TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Epidemiologi
Dalam suatu negara kesejahteraan masyarakat adalah sangat penting. Salah satu indikator
yang menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara adalah Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan ibu
dan anak mendapat perhatian khusus (Kemenkes RI, 2014).
Angka kematian ibu dan anak masih sangat tinggi di Indonesia, berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia pada
tahun 2012 yaitu sebesar 359 kasus per 100.000 kelahiran hidup (kemenkes, 2014).
Sementara itu, Pemerintah Republik Indonesia menargetkan turunnya angka kematian ibu
menjadi 232 kasus per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2024 (Kemenkes RI, 2014).
KESEHATAN IBU
Namun sepertinya Angka Kematian Ibu di Jawa Timur cenderung menurun pada dua tahun
terakhir. Hal ini menggambarkan hasil kinerja yang lebih baik karena faktor dukungan baik
dari segi manajemen program KIA maupun sistem pencatatan dan pelaporan juga semakin
baik. Peningkatan keterampilan klinis petugas di lapangan tetap dilakukan dengan
melibatkan multi pihak dari Forum Penakib Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten/ Kota.
Menurut Supas tahun 2016, untuk AKI Nasional sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2019, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 89,81 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini menurun dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 91,45 per 100.000 kelahiran
hidup. Sedangkan gambaran AKI per Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada tahun 2019
adalah sebagai berikut, Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2019 tertinggi terdapat di
Kabupaten Situbondo yaitu sebesar 198,00 per 100.000 kelahiran hidup sebanyak 18 orang.
Sedangkan AKI terendah ada di Kota Batu yaitu sebesar 31,23 per 100.000 kelahiran hidup
atau sebanyak 1 orang. Untuk Kota Kediri 2019 tidak ada kematian ibu.Walaupun capaian
AKI di Jawa Timur sudah memenuhi target Renstra dan Supas, AKI harus tetap diupayakan
turun. (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2020)
Gambar 1. Angka Kematian Ibu (AKI) Per Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun
2019 (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2020)
Gambar 2. Penyebab Kematian Ibu Provinsi Jawa Timur Tahun 2015-2019 (Dinkes Provinsi
Jawa Timur, 2020)
Gambar 2 Menunjukkan bahwa tiga penyebab tertinggi kematian ibu pada tahun 2019
adalah Pre Eklamsi /Eklamsi yaitu sebesar 31,15% atau sebanyak 162 orang dan perdarahan
yaitu 24,23%, penyebab lain-lain yaitu 23,1% atau 120 orang. Penyebab lainlain turun
dikarenakan sebagian masuk kriteria penyebab gangguan metabolisme, dan sebagiannya lagi
masuk kriteria gannguan peredaran darah. Sedangkan penyebab infeksi meningkat dari
tahun 2018 yaitu 6,73% atau sebanyak 35 orang.
Dari grafik tren penyebab kematian ibu menunjukkan bahwa penyebab kematian ibu oleh
karena penyebab infeksi cenderung meningkat, sedangkan penyebab lain-lain lebih banyak
disebabkan oleh faktor penyakit yang menyertai kehamilan. Upaya menurunkan kematian
Ibu karena perdarahan dan Pre Eklamsi /Eklamsi terus dilakukan dan waspada pada
penyebab lain-lain (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2020).
Berdasarkan data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
capaian K1 dan K4 menggambarkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil, cakupan ibu
hamil K1 Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019 adalah 100,6%. Sedangkan cakupan K4
adalah 91,2%. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 yaitu K1 99,44%
dan K4 91,15%. Provinsi Jawa Timur untuk indikator K4 belum mencapai target, indikator
K4 termasuk indikator SPM (Standar Pelayanan Minimal), target adalah 100% (Dinkes
Provinsi Jawa Timur, 2020).
Gambar 3. Perkembangan Capaian Cakupan K1 dan K4 Provinsi Jawa Timur Tahun 2015-
2019 (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2020)
Gambar 4. Cakupan K1 per Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2019 (Dinkes
Provinsi Jawa Timur, 2020)
Tahun 2019 terdapat 24 (dua puluh empat) Kabupaten/Kota memiliki capaian K1 >100%,
secara kualitas terdapat peningkatan dari tahun 2018. Capaian cakupan K1 terbesar dimiliki
oleh Kabupaten Lumajang yakni sebesar 109,2%. Kabupaten Nganjuk memiliki cakupan
terendah pada tahun 2019 yaitu 89,6%. Disarankan untuk Kabupaten/Kota dibawah rata-rata
Propinsi agar meningkatkan pendataan dan pendampingan pada bumil di wilayah kerjanya
dengan melakukan ANC terpadu agar penyakit penyerta pada bumil dapat terdeteksi lebih
awal dan dapat kontak dengan petugas / Bidan pada trimester I agar bumil mendapatkan
pelayanan yang berkualitas (10 T) dan minimal 1 kali diperiksa oleh dokter (Dinkes Provinsi
Jawa Timur, 2020).
Gambar 5. Cakupan K4 per Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2019 (Dinkes
Provinsi Jawa Timur, 2020)
Gambar 5 menjelaskan bahwa 38 Kab./Kota yang mencapai target hanya Kota Madiun,
dimana target cakupan K4 untuk tahun 2019 menyesuaikan target SPM adalah sebesar
100%. Hal ini bisa dikarenakan bumil yang kontak pada petugas kesehatan banyak yang
tidak pada Trisemester pertama (K1 Murni) sehingga masih perlu kunjungan rumah yang
lebih intensif oleh bidan serta kemitraan dengan kader dan Lintas Sektor perlu untuk lebih
ditingkatkan. Capaian ibu hamil K4 tertinggi dimiliki oleh Kota Madiun yakni sebesar 100%
dan terendah dimiliki oleh Kabupaten Jember yakni sebesar 74,08%, sedangkan 2 terendah
di kota nganjuk yaitu sebesar 77,92%. (Dinkes Kota Surabaya, 2019).
Setelah dipaparkan diatas sebenarnya angka kematian ibu dan anak sudah mulai berkurang
di daerah Jawa Timur, namun ada beberapa daerah yang masih rendah. Cakupan untuk K1 di
daerah nganjuk masih rendah, padahal K1 sangat dibutuhkan untuk mendeteksi resiko dini
yang berbahaya pada kehamilan untuk itu harus dilakukan intervensi agar dapat mengurangi
angka kematian ibu dimana hal tersebut adalah salah satu indikator kesejahteraan
masyarakat. Maka dari itu kelompok kami membuat sebuah promosi kesehatan masyarakat
untuk dapat menaikkan angka kesadaran masyarakat tentang ANC. WHO merumuskan
promosi kesehatan sebagai proses mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan sehingga dapat meningkatakan derajat kesehatannya. Di Indonesia, pengertian
dari WHO telah diartikan sebagai upaya untuk meningkatakan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai social budaya setempat dan di dukung oleh kebijakan public yang berwawasan
kesehatan (Rochmah, dkk, 2015).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dalam ruang lingkup promosi kesehatannya salah
satunya yaitu mengenai integrasi Promosi Kesehatan dalam Program Kesehatan Ibu dan
Anak yang difokuskan pada pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Dari hal tersebut
kami membuat sebuah promosi kesehatan pada tatanan Rumah Tangga yang nantinya akan
disesuaikan di era pandemic Covid-19 ini yaitu dengan melakukan penyuluhan tentang
pentingnya Antenatal Care (ANC).
Pemberdayaan Masyarakat
N Kegiatan Sasaran Perilaku Isi pesan Metode Media Pela
O yang Komunikas komunikasi ksan
. diharapka i a
n
1. Pemberdayaa Ibu, -ibu hamil -Penjelasan -Media -Pamflet -DM
n masyarakat Suami, memeriks tentang Sosial -Video stase
dalam Keluarg akan ANC - IKM
perawatan Ibu a, kehamilan -Tand- Pendekat
hamil masyara nya secara tanda an
(kesdaran kat teratur ke bahaya kelompo
untuk umum petugas pada saat k
melakukan kesehatan kehamilan
ANC rutin) -Ibu
hamil dan
keluarga
segera
mencari
pertolong
an ke
tenaga
kesehatan
bila
menemui
tanda-
tanda
bahaya
saat
kehamilan
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Kota Surabaya. 2019. Profil Kesehatan 2018. Surabaya : Pemerintah Kota Surabaya
Dinas Kesehatan (Dinkes Kota Surabaya, 2019)
Dinkes Provinsi Jawa Timur. 2020. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2019. Surabaya
:Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2020)
IDAI. 2017. Imunisasi Penting Untuk Mencegah Penyakit Berbahaya. Dilihat 8 oktober 2020;
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/imunisasi-penting-untuk-mencegah-
penyakit-berbahaya (IDAI, 2017)
Kemenkes RI. 2014. Infodatin Pusat Data dan Informasi. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Kemenkes RI. 2018. Pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap Untuk Anak Indonesia. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat.
Dilihat 8 Oktober 2020; http://promkes.kemkes.go.id/?p=8986 (Kemenkes RI, 2018)
Kemenkes. 2016. Buku KIA. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes, 2016)
Kirana, Pritasari., Mulati, Erna., Rohmawati, Nida., dkk. 2020. Pedoman Bagi Ibu Hamil,
Bersalin, Nifas, Dan Bayi Baru Lahir Di Era Pandemi Covid-19. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (Kirana, dkk, 2020)
Rekadianti. 2015. Hubungan pengetahuan Bidan tentang Standar Antenatal Care (ANC) dengan
Pelaksanaannya di Wilayah kerja Puskesmas Menggala Kabupaten Tukang Bawang Tahun
2014. Yogyakarta: Journal Kedokteran UGM (Rekadianti, 2015)
Rochmah, Hafni., Rauf, Ruflina., James., dkk. 2015. Panduan Integrasi Promosi Kesehatan
dalam Program-Program Kesehatan di Kabupaten/Kota Jilid I. Jakarta : Kemenkes RI
(Rochmah, dkk, 2015)