Total?
Fauzan Budi Prasetya
08/03/2018
Tuberkulosis (TB Paru) masih menjadi momok penyakit yang menakutkan bagi
masyarakat dunia, terutama di Indonesia. Berdasarkan laporan Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia, TB menjadi penyebab kematian terbanyak ketiga di Indonesia setelah
penyakit jantung, dan penyebab kematian nomor satu di kategori infeksi menular.
Indonesia sendiri menempati peringkat kedua sebagai negara dengan kasus TBC
terbanyak setelah India. TBC diobati dengan antibiotik resep dokter. Lantas, apakah TBC
bisa sembuh total?
Penyakit TB Paru dapat menyebabkan gejala umum seperti batuk yang berlangsung 2
minggu atau lebih dan batuk berdarah. Gejala lain yang biasa muncul dari tuberkulosis
antara lain adalah:
Jika pemeriksaan BTA (seberapa banyak kuman TB hidup dalam dahak) menunjukkan
hasil negatif, maka risiko penularan pada orang lain semakin rendah. Bahkan, Anda bisa
dinyatakan sembuh total.
Beliau menyatakan bahwa peluang TBC bisa sembuh total mencapai 99% apabila Anda
rutin minum obat setiap hari selama 6 bulan berturut-turut. Jika tidak dijalani dengan
benar, kuman hanya melemah sesaat dan kemudian menguat sehingga Anda mendapat
kesan bahwa penyakit Anda “kambuh”. Padahal sebenarnya penyakit Anda tidak pernah
sembuh sepenuhnya.
Pada dua bulan pertama pengobatan, Anda akan merasa lebih membaik dan mungkin
menganggap bahwa Anda sudah sembuh. Namun sebenarnya bakteri tuberkulosis masih
hidup, namun masih dalam kondisi “pingsan” karena dihantam oleh beberapa antibiotik
sekaligus. Oleh karena itu, dosis tetap harus Anda lanjutkan sesuai perintah dokter agar
tuberkulosis bisa sembuh.
Jika Anda lalai berobat, bakteri-bakteri yang “pingsan” ini akan terbangun dan semakin
menguat sehingga kondisi Anda pun kembali memburuk. Lebih parah lagi, bakteri
tuberkulosis akan menjadi kebal terhadap obat-obat antibiotik yang sudah Anda
minum. Inilah yang disebut dengan Multi Drug Resistant Tuberculosis atau disingkat
MDR-TB.
MDR-TB adalah masalah yang serius. Ini berarti bakteri semakin sulit untuk dibunuh dan
kemungkinan Anda untuk sembuh pun semakin menurun. Ditambah lagi, Anda perlu
minum antibiotik yang lebih kuat yang berisiko untuk memberikan Anda efek samping
yang tidak menyenangkan.
Beberapa kondisi pasien bahkan memburuk hanya karena merasa malu ketika harus
pergi berobat karena tuberkulosis. Beruntung, di Indonesia obat TB-Paru sudah gratis
serta adanya pengawas minum obat sehingga bisa meningkatkan tingkat keberhasilan
pengobatan.
Salah satu komplikasi yang mungkin Anda alami adalah penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK) dimana Anda akan sering merasa sesak meskipun kuman tuberkulosis sudah
tidak terdeteksi. Hal lain yang mungkin Anda temukan adalah ketika Anda melakukan
foto rontgen dada, Anda masih dapat melihat bercak putih yang menetap.
Ini juga tidak berarti bahwa infeksi masih berlangsung, tapi semata-mata menunjukkan
adanya jaringan parut di paru-paru Anda seperti bekas luka yang terbentuk di kulit. Bagi
Anda yang diharuskan mengikuti tes kesehatan paru-paru untuk kepentingan
melanjutkan pendidikan atau melamar pekerjaan, segera konsultasikan dengan dokter.