PMK 12 th 2017 (dasar hukum) Ikhtisarnya da di PER 04 TH 2017 Bukpot Pembetulan/Bukpot Pembatalan Aplikasinya didownload di laman DJP Hampir sama seperti faktur pajak, yg memuat ttd elektronik dan ada sertifikat elektroniknya. (bgmn cara memerolehnya?) Kewajiban pemotong pph 23/26: buat dan beri bukti kpd yg dipotong kpd setiap penerima penghasilan; wajib isi dan ttd serta lapor SPT ke KPP; tidak wajib lapor SPT jika tdk ada transaksi (kecuali bg pihak yg dipotong memperlihatkan jika ada surat ket. Bebas, surat ket. Domisili) wajib lapor walaupun tdk ada pph 23 yang dipotong. 1 bukti potong bisa gabung jika memenuhi syarat: 1 WP; 1 Objek dan 1 masa pajak Formulir kertas: o Yg tidak lebih bukpotnya 20 lembar dan tidak lebih 100jt dalam 1 bukti potong Formulir elektronik o Lebih 20 lembar; lebih 100jt 1 bukpot; pernah sampaikan SPT masa elektronik; dan terdaftar di KPP madya o Dengan melampirkan scan surat ket domisili jika pihak yg dipotong memegang SKD Syarat menggunakan Aplikasi E-bupot o Punya EFIN o Login ke DJP o Sertifikat elektronik yg digunakan di PPN sama dgn yg digunakan di e-bupot Skema penggunaan Aplikasi Ebupot o JIka sudah punya sertifikat elektronik; maka masuk di DJP online, buka menu e- bupot Tata cara penerbitan Bukti potong PPh 23/26 o Stndar no bukpot; sdh digenerasi oleh sistem;no bupot tdk berubah jk terjadi pembetulan ato pembatalan o 3.1 utk bupot 23 kertas; 3.2 dst o Bgmn jika lawan transaksi tdk memberikan NPWP , maka menggunakan NIK (akan diverifikasi data dari DUKCAPIL) o Jika punya SKD maka wajib mencantumkan nomor dan tgl SKD (akan diverifikasi) o Mencantumkan pengesahan o Menandatangani Bupot Bentuk dan isi form SPT o Bagian C tercantum SKD jika ada Lapor SPT masa= INDUK, DAFTAR BUPOT; SSP; DAN LAMPIRAN JIKA ADA SPERTI SKB/SKD Penambahan Bukpot o Jika seharusnya ada transaksi yg blm dibuat o Nomor urutnya adalah lanjutan dr yg sbelumnya o Apabila baru dibuat di thn berikutnya, maka gunakan nomor bupot lanjutan dr no bupot yg terakhir. o Wajib laporkan SPT yg ditambahkan