Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Epidemiologi
Dalam suatu negara kesejahteraan masyarakat adalah sangat penting. Salah satu indikator
yang menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara adalah Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan ibu
dan anak mendapat perhatian khusus (Kemenkes RI, 2014).
Angka kematian ibu dan anak masih sangat tinggi di Indonesia, berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia pada
tahun 2012 yaitu sebesar 359 kasus per 100.000 kelahiran hidup (kemenkes, 2014).
Sementara itu, Pemerintah Republik Indonesia menargetkan turunnya angka kematian ibu
menjadi 232 kasus per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2024 (Kemenkes RI, 2014).

KESEHATAN IBU
Namun sepertinya Angka Kematian Ibu di Jawa Timur cenderung menurun pada dua tahun
terakhir. Hal ini menggambarkan hasil kinerja yang lebih baik karena faktor dukungan baik
dari segi manajemen program KIA maupun sistem pencatatan dan pelaporan juga semakin
baik. Peningkatan keterampilan klinis petugas di lapangan tetap dilakukan dengan
melibatkan multi pihak dari Forum Penakib Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten/ Kota.
Menurut Supas tahun 2016, untuk AKI Nasional sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2019, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 89,81 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini menurun dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 91,45 per 100.000 kelahiran
hidup. Sedangkan gambaran AKI per Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada tahun 2019
adalah sebagai berikut, Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2019 tertinggi terdapat di
Kabupaten Situbondo yaitu sebesar 198,00 per 100.000 kelahiran hidup sebanyak 18 orang.
Sedangkan AKI terendah ada di Kota Batu yaitu sebesar 31,23 per 100.000 kelahiran hidup
atau sebanyak 1 orang. Untuk Kota Kediri 2019 tidak ada kematian ibu.Walaupun capaian
AKI di Jawa Timur sudah memenuhi target Renstra dan Supas, AKI harus tetap diupayakan
turun. (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2020)
Gambar 1. Angka Kematian Ibu (AKI) Per Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun
2019 (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2020)

Gambar 2. Penyebab Kematian Ibu Provinsi Jawa Timur Tahun 2015-2019 (Dinkes Provinsi
Jawa Timur, 2020)
Gambar 2 Menunjukkan bahwa tiga penyebab tertinggi kematian ibu pada tahun 2019
adalah Pre Eklamsi /Eklamsi yaitu sebesar 31,15% atau sebanyak 162 orang dan perdarahan
yaitu 24,23%, penyebab lain-lain yaitu 23,1% atau 120 orang. Penyebab lainlain turun
dikarenakan sebagian masuk kriteria penyebab gangguan metabolisme, dan sebagiannya lagi
masuk kriteria gannguan peredaran darah. Sedangkan penyebab infeksi meningkat dari
tahun 2018 yaitu 6,73% atau sebanyak 35 orang.
Dari grafik tren penyebab kematian ibu menunjukkan bahwa penyebab kematian ibu oleh
karena penyebab infeksi cenderung meningkat, sedangkan penyebab lain-lain lebih banyak
disebabkan oleh faktor penyakit yang menyertai kehamilan. Upaya menurunkan kematian
Ibu karena perdarahan dan Pre Eklamsi /Eklamsi terus dilakukan dan waspada pada
penyebab lain-lain (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2020).
Berdasarkan data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
capaian K1 dan K4 menggambarkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil, cakupan ibu
hamil K1 Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019 adalah 100,6%. Sedangkan cakupan K4
adalah 91,2%. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 yaitu K1 99,44%
dan K4 91,15%. Provinsi Jawa Timur untuk indikator K4 belum mencapai target, indikator
K4 termasuk indikator SPM (Standar Pelayanan Minimal), target adalah 100% (Dinkes
Provinsi Jawa Timur, 2020).

Gambar 3. Perkembangan Capaian Cakupan K1 dan K4 Provinsi Jawa Timur Tahun 2015-
2019 (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2020)

Gambar 4. Cakupan K1 per Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2019 (Dinkes
Provinsi Jawa Timur, 2020)
Tahun 2019 terdapat 24 (dua puluh empat) Kabupaten/Kota memiliki capaian K1 >100%,
secara kualitas terdapat peningkatan dari tahun 2018. Capaian cakupan K1 terbesar dimiliki
oleh Kabupaten Lumajang yakni sebesar 109,2%. Kabupaten Nganjuk memiliki cakupan
terendah pada tahun 2019 yaitu 89,6%. Disarankan untuk Kabupaten/Kota dibawah rata-rata
Propinsi agar meningkatkan pendataan dan pendampingan pada bumil di wilayah kerjanya
dengan melakukan ANC terpadu agar penyakit penyerta pada bumil dapat terdeteksi lebih
awal dan dapat kontak dengan petugas / Bidan pada trimester I agar bumil mendapatkan
pelayanan yang berkualitas (10 T) dan minimal 1 kali diperiksa oleh dokter (Dinkes Provinsi
Jawa Timur, 2020).

Gambar 5. Cakupan K4 per Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2019 (Dinkes
Provinsi Jawa Timur, 2020)
Gambar 5 menjelaskan bahwa 38 Kab./Kota yang mencapai target hanya Kota Madiun,
dimana target cakupan K4 untuk tahun 2019 menyesuaikan target SPM adalah sebesar
100%. Hal ini bisa dikarenakan bumil yang kontak pada petugas kesehatan banyak yang
tidak pada Trisemester pertama (K1 Murni) sehingga masih perlu kunjungan rumah yang
lebih intensif oleh bidan serta kemitraan dengan kader dan Lintas Sektor perlu untuk lebih
ditingkatkan. Capaian ibu hamil K4 tertinggi dimiliki oleh Kota Madiun yakni sebesar 100%
dan terendah dimiliki oleh Kabupaten Jember yakni sebesar 74,08%, sedangkan 2 terendah
di kota nganjuk yaitu sebesar 77,92%. (Dinkes Kota Surabaya, 2019).
Setelah dipaparkan diatas sebenarnya angka kematian ibu dan anak sudah mulai berkurang
di daerah Jawa Timur, namun ada beberapa daerah yang masih rendah. Cakupan untuk K1 di
daerah nganjuk masih rendah, padahal K1 sangat dibutuhkan untuk mendeteksi resiko dini
yang berbahaya pada kehamilan untuk itu harus dilakukan intervensi agar dapat mengurangi
angka kematian ibu dimana hal tersebut adalah salah satu indikator kesejahteraan
masyarakat. Maka dari itu kelompok kami membuat sebuah promosi kesehatan masyarakat
untuk dapat menaikkan angka kesadaran masyarakat tentang ANC. WHO merumuskan
promosi kesehatan sebagai proses mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan sehingga dapat meningkatakan derajat kesehatannya. Di Indonesia, pengertian
dari WHO telah diartikan sebagai upaya untuk meningkatakan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai social budaya setempat dan di dukung oleh kebijakan public yang berwawasan
kesehatan (Rochmah, dkk, 2015).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dalam ruang lingkup promosi kesehatannya salah
satunya yaitu mengenai integrasi Promosi Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu dan
Anak yang difokuskan pada pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Dari hal tersebut
kami membuat sebuah promosi kesehatan pada tatanan Rumah Tangga yang nantinya akan
disesuaikan di era pandemic Covid-19 ini yaitu dengan melakukan penyuluhan tentang
pentingnya Antenatal Care (ANC).
Pemberdayaan Masyarakat
N Kegiatan Sasaran Perilaku Isi pesan Metode Media Pela
O yang Komunikas komunikasi ksan
. diharapka i a
n
1. Pemberdayaa Ibu, -ibu hamil -Penjelasan -Media -Pamflet -DM
n masyarakat Suami, memeriks tentang Sosial -Video stase
dalam Keluarg akan ANC - IKM
perawatan Ibu a, kehamilan -Tand- Pendekat
hamil masyara nya secara tanda an
(kesdaran kat teratur ke bahaya kelompo
untuk umum petugas pada saat k
melakukan kesehatan kehamilan
ANC rutin) -Ibu
hamil dan
keluarga
segera
mencari
pertolong
an ke
tenaga
kesehatan
bila
menemui
tanda-
tanda
bahaya
saat
kehamilan

Tabel 1. Rencana Program Intervensi melalui pemberdayaan masyarakat

2.2 Antenatal Care/ANC


A. Pengertian Antenatal Care
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada
wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis,
termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan
dan kelahiran supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua. Pada
hakikatnya pemeriksaan kehamilan bersifat preventif care dan bertujuan mencegah hal-
hal yang yang tidak diinginkan bagi ibu dan janin (Rochmah, dkk, 2015)
B. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)
Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Kementrian Kesehatan RI (2010) adalah :
(Rochmah, dkk, 2015)
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan
selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal yang terpadu,
komprehensif, serta berkualitas, memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil
konseling KB dan pemberian ASI; meminimalkan “missed opportunity” pada ibu
hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif.dan berkualitas
; mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit yang diderita ibu hamil ;
dapat melakukan intervensi yang tepat tehadap kelainan atau penyakit sedini
mungkin pada ibu hamil ; dapat melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang sudah ada. Selain itu pemeriksaan
kehamilan atau antenatal care juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi kesehatan
dan pendidikan tentang kehamilan, persalinan, dan persiapan menjadi orang tua
(Rochmah, dkk, 2015).
C. Manfaat Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)
Pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat terhadap ibu dan janinnya, antara lain :
(Rochmah, dkk, 2015)
1. Bagi Ibu
a) Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan mengurangi
penyulit masa antepartum; b)Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jamani
dan rohani ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan; c)Dapat meningkatkan
kesehatan ibu pasca persalinan dan untuk dapat memberikan ASI; d)Dapat
melakukan proses persalinan secara aman.
2. Bagi Janin
Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memelihara kesehatan ibu sehingga
mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati dan berat bayi lahir rendah
D. Jadwal Pemeriksaan Kehamlian/ANC
Pemeriksaan kehamilan/ANC (Antenatal Care) sangatlah dibutuhkan guna memantau
kondisi kesehatan ibu dan janinnya. Sehingga diperlukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin. Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
(Kemenkes, 2016)
1. Minimal 1 kali pada trimester ke-1 (kehamilan < 14 minggu)
2. Minimal 1 kali pada trimester ke-2 (kehamilan 14-28 minggu)
3. Minimal 2 kali pada trimester ke-3 (> 28 minggu sampai kelahiran)
Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil melakukan paling
sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan selama kehamilan, menurut jadwal 1-1-
2 yaitu paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester pertama, paling sedikit sekali
kunjungan dalam trimester kedua, dan paling sedikit dua kali kunjungan dalam trimester
ketiga. Selain untuk ibu hamil sebaiknya melakukan kunjungan ANC minimal sebanyak
4 kali, yaitu sebagai berikut : (Kemenkes, 2016)
1. Kunjungan 1/K1 (Trimester 1)
K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika ibu
hamil mengalami terlambat dating bulan.
Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada antenatal care adalah Mendiagnosis dan
menghitung umur kehamilan; b.Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang
mungkin terjadi pada masa kehamilan, persalinan dan nifas; c.Mengenali dan
mengobati penyakit- penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin; d.Menurunkan
angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak; e.Memberikan nasehat-nasehat
tentang cara hidup sehari-hari, keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas serta
laktasi.
Pada kunjungan pertama juga merupakan kesempatan untk memnerikan informasi
bagi ibu hamil supaya dapat mnegnali faktor resiko ibu dan janin. Infromasi yang
dapat diberikan adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal;
b. Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia, karena selama kehamilan akan
terjadi peningkatan secret di vagina;
c. Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi;
d. Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan;
e. Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya
2. Kunjungan 2/K2 (Trimester 2)
Pada periode ini, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan 1
bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan pemeriksaan
kehamilan di trimester II antara lain :
a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya;
b. Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan;
c. Mengulang perencanaan persalinan
3. Kunjungan 3 dan 4/K3 dan K4 (Trimester 3)
Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan dilakukan
setiap 2 minggu jika tidak mengalami keluhan yang membahayakan dirinya atau
kandungannya. Tujuan kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester III yaitu :
a. Mengenali adanya kelainan letak janin;
b. Memantapkan rencana persalinan;
c. Mengenali tanda-tanda persalinan.
Jadwal tersebut di atas merupakan jadwal pemeriksaan dalam kondisi kehamilan
yang normal, karena biasanya penyulit kehamilan baru akan timbul pada tirimester
ketiga hingga menjelang akhir kehamilan. Jika kehamilan tidak normal, maka jadwal
pemeriksaankehamilan akan disesuaikan dengan kondisi ibu hamil (Purwaningsih &
Fatmawati, 2010).
E. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan/ANC
Adapun standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan adalah sebagai berikut :
(Kirana, dkk, 2020)
1. Timbang Berat Badan (T1)
Pengukuran berat badan diwajibkan setiap ibu hamil melakukan kunjungan.
Kenaikan berat bada normal pada waktu kehamilan sebesar 0,5 kg per minggu mulai
trimester kedua.
2. Ukur Tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 hingga 140/90 mmHg, apabila diketahui
tekanan darah ibu hamil melebihi 140/90 mmHg maka perlu diwaspadai adanya
preeklamsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Merupakan suatu cara untuk mengukur besar rahim dari tulang kemaluan ibu hingga
batas pembesaran perut tepatnya pada puncak fundus uteri. Dari pemeriksaan
tersebut dapat diketahui pertumbuhan janin sesuai dengan usia kehamilan.
4. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Tablet Fe merupakan tablet penambah darah. Selama masa pertengahan kehamilan,
tekanan sistolik dan diastolik menurun 5 hingga 10 mmHg. Hal ini biasa terjadi
karena vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal selama kehamilan (Indriyani,
2013).
5. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (T5)
Pemberian imunisasi ini sangat dianjurkan untuk menvegah terjadinya infeksi tetanus
neonatorum. Penyakit tetanus neonatorum yang disebabkan oleh masuknya kuman
Clostridium Tetani ke tubuh bayi merupakan penyakit infeksi yang dapat
mengakibatkan kematian bafi dengan gejala panas tinggi, kaku kuduk, dan kejang
Imunisasi TT dianjurkan 2 kali pemberian selama kehamilan, yaitu TT1 diberikan
pada kunjungan awal dan TT2 dilakukan pada 4 minggu setelah suntukan
TT1(Bartini, 2012).
6. Pemeriksaan Hb (T6)
7. Pemeriksaan VDRL (T7)
8. Perawatan Payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara (T8)
9. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T9)
10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
Biasanya dokter atau bidan akan memberikan informasi mengenai rujukan apabila
diketahui adanya masalah dalam kehamilan termasuk rencana persalinan.
11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14. Pemberian terapi anti-malaria untuk daerah endemis malaria (T14)
F. Tempat Pelayanan ANC
Pelayanan ANC bisa diperoleh di : (Kirana, dkk, 2020)
1. Klinik bersalin;
2. Rumah Sakit Bersalin;
3. Dokter Umum dan Puskesmas;
4. Organisasi Sukarela;
5. Bidan;
6. Perawatan mandiri
G. Tenaga Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan / ANC
Dalam pelayanan antenatal juga dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
seperti dokter, bidan, dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan pelayanan antenatal
yang berlaku (Kirana, dkk, 2020).
Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan merupakan tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang
terjadi selama kehamilan atau selama periode antenatal. Dengan dilakukannya pemeriksaan
kehamilan, diharapkan ibu hamil dapat meningkatakan kewaspadaasn serta memiliki
kesiapan baik fisik, mental, maupun finansial untuk menghadapi kegawatdaruratan yang
dapat timbul kapan saja (Kirana, dkk, 2020).
Berikut merupakan tanda-tanda bahaya kehamilan selama periode antenatal yang perlu ibu
hamil ketahui, yaitu : (Kemenkes, 2016)
A. Perdarahan Pervaginam
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang berwarna merah,
pendarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Bila menemukan adanya
pengeluaran darah pada trimester awal kehamilan, dapat dicurigai bahwa ibu mengalami
keguguran atau abortus. Selain abortus, perdarahan pervaginam dapat juga menandakan
adanya kehamilan diluar rahim atau kehamilan anggur (mola hidatidosa).
B. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang terjadi selama kehamilan merupakan suatu ketidaknyamanan yang
wajar dalam kehamilan. Keadaan tersebut bisa terjadi selama kehamilan karena sang ibu
tengah mengalami anemia atau kekurangan darah. Bila hal ini terjadi, diharapkan sang
ibu meningkatkan asupan makanan yang banyak mengandung zat besi seperti daging
sapi, hati sapi, buah bit, dan sayuran hijau. Selain itu bisa dilanjutkan dengan konsumsi
tablet Fe secara rutin. Namun apabila sakit kepala dirasa semakin berat seperti ditusuk-
tusuk dan berat dibagian belakang kepala serta diikuti dengan penglihatan yang kabur,
bengkak pada tangan dan wajah, nyeri ulu hati, serta tekanan darah tinggi maka sang ibu
dapat waspada karena kumpulan gejala tersebut menandakan preeklamsia. Sehingga
sang ibu dapat segera untuk menghubungi dokter atau menuju pusat pelayanan
kesehatan.
C. Pre Eklamsia dan Eklamsia
Pre eklamsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg
pada kehamilan usia 20 minggu. Eklmsia apabila ditemukan gejala seperti kejang pada
penderita pre eklamsia yang disertai dengan koma.
D. Bengkak Pada Muka dan Tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan
tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lai. Hal ini bisa
merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau pre eklamsia.
System kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil mempengaruhi system kerja
tubuh sehingga menghasilkan kelebihan cairan dan membuat kulit di kaki bagian bawah
meregang, terlihat mengkilat, tegang, dan sangat tertarik.
E. Nyeri Abdomen Yang Hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam jiwa
keselamatan jiwa adalah nyeri yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat.
Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks,
persalinan pre term, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta,
infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya
F. Bayi Kurang Bergerak
Gerakan janin mulai dapat dirasakan pada usia kehamilan 14-16 minggu. Gerakan yang
awalnya terasa seperti getaran, lalu lama- kelamaan semakin terasa seperti tendangan
atau sikutan (Lalage, 2013). Jika dalam keadaan tidur maka gerakannya bayi akan
melemah. Selain itu kekurangan oksigen pada bayi di dalam kandungan juga dapat
menyebabkan berkurangnya gerakan dari bayi. Bayi bergerak minimal 3 kali dalam 1
jam jika ibu berbaring atau sedang beristirahat. Terdapat sebuah teknik yang
memudahkan sang ibu untuk menghitung pergerakan janin yaitu dengan cara
memasukkan satu koin dalam kaleng setiap kali janin terasa bergerak.
G. Hipertensi Gravidarum
Mual dan muntah pada pagi merupakan suatu gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Perasaan mual ini dapat terjadi akibat meningkatnya kadar
hormon estrogen dan HCG dalam serum. Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah
berlebihan (>7 kali dalam sehari) maka disebut dengan hiperemesis gravidarum. Apabila
keadaan tersebut disertai dengan kondisi ibu yang lemah, tidak selera makan, penurunan
berat badan, dan nyeri ulu hati kemungkinan merupakan suatu tanda ibu hamil
mengalami penyakit berat. Pemberian cairan infus merupakan suatu tindakan yang dapat
menjadi pertolongan pertama bagi ibu hamil, sebab jika ibu hamil mengalami
kekurangan cairan akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan bayinya.
H. Selaput Kelopak Mata Pucat
Pada ibu hamil yang mengalami kelopak mata yang menonjol, jemari gemetaran, sering
berdebar-debar, dan panas dan banyak keringat, serta tampak pembengkakan di batang
leher bagian depan merupakan gejala ibu hamil yang mengalami anemia. Anemia dalam
kehamilan sering terjadi karena volume darah meningkat 50% selama kehamilan. Darah
terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada sel-
sel nya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematocrit (volume, jumlah atau persen
sel darah merah dalam darah). Sehingga penurunan ini dapat mengakibatkan anemia
I. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda
persalinan. Kejadian ketuban pecah dini bisa disebabkan karena berkurangnya kekuatan
membran atau meningkatnya tekanan intra uteri, bisa juga berasal dari infeksi pada
vagina serviks sehingga dapat mengakibatkan persalinan pre term dan infeksi pada bayi.
Cairan ketuban yang keluar umumnya tidak berwarna dan tidak berbau pesing
Gambar 6. Tanda Bahaya Kehamilan (Kemenkes, 2016)

DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Kota Surabaya. 2019. Profil Kesehatan 2018. Surabaya : Pemerintah Kota Surabaya
Dinas Kesehatan (Dinkes Kota Surabaya, 2019)
Dinkes Provinsi Jawa Timur. 2020. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2019. Surabaya
:Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2020)
IDAI. 2017. Imunisasi Penting Untuk Mencegah Penyakit Berbahaya. Dilihat 8 oktober 2020;
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/imunisasi-penting-untuk-mencegah-
penyakit-berbahaya (IDAI, 2017)
Kemenkes RI. 2014. Infodatin Pusat Data dan Informasi. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Kemenkes RI. 2018. Pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap Untuk Anak Indonesia. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat.
Dilihat 8 Oktober 2020; http://promkes.kemkes.go.id/?p=8986 (Kemenkes RI, 2018)
Kemenkes. 2016. Buku KIA. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes, 2016)
Kirana, Pritasari., Mulati, Erna., Rohmawati, Nida., dkk. 2020. Pedoman Bagi Ibu Hamil,
Bersalin, Nifas, Dan Bayi Baru Lahir Di Era Pandemi Covid-19. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (Kirana, dkk, 2020)
Rekadianti. 2015. Hubungan pengetahuan Bidan tentang Standar Antenatal Care (ANC) dengan
Pelaksanaannya di Wilayah kerja Puskesmas Menggala Kabupaten Tukang Bawang Tahun
2014. Yogyakarta: Journal Kedokteran UGM (Rekadianti, 2015)
Rochmah, Hafni., Rauf, Ruflina., James., dkk. 2015. Panduan Integrasi Promosi Kesehatan
dalam Program-Program Kesehatan di Kabupaten/Kota Jilid I. Jakarta : Kemenkes RI
(Rochmah, dkk, 2015)

Anda mungkin juga menyukai

  • METODE
    METODE
    Dokumen3 halaman
    METODE
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • Proposal Student Project
    Proposal Student Project
    Dokumen7 halaman
    Proposal Student Project
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • ANS - CBD - TUMOR COLON - Dinda
    ANS - CBD - TUMOR COLON - Dinda
    Dokumen76 halaman
    ANS - CBD - TUMOR COLON - Dinda
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • 27.4.3 Mastitis Tuberkulosa: 27.5.2 Fibroadenoma
    27.4.3 Mastitis Tuberkulosa: 27.5.2 Fibroadenoma
    Dokumen1 halaman
    27.4.3 Mastitis Tuberkulosa: 27.5.2 Fibroadenoma
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • Maternal Complications With Vaginal Birt
    Maternal Complications With Vaginal Birt
    Dokumen8 halaman
    Maternal Complications With Vaginal Birt
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • Cbd-Bab I
    Cbd-Bab I
    Dokumen1 halaman
    Cbd-Bab I
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • Refrat
    Refrat
    Dokumen13 halaman
    Refrat
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen1 halaman
    1
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • Jur
    Jur
    Dokumen2 halaman
    Jur
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • Metabolisme Kalsium
    Metabolisme Kalsium
    Dokumen8 halaman
    Metabolisme Kalsium
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Soft Tissue Tumor
    Laporan Pendahuluan Soft Tissue Tumor
    Dokumen7 halaman
    Laporan Pendahuluan Soft Tissue Tumor
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • PKRS
    PKRS
    Dokumen2 halaman
    PKRS
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen1 halaman
    2
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • 10 13 1 SM
    10 13 1 SM
    Dokumen16 halaman
    10 13 1 SM
    Fikriatul Fadhilah Marala
    Belum ada peringkat
  • Asma
    Asma
    Dokumen33 halaman
    Asma
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • CBD
    CBD
    Dokumen16 halaman
    CBD
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii PDF
    Bab Ii PDF
    Dokumen15 halaman
    Bab Ii PDF
    Indah Nevhita L
    Belum ada peringkat
  • CR Rifai Tifoid
    CR Rifai Tifoid
    Dokumen26 halaman
    CR Rifai Tifoid
    Analis Kesehatan 3
    Belum ada peringkat
  • Herpes Zoster
    Herpes Zoster
    Dokumen14 halaman
    Herpes Zoster
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • Fraktur Tulang Hidung
    Fraktur Tulang Hidung
    Dokumen23 halaman
    Fraktur Tulang Hidung
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Psikiatri Kelompok F
    Lapsus Psikiatri Kelompok F
    Dokumen33 halaman
    Lapsus Psikiatri Kelompok F
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • PKRS
    PKRS
    Dokumen2 halaman
    PKRS
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • Web Pkrs Jiwa
    Web Pkrs Jiwa
    Dokumen1 halaman
    Web Pkrs Jiwa
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Penyuluhan Hemoroid Revisi
    Leaflet Penyuluhan Hemoroid Revisi
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Penyuluhan Hemoroid Revisi
    Eka Lesmana
    100% (1)
  • Psikiatri
    Psikiatri
    Dokumen2 halaman
    Psikiatri
    Bahtiar Nawabig H
    Belum ada peringkat