Oleh :
Anydhia Fitriana Afiuddin (6120018025)
Fithrotun Nisak (6120018013)
Pembimbing :
dr. Muzaijadah Retno Arimbi, Sp.P
1
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................
2.1 Asma...................................................................................................
2.1.1 Definisi...................................................................................
2.1.2 Epidemiologi...........................................................................
2.1.3 Etiologi...................................................................................
2.1.4 Kriteria Asma.........................................................................
2.1.5 Faktor Risiko..........................................................................
2.1.6 Patofisiologi............................................................................
2.1.7 Diagnosis................................................................................
2.1.8 Tatalaksana.............................................................................
2.2 Tension Type Headache.....................................................................
2.2.1 Definisi...................................................................................
2.2.2 Epidemiologi...........................................................................
2.2.3 Manifestasi Klinis...................................................................
2.2.4 Patofisiologi............................................................................
2.2.5 Tatalaksana.............................................................................
2.3 Hipokalemi.........................................................................................
2.2.1 Definisi...................................................................................
2.3.2 Etiologi...................................................................................
2.3.3 Manifestasi Klinis...................................................................
2.3.4 Tatalaksana.............................................................................
BAB III LAPORAN KASUS.........................................................................
3.1 Identitas pasien...................................................................................
3.2 Anamnesis..........................................................................................
3.3 Pemeriksaan fisik................................................................................
3.4 Pemeriksaan penunjang......................................................................
3.5 Assesment...........................................................................................
3.6 Planning..............................................................................................
3.7 Follow up 1.........................................................................................
3.8 Follow up 2.........................................................................................
3.9 Follow up 3.........................................................................................
3.10 Follow up 4.........................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Asma
2.1.1 Definisi
Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran pernapasan yang
reversible. Sel inflamasi yang berperan adalah sel mast, limfosit, neutrofil, dan
eosinofil. Asma menyebabkan episode berulang wheezing , sesak napas, batuk
terutama pagi dan malam hari (Sudoyo, 2015).
2.1.2 Epidemiologi
Asma menjadi salah satu masalah kesehatan utama baik di negara maju
maupun di negara berkembang. Menurut data dari laporan Global Initiatif for
Asthma (GINA) tahun 2017 dinyatakan bahwa angka kejadian asma dari berbagai
negara adalah 1-18% dan diperkirakan terdapat 300 juta penduduk di dunia
menderita asma. Prevalensi asma menurut World Health Organization (WHO)
tahun 2016 memperkirakan 235 juta penduduk dunia saat ini menderita penyakit
asma dan kurang terdiagnosis dengan angka kematian lebih dari 80% di negara
berkembang. Di Amerika Serikat menurut National Center Health Statistic
(NCHS) tahun 2016 prevalensi asma berdasarkan umur, jenis kelamin, dan ras
berturut-turut adalah 7,4% pada dewasa, 8,6% pada anak-anak, 6,3% laki-laki,
9,0% perempuan, 7,6% ras kulit putih, dan 9,9% ras kulit hitam (NCHS, 2016).
2.1.3 Etiologi
Atopi merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi perkembangan
asma. Asma alergi sering dihubungkan dengan riwayat penyakit alergi pribadi
maupun keluarga seperti rinitis, urtikaria, dan eksema. Keadaan ini dapat pula
disertai dengan reaksi kulit terhadap injeksi intradermal dari ekstrak antigen yang
terdapat di udara, dan dapat pula disertai dengan peningkatan kadar IgE dalam
serum dan atau respon positif terhadap tes provokasi yang melibatkan inhalasi
antigen spesifik (sundari, 2006).
Pada manusia alergen berupa debu rumah (tungau) marupakan pencetus
tersering dari eksaserbasi asma. Tungau-tungau tersebut secara biologis dapat
merusak struktur daripada saluran nafas melalui aktifitas proteolitik, yang
selanjutnya menghancurkan integritas dari tight junction antara sel-sel epitel.
Sekali fungsi dari epitel ini dihancurkan, maka alergen dan partikel lain dapat
dengan mudah masuk ke area yang lebih dalam yaitu di daerah lamina propia.
Penyusun daripada tungau-tungau pada debu rumah ini yang memiliki aktivitas
protease ini dapat memasuki daerah epitel dan mempenetrasi daerah yang lebih
dalam di saluran pernafasan (Miglino, 2011).
2.1.4 Kriteria Asma
Derajat Asma Berdasarkan Serangan
Parameter Ringan Sedang Berat Status
asmatikus
Sesak Berjalan Berbicara Istirahat
Posisi Berbaring Lebih suka Duduk
duduk bertopang
lengan
Bicara Kalimat Penggal Kata
kalimat
Kesadaran Mungkin Irritable Irritable Delirium
irritable
Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada Nyata
Wheezing Akhir Inspirasi dan Terdengar Silent chest
ekspirasi ekspirasi nyaring tanpa
dengan dengan stetoskop
stetoskop stetoskop
Otot bantu Tidak ya ya Paradoksal
nafas torako-
abdominal
Respiratory <20x/mnt <20-30x/mnt >30x/mnt -
rate
Derajat asma Gejala Gejala malam Faal paru
2.3 Hipokalemia
2.3.1 Definisi
Berdasarkan Hines (2008) hipokalemia didefinisikan sebagai kadar kalium
dalam plasma lebih rendah dari 3,5 mEq/L dan terjadi karena:
1. Perpindahan antar kompartemen dari kalium
2. Meningkatanya kehilangan kalium. Atau
3. Asupan kalium yang tidak adekuat
Hubungan kadar kalium dalam plasma berhubungan kurang baik dengan
defisit total kalium. Menurunnya kadar kalium dalam plasma dari 4 mEq/L
menjadi 3 mEq/L biasanya mereprentasikan defisit 100 – 200 mEq, sedangkan
kadar kalium dalam plasma di bawah 3 mEq/L bisa menggambarkan defisit
sebesar 200 mEq dan 400 mEq (Hines, 2008).
2.3.2 Etiologi
Excess renal loss
Mineralocorticoid excess
Primary hyperaldosteronism (Conn's syndrome)
Glucocorticoid-remediable hyperaldosteronism
Renin excess
Renovascular hypertension
Bartter's syndrome
Liddle's syndrome
Diuresis
Chronic metabolic alkalosis
Antibiotics (Carbenicillin, Gentamicin, Amphotericin
B)
Renal tubular acidosis
Gastrointestinal losses
Vomiting
Diarrhea, particularly secretory diarrheas
ECF - ICF shifts
Acute alkalosis
Hypokalemic periodic paralysis
Barium ingestion
Insulin therapy
Vitamin B12 therapy
Thyrotoxicosis (rarely)
Inadequate intake
Serum Elektrolit
Pemeriksaan Nilai Hasil rujukan
Na 135.40 135-147
K 3.28 3,5-5
Cl 104.70 95-105
Faal ginjal
Pemeriksaan Nilai Hasil rujukan
BUN 11,3 10-20
Creatinin 0,77 0,45-0,75
RESUME
Nama : Ny. S
No rekam medis : 315093
Jenis kelamin : perempuan
Usia : 55 th
Alamat : pinggir pacitan
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Status pernikahan : sudah menikah
Suku : jawa
Agama : islam
Keluhan utama : sesak nafas
Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak pagi
sebelum MRS. Sesak timbul setelah pasien melakukan aktivitas. Sebelum
ke IGD, pasien sempat berobat ke klinik tapi tidak membaik. Sesak
diperingan dengan istirahat seperti tidur dengan dua bantal dikepala dan
diperberat dengan kelelahan. Pasien mempunyai alergi seafood, daging
sapi, debu, dingin, dan asap. Setiap terpapar alergen tersebut pasien
langsung gatal dan dada terasa berat untuk bernafas. Pasien juga
mengeluhkan sulit untuk jalan karena tambah sesak, jika dibuat berbicara
terasa berat sehingga hanya sepenggal saja. Pasien juga merasa pusing
nyut-nyutan, lemas, dan sulit untuk tidur. Batuk juga dikeluhkan tetapi
tidak sering, demam hanya sumer-sumer semalam. Mual muntah juga
dikeluhkan. Dari riwayat penyakit dahulu pasien menderita asma dan
terakhir kambuh sekitar 1 tahun yang lalu tanpa opname. Riwayat penyakit
DM dan hipertensi disangkal. Dari riwayat penyakit keluarga, ayah pasien
mempunyai alergi seafood dan daging sapi.
Dari pemeriksaan tanda-tanda vital, keadaan umumnya pasien
tampak lemah, kesadarannya compos mentis dengan GCS 456, nadi
88x/menit, Pernafasan 30x/menit, suhu 360C, tekanan darah 140/90
mmHg.
Dari pemeriksaan fisik, pada pemeriksan jantung didapatkan batas
jantung batas jantung kanan parasternal kanan ICS 4, batas jantung kiri
ICS 5 MCL kiri. Pada pemeriksaan paru didapatkan whezzing dari kedua
lapang paru. Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan kelainan. Pada
pemeriksaan ekstremitas, semuanya dalam batas normal.
Dari pemeriksaan darah lengkap didapatkan peningkatan jumlah
neutrofil sebesar 89,00% dan penurunan limfosit sebesar 5,814% dan
eosinofil sebesar 0,167% dan MPV 6.5800 fl. Pada pemeriksaan serum
elektrolit didapatkan hasil kalium yang menurun yaitu sebesar 3,28
mEq/L.
o Assesment
Daftar Masalah Sementara Daftar Masalah Permanen Initial Assesment
(TPL) (PPL) (Diagnosis)
Sesak nafas Dispneau
Sesak timbul setelah Batuk
aktivitas, membaik dengan tight of chest
tidur 2 bantal di kepala alergi debu,anging,
Alergi seafood, daging asap,seafood dan daging
Asma Bronchiale
sapi, debu, dingin, asap sapi
Jika sesak, sulit untuk rx atopi
berjalan dan berbicara retraksi dada +
Nyeri kepala seperti whezzing +/+
tertekan RR 30x/mnt
Batuk tidak sering, mual Chepalgia
muntah, demam sumer Sulit tidur Tension Type Headache
RPD: sesak 1 tahun yang TD 140/90 mmHg
lalu
Kalium 3,28 mEq/L Hipokalemia
RPK: ayah alergi seafood
dan daging sapi
Pemeriksaan fisik:
KU lemas, TD 140/90
mmHg, RR 30x/mnt,
retraksi dada +, whezzing
+/+
Pemeriksaan penunjang:
Neutrofil 89.00%, limfosit
5.841%, eosinofil 0.167%,
mpv 6.580fl, kalium 3.28
mEq/L
o Planning
DL TTV
Oksigen Tidur posisi
Foto thorax SPO2
nasal 1-2 tpm kepala
Pemeriksaan Pem.
Metal ditingikan
faal paru Spirometri
prednisolon Hindari
Uji reversible VEP1
ASMA 3x125mg stress
dengan
BRONKHIALE Ambroxol Menghindari
bronkodilator
3x1 tab factor
Pem. Arus
Nebul pencetus
puncak
combivent 2 Control
ekspirasi
vial teratur
DL Inf. RL TTV
Istirahat
LED Inj. Keluhan
yang cukup
CT Scan Ketorolac pasien
Tension Type Ekg 3x1 amp
Headache Paracetamol
3x500 mg
Amlodipin 5
mg
Inf. KCl 25 mEq SE ulang Makan makanan
Hipokalemia Serum Elektrolit dalam 500cc PZ setelah tinggi kalium
dalam 24 jam koreksi (pisang)
FOLLOW UP 1
14 Maret 2019
S : pasien mengatakan sesak belum berkurang, berjalan ke kamar mandi
sedikit sesak, lebih enak posisi setengah duduk, makan lumayan
banyak, nyeri kepala sedikit diikat, susah tidur sejak tadi malam.
O : KU: lemah
Abdomen : Flat, supel, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), hepar , lien,
ginjal tidak teraba, turgor normal, timpani
FOLLOW UP 2
15 Maret 2019
S : Pasien mengatakan sesak sudah mulai berkurang, dibuat berbicara
sudah tidak sesak, nyeri dada tidak ada, batuk mulai mengeluarkan dahak,
nyeri kepala masih terasa tapi mulai berkurang, semalam sudah bias tidur,
makan minum lumayan banyak
O : KU: baik
TTV TD : 130/70 mmHg
T : 36,5 °C
N : 76 x/menit
RR : 22 x/menit
K/L : A/I/C/D -/-/-/+ Pernapasan cuping hidung (-/-)
Pembesaran tiroid (-) Pembesaran KGB (-)
T : Simetris, retraksi (-)
Sonor
+ +
+ +
+ +
Ronkhi basah halus
- -
- -
- -
Wheezing
+ +
+ +
+ +
Abdomen : Flat, supel, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), hepar , lien,
ginjal tidak teraba, turgor normal, timpani
FOLLOW UP 3
16 Maret 2019
S : Pasien mengatakan keadaan mulai membaik, sesak berkurang, nyeri
kepala berkurang, tadi pagi gemetar bagian tangan kemudian minum teh
manis hangat mulai membaik
O : KU: cukup
TTV : TD : 110/65 mmHg
T : 36,5 °C
N : 78 x/menit
RR : 20 x/menit
Sonor
+ +
+ +
+ +
Vesikuler
+ +
+ +
+ +
Ronkhi
- -
- -
- -
Wheezing
+ +
+ +
+ +
Abdomen : Flat, supel, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), hepar , lien,
ginjal tidak teraba, turgor normal, timpani
Sonor
+ +
+ +
+ +
Vesikuler
+ +
+ +
+ +
Ronkhi
- -
- -
- -
Wheezing
+ +
+ +
+ +
Abdomen : Flat, supel, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), hepar , lien,
ginjal tidak teraba, turgor normal, timpani