BAB I .......................................................................................................................................................
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................
1.2. Fungsi dan Pentingnya Ilmu Ukur Tanah Dalam Pekerjaan Teknik Sipil .......................
1.3. Definisi dan Istilah ..................................................................................................................
1.4. Materi Praktikum ...............................................................................................................
1.5. Tujuan Praktikum ..............................................................................................................
1.6. Peserta Praktek ...................................................................................................................
1.7. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum .......................................................................
BAB II ......................................................................................................................................................
SIPAT DATAR........................................................................................................................................
2.1 Pengertian Sipat Datar ...........................................................................................................
2.2 Peralatan ..................................................................................................................................
2.3 Bagian-bagian Alat Sipat Datar.............................................................................................
2.4 Cara Mengoperasikan Alat Sipat Datar. ..............................................................................
2.5 Sipat Datar Memanjang. ........................................................................................................
2.6 Perhitungan. ............................................................................................................................
2.7 Sipat Datar Melintang. ...........................................................................................................
2.8 Penggambararn .......................................................................................................................
BAB III....................................................................................................................................................
PENUTUP................................................................................................................................................
4.1. Kesimpulan ..............................................................................................................................
4.2. Saran ........................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu Ukur Tanah (IUT) merupakan salah satu bagian dari suatu ilmu yang lebih luas
yaitu ilmu geodesi. Ilmu ini mempunyai dua maksud yakni:
Ilmu Ukur Tanah (IUT) ini telah dikenal sejak zaman dahulu yakni pada saat zaman
orang-orang romawi. Dimana oarang-orang romawilah yang lebih dahulu mengenalkan tentang
manfaat pengukuran tanah, sehubungan dengan pembatasan daerah-daerah kerajaan romawi
pada waktu itu. Sehingga akhirnya orang-oarang romawi membuat alat-alat ukur seperti groma
(dipakai untuk membidik), litella (sebuah kerangka berbentuk huruf A dengan sebuah
bandul/unting-unting untuk menyipat datar), serta chorobates (sebuah tepi lurus horizontal
dengan kaki penyangga dengan sebuah lekukan bagian atas untuk diisi air yang berfungsi
sebagai nivo).
Dalam pengertian yang lebih umum, Ilmu Ukur Tanah dapat di anggap sebagai disiplin
yang meliputi semua metode untuk mengumpulkan pemrosesan informasi tentang bumi dan
lingkungan fisis, atau dengan kata lain maksud praktis yang dicapai dengan melakukan
pengukuran pada permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan.
1.2. Fungsi dan Pentingnya Ilmu Ukur Tanah Dalam Pekerjaan Teknik Sipil
Lensa Centering
Optis (LCO) : (lensa centering optis) lensa yang terdapat pada Theodolite yang
digunakan untuk centering.
Pengunci Halus
Horizontal : Bagian dari theodolite yang digunakan untuk mengunci sudut
horizontal secara halus.
Kelompok XI :
SIPAT DATAR
Tinggi suatu titik diukur dari bidang datum sepanjang garis unting-unting (garis gaya
gravitasi bumi). Bidang datum yang dipakai biasanya bidang permukaan air laut rata-rata
yag sering disebut MSL (mean sea level). Bidang datum adalah suatu bidang lengkung,
akan tetapi untuk daerah pengukuran yang sempit dan untuk keperluan praktis bidang
datum dapat dianggap sebagai bidang datar.
2.2 Peralatan
Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran sipat datar adalah sebagai berikut :
1. Waterpass (sipat datar).
Alat ini merupakan alat utama untuk mengukur beda tinggi.
2. Statif (kaki tiga).
Untuk menopang alat utama untuk mengukur beda tinggi.
3. Rambu ukur.
Alat yang dibuat dari kayu atau logam, panjangnya 3m atau 5m.
Diamati melalui teropong untuk memperoleh bacaan ba, bb dan bt.
4. Pita ukur untuk mengukur jarak langsung.
5. Jalong untuk menandai titik di lapangan
6. Payung sebagai pelindung alat ukur dari sinar matahari langsung dan hujan.
7. Palu (martil) untuk memasang patok.
8. Patok dan paku untuk menandai titik ukur.
9. Cat untuk menandai patok atau titik ukur agar mudah dicari.
2.3 Bagian-bagian Alat Sipat Datar
Pada alat ukur sipat datar yang tergolong kuno, bagian alat ukur tersebut cukup
banyak sehingga cara pengaturannya pun cukup komplek. Pada alat ukur sipat datar yang
lebih baru bagian-bagian tersebut lebih sederhana sehongga pemakaiannya pun lebih
mudah namun hasilnya lebih baik. Dalam kesempatan ini akan diperkenalkan alat untuk
sipat datar uang sudah tergolong baru, yaitu TOPCON AUTOLEVEL model AT-F3 yang
ada di Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Fakultas Unmer Malang.
GAMBAR 1
Secara garis besar bagian-bagian alat ukur datar tersebut sebagai berikut :
1. Teropong.
Teropong mempunyai lensa obyektif di muka dan lensa okuler di belakang.
Perbesaran teropong 30 kali, sehingga memudahkan dalam mencari obyek yang
akan dibidik. Jarak minimum fokus sangat dekat, yaitu 0,5 m.
2. Nivo Kotak.
Nivo Kotak digunakan untuk mengatur alat sipat datar agar garis bidiknya mendatar.
Nivo kotak diatur dengan tiga sekrup penyetel. Sebuah cermin pada tutup nivo dapat
digunakan untuk pengaturan.
3. Sekrup penggerak halus horisontal.
Teropong dapat digerakkan horisontal secara halus. Untuk menepatkan pada sasaran
dipergunakan sekrup penggerak halus horisontal.
4. Alat Bidik.
Di atas teropong terdapat alat bidik untuk mengarahkan teropong pada sasaran
secara kasar.
5. Bidang pelat kaca (recticule glass).
Adalah suatu kaca datar dimana terdapat benang silang. Benang silang dapat diatur
dengan memutar-muta sekrup pengaturan dibelahan lensa okuler.
6. Pengaturan bayangan.
Di bagian samping kanan terdapat sekrup untuk mengatur bayangan agar tampak
jelas.
7. Sekrup penahan, untuk memasang alat sipat datar di atas statif (tripod).
Gambar.1 Waterpass
1. Cermin Pemantul Nivo / Reflektor
2. Visir Kasar
3. Sekrup Penahan Nivo Tabung
4. Nivo Tabung
5. Sekrup ABC
6. Plat Skala
7. Sekrup Penggerak Halus Horizontal
8. Lensa Objektif
9. Fokus
10. Piringan Skala Horizontal
11. Jendela Skala
12. Retikel
13. Lensa Okuler
Tujuan sipat datar memanjang adalah untuk mengetahui ketinggian dari titik-titik
yang dilalui, yaitu semua titik yang ditempati oleh rambu. Hasil akhir daari pekerjaan ini
adalah data ketinggian dari pilar-pilar sepanjang jalur pengukuran.
Biasanya data ketinggian ini diperlukan sebagai kerangka vertukal bagi suatu daerah
pemetaan. Di samping itu data ketinggian sipat datar memanjang dipakai untuk
menggambar profil memanjang.
Pengukuran sipat datar memanjang biasanya dilakukan dua kali, yaitu pengukuran
pergi dan pengukuran pulang. Pengukuran pergi-pulang yang diselesaikan dalam satu
hari dinamakan satu seksi. Panjang satu seksi diukur dengan mendirikan alat beberapa
kali. Pengukuran dengan satu kali mendirikan alat (jarak ke belakang dan jarak ke muka)
dinamakan satu slag.
2.1.1. Langkah Pengukuran.
Misalkan titik-titik yang akan diukur adalah titik 1, 2, 3, 4 dan 5. Lihat gambar di
bawah ini :
GAMBAR 2
3. Hitung beda tinggi tiap slag baik pengukuran pergi maupun pulang.
∆h = btbelk - btmuka
Yang dimaksud dengan sipat datar melintang adalah pengukuran sipat datar tegak
lurus dengan as (sumbu) ketika kita mengukur sipat datar memanjang. Maksud pengukuran
sipat datar melintang yaitu bersama-sama dengan pengukuran sipar datar memanjang untuk
menghitung volume dari suatu rencana bangunan, misalnya rencana jalan, selokan dan
volume lain-lainnya.
Tinggi titik-titik detail pada sipat datar melintang tidak diukur berdasarkan rambu
belakang dan rambu muka, tetapi berdasarkan pertolongan tinggi garis bidik.
Yang dimaksud pengukuran dengan cara langsung adalah pengukuran sipat datar
melintang dengan memasang alat ukur di atas titik ukur pada garis profil melintang.
Langkah pengukurannya :
1. Didirikan alat di atas titik ukur, atur hingga siap dioperasikan. Ukur tinggi alat dari
atas patok, misal ti.
2. Teropong diarahkan tegak lurus terhadap sumbu memanjang. Pasang rambu ukur di
titik-titik detail yang kan diukur tinggi-tinggi untuk menggambar profil. Pada setiap
titik detail dibaca bacaan tengah saja, yaitu bti.
3. Ukur jarak semua titik detail dari as (tempat alat).
GAMBAR 3
Langkah hitungan :
Yang dimaksud pengukuran dengan cara tidak langsung adalah pengukuran sipat
datar melintang dengan memasang alat disembarang tempat, di luar garis profil. Cara
ini lebih mudah karena dengan satu kali mendirikan alat dapat diukur beberapa
proffil.
Langkah pengukurannya :
1. Dirikan alat disembarang tempat, dapat juga pada garis profil memanjang.
Alat diatur hingga siap diopersikan. Tinggi alat tidak perlu diukur.
2. Rambu dipasang di atas titik ukur (titik acuan). Baca bacaan benang tengah (bt).
3. Rambu dipasang pada titik-titik detail dan dibaca bacaan benang tengah untuk
semua titil detail (bti).
4. Ukur jarak semua titik detail dari as dengan pita ukur
a
b
d Alat
As
e
f
g GAMBAR 4
SIPAT DATARMELINTANG DENGAN CARA TIDAK LANGSUNG
Langkah hitungan :
1. Hitung tinggi garis bidik.
Tgb = h + bt
h = tinggi titik acuan.
bt = benang tengah di titik acuan.
2. Hitung tinggi semua titik detail.
hi = Tgb - bti
2.8 Penggambararn
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pengukuran tanah merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dari suatu proyek.
Oleh sebab itu, setiap mahasiwa Teknik Sipil harus menguasai dasar-dasar pengukuran tanah.
Pengukuran dalam Teknik Sipil memiliki peran penting dalam suatu pekerjaan. Pengukuran
tersebut menggunakan alat waterpass.
Dengan adanya Praktikum Ilmu Ukur Tanah (IUT), mahasiswa dapat memahami dan
mampu menggunakan berbagai macam type alat ukur waterpass, serta mampu menangani
berbagai macam proyek pengukuran jalan, jaringan irigasi, pengukuran bangunan, dan
pekerjaan pengukuran lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan Teknik Sipil. Mahasiswa juga
dapat membuat peta situasi dan peta topografi suatu daerah yang mengacu pada cara
pengukuran tanah dan pengambilan data lapangan.
4.2. Saran
Setiap praktikum yang telah dilaksanakan tidak lepas dari bimbingan dan pengawasan
dosen pembimbing praktikum agar praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan baik,
sehingga praktikan dapat mengingat dan mengaplikasikan Ilmu Ukur Tanah (IUT) dengan baik
setelah praktikum selesai.