Oleh
KELOMPOK 3 :
Yoon Marulitua Simbolon (17041000081)
Saipul Karim (170410000)
Maria Naning K. Hara (17041000048)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua).
Tanda baca berguna bagi pembaca untuk membantu memahami setiap bacaan. Tanpa tanda
baca, pembaca akan sulit mengerti maksud dari penulis melalui bacaan itu. Bayangkan saja
apabila tidak ada tanda baca, misalnya saja tanda titik (.), tentu para pembaca kebingungan
menentukan antarhubungan kalimat dan maksud dari kalimat itu karena semuanya tersambung
tanpa jeda. Dengan demikian, tanda baca sangat dibutuhkan dalam sebuah penulisan artikel
sebagai kunci atas apa yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca.
Namun sayangnya, masih banyak orang yang sudah mengerti tanda baca, tetapi belum
memahami dan menggunakan tanda baca dengan baik dan benar, terutama masalah kurang atau
salah meletakkan tanda titik (.) dan tanda koma (,). Kesalahan yang sering terjadi, misalnya
kurangnya tanda titik (.) pada suatu singkatan. Contoh, singkatan “St” pada “SMP St. Thomas
Medan”, yang seharusnya disingkat "St.” dengan tanda titik (.) setelahnya.
Tak hanya itu, masih banyak kesalahan lain, seperti salah memberi atau meletakkan
tanda dan kelebihan memberi tanda. Kesalahan tersebut disebabkan oleh beberapa, salah satunya
kesalahan yang banyak dibuat oleh para penulis artikel, terutama di artikel-artikel internet dan
makalah, yang secara tak langsung ditiru oleh para pembaca. Kesalahan bisa juga disebabkan
oleh pengaruh dari bahasa lain, misalnya bahasa Inggris, karena memang peraturan penggunaan
tanda baca antrabahasa bisa berbeda. Namun, masyarakat Indonesia wajib menggunakan apa
yang sesuai dengan peraturan penggunaan tanda baca di Indonesia
Oleh karena itu, makalah ini ditujukan untuk memberikan pemahaman mengenai jenis-
jenis tanda serta diharapkan dapat membantu masyarakat dan pembaca sekalian dalam
memahami tanda baca sehingga dapat menggunakannya dengan baik dan benar sesuai dengan
kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu
sebagai berikut :
3
BAB II
PEMBAHASAN
Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis agar kalimat-
kalimat yang kita tulis dapat dipahami orang persis seperti apa yang kita maksudkan.
4
d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan jangka waktu.
Misalnya:
1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
e. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar
pustaka.
Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai
Poestaka.
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkanbilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
Nomor gironya 5645678.
h. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Misalnya:
Acara kunjungan Adam Malik
Bentuk dan Kedaulatan(Bab I UUD ‘45)
Salah Asuhan
i. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat
atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
1 April 1985 (tanpa titik)
5
Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)
Jalan Arif 43 (tanpa titik)
Palembang (tanpa titik)
2. Tanda Koma (,)
Kaidah-kaidah pemakaian tanda koma yang harus kita terapkan adalah sebagai
berikut.
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh:
- Saya baru menerima sebuah paket berisi gaun, sepatu dan tas yang cantik.
- Ibu membeli berbagai macam buah seperti anggur, jeruk, pepaya dan apel.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang
berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh:
- Paman baru saja pulang, tetapi kami harus segera berangkat.
- Yunita bukan adik saya, melainkan adik Yeni.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
Kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
- Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
- Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
- Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya: oleh karena itu, jadi, dengan
demikian, lagi pula, meskipun, atau tetapi.
Contoh:
- Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang
pelajar.
- Oleh karena itu, kita harus hati hati.
- Akan tetapi, dia tetap harus bertanggung jawab.
e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, dan kasihan,
atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas dari kata lain
yang terdapat di dalam kalimat.
Contoh:
- O, begitu.
6
- Wah, indah sekali bunga mawar di rumahmu.
- Hati-hati, ya, jalannya licin.
- Mas, kapan pulang?
f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
- Kata ayah, “ibu akan segera pulang.”
- “Saya gembira sekali,” kata ibu, “karena kamu lulus ujian.”
g. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat
dan tanggal, dan (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
- Surat-surat ini dialamatkan kepada Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Medan, Jalan Willem Iskandar Pasar V, Medan.
- Medan, 13 Maret 2018.
- Tokyo, Jepang.
h. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Contoh:
- Junus, Umar. Sejarah dan Perkembangan ke Arah Bahasa Indonesia.
- Lembaga Penerbit IKIP Malang Pusat, 1965.
i. Tanda koma dipakai di antara tempat penerbit, nama penerbit dan tahun penerbitan.
Contoh :
- Jesica, Agnes. Firdaus Mimpi. Jakarta, Grafindo Indonesia, 2013.
- Ramlan, M. Ilmu Bahasa Morfologi. Yogja. U.P. Indonesia, 1967.
j. Tanda koma dipakai di antara nama (orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga).
Contoh:
- Ali, S.H.
- Dian Ekawati, S.Pd.
- Siti Khadija, M.A
k. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Contoh:
- 12,20 m
- 38, 45 kg
- Rp 27,50 (dua puluh tujuh rupiah lima puluh sen)
7
Catatan : Lambang Rp tidak diberi titik.
l. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.
Contoh:
- Sari, yang menginginkan penyelesaian, mulai berbicara.
- Kepala lingkungan kami, Abd. Samad, sangat ramah.
- Suti, yang sadar akan kondisinya, mulai minum obat.
m. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan dari bagian lain dalam kalimat
apabila petikan langsung tersebut berakhir deng n tanda Tanya atau tanda seru, dan
mendahului bagian lain dalam kalimat itu.
Contoh :
- “Kapan Intan tiba?” Tanya Rido.
- “Pergi kau !” kataku berseru.
Hal-hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda titik koma adalah
sebagai berikut.
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara.
Contoh :
- Malam semakin larut; pekerjaan kami belum selesai juga.
b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat setara di dalam suatu kalimat
majemuk sebagai pengganti kata penghunung.
Contoh :
- Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk di dapur; adik mengerjakan
pekerjaan rumahnya; saya berdiri mengamati mereka semua.
c. Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang
berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak
perlu digunakan kata dan.
Contoh:
- Syarat-syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini:
1) Berkewarganegaraan Indonesia;
8
2) Berijazah sarjana S1 sekurang-kurangnya;
3) Berbadan sehat;
4) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Tanda Titik Dua (:)
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda titik dua.
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
pemakaian tanda titik dua.
Contoh:
- Indonesia mengeskpor berbagai macam hasil bumi: karet, kopi, rotan, dan kopra.
- Hanya ada dua pilihan bagi pejuang saat itu: hidup atau mati.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh :
- Ketua : Prof. Dr. Ahmad Sanusi
- Sekretaris : Dr. Sulaiman
- Bendahara : Drs. A. S. Amin, M.A.
c. Titik dua dipakai dalam tesk drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Contoh :
- Bapak : “Mau pergi kemana Lezli?”
- Lezli : “Pergi kerja kelompok ke rumah Hans, Pak”.
d. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerima itu merupakan pelengkapan
yang mengakhiri pernyataan.
Contoh :
- Indonesia mengekspor kopra, karet, kopi dan rotan.
e. Tanda titik dua dipakai: (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat
dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan serta nama kota
dan penerbit buku dan acuan dalam karangan.
Contoh:
- Tempo, I (1971), 34:7
- Surah Yasin: 9
- Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
- Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga. Jakarta: Pusat Bahasa.
f. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan perbandingan.
Contoh:
9
- Perbandingan siswa laki-laki terhadap perempuan adalah 2:1.
- Perbandingan antara anak yang senang dan tidak senang belajar matematika adalah
1:3.
5. Tanda Hubung (-)
Hal-hal yang perlu kita perhatikan sehubungan dengan pemakaian tanda hubung
akan dibahas di bawah ini.
a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh:
- Di samping cara lama diterapkan juga ca-
ra baru.
- Sebagaimana kata peribahasa, tak ada ga-
ding yang tak retak.
b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau akhiran
dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris.
Contoh:
- Kini ada cara yang bar
-u untuk mengukur panas.
d. Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf dalam
kata yang dieja satu-satu.
Contoh:
- 8-4-2008
- p-a-n-i-t-i-a
10
f. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan.
1) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital
Contoh : se-Indonesia
2) ke- dengan angka
Contoh : anak ke-3
3) angka dengan –an
contoh : tahun 200-an
4) Singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata
Contoh : KTP-nya, SIM-nya
5) Nama jabatan rangkap.
Contoh : Menteri-Sekretaris Negara
g. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Contoh:
- di-smash
- di-mark-up
- pen-tackle-an
Mengenai pemakaian tanda pisah ini ada tiga hal yang kita perlu perhatikan.
a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata untuk kalimat yang member penjelasan khusus di
luar bangun kalimat.
Contoh :
- Kemakmuran bangsa itu –- saya yakin –- diusahakan oleh bangsa itu sendiri.
b. Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain, sehingga menjadi
lebih jelas.
Contoh :
- Pak Samsir –- kepala lingkungan kami –- memiliki jiwa pembangunan.
c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berate sampai dengan atau
di antara dua nama kota yang berarti ke atau sampai.
Contoh :
11
- 1980 – 2017
- Tanggal 1-26 Januari 1998
- Medan – Tebing Tinggi
Ada dua hal yang harus kita perhatikan mengenai pemakaian tanda ellipsis ini.
a. Tanda ellipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus.
Contoh :
- Maksud Yuni memeluk gunung … Ya, apa daya tangan tak sampai.
b. Tanda ellipsis menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.
Contoh :
- Sebab kecelakaan … Akan diteliti lebih lanjut.
Hal-hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda tanya adalah sebegai
berikut.
b. Tanda tanya dipakai diantara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh :
- Ia dilahirkan pada tahun 2017 (?)
- Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang
kuat.
Contoh:
- Pergi!
- Jangan diulangi lagi!
12
- Merdeka!
- Alangkah ngerinya permbunuhan itu!
- Sapu halaman itu segera!
10. Tanda Kurung (( ))
Hal-hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda kurung adalah
sebagai berikut.
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Contoh:
- “Layar terkembang” (judul sebuah roman) dikarang oleh Sutan Takdir Alisyahbana
dalam tahun 30-an.
- Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk
c. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Angka atau huruf
ini dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
Contoh:
- Pemasaran itu menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (d)
promosi.
- Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan (1) akta kelahiran, (2)
ijazah terakhir, dan (3) surat keterangan kesehatan.
a. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah
awal.
Contoh:
- Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
- Ia memberikan uang [kepada] anaknya.
13
b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (lihat pada materi sebelumnya [halaman 34-35])
perlu dijelaskan lagi.
Ada lima hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda petik.
a. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
- "Saya belum siap," kata dia, "tunggu sebentar!"
- Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
- “Saya mau pergi sekolah,” kata kakak,
b. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair/puisi, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
Contoh:
- Sajak "Aku” dikarang oleh Chairil Anwar.
c. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh:
- Cara "coba dan ralat" biasa digunakan untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang baru
dihadapi.
- “Approach” biasa diterjemahkan dengan kata “pendekatan.”
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh:
- Kata Tono, "Saya juga minta satu."
- Dia bertanya, "Apakah saya boleh ikut? "
e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik
yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat
atau bagian kalimat.
Contoh:
- Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
- Bang Komar sering disebut "pahlawan", ia sendiri tidak tahu sebabnya.
14
13. Tanda Petik Tunggal ('...')
Hal-hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda petik tunggal adalah
sebagai berikut.
a. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain.
Contoh:
- Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
- "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa
letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah
atau bahasa asing.
Contoh:
- feed-back 'balikan'
- try out ‘uji coba’
Hal-hal yang perlu kita perhatikan mengenai pemakaian tanda garis miring adalah
sebagai berikut.
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat dan penandaan
masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun ajaran.
Contoh:
- No. 7/PK/1973
- Jalan Kramat III/10
- tahun anggaran 1985/1986
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.
Contoh:
- Dikirimkan lewat darat/laut
- Harganya Rp1.500,00/lembar
- Tindakan penipuan dan/atau penganiayaan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Tanda baca adalah tanda yang dipakai didalam sistem ejaan. Tanda baca terbagi atas
berbagai jenis dan tipenya yang masing-masing mempunyai fungsi yang tidak sama. Fungsi tanda
baca secara umum adalah untuk menjaga keefektifan komunikasi. Setiap tanda baca mempunyai
aturan penggunaan dan fungsinya sendiri yang tidak dapat diganggu gugat. Penggunaan yang
salah akan menyebabkan gangguan kelancaran komunikasi. Berikut ini ada beberapa jenis tanda
baca antara lain : tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda
hubung (-), tanda Pisah (––), tanda elipsis (...), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung ((...)),
tanda kurung siku ([...]), tanda petik ("..."), tanda petik tunggal ('...'), dan tanda garis miring (/).
B. Saran
Dari uraian diatas dapat kami sarankan bahwa kita harus memahami cara menggunakan
tanda baca yang baik dan benar, untuk memberi bekal kepada kita untuk menjalani masa kuliah
selanjutnya yang penuh dengan tugas yang menuntut kemampuan dalam berbahasa yang baik dan
benar baik lisan maupun tertulis, dan kemampuan berbahasa yang benar dapat diperoleh melalui
pembiasaan, pembiasaan menulis dan pembiasaan mempraktekan kemampuan berbahasa
indonesia yang benar dalam kehidupan sehari–hari.
16
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta
17