kerusakan organel
4. Mekanisme cedera secara biokimia adalah sebagai berikut
a. Deplesi ATP
b. Deprivasi oksigen
c. Hilangnya homeostasis kalsium
d. Defek permeabilitas membran plasma
5. Contoh apoptosis dalam kehidupan yaitu pembentukan tapak kaki katak dan
mamalia sedangkan contoh nekrosis adalah nekrosis kaseosa.
6. Gen yang berperan untuk menginduksi apoptosis yaitu ced-3 dan ced-4. Gen
berfungsi untuk kematian sel. Bila gen inaktif karena mutasi maka kematian sel
gagal. Gen yang menghambat apoptosis: ced-9. Gen apoptosis pada mamalia yaitu
ced-9 = bcl-2. Ced-9 = bcl-2 ini merupakan onkogen penyebab kanker. Bcl-2
menghambat apoptosis bila produksi berlebihan
22
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu diharapkan pembaca dapat menambah wawasan
dari berbagai sumber lain dan kepada dosen pengampu semoga dapat mengoreksi
semua kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., dan J. B. Reece. 2008. Biologi Edisi ke 8 Jilid 1. (diterjemahkan dari :
Biology Eighth Edition, penerjemah : D.T. Wulandari). Penerbit Erlangga.
Jakarta. 486 hal. DeVita,V., Rosenberg, S. 2005. Cancer Principal & Practice of
Oncology Book 1, 7thEd. Lippincott Williams and Wilkins: 95 – 102
Kumar,V., Abbas, A.K., Fausto, N., Neoplasia. 2005. In: Robbins and Cotran Pathology
Basis of Disease. 7th Ed. Philadelphia. Elsevier Saunders:1041- 1042.
Kumar, V., Cotran, R.S., dan Robbins S.L. 2008. Buku Ajar Patologi. Edisi 7; ali Bahasa,
Brahm U, Pendt ;editor Bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto, Nurwany
Darmaniah, Nanda Wulandari.-ed.7-Jakarta: EGC.
McKusick, V.A. 2000. On-line Mendelian inheritance in man (OMIM) National Center for
Biotechnology Information. Nat Inst of Health. Bethesda.
24